Anda di halaman 1dari 30

Bahan Kimia (Cair & Padat)

beserta Fungsinya
Mei 21, 2013 sirooberry

Tak kenal maka ta’aruf.. Yupss, ini juga yang harus di lakukan oleh orang kimia, selain harus
mengenal alat-alat kimia, kita juga harus mengenal bahan-bahan kimia berikut fungsinya..

Oke deeh, ini saya share beberapa bahan kimia (cair &padat) yang umum harus di ketahui..
Cekidot guys..

1. Asam Sulfat (H2SO4)

Nama Lain :

ASAM BELERANG , M = 98,1

Zwavelzuur klr air = ∞

Sulfuric acid klr alk = memecah

Schwefelsäure tt = 10, 49 td = 330 (98,3%)

Acide sulfurique

Acidum sulfuricum

A. Sifat – sifatnya :

1. Asam sulfat pekat adalah suatu cairan tak berwarna yang kental dan sangat menarik
air.
2. Asam pekat mengandung 98% H2SO4 dan mempunyai bd = 1,84. Dalam teknik
dpergunakan derajat Beaume untuk mengukur tingkat kepekatannya :

a. Asam bilik 50oBě bd 1,53 62,5%

b. Asam glover 60oBě bd 1,7 78 %

c. Asam belerang Inggris 66oBě bd 1,84 93-97%

d. Oleum (larutan SO3 dalam H2SO4) mungkin mengandung hingga


100% SO3 bebas (dengan 45% bd 1,97 asampirosulfat)

3. Asam tak murni yang berwarna sawo karena adanya zat – zat organic yang
terkandung didalamnya.
4. Zat – zat organic diperarangnya, asam pekat panas bersifat pengoksid, bila di campur
dengan air maka akan menghasilkan kalor yang besar (pembentukan hidrat), selalu
asam sedikit demi sedikit ditambahkan pada air menghasilkan asam keras.
B. Cara Membuatnya :

Dari SO2 (S di baker atau ZnS, FeS dipaggang)

1. Proses bilik – timbale, asam tidak murni, hingga 64% lebih murah daripada
2. Proses – kontak, asam pekat, gas – gas harus dimurnikan

C. Kegunannya :

1. Dalam teknik (pupuk buatan, asam chloride, asam sitrat, memurnikan minyak tanah,
zat-zat warna, peletus-peletus dll)
2. Dalam kimia orgaik (pembuatan ester-ester, eter-eter dll
3. Sebagai pengering di laboratorium
4. Sebagai pereaksi di laboratorium.

2. Asam Klorida (HCl)

Nama Lain:

ASAM CHLORIDA M = 36,47

Zoutzuur, chloorwatercroofzuur klr air = 82,3/56,1 (10oC)

Hydrochloric (muriatic) acid klr alk = 327 ml gas

Salzsäure dl et = + (mudah larut)

Acide chlorhidrique tt = -112 (cair) td = -83,7 (gas)

Acidum hydrochloricum

A. Sifat – sifatnya :

1. Asam chloride adalah larutan HCL dalam air (cair)

2. Asam pekat mengandung 38% HCL (bdnya 1,19) dan mengeluarkan asap putih

3. Merupakan asam tak murni yang berwarna kuning dikarenakan adanya besi dan zat –
zat organik

4. Di dalam air dapat larut 450 liter gas (0,76)

5. merupakan asam kuat sehingga timbale dapat larut

6. Puncak titik didihnya 20,24% pada 110oC

7. Udara yang mengandung 0,004% tidak berdampak pada pernafasan

8. % HCL = (bd – 1) x 200


B. Cara Membuatnya :

1. Menurut Leblane :

NaCl + H2SO4 -> NaHSO4 + HCL (derajat panas sedang)

NaHSO4 + NaCL -> Na2SO4 + HCL (derajat panas tinggi)

Gas dilarutkan dalam air dalam suatu bejana – bejana kecil menurut cara Arus
lawan (Van Oss I, fig 35,36)

2. Dengan mereaksikan Cl2 dan H2 dalam tabung dari kwarsa pada suhu 600oC

3. Dimasukkan ke dalam suatu tabung yang mngandung kekas yang berpijar yang
dialirkan uap air dan chlor

2H2O + 2CL2 + C -> 4HCL + CO2

C. Kegunaannya :

1. Untuk membuat chloride (chlor dibuat dari HCL Deacon)

2. Dalam perindustrian zat–zat warna (pengchloran, mengikat basa–basa organic dengan


Fe untuk penyusutan)

HCL + 2Fe – >2FeCL3 + 3H2 (reduksi)

3. Dalam bidang kimia organic

4. Sebagai bahan pereaksi di laboratorium penelitian

5. Dalam bidang kedokteran

3. Asam Nitrat (HNO3)

Nama Lain :

ASAM SENDAWA, asam nitrat M = 63,0

Salpeterzuur klr air = ∞

Nitric acid klr alk = Memecah

Salpetersäure klr et =++

Acide nitrique tt = – 42 td = 86
Acidum nitricum bd = 1,502

A. Sifat – sifatnya :

Asam nitrat biasanya mengandung NO2 terlarut, yang terbentuk pada derajat panas agak
tinggi. HNO3 mudah pecah sebagian. Botolnya mengandung uap sawo. HNO3 dapat juga
dipecahkan oleh cahaya, untuk menghindari hal tersebut maka harus di simpan dalam
botol-botol dari kaca yang berwarna. Asam nitrat merupakan asam kuat dan bersifat
pengoksid. Aqua regia : suatu cairan yang berisi satu bagian merupakan cairan asam nitrat
dan tiga bagian lainnya merupakan asam chloride pekat.

B. Cara Membuatnya :

1. Menurut Valentiner :

NaNO3 + H2SO4 -> NaHSO4 + HNO3 (Vakum)

2. Menurut Ostwald :

NH3 + 2 O2 -> NO + 3H2O) x 4

(2 NO + O2 -> 2 NO2) x 2

4 NO2 + 2 H2O -> 2 HNO3 + 2HNO2

2 HNO2 -> NO2 + NO + H2O

3. Menurut Birkeland & Eyde :

N2 + O2 -> 2 NO dsb

C. Kegunaannya :

1. Pada perindustrian kimia organic (zat-zat warna, zat-zat letus dsb)

2. Sebagai bahan dalam pembuatan pupuk buatan (Ca(NO3)2.NH4NO3 dsb)


3. Pada proses bilik – timbal

4. Di laboratorium digunakan sebagai pereaksi(sebagai asam pekat)

5. Sebagai air keras, digunakan untuk membuat agar tembaga menjadi lebih keras.

4. Natrium Klorida (NaCl)

Nama Lain :

CHLORIDANATRIUM (garam dapur) M = 58,5

Natriumchloride (keukenzout) klr air = 35,7 (0oC)/39,12

Sodium chloride (common salt) klr alk = – –

Natriumchlorid (Kochsalz) klr et = ––

Chlorure de sodium (sel common) tt = 802 td = 1413

Chloretum natrium bd = 2,165

A. Sifat – sifatnya :

1. Merupakan garam murni yang berupa hablur-hablur halus yang berbentuk kubus.

2. Bersifat dekrepitasi yaitu bila hablur-hablur tersebut dipanaskan maka akan meletus
karena larutan biangnya dalam hablur tersebut tertutup (bukan air hablur)

3. Pada air laut mengandung lk 3,5% sedangkan pada darah manusia mengandung 0,9%

4. Garam kasar dapat menarik air karena mengandung garam-garam magnesium.

B. Cara Membuatnya :

1. Didapat dari air laut (airnya diuapkan atau dibekukan)

2. Di tambang-tambang (Galisia) sebagai garam darat

3. Menurut cara Frasch di dapat dengan cara dilarutkan dalam tanah (lihat pada belerang
dan Lihat pada Van Oss I)

C. Kegunaannya :

1. Dalam perindustrian kimia digunakan sebagai bahan untuk senyawa Na dan Cl

2. Sebagai bahan untuk membuat sabun halus

3. Untuk tambahan makanan (7 – 10Kg/orang/tahun)


4. Sebagai bahan pengawet makanan

5. Natrium Hidroksida ( NaOH )

Nama Lain :

HIDROKSIDANATRIUM (soda kaustik) M = 40,0

natriumhydroxyde (caustische soda) klr air = 42(0oC)/347(100oC)

sodium hidroxide (cauistic soda) klr alk= + +

Natriumhydrozyd (Aetznatron) klr et = – – – (sukar)

hydrate de sodium tt = 318 td = 1390

hydrasnatricus (ammonia liquida) bd = 2,13

A. Sifat – sifatnya :

1. Berbentuk butir, sisik dan batang

2. Merupakan padatan berwarna putih yang dapat menarik air dan CO2

3. Larut dalam air dengan mengeluar banyak kalor

4. Dapat merusakkan kulit hingga menjadi licin

5. Lebih murah dibandingkan KOH

6. Pada lindi – natron pekat : % ≈ oBè

B. Cara Membuatnya :

1. Dari elektrolisis NaCl

2. Dari soda yang dikaustikan dengan kapur mati, reaksinya sebagai berikut :

Na2CO3 + Ca(OH)2 -> 2NaOH + CaCO3

C. Kegunaannya :

1. Sebagai bahan untuk membuat sabun

2. Dalam perindustrian kimia

3. Sebagai bahan untuk memurnikan minya tanah (untuk menghilangkan zat-zat


asamya)
4. Untuk membuat rayon viscos (salah satu cara untuk membuat sutera buatan)

5. Sebagai bahan pereaksi di laboratorium

6. Kalium Dhikromat (K2Cr2O7)

Nama Lainn :

BICHROMATKALIUM, dichromatkalium M = 294,2

kaliumbichromaat klr air = 4,9 (0o)/102

potassium dichromate klr alk = –––

Kaliumbichromat klr et = –––

bichromate de potassium tt = 398 td = (500)

bichromas kalicus bd = 2,69

A. Sifat –sifatnya :

1. Hablunya berwarna merah dan bersifat racun sekali

2. Mudah larut larut di air panas sehingga mudah dihablurkan daripada dengan air
dingin

3. Pengoksid yang banyak digunakan

4. Tidak menarik air, kebalikan dari bichromatnatrium

5. Bersifat asam dalam larutan

6. Bila ditambahkan dengan H2SO4 maka akan terbentuk asam bichromat (CrO3) yang
bersifat oksidator kuat

2CrO3 -> Cr2O3 + 3CO

B. Cara Membuatnya :

Terbuat dari chromatnatrium (lihat No. 33) yang di buat dari bichromat-natrium dengan
asam sulfat pekat. Kemudian ditambahkan dengan KCl dan bichromatkalium mulai
menghablur.

C. Kegunaannya :

1. Dalam penjamakan-chrom (biasanya garam natrium yang lebih murah)


2. Dalam industri tekstil yang digunakan dalam pencelupan, pencapan tekstil
(pembuatan cap sablon) dan sebagai perekat

3. Dalam pencetakan untuk membuat klise (chrom-gelatin)

4. Sebagai bahan untuk pembuata senyawa-senyawa chrom lainnya

5. Dalam kimia organic diguakan sebagai bahan pengoksid

6. Sebagai bahan pembersih untuk alat-alat pengukur di laboratorium (10% dari


K2Cr2O7 + H2SO4 dengan takaran sama banyak dapat menghilangkan lemaklemak
dalam pipet)

7. Sebagai bahan pereaksi di laboratorium.

7. Kalium Hidroksida (KOH)

Nama Lain :

HIDROKSIDAKALIUM M = 56,1

kaliumhydroxyde klr air = 97(0o) ; 178

potassium hidroxide klr alk = ++

Kaliumhydroxyd (Aetzkali) klr et = ++

hidrato de potassium tt = 380oC td = 1320

hydras kalicus bd = 0,815

A. Sifat – sifatnya :

1. Berbentuk butir, batang dan merupakan padatan putih yang dapat enarik air dan CO2.

2. Bila dicairkan maka akan berupa cairan jernih yang menyerupai minyak

3. Larut dalam air dan mengeluarkan banyak kalor

4. Dapat merusakkan kulit hingga menjadi licin

5. Lebih kuat dari NaOH

6. Pada Lindi – kali : % =(bd – 1)

Dan pada lindi – kali pekat % = oBè

B. Cara Membuatnya :

1. Elektrolisis KCl (Gambar lihat NaOH)


2. Garam abu dikaustikkan dengan kapur mati :

K2 CO3 + Ca(OH) -> 2KOH + CaCO3

C. Kegunaannya :

1. Sebagai bahan untuk membuat sabun lunak

2. Sebagai bahan membuat kaca

3. Sebagai bahan untuk membyat senyawa kalium dan dalam kimia organic

4. Dalam laboratorium sebagai bahan pereaksi

8. Natrium Karbonat

Nama Lain :

KARBONATNATRIUM 0 aq 10 aq

natriumcarbonat M = 106,0

sediumcarbonate dl air = 7,1(0)/45,5(100) 21,5(0)/421(100)

Natriumkarbonat dl alk = – – – –––

carbonat de sodium dl et = – – – –––

carbonas natrious tt = 851 32,5 – 34,5

bd = 2,059 1,44

A. Sifat – sifatnya :

1. Soda merupakan karbonatnatrium terhablur

2. Merupakan hablur-hablur tak berwarna yang bentuknya agak besar

3. Rasanya basa

4. Larutannya dapat bereaksi dengan alkali dan dapat menarik CO2 dari udara sehingga
terbentuk karbonat

5. Pada udara air-hablur dilepaskan maka menghasilkan soda

6. Soda kering (gecalcineerde soda atau sodex, soda ash, kalsinierte soda dan sel de
soude) tidak mengandung air hablur, sehingga ongkos pengangkutnya jauh lebih
murah
7. Soda kering dapat menarik air menjadi Na2CO3. 1 aq

B. Cara Membuatnya :

Menurut Solvay : 2NH4OH + 2CO2 -> 2NH4HCO3

2NH4HCO3 + 2NaCl -> 2NaHCO3+ 2NH4Cl

2NaHCO3 -> Na2CO3 + CO2 +H2O

2NH4Cl + Ca(OH)2 -> CaCl2 +2NH3+ 2H2O

CaCO3 -> CaO + CO2

CaO + H2O -> Ca(OH)2

Menurut Leblane (tidak di pakai lagi) :

Na2SO4 + 4 C -> Na2S + 4CO

Na2S + CaCO3 -> CaS + Na2CO3

C.Kegunaannya :

1. Bahan untuk pembuatan kaca

2. Bahan untuk pembuatan senyawa lain

3. Dalam pabrik sabun (bahan untuk pembuatan serbuk sabun,serbuk cuci)

4. Sebagai bahan pembersih

5. Di laboratorium

6. Dalam kedokteran (untuk membersihkan luka bernanah).

9. Kalium Permanganat (KMnO4)

Nama Lain :

PERMANGGANATKALIUM M = 158,0
kaliumpermanganaat klr air = 6,38/32,35(75o)

potassium permanganate klr alk = Memecah

Kaliumpermanganat klr et = –––

permanganate de potassium tt = 240

permanganas calicus bd = 2,703

A. Sifat – sifatnya :

1. Berbentuk hablur-hablur yang berbentuk jarum

2. Berwarna ungu tua

3. Jika terkena jari yang basah maka akan berwarna lembayung dan lama kelamaan akan
berwarna sawo

4. Noda yang dihasilkan dapat dihilangkan dengan hidrosulfit-Na (NaHSO3)/biosulfit


atau ditionit-Na/hidrosulfat

5. Larut dalam cuka es, piridina, methanol dan aseton

6. Dan tidak dapat di saring dengan kertas saring biasa.

B. Cara Membuatnya :

1. Batu kawi dipanaskan dengan KOH dan dialiri dengan udara. Reaksinya sebagai
berikut :

2MnO2 + 4KOH + O2 -> 2K2MnO4 + 2H2O

Kemudian manganat yang terbentuk dilarutkan dalam air dan dielektrolisis. Reaksinya
sebagai berikut :

K2MnO4 -> K + KMnO4

Setelah itu larutan K2MnO4 tersebut dialiri dengan chlor. Sehingga dihasilkan reaksi
sebagai berikut :

2K2MnO4 + Cl2 -> 2KMnO4 + 2KCl

C. Kegunaannya :

1. Sebagai bahan pengoksid dalam kimia organic


2. Di laboratorium (oksidimetri)

3. Dalam kedokteran sebagai bahan pembasmi kuman penyakit (obat kumur dengan
larutan 0,1%)

4. Sebagai bahan pemutih (minyak zaitun, bunga karang dan bahan tekstil)

10. Natrium Sulfat (Na2SO3)

Nama Lain :

SULFITNATRIUM M = 252,2

natriumsulfiet klr air = 32,8(0oC)/196 (40oC)

sodiumsulphite klr alk = –

Natriumsulfit klr et = –

sulphite de sodium tt = 150 (-7aq), td = Memecah

sulfis natricus bd = 1,561

A. Sifat – sifatnya :

1. Berupa hablur-hablur yang bersegi banyak

2. mudah menarik air

3. Tidak tahan lama, tergantung pada kelembaban udara

4. Rasanya seperti SO2

5. Netral terhadap PP, karena sering mengandung sedikit soda sehingga reaksinya alkali

6. Mudah menyusut.

B. Cara Membuatnya :

Sejumlah larutan soda dialirkan SO2 hingga jenuh, sehingga terbentuk hidrosulfitnatrium.
Reaksinya sebagai berikut :

Na2CO3 + 2SO2 + H2O -> 2NaHSO3 + CO2

Setelah itu larutan tersebut ditambahkan dengan larutan soda dengan perbandingan 1 : 1,
sehingga reaksinya sebagai berikut :

Na2CO3 + 2NaHSO3 -> 2Na2SO3 + CO2 + H2O


C. Kegunaannya :

1. Dalam fotograpi, sebagai pembangkit (sebagai pereaksi atau penyusut

2. Sebagai bahan pemutih selulosa (kotoran dapat direaksikan)

3. Sebagai antichlor dalam perindustrian kertas dan tekstil

4. Sebagai bahan untuk membuat ti

sifat-sifat zat kimia

No. Nama Zat Kimia Rumus Sifat Zat

1 Alkohol (etanol) C2H5OH Zat cair tidak berwarna, mudah terbakar, kadar 95
% berat. Digunakan antara lain sebagai pelarut

2 Alizarin C14H6O2(OH)2 indikator asam basa. 0,1 gram dalam air. Daerah
perubahan antara ph 5,4-6,6 ; warna dari bening
ke kuning. 0,1 % dalam etil alkohol. Daerah
perubahan warna antara pH 5,6-7,2; warna dari
kuning ke merah. Kristal berwarna kuning

3 Alfa naftol C10H7OH Kristal berwarna kuning

4 Alumunium klorida AlCl3 Kristal tak berwarna, larut dalam air dan
terhidrolisa, sangat higroskopis

5 Alumunium nitrat Al(NO3)3 Kristal tak berwarna, larut dalam air dan
terhidrolisa, sangat higroskopis

6 Alumunium sulfat Al2(SO4)3.18 H2O Kristal tak berwarna, , larut dalam air dan
terhidrolisa

7 Amilum (C6H10O5)n Zat padat putih, indikator untuk yodium

8 Amil alkohol C5H11OH Zat cair tidak berwarna

9 Ammonium (NH4)2Cr2O7 Kristal berwarna orange, larut dalam air


dikromat

10 Amonium NH3(aq) Kadar 34-35 % (18 M), BJ: 0,880, zat tak berwarna
hidroksida

11 Amonium klorida NH4Cl Kristal tak berwarna, larut dalam air, disebut juga
garam salmiak

12 Amonium karbonat (NH4)2CO3 Kristal tak berwarna, larut dalam air


13 Amonium nitrat NH4NO3 Kristal tak berwarna, larut dalam air

14 Amonium molibdat (NH4)2MoO4 Kristal tak berwarna, larut dalam air, pereaksi
untuk ion natrium

15 Amonium oksalat (NH4)2C2O4 Kristal tak berwarna, larut dalam air

16 Amonium sulfat (NH4)2SO4 Kristal tak berwarna, larut dalam air

17 Amonium tiosianat NH4SCN Kristal tak berwarna, larut dalam air, disebut juga
amonium rodanida

18 Anilin biru C32H25N3Na2O9S3 Fiksatif untuk fungal myelia

19 Anilin klorida C6H5NH3Cl Fiksatif untuk lignin

20 Anilin sulfat (C6H5NH3)2SO4 Zat pewarna pembuluh kayu

21 Arsen trioksida As2O3 Kristal putih, bersifat racun, disebut juga


warangan

22 Asam asetat biang CH3COOH Kadar 99-100 % (18 M), BJ: 1,06 zat cair tak
berwarna, asam lemah, bau khasyang
merangsang. Asam asetat encer kadarnya 30 % (5
M) BJ:1,04

23 Asam benzoat C6H5COOH Kristal berbentuk jarum, tak berwarna, sedikit


larut dalam air, bahan pengawet

24 Asam borat H3BO3 Kristal berbentuk sisik, sedikit larut dalam air,
asam lemah. Larutan 3 % digunakan sebagai
antiseptic

25 Asam fosfat H3PO4 Zat cair tak berwarna, kental seperti sirup, asam
lemah. Kadar 85 % (14,6 M) BJ:1,69

26 Asam klorida HCl Asam klorida pekat kadarnya 36 % (12 M) BJ: 1,18
, tak berwarna, asam kuat. Kadarnya 9 % (3 M) BJ:
1,04. Asam klorida teknis berwarna kuning

27 Asam nitrat HNO3 Asam nitrat pekat kadarnya 65 % (14 M) BJ 1,39 .


zat cair tak berwarna, asam kuat, oksidator. Asam
nitrat encer kadarnya 9 % (3 M) BJ: 1,05. Asam
nitrat berasap kadarnya 99 % (21 M) BJ: 1,51

28 Asam oksalat H2C2O4. 2 H2O Kristal tak berwarna, larut dalam air, bersifat
racun

29 Asam salisilat C6H4(OH)(COOH) Kristal berbentuk jarum, tak berwarna, larut dalam
alkohol, menyublim bila dipanaskan. Mempunyai
sifat antiseptic

30 Asam sitrat C3H4(OH)(COOH). 3 Kristal tak berwarna, larut dalam air, banyak
H2O digunakan pada pembuatan limun

31 Asam sufat H2SO4 Asam sulfat pekat kadarnya 96 % (18 M) BJ:1,84.


Zat cair tak berwarna, kental, bersifat higroskopis,
oksidator, asam kuat. Asam sulfat encer kadarnya
25 % (3 M) BJ: 1,18

32 Asetal dehide CH3CHO Zat cair tak berwarna, berbau khas, berasap,
mudah terbakar

33 Aseton CH3COCH3 Zat cair tak berwarna, mudah terbakar, banyak


digunakan sebagai pelarut

34 Barium hidroksida Ba(OH)2. 8 H2O Zat padat berwarna putih, larut dalam air,
larutannya disebutair barit, basa kuat. Pereaksi
untuk gas CO2

35 Barium klorida BaCl2.2 H2O Kristal tak berwarna, larut dalam air

36 Barium nitrat Ba(NO3)2 Kristal tak berwarna, larut dalam air

37 Benzena C6H6 Zat cair tak berwarna, mudah terbakar, banyak


dipakai sebagai pelarut

38 Besi (II) klorida FeCl2..6 H2O Kristal tak berwarna, larut dalam air, mudah
teroksidasi oleh udara

39 Besi (III) klorida FeCl3.7 H2O Zat padat berwarna coklat, larut dalam air, dan
mengalami hidrolisis

40 Besi (III) sulfat Fe2(SO4)3 Zat padat berwarna hijau muda, larut dalam air,
mudah teroksidasi oleh udara

41 Besi (II) amonium FeSO4.(NH4)2SO4.6 Disebut juga garam mohr. Zat padat berwarna
sulfat H2O hijau muda, larut dalam air, lebih sukar dioksidasi
daripada FeSO4 , dipakai sebagai pengganti FeSO4

42 Besi (II) sulfida FeS Disebut juga pirit, zat padat berwarna coklat
hitam, digunakan pada pembuatan gas H2S

43 Bismuth (II) klorida BiCl3 Zat padat berwarna putih kekuningan larut dalam
air, terurai menjadi oksiklorida, dan higroskopik

44 Bismuth (III) nitrat Bi(NO3)3.5 H2O Zat padat tak berwarna, larut dalam air,
mengandung sedikit asam nitrat, higroskopik

45 Boraks Na2B4O7.10 H2O Kristal tak berwarna, digunakan antara lain untuk
menguji ion logam

46 Brom fenol biru C19H10O5SBr4 Indikator asam basa. Zat padat berwarna jingga
muda, tidak larut dalam air, larut dalam alkohol
atau alkali encer. Daerah perubahan warna antara
pH 3,0 sampai 4,6. Perubahan warna kuning biru-
ungu

47 Brom kresol hijau C19H8O5Br2 Indikator asam basa. Zat padat berwarna putih,
sedikit larut dalam air, larut dalam alkohol atau
alkali encer. Daerah perubahan warna antara pH
3,8 sampai pH 5,4. Perubahan warna dari kuning
ke hijau

48 Brom kresol ungu C21H16O5SBr2 Indikator asam basa. Zat padat berwarna merah
muda, tidak larut dalam air, larut dalam alkohol
atau alkali encer. Daerah perubahan warna antara
pH 5,2 sampai 6,8. Perubahan warna dari kuning
ke ungu

49 Brom timol biru C19H30O5Br Indikator asam basa. Zat padat tidak larut dalam
air, larut dalam alkohol atau alkali encer. Daerah
perubahan warna antara pH 6,0 sampai 7,6 .
Perubahan warna dari kuning ke biru

50 Diklorofenol C12H6Cl12NO2Na Serbuk berwarna hijau tua, indikator oksidasi-


indofenol natrium reduksi. Pereaksi untuk vitamin C

51 Dimethil glioksin C4H8O2N2 Zat padat berwarna putih, tidak larut dalam air,
larut dalam alkohol. Pereaksi untuk nikel

52 Butanol C4H9OH Zat cair tak berwarna, mudah terbakar. Banyak


digunakan sebagai pelarut

53 Dinatrium NaHPO4. 7 H2O Zat padat berwarna putih, larut dalam air
hydrogen fosfat

54 Eosin C20H6O9N2Na2Br2 Serbuk bewarna merah, larut dalam air dan


alkohol, larutannya memberikan fluoresensi hijau,
sebagai pewarna jaringan hijau

55 Etanol C2H5OH Zat cair tidak berwarna, mudah terbakar, kadar 95


% berat. Digunakan antara lain sebagai pelarut
56 Etil asetat CH3COOC2H5 Zat cair tak berwarna, berbau esen, digunakan
sebagai pelarut

57 Etil klorida C2H5Cl Zat cair, mudah menguap, mudah terbakar.


Sebagai zat pendingin dan pembius local

58 Fenol C6H5OH Kristal tak berwarna, larut dalam air, bersifat


asam. Digunakan sebagai desinfektan. Jika terkena
kulit dapat menyebabkan luka bakar

59 Fenolftalein C20H14O4 Indikator asam basa. Zat padat berwarna putih,


larut dalam alkohol. Daerah perubahan warna
antara pH 8,2 sampai 10,0 dari tak berwarna ke
merah

60 Fenil hidrazin HCL C6H4N2H3.HCl Zat padat berwarna kuning, sebagai pereaksi
sakarida yang memberikan reaksi osazon

61 Formalin HCOH Formalin adalah larutan 40% formaldehid dalam


air. Larutan 5% digunakan untuk keperluan biologi
(mengawetkan hewan dan tumbuhan)

62 Floroglusional C6H6O3.2 H2O Zat padat berwarna putih, digunakan sebagai


pereaksi lignin dan pentose

63 Galaktosa C6H12O6 Zat padat berwarna putih, larut dalam air

64 Glukosa C6H12O6 Zat padat berwarna putih, larut dalam air, disebut
juga dekstrosa

65 Glukosa fosfat C6H13O9P Digunakan pada reaksi biokimia

66 Gliserin C3H5(OH)3 Zat cair tak berwarna, kental seperti sirup, dipakai
untuk keperluan kosmetik dan bahan peledak

67 Hydrogen H2O2 Zat cair tak berwarna, larut diperdagangkan


peroksida dengan kadar 35%. Bersifat mudah terurai

68 Kadmium klorida CdCl2.2 ½ H2O Kristal tak berwarna, larut dalam air, banyak
digunakan untuk fotografi

69 Kadmium sulfat CdSO4.2 2/3 H2O Zat padat tak berwarna, larut dalam air, bersifat
higroskopik

70 Kalium dikromat K2Cr2O7 Zat padat berwarna jingga, larut dalam air,
digunakan sebagai indicator

71 Kalium K4Fe(CN)6.3 H2O Kristal berwarna kuning, larut dalam air, pereaksi
heksasianoferat (II) untuk ion besi (III)

72 Kalium K3[Fe(CN)6] Kristal berwarna merah, larut dalam air, pereaksi


heksasianoferat untuk ion besi (II)
(III)

73 Kalium hidroksida KOH Zat padat berwarna putih, larut dalam air.
Digunakan antara lain pada pembuatan sabun

74 Kalium bromida KBr Kristal tak berwarna, larut dalam air

75 Kalium klorat KClO3 Zat padat berwarna putih, sedikit larut dalam air,
dipakai sebagai bahan untuk membuat gas oksigen
di laboratorium

76 Kalium klorida KCl Zat padat berwarna putih, larut dalam air,
digunakan pada pembuatan KOH

77 Kalium kromat K2CrO4 Kristal berwarna kuning, larut dalam air

78 Kalium natrium KNaC4H4O6.4 H2O Zat padat berwarna putih, larut dalam air, disebut
tartrat juga garam Seignette/Rochele

79 Kalium nitrat KNO3 Zat padat tak berwarna, larut dalam air, disebut
juga sendawa cili. Digunakan antara lain sebagai
campuran pupuk, bahan peledak, petasan dan
kepala korek api

80 Kalium KMnO4 Kristal yang berwarna ungu kehitaman, larut


permanganat dalam air dengan warna ungu, digunakan sebagai
oksidator

81 Kalium sianida KCN Zat padat berwarna putih, higroskopik, larut dalam
air. Bersifat racun keras. Digunakan antara lain
sebagai campuran bahan penyeduh

82 Kalium sulfat K2SO4 Kristal tak berwarna, larut dalam air. Digunakan
antara lain sebagai campuran pupuk

83 Kalium tiosianat KSCN Disebut juga kalium rodanida. Kristal tak


berwarna, larut dalam air, dengan ion besi (III)
menjadi merah

84 Kalium iodide KI Kristal tak berwarna, bila lama kena udara


berubah menjadi kuning. Larut dalam air,
digunakan untuk membuat larutan yodium

85 Kalsium hidroksida Ca(OH)2 Zat padat berwarna putih, sedikit larut dalam air,
larutannya disebut air kapur. Berubah menjadi
keruh bila kena udara

86 Kalsium karbonat CaCO3 Batu kapur atau batu pualam terdapat di alam,
dengan larutan HCl menghasilkan gas CO2

87 Kalsium klorida CaCl2 Zat padat berwarna putih, larut dalam air, bersifat
higroskopik

88 Kalsium oksida CaO Zat padat berwarna putih, disebut kapur tohor,
dengan air menimbulkan panas, sebagi bahan
pengering

89 Kanada balsam Perekat kaca, mempunyai indeks bias sama


dengan kaca

90 Kaolin H2Al2Si2O8.H2O Zat padat berwarna putih. Bahan untuk membuat


porselen. Tidak larut dalam air, asam dan alkali

91 Kalsium hipoklorit Ca(ClO)2 Serbuk berwarna putih, bersifat oksidator. Banyak


digunakan sebagai bahan pemutih dan untuk
membuat Cl2

92 Karbon disulfide CS2 Zat cair tidak berwarna, berbau belerang, mudah
terbakar, bersifat racun. Digunakan sebagai
pelarut minyak, lemak, karet dan resin

93 Karbon CCl4 Zat cair tidak berwarna, berbau khas, sebagai


tetraklorida pelarut minyak/lemak, tidak dapat dibakar

94 Kertas indikator Indikator asam basa yang dapat menunjukkan pH


universal antara 1-11

95 Klorobutol CCl3.C(CH3)2OH Kristal berwarna putih, bau dan rasanya seperti


kamfer. Memperlambat gerakan mikro organism
dan antiseptic

96 Kloroform CHCl3 Zat cair tak berwarna, berbau khas, rasanya manis.
Digunakan sebagai pelarut terutama untuk
minyak. Bersifat bius

97 Kobalt (II) klorida CoCl2.6 H2O Kristal bewarna merah, yang anhydrous berwarna
biru. Bersifat agak higroskopik, larut dalam air

98 Kobalt (II) nitrat Co(NO3)2.6 H2O Zat padat bewarna merah, larut dalam air dan
alkohol. Larutan 0,5% dipakai sebagai penawar
keracunan HCN

99 Kolkhisin C22H25ON6 Serbuk berwarna kuning muda, alkaloid, pahit dan


sangat beracun

100 Kongo merah C32H22O6N6S2Na2 Serbuka berwarna merah coklat. Indikator asam
basa. Daerah perubahan warna antara pH 3,0
sampai pH 5,0. Perubahan dari biru ungu ke merah

101 Krom (III) klorida CrCl3.6 H2O Zat padat berwarna hijau kehitaman, sangat
higroskopik larut dalam air

102 Krom (III) nitrat Cr(NO3)3.9 H2O Kristal berwarna merah ungu, larut dalam air dan
alcohol

103 Krom (III) sulfat Cr(SO4)3.15 H2O Zat padat berwarna hijau tua, larut dalam air

104 Ksilena C6H4(CH3)2 Zat cair tak berwarna, mudah terbakar, dipakai
sebagai pelarut dan membersihkan lensa
mikroskop

105 Lakmus Indikator asam basa. Zat padat berwarna biru,


hanya sebagian larut dalam air. Dalam asam
berwarna merah, dalam basa berwarna biru

106 Magnesium klorida MgCl2.6 H2O Kristal tak berwarna, larut dalam air, sangat
higroskopik

107 Magnesium sulfat MgSO4.7 H2O Kristal tak berwarna, larut dalam air, disebut juga
garam inggris

108 Mangan dioksida MnO2 Disebut juga batu kawi. Zat padat berwarna hitam,
oksidator. Digunakan antara lain pada pembuatan
batu batere

109 Mangan sulat MnSO4.4 H2O Kristal yang berwarna merah muda, larut dalam
air

110 Methanol CH3OH Zat cair tak berwarna, mudah terbakar, bersifat
racun, sebagai pelarut

111 Metilen biru C16H18N3CIS.3 H2O Indikator oksidator reduksi. Zat pewarna pada
mikroskop. Larut dalam air dan alcohol

112 Metil jingga C14H14O3N3SNa Indikator asam basa. Zat padat larut dalam air,
tidak larut dalam alkohol. Daerah perubahan
warna antara pH 3,1-4,4. Perubahan warna dari
jingga ke kuning

113 Metil merah C15H15O2N3 Indikator asam basa. Tidak larut dalam alkohol,
sedikit larut dalam air. Daerah perubahan warna
antara pH 4,2-6,2. Perubahan warna dari merah ke
kuning

114 Metil ungu C31H34N3Cl Kristal berwarna hijau tua, larut dalam air.
Indikator asam basa. Daerah perubahan warna
antara pH 4,2-6,2. Perubahan warna dari merah ke
kuning

115 Naftalena C10H8 Zat padat berwarna putih, tidak larut dalam air,
mudah menyublim. Disebut juga kamfer

116 Natrium asetat CH3COONa.3 H2O Kristal tak berwarna, berbau cuka, larut dalam air.
Larutannya bersifat asam.

117 Natrium NaHCO3 Disebut juga soda kue. Zat padat berwarna putih,
bikarbonat larut dalam air. Digunakan antara lain untuk
mengembangkan adonan roti

118 Natrium bromida NaBr Kristal bewarna putih, larut dalam air

119 Natrium NaH2PO4.H2O Zat padat bewarna putih dan larut dalam air
dihidrogenfosfat

120 Natrium fosfat Na3PO4.12 H2O Disebut juga tritanium fosfat. Kristal tak berwarna,
larut dalam air

121 Natrium hidroksida NaOH Zat padat bewarna putih, bersifat higroskopik.
Larut dalam air, basa kuat. Digunakan dalam
industry sabun, tekstil, dan kertas

122 Natrium karbonat Na2CO3.10 H2O Zat padat tak berwarna, larut dalam air,
larutannya bersifat basa. Banyak digunakan dalam
industry sabun, kaca, dan zat warna

123 Natrium klorida NaCl Zat padat berwarna putih, larut dalam air, disebut
juga garam dapur

124 Natrium nitrat NaNO3 Zat padat berwarna putih, larut dalam air, disebut
juga garam Cili, digunakan sebagai pengawet
daging

125 Natrium oksalat Na2C2O4 Zat padat berwarna putih, larut dalam air

126 Natrium peroksida Na2O2 Zat padat berwarna kuning, bereaksi dengan air.
Mudah terurai dalam udara, dan oksidator

127 Natrium silikat Na2SiO3 Disebut juga air kaca natron. Digunakan antara
lain sebagai bahan perekat, pengawet telur, dan
pengisi pada sabun
128 Natrium sulfat Na2SO4.10 H2O Kristal tak berwarna, larut dalam air. Disebut juga
garam glauber, digunakan pada industri tekstil,
kaca, dan pabrik kertas

129 Natrium sulfida Na2S.9 H2O Kristal tak berwarna, menjadi kuning bila kena
udara atau cahaya. Larut dalam air

130 Natrium sulfit Na2SO3.7 H2O Kristal tak berwarna, larut dalam air, reduktor.
Digunakan pada pembuatan SO2

131 Natrium tetraborat Na2B4O7.10 H2O Kristal tak berwarna, digunakan antara lain untuk
menguji ion logam

132 Natrium tiosulfat Na2S2O3.5 H2O Kristal tak berwarna, larut dalam air. Sambil
menyerap kalor, disebut juga garam hipo

133 Nikel sulfat NiSO4.7 H2O Zat padat hijau muda, larut dalam air, dipakai
antara lain untuk penyeduhan

134 Perak asetat AgC2H3O2 Zat padat berwarna putih, larut dalam air

135 Perak nitrat AgNO3 Zat padat tak berwarna, larut dalam air. Sensitif
terhadap cahaya, disimpan dalam botol

136 Pirogalol C6H3(OH)3 Kristal putih, digunakan untuk menentukan kadar


oksigen

137 Raksa (I) klorida Hg2Cl2 Zat padat berwarna putih, sukar larut dalam air,
bersifat racun. Disebut juga kalomel

138 Raksa (II) klorida HgCl2 Zat padat berwarna putih, sedikit larut dalam air,
racun keras, disebut juga sublimat

139 Raksa (II) nitrat Hg(NO3)2.2 H2O Zat padat berwarna putih, sedikit larut dalam air,
bersifat racun

140 Raksa (II) oksida HgO Zat padat berwarna merah. Bersifat racun, bila
dipanaskan terurai menjadi raksa dan gas oksigen

141 Seng klorida ZnCl2 Kristal berwarna putih, larut dalam air

142 Seng sulfat ZnSO4.7 H2O Zat padat berwarna putih, sedikit larut dalam air

143 Stronsium klorida SrCl2 Zat padat berwarna putih, sedikit larut dalam air

144 Sudan III C22H16N4O Serbuk berwarna merah coklat, tidak larut dalam
air, larut dalam kloroform dan asam asetat glacial,
untuk menguji lemak
145 Tembaga (II) asetat Cu(C2H3O2)2.2 H2O Serbuk berwarna hijau tua, larut dalam air dan
terhidrolisa

146 Tembaga (II) CuCl2.2 H2O Kristal berwarna biru kehijauan, larut dalam air
klorida

147 Tembaga (II) CuCO3 Kristal berwarna biru, sukar larut dalam air, dalam
karbonat ammonia membentuk senyawa kompleks

148 Tembaga (II) oksida CuO Zat padat berwarna hitam

149 Tembaga (II) sulfat CuSO4.5 H2O Kristal berwarna biru, larut dalam air, disebut
terusi. Bila dipanaskan menjadi putih membentuk
garam anhydrous. Berguna untuk membuat
larutan benedict dan fehling

150 Timah (II) klorida SnCl2.2 H2O Zat padat berwarna putih, sedikit larut dalam air,
dan terhidrolisa

151 Timbal (II) sulfat PbSO4 Serbuk berwarna putih, sukar larut dalam air

152 Timbal (II) nitrat Pb(NO3)2 Zat padat berwarna putih, sedikit larut dalam air,
dan terhidrolisa

153 Toluena C6H5CH3 Zat cair tak berwarna, sukar larut dalam air

154 Iodium I2 Zat padat berwarna hitam mengkilap, mudah


menyublim, warnanya ungu. Larut dalam KI, CHCl3,
dan CCL4

155 Urea CO(NH2)2 Zat padat berwarna putih, larut dalam air.
Digunakan sebagai pupuk

156 Asam Semut HCOOH Zat cair yang tidak berwarna, berbau
tajam/menyengat, dapat larut sempurna
dengan air

157 Natrium Nitrit NaNO2 Zat cair tidak berwarna,bersifat toksin bila
dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan

158 Uranil Asetat UO2(CH3COO)2 Zat berwarna kuning, Digunakan dalam


proses pewarnaan

159 Massa molekul 133,10g mol-1


Asam Aspartat C4H7NO4 Titik lebur 270-271 °C
Massa jenis 1,23 g cm-3
Titik isoelektrik 2,77
pKa 1,95
9,66

160 Massa molar 146,141446 g/mol


Penampilan Kristal putih
Densitas 1,36 g/cm³
Asam Adipat C6H10O4 Titik leleh 152 °C (425 K)
Titik didih 337 °C (610 K)
Kelarutan dalam air sedikit larut
Keasaman (pKa) 4,43, 5,41

161 Massa molar 179,17 g/mol


Asam Hipurat C9H9NO3 Titik leleh 187 - 188 °C
Titik didih 240 °C (dekomposisi)

162 Massa molar 441.4 g mol−1


Penampilan bubuk krital berwarna
oranye-kekuning-kuningan
Asam Folat C19H19N7O6
Titik leleh 250 °C (523 K), decomp.
Kelarutan dalam air 0.0016 mg/ml (25 °C)
Keasaman (pKa) 1st: 2.3, 2nd: 8.3

163 Massa molar 116,07 g/mol


Penampilan Putih padat
Densitas 1,635 g/cm³, padat
Asam Fumarat C4H4O4
Titik leleh 287 °C
Kelarutan dalam air 0,63 g/100 mL
Keasaman (pKa) pka1 = 3,03, pka2 = 4,44

164 Massa molekul 147,13g mol-1


Titik lebur 247-249 °C
Massa jenis 1,538g cm-3
Asam Glutamat C5H9NO4
Titik isoelektrik 3,22
pKa 2,16
9,58

165 Massa molar 74,04 g mol-1


Densitas g cm-3
Asam Glioksilat C2H2O3
Titik leleh -93 °C
Titik didih 111 °C

166 Massa molar 116,1 g/mol


Penampilan putih padat
Asam Maleat C4H4O4 Densitas 1,59 g/cm³, padat
Titik leleh 131-139 °C terurai
Titik didih 135 °C terurai
Kelarutan dalam air 78 g/100 ml (25 °C)
Keasaman (pKa) pka1 = 1,83, pka2 = 6,07

167 Massa molar 354.31 g/mol


Asam Klorogenat C16H18O9 Densitas 1.28 g/cm3
Titik leleh 207 - 209 °C

168 Massa molar 104,03 g/mol


Densitas 1.619 g/cm3, padat
Asam propanadioat C3H4O4 Titik leleh 135-136 °C (408-409 K)
Titik didih Terurai
Kelarutan dalam air Larut secara penuh

169 Massa molar 172,20 g/mol


190,22 g/mol (monohidrat)
Penampilan padatan tidak berwarna
(putih)
asam tosilat C7H8O3S Titik leleh 106-107 °C
103-106 °C (monohidrat)
Titik didih 140 °C pada 20 mmHg
Kelarutan dalam air 67g/100 ml
Keasaman (pKa) -2,8

170 SMILES
Asam Pantotenat C9H17NO5 CC(C)(CO)[C@@H](O)C(=O)NCCC(=O)O
Massa molar 219.23 g mol−1

171 Massa molar 138,12 g/mol


Densitas 1,44 g/cm3
Titik leleh 159 °C
Asam Salisat C7H6O3 Titik didih 211 °C (2666 Pa)
Kelarutan dalam kloroform, etanol,
metanol kloroform 0,19 M; etanol 1,84 M;
metanol 2,65 M [1]

172 Massa molar 82,07 g/mol


Asam Sulfit H2SO3 Klasifikasi EU Korosif(C)
Titik nyala Tak ternyalakan

173 Massa molar 148.17 g/mol


Penampilan kristal
Densitas 1.2475 g/cm3
Titik leleh 134 °C
Asam Sinamat C9H8O2 Titik didih 300 °C
Kelarutan dalam air 0.4 g/L
Kelarutan dalam chloroform, ethanol,
methanol kloroform 0.93 M, etanol 0.86
M, metanol 1.1 M Solubility of cinnamic
acid in non-aqueous solvents
Keasaman (pKa) 4.44
Klasifikasi EU Irritant (Xi)
Titik nyala >110 °C

174 Massa molar 163.4 g/mol


Densitas dan fase 1.63 g/cm3, padatan
Titik lebur 57 °C
Asam Trikloroasetat CCl3COOH
Titik didih 196 °C
Penampilan padatan putih
Keasaman (pKa) 0.77

175 Massa molar 172,20 g/mol


190,22 g/mol (monohidrat)
Penampilan padatan tidak berwarna
(putih)
Asam p-
C7H8O3S Titik leleh 106-107 °C
toluenasulfonat
103-106 °C (monohidrat)
Titik didih 140 °C pada 20 mmHg
Kelarutan dalam air 67g/100 ml
Keasaman (pKa) -2,8

176 Massa molar 288,299 g/mol


Asam Armstrong C10H8S2O6
Bahaya utama korosif

177 Berupa kristal tak berwarna atau bubuk


putih Pada 512 °C,[1],
Kalsium Hidroksida Ca(OH)2
kalsium hidroksida terurai menjadi kalsium
oksida dan air.

178 Massa molar 107,1233 g/mol


Densitas 0,79 g/cm³
Litium
C6H14LiN Kelarutan dalam air Bereaksi dengan air
diisopropilamida
Keasaman (pKa) 34
Bahaya utama korosif

179 Litium Massa molar 167,326 g/mol


C6H18LiNSi2
bis(trimetilsilil)amida Bahaya utama mudah terbakar

180 Aluminium oksida Al2 O3 insulator (penghambat) panas dan listrik


yang baik.

keras, sehingga digunakan sebagai bahan


abrasif.

181 Aluminium oksida Al2 O3 insulator (penghambat) panas dan listrik


yang baik.
keras, sehingga digunakan sebagai bahan
abrasif.

182 Aluminium Al (OH)3 -merupakan senyawa amfoter.


hidroksida
-Titik lebur=300 °C, 573 K, 572 °F

- merupakan iritant.

183 Amonium NH4 HCO3 Titiklebur=107,5 º F,


bikarbonat
Pada suhu kamar berupa kristal putih.

184 Amonia NH3 -mendidih pada -33,34 ° C, (-28,012 ° F)

-berupa gas dengan bau menyengat yang


khas

-bersifat basa yang kuat.

185 Barium sulfat BaSO4 adalah kristal putih solid yang tidak larut
dalam air

TL=1580 ° C, Td=1600 ° C

186 Barium kromat BaCrO4 Berupa bubuk kuning berwarna kuning.

tidak larut dalam air , tetapi larut dalam


asam.

zat pengoksidasi yang beracun dan dapat


menyebabkan iritasi.

187 Barium iodida Bai 2 TL=711 ° C (anhidrat) dan 740 ° C (dihidrat)

berupa kristal putih (anhidrat) dan kristal


tak berwarna (dihidrat)

merupakan senyawa beracun.

188 Berilium klorida BeCl2 Berupa kristal kuning

TL=399 ° C,, Td=399 ° C,

digunakan sebagai katalis dalam beberapa


reaksi organic.

189 Berilium fluorida BEF2 Berupa gumpalan berwarna putih

sangat beracun dan larut dalam air.


TL=554 ° C,, Td=1169 °C,

190 Berilium hidrida BeH2 Berupa Amorphous putih dan kristal


heksagonal

TL=250 ° C dengan decomp.

191 Berilium hidroksida Be (OH)2 adalah amfoter hidroksida , larut baik


dalam asam dan basa.

berupa padatan putih.

zat karsinogenik.

192 Berilium iodida BEI 2 Berupa jarum tidak berwarna seperti


kristal.

Zat beracun dan mudah terbakar.

Bereaksi hebat dengan air

TL=480°C , Tl=590 ° C

193 Berilium nitrat Be (NO3)3 Berupa padatan putih kuning.

Zat beracun , dan merupakan iritan dalam


dosis kecil.

TL=60°C, Td=100 ° C

194 Berilium sulfat BeSO4 putih solid

merupakan senyawa yang Sangat beracun.

TL=110 ° C (tetrahydrate,-2H 2 O) ,400 ° C


(dihidrat).

195 Boron trioksida B2 O3 berwarna putih kaca padat.

TL=450 ° C (trigonal) ,510 °C (tetrahedral).

menyebabkan iritasi tingkat 2.

196 Boron triklorida B Cl3 Berupa Gas tak berwarna

TL=-107.3 °C, Td=12.6 °C

Senyawa korosif dan sangat beracun.


197 Asam Propionat C2H5COOH Zat cair tidak berwarna, larut sempurna
dalam air, dapat bereaksi dengan alkohol

198 Zat padat berwarna putih, sukar larut


Asam Stearat CH3(CH2)16COOH dalam air, digunakan untuk pembuatan
lilin

199 Kalium besi (III) K3Fe(CN)6 Zat berbentuk kristal merah, larut dalam
sianida air, tidak dapat menyala. Titik lebur 300˚C

200 Besi (II) sulfat FeSO4 Zat Kristal berwarna biru/hijau atau putih,
tidak dapat menyala, titik didih 70°C-400°C

Sifat-sifat Maltosa

Karena maltosa adalah disakarida, maka sifat-sifat dari maltosa yang bisa ditemukan adalah
seperti yang dijelaskan di bawah ini:

1. Mengalami hidrolisis seperti yang telah disebutkan, yaitu memecah menjadi dua
monosakarida sejenis atau bahkan berbeda jenis.
2. Dapat larut di dalam air.
3. Memiliki rasa manis meski memang tidak semanis fruktosa.
4. Merupakan gula pereduksi bersama dengan laktosa, sementara sukrosa tidak termasuk
di dalam gula pereduksi. Maltosa dikatakan sebagai gula pereduksi karena memang
diketahui mampu mereduksi larutan Fehling yang dipicu oleh adanya sisa satu gugus
hemiasetal bebas oleh maltosa dan laktosa yang disebut juga dengan istilah gugus
pereduksi. Sedangkan untuk sukrosa, pembentukannya memang ada gugus hemiastal
yang terlibat berikut juga hemiastal fruktosa sehingga gugus pereduksi tidak dimiliki
oleh sukrosa.

Manfaat sukrosa dalam pangan:

1. fermentasi: pembuatan roti dan pakan ternak


2. brown sugar: kristal gula putih diberi perlakuan dengan malase
3. gula bubuk: bubuk sukrosa yang mengandung 3% tepung jagung sebagai “anticaking
agent”
4. gula “fondant”: untuk hiasan kue atau permen: kristal sukrosa yang sangat halus
diselaputi larutan jenuh gula invert, sirup jagung, maltodextrin.

Contoh lain adalah maltosa. Jarang diproduksi oleh tanaman. Maltosa merupakan hidrolisis
tepung oleh enzim beta amilase (bakteri Bacillus), dan merupakan senyawa antara pada
proses fermentasi. Manfaat yang biasa digunakan adalah sirup jagung, dan sebagai kombinasi
pemanis. Pemanis alami tidak dapat didegradasi secara normal oleh tubuh.

Laktosa
Laktosa merupakan disakarida yang pertama kali dikenal oleh manusia. Kelimpahannya ada
di susu sapi/ kambing sebesar 4,5-4,8%. Sedangkan pada susu manusia sekitar 7%, selain itu
juga banyak pada susu fermentasi (yogurt).

Sifat laktosa adalah gula pereduksi, mutarotasi, menghasilkan glukosa dan galaktosa pada
hidrolisis dengan asam/ panas atau laktase (beta galaktosidase). Laktosa merupakan gula
yang paling sukar larut dalam air dan paling tidak manis diantara golongan gula yang lain.
Biasanya digunakan sebagai pembawa pewarna/ pembangkit rasa/ adsorbsi. Jika bereaksi
dengan protein maka akan menghasilkan reaksi pencoklatan.

Lebih mudah berinteraksi dengan vitamin-vitamin, misalnya Vit D. Penyerapan vit D


didalam tubuh jika tidak disertai Ca maka akan susah. Sedangkan proses transport Ca
memerlukan protein carrier. Ca mengatur tekanan osmosis di dalam sel sehingga protein
carrier membuka dan menutup untuk sistem transport. Sedangkan laktosa membuat Ca lebih
lama dalam mengatur tekanan osmosis.

Manfaat lain dari laktosa adalah:

1. sumber karbohidrat utama selama masa pertumbuhan mamalia


2. tidak didapatkan pada makanan fermentasi
3. pencernaan: laktase pada lumen usus halus -> lactosa intolerance

Anda mungkin juga menyukai