Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KEGIATAN MAGANG

JUDUL:
BUDIDAYA DAN PEMASARAN ANGGREK DI KEBUN
ANGGREK SINGOSARI

Diajukan oleh:
Ega Erianes Ristanti 201710070311152
Nenti Rohmatul Maulidiyah 201710070311154
Anindiya Ayu Mardaniya 201810070311005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020

1
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN

KEGIATAN MAGANG

Diajukan oleh:
Ega Erianes Ristanti 201710070311152
Nenti Rohmatul Maulidiyah 201710070311154
Anindiya Ayu Mardaniya 201810070311005

Menyetujui,

Direktur Perusahaan

Kebun Aanggrek Singosari Koordinator Magang,

As'ari S.E Ega Erianes Ristanti

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Prodi
Pendidikan Biologi Dosen Pembimbing Magang

(Dr. Iin Hindun, M.Kes) (Dra. Siti Zaenab, M.Kes)

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Pemagangan Biologi “Budidaya dan Perawatan Anggrek
di Kebun Anggrek Singosari” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dra. Siti Zaenab, M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah


pemagangan biologi.
2. Bapak As'ari S.E selaku pengelola Kebun Anggrek Singosari

3. Orang tua yang selalu mendoakan anaknya, dan

4. Teman-teman yang membantu dalam penyusunan laporan pemagangan


biologi.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Budidaya dan Pemasaran
Anggrek di Kebun Anggek Singosari”. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang
telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya.

Malang, 5 Januari 2021

Penulis

3
4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... 3
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 4
DAFTAR TABEL..............................................................................................................5
BAB I....................................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN..................................................................................................................... 6
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................6
1.2 Tujuan................................................................................................................................ 7
1.3 Manfaat Kegiatan............................................................................................................... 7
BAB II...................................................................................................................................... 8
KAJIAN LEMBAGA DAN PUSTAKA......................................................................................8
2.1 Kajian Lembaga................................................................................................................. 8
2.2 Kajian Pustaka................................................................................................................... 9
BAB III................................................................................................................................... 13
METODE PEMAGANGAN....................................................................................................13
3.1 Jenis Lembaga................................................................................................................... 13
3.2 Waktu Pemagangan dan Tempat Pemagangan...................................................................13
3.3 Matriks Jadwal Pemagangan.............................................................................................13
3.4 Prosedur/Langkah-Langkah Pemagangan..........................................................................16
3.5 Analisis Data..................................................................................................................... 16
BAB IV................................................................................................................................... 18
HASIL PEMAGANGAN.........................................................................................................18
4.1 Prosedur Pemagangan.......................................................................................................18
4.2 Hasil Kegiatan PKL.......................................................................................................... 20
BAB V.................................................................................................................................... 27
PENUTUP.............................................................................................................................. 27
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 27
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 28
LAMPIRAN KEGIATAN MAGANG......................................................................................29
LAMPIRAN AKHIR DI HARI MAGANG..............................................................................33

5
DAFTAR TABEL

Tabel 1.Kebutuhan sinar matahari pada jenis anggrek…………………………………13


Table 2 Matirks jadwal pemagangan....................................................................14
Tabel 2. Rencana kegiatan pemagangan................................................................14

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Program pemagangan merupakan bagian dari kurikulum yang dilakukan oleh mahasiswa
S1 pendidikan Biologi. Kegiatan pemagangan dilakukan dengan cara melakukan praktek kerja
pada lembaga-lembaga yang relevan dalam bidang ilmu Pendidikan Biologi. Adapun target dari
pelaksanaan pemagangan oleh mahasiswa yakni mampu menemukan masalah, mendiskripsikan,
melakukan analisa, dan mampu memberikan rekomendasi secara sederhana kepada pihak usaha
atau instansi.
Program pemagangan merupakan kegiatan yang memberikan pengalaman awal untuk
membangun jatidiri mahasiswa pendidikan biologi, memantapkan kompetensi akademik
kependidikan dan bidang studi biologi, memantapkan kemampuan awal mahasiswa calon guru
yang ahli dalam keilmuan biologi. Pemagangan merupakan kegiatan akademis dan praktis yang
lebih memfokuskan pada bidang manajerial dan pembelajaran di instansi/perusahaan terkait. Selain
itu, keberadaan program pemagangan ini diharapkan dapat mengembangkan kreativitas mahasiswa
dalam bidang akademik dan profesi.
Pemagangan ini juga bermanfaat agar mahasiswa bisa mempelajari berbagai pengetahuan
yang terkadang masih belum tersampaikan di bangku perkuliahan. Hal ini sangat berdampak baik
terhadap pola berfikir setiap mahasiswa dalam mengembangkan diri untuk menjadi lebih baik
terutama didunia kerja. Salah satunya ialah memperlajari tentang berbagai teknik perbanyakan
tanaman yang memiliki berbagai manfaat baik dari segi sektor ekonomi maupun sektor pertanian
dan keilmuan. Perbanyakan tanaman seperti durian menggunakan teknik okulasi masih belum
didapatkan pada dunia perkuliahan, minimnya pengetahuan ini dapat diperoleh mahasiswa di dunia
luar perkuliahan.
Terdapat jenis anggrek kurang lebih 5000 spesies yang tersebar di hutan- hutan seluruh Indonesia
dari Sumatera hingga Papua. Keanekaragaman anggrek yang terdapat di Indonesia mempunyai
potensi untuk dapat dipakai sebagai induk silangan. Namun untuk pemanfaatan anggrek belum
optimal, meskipun sudah terdapat peningkatan pertahunnya. Adanya campur tangan manusia
melalui persilangan buatan akan memperkaya keindahan hibridahibrida baru yang dihasilkan
(Gunawan, 2005). Perkembangan produksi anggrek di Indonesia pada periode 1997 – 2014
cenderung naik, dengan rata-rata pertumbuhan 10,67%. Produksi anggrek di tahun 1997 sebesar
6,50 Juta tangkai hingga di tahun 2014 mencapai 19,74 juta tangkai. Sentra luas panen angrek di
Indonesia terdapat di pulau Jawa yaitu provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten, dengan luas
panen masing-masing sebesar 460.712 m2 ,313.119 m2 dan 274.393 m2. Ketiga provinsi tersebut
kontribusi produksi anggrek di Indonesia masing-masing sebesar 5,06 juta tangkai, 4,81 juta
tangkai dan 2,64 juta tangkai (Suryani, 2015).
Anggrek biasanya digunakan untuk berbagai macam acara seperti upacara keagamaan,
hiasan, dekorasi rumah serta sebagai bunga ucapan. Jenis anggrek yang banyak dibudidayakan
untuk tujuan komersil adalah Dendodrium, Cattleya, Vanda, dan Orcidium. Namun demikian,
dikalangan penggemar dibudidayakan pula anggrek dari jenis Phalanaenopsis, Cimbidium, dan
Paphiopedilum. Segmen pasar yang mempunyai selera eksklusif terhadap jenis anggrek tertentu
yang belum mampu dihasilkan di dalam negeri mengakibatkan Indonesia tetap melakukan impor
anggrek baik dalam wujud bibit maupun tanaman. Meskipun demikian, beberapa lembaga
penelitian dan nursery dalam negeri telah mampu mengembangkan varietas-varietas baru yang
berdaya saing kuat dengan varietas impor. Dengan kondisi tanah dan iklim yang memadai maka
usaha anggrek dapat berkembang dengan baik di Indonesia (Setiawan, 2005). Ada berbagai faktor
7
yang menjadi dasar untuk usaha atau budidaya anggrek salah satunya yaitu, bunga anggrek ini
memiliki keaneragaman bentuk, ukuran, dan warna. Kemudian keberadan anggrek di alam ini
terancam punah, sehingga kedua faktor ini menjadi dasar untuk membudidayakan anggrek
(Anggelina, 2014).
Usaha budidaya anggrek ini merupakan usaha yang cukup menjanjikan, karena jenis usaha
ini relative stabil dan dapat bertahan dalam periode yang cukup lama. Budidaya anggrek dapat
dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Perkembang biakan secara generatif dilakukan
dengan cara perkecambahan biji anggrek, sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif
dilakukian untuk mendapatkan keturunan yang sama dengan induknya melalui kultur jaringan
(Indarto, 2011). Untuk mendapatkan jenis-jenis anggrek yang mempunyai potensi sebagai tanaman
induk juga membutuhkan teknik pemuliaan tanaman atau peremajaan dan perawatan yang intensif
untuk menghasilkan hibrida-hibrida yang berkualitas, sehingga akan meningkatkan kepuasan
tersendiri bagi pembudidaya selain itu juga bisa meningkatkan nilai jual pada anggrek tersebut
(Gunawan, 1998).
Berdasarkan hal tersebut dengan mendapatkan banyak keunggulan melalui kultur jaringan,
teknik pemuliaan tanaman atau peremajaan dan perwatan yang intensif maka akan untuk lebih
mengembangkan usaha ini. Salah satu usaha yang bergerak dalam bidang kultur jaringan anggrek
adalah Kebun Anggrek Singosari yang terletak di Jl. Tumapel Bar, No. 85, Pagentan,
Kec.Singosari, Malang, Jawa Timur

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pemagangan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Bidang Pendidikan.
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal budidaya anggrek bagi mahasiswa
pemagangan.
2. Bidang Penelitian
Untuk mengetahui proses pemasaran anggrek
Untuk mengetahui cara perawatan anggrek
3. Bidang Pengabdian
Untuk membantu Kebun Anggrek Singosari dalam menyilangan,
mengembangbiakan dan memelihara anggrek.

1.3 Manfaat Kegiatan

Bagi Kebun Anggrek Singosari

Membantu dalam melakukan proses pembudidayaan anggrek yang meliputi proses pembuatan
media, kultur jaringan, overplanting, aklimatisasi, polinasi, overpot, serta pemeliharaannya.

Bagi Mahasiswa

Memperoleh pengalaman kerja dan soft skill dalam melakukan budidaya anggrek dan
pemeliharaannya.

Bagi Universitas Muhammadiyah Malang

Melatih mahasiswa sehingga dapat menghasilkan lulusan yang handal dan berpengalaman serta
dapat menjalin kerja sama yang baik dengan Kebun Anggrek Singosari.
8
BAB II
KAJIAN LEMBAGA DAN PUSTAKA

2.1 Kajian Lembaga


a. Nama Lokasi: Kebun Anggrek Singosari
b. Alamat : Jl. Tumapel Bar No. 85, Pangetan, Pagentan, Kec. Singosari, Malang
c. Contact Person: Bapak As’ari S.E
d. Kegiatan-Kegiatan Usaha di Lokasi Pemagangan :

Secara Umum:

Kebun Anggrek Singosari merupakan salah satu home industry yang bergerak dibidang
budidaya anggrek serta pemeliharaan dan pemasarannya, sudah berdiri sejak tahun 2005. Kebun
Anggrek Singosari tidak hanya menjual berbagai jenis anggrek yang sudah siap menjadi indukkan,
tetapi Kebun Anggrek Singosari juga menjual anggrek dalam bentuk bibit, baik bibit yang sudah
siap ditanam maupun bibit yang masih didalam botol kultur. Usaha usaha yang ada di lokasi
pemagangan di Kebun Anggrek Singosari adalah sebagai berikut :
1. Persilangan Tanaman Anggrek
 Menyilangkan tanaman anggrek
2. Pembuatan Media
 Membuat media vacin and went
3. Pembibitan Tanaman
 Produksi bibit (subkultur 1 dan 2)
4. Pemberantasan Hama dan Penyakit Tanaman
 Melakukan pengecekan
 Pemeliharaan (penyemprotan)
 Pembersihan gulma

Secara Khusus:
Kegiatan pemagangan yang akan dilakukan di Kebun Anggrek Singosari adalah
membudidayakan anggrek untuk bibit siap tanam maupun bibit yang akan dikembang biakkan
melalui proses kultur jaringan, pembuatan media kultur jaringan, pembuatan media aklimatisasi,
serta pemaliharaan anggrek. Kegiatan pemagangan yang dilakukan di Kebun Anggrek Singosari
adalah aklimatisasi, peremajaan, perawatan, polinasi, kultur jaringan dan membuat media untuk
kultur jaringan.

Pembuatan media yang digunakan untuk kultur jaringan mengguakan media hitam dan media
putih. Pembuatan media tersebut sudah di motivasi oleh Kebun Anggrek Singosari dengan cara
mengkombinsikan bahan alami dan bahan sintetis. Bahan alami yang digunakan untuk membuat
media tersebut yaitu air kelapa muda, ekstrak pisang, dan ekstrak kentang. Kemudian untuk bahan
sintetis yang digunakan yaitu pupuk daun, minyak ikan, carbon aktif dan lain-lain. Penggunaan
media putih ini digunakan sebagai media tebar benih dari buah anggrek. Sedangkan penggunaan
media hitam digunakan ketika anggrek sudah tumbuh batangnya.

Kegiatan aklimatisasi di Kebun Anggrek Singosari dilakukan pemindahan bibit dari botol ke
polibag kecil. Media yang digunakan yaitu mosh hitam atau mosh putih. Kegiatan peremajaan
anggrek di Kebun Anggrek Singosari memindahkan dari polibag kecil ke dalam pot, dengan
mengunakan media arang. Untuk perawatan yang dilakukan di Kebun Anggrek Singosari yaitu
melakukan penyiraman setiap hari, pemberian pupuk, pengendalian hama tanaman. Pemberian
pupuk yang di lakukan tidak menggunakan satu jenis pupuk melainkan pupuk yang sudah
dimodifikasi oleh Kebun Anggrek Singosari sehingga pemberian pupuk pada anggreknya
maksimal. Pemberian pupuk ini dilakukan 2 kali dalam 1 minggu. Pengendalian hama tanaman
dilakukan 2 minggu sekali. Persilangan anggrek di Kebun Anggrek Singosari terdapat 3 jenis yaitu
Selfing, Crossing, dan Sibling. Bunga yang digunakan untuk persilangan umurnya 2 sampai 3 hari
setelah bunga tersebut bermekaran.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Tinjauan Umum Tentang Anggrek

Umumnya, tanaman anggrek monokotil dan tulang daun sejajar dengan helaian daun dengan
bentuk daun bervariasi. Daun dari tipis sampai tebal berdaging (sekulen), melekat pada batang
dengan kedudukan satu helai tiap buku, dan berhadapan atau berpasangan, artinya setiap buku
terdapat dua helai daun yang berhadapan (Suryansyah, 2006). Batang tunggal, pangkal batang
akhirnya mati, tetapi bagian yang ke ujung (monopodial), biasanaya dapat di stek asal cukup
panjanganya untuk menjadi tanaman baru. Tunasnya tidak langsung menjadi umbi semu,
melainkan menjalar dan mejadi batang (Situmorang, 2010). Sedangkan akar anggrek menurut
Bartels (2007), menyatakan bahwa akar anggrek menempel pada substrat (bagian media yang
dipakai sebagai tempat tumbuh), tetapi apabila menempel bentuknya seperti belahan bambu dengan
bagian datar melekat pada permukaan medium.

Bunga berbentuk seperti tandan, tumbuh disis samping batang, ketiak daun, menembus sarung
daun, bunga besar, kadang-kadang agak kecil dan sedang, resupinat, daun kelopak dan mahkota
bebas. Bibir berspora (terdapat bintik-bintik yang menyerupai spora), biasanya berbentuk kerucut
tertekan menghadap ke belakang, kerapkali sebelah dalam berambut, bertaju tiga taju samping
tidak berarti, taju tengah terdiri atas dua bagian yang membulat, biasa dengan penebalan
membujur. Gynostemium pendek, kedua sisi pangkal membesar. Pollinum dua, beralur dalam,
punya tangkai dan lempeng rekat (Thursina, 2005). Sedangkan buah anggrek disebut juga buah
kotak. Jika telah masak, buah akan pecah menjadi enam celah (tiga buah katup kecil dan tiga buah
katup lebar). Bulu-bulu halus berada diantara biji yang satu dengan biji yang lainnya, kemudian
akan lepas apabila sudah masak dengan cara mendesak agar biji keluar (higroskopis). Dengan
peranatara angin, biji akan keluar dan mengalami penyebaran, jumlah biji sangat banyak dan kecil,
tapi hanya sedikit yang dapat tumbuh, sebagaian besar lainnya akan mati (Situmorang, 2010).
Melihat tipe pertumbuhan batangnya, anggrek dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu anggrek simpodial yaitu anggrek yang mempunyai pertumbuhan batang terbatas seperti:
Dendrobium, Cattleya, dan Oncidium; serta anggrek tipe monopodial yaitu anggrek yang
mempunyai pertumbuhan batang yang tidak terbatas seperti: Vanda dan kerabatnya.
Berdasarkan habitatnya tanaman anggrek dibagi dalam dua golongan yaitu epifit dan
terestrial. Anggrek epifit adalah anggrek yang hidup menumpang pada batang pohon atau
sejenisnya, namun tidak merugikan tanaman yang ditumpanginya dan membutuhkan naungan.
Anggrek terestrial adalah anggrek yang hidup dan tumbuh diatas permukaan tanah dan
membutuhkan cahaya matahari langsung (Widyastoety, 2004).

2.2.2 Media Tanam Anggrek


Media tumbuh yang baik bagi anggrek (famili Orchidaceae) harus memenuhi beberapa
persyaratan, antara lain tidak lekas melapuk dan terdekomposisi, tidak menjadi sumber penyakit,
mempunyai aerasi dan draenase yang baik, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara optimal,
dapat mempertahankan kelembaban di sekitar akar, dibutuhkan ph media 5-6, ramah lingkungan
serta mudah didapat dan relatif murah harganya. Media tumbuh tanaman anggrek yang umum
digunakan adalah arang, pakis, moss, potongan
kayu, potongan bata atau genting, serutan kayu, kulit pinus dan serabut kelapa (Gunawan,
2005).
Media tanam campuran sphagnum moss dengan arang kayu memiliki daya pegang air yang
paling tinggi, sehingga kelembapan dan ketersediaan air dapat terjaga dengan baik, namun
penggunaan media yang memiliki daya pegang air tinggi di daerah yang memiliki curah hujan yang
tinggi akan memacu pertumbuhan jamur dan pembusukan pada akar tanaman. Sphagnum
merupakan tanaman yang memiliki nilai jual ekonomi, karena digunakan sebagai tempat
perkecambahan dan sebagai media pertumbuhan anggrek (Situmorang, 2010). Media tanam untuk
tanaman anggrek tanah dibedakan:
a) Tanaman dalam pot (dengan diameter 7 – 30 cm tergantung dar jenis tanaman). Apabila diameter
pot dipilih 25 – 30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah pot. Kemudian pot diisi pecahan
genting kemudian batang anggrek diikat.
b) Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam. Membuat bak di atas untuk menghindari
dari kebecekan.
Cara pembudidayaan anggrek terdiri dari beberapa cara, diantaranya:
a) Cara pembibitan; memilih bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul, mempunyai beberapa ciri,
yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah. Adapun
penyebaran biji anggrek sebagai berikut:
1. Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji anggrek harus bersih
2. Mensterilkan biji
3. Penyebaran biji anggrek
4. Pembuatan media tumbuh dari biji
Faktor-faktor penting dalam perkecambahan dan pertumbuhan biji anggrek antara lain:
a) Karbohidrat; unsur karbohidrat yang dibutuhkan dalam perkecambahan biasanya adalah gula
sederhana golongan Oligosakarida dan yang umum digunakan dalam medium buatan yaitu: sukrosa
dan fruktosa. Gula ini diperlukan biji untuk berkecambah (tunas keluar dari biji) dan sebagai
cadangan makanan sebelum tunas mampu membentuk makanan sendiri.
b) Nitrogen; senyawa amonia, nitrat dan urea dalam perkecambahan biji digunakan sebagai bahan
utama pembentukan sel-sel tumbuhan.
c) Mineral; unsur-unsur kalium (K), magnesium (Mg), kalsium (Ca) dan fosfor (P) adalah mineral
yang dibutuhkan dalam jumlah banyak dan digunakan dalam bentuk senyawa kompleks. Tanpa
unsur ini tunas anggrek yang sudah berkecambah akan mati tetapi jika kadar dalam medium terlalu
pekat akan menyebabkan keracunan bagi tanaman. Kadar unsur-unsur diatas yang dianjurkan
adalah 40 mg/L media.
d) Penyinaran; dibutuhkan tanaman anggrek sebagai syarat pokok dalam proses pembentukan
cadangan makanan yang disebut proses fotosintesis. Intensitas yang dibutuhkan antara 400 - 3000
lux. Sinar yang digunakan dapat sinar matahari difus, lampu neon dan lampu Cool White. Ukuran
umum yang sering digunakan adalah lampu neon putih 40 watt diletakkan 1,5 hingga 2 meter dari
rak-rak temapt botol perkecambahan. Semakin kecil daya yang digunakan jarak lampu ke tanaman
semakin dekat.
e) Suhu; temperature optimal perkecambahan yang digunakan untuk semua jenis anggrek antara 20 o C
- 25o C. temperature yang terlalu tinggi akan menyebabkan kelayuan karena penguapan terlalu
besar, sedangkan temperature yang terlalu dingin menyebabkan pertumbuhan tanaman lambat.
f) pH (keasaman) media; pH media tanam berkisar antara 4,8-5,2 dengan toleransi kisaran antara 3,6
hingga 7,6. Perlu diketahui selama pertumbuhan tunas anggrek keasaman media dapat mengalami
perubahan.
g) Vitamin dan Hormon; kedua unsur ini digunakan untuk memacu pertumbuhan tunas. Selain
digunakan dalam bentuk senyawa murni, vitamin dan hormon didapatkan dari penggunaan zat
additiv dalam media misalnya pisang, kentang, buah tomat dan lainnya. Dengan menggunakan
media buatan dalam mengecambahkan biji anggrek dapat menaikkan prosentase keberhasilan
perkecambahan biji anggrek secara alami dari 5%-8% perkecambahan menjadi 60%-80%.
Tentunya ini sangat menguntungkan bila digunakan dalam skala industry (Yanti, 2007).

2.2.3 Perawatan Anggrek


Perawatan atau pemeliharaan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam
budidaya anggrek. Kegiatan ini dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan
memproduksi bunga dengan optimal. Kegiatan pemeliharan meliputi penyiraman, pemupukan,
pengepakan dan pengendalian organisme penggangu tanaman (OPT).
Lokasi penanaman anggrek harus dimanipulasi sedemikian rupa agar kondisi iklimnya
menyerupai habitat asli. Salah satu cara yang efektif adalah dengan memasang naungan (paranet).
Paranet berfungsi mengatur besarnya intensitas sinar matahari yang masuk, menahan air hujan, dan
melindungi tanaman dari serangan hama.
Paranet memiliki tingkat kerapatan yang berbeda-beda, yang bisa disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman anggrek berdasarkan jenis anggrek dan usia anggrek. Agar tanaman anggrek
rajin berbunga dan subur, penggunaan paranet juga disesuaikan dengan jenis anggreknya, yaitu
sebagai berikut:
1. Anggrek Phalaenopsis atau anggrek bulan memerlukan paranet 40- 45%.
2. Anggrek Vanda memerlukan paranet 75-100% karena anggrek ini membutuhkan cahaya matahari
langsung untuk fase vegetatif (pertumbuhan) dan fase generatif (berbunga).
3. Dendrobium memerlukan paranet 55-75%.
Berbeda jenis anggrek memiliki kebutuhan intensitas sinar matahari yang berbeda, karena
itu agar tanaman anggrek rajin berbunga, berikut ini tingkat kebutuhan sinar matahari berbagai
jenis anggrek:
Tabel 2.2.1 Kebutuhan sinar matahari pada jenis anggrek
Jenis Anggrek Intensitas Cahaya
Vanda 20 sampai 30 %
Cattleya 20 sampai 30 %
Dendrobium 50 sampai 95 %
Paphiopedilum 15 sampai 30 %
Phalaenopsis 15 samapi 30 %
Aerides 15 samapai 30 %

Sumber (Setiawan, 2005)

Perawatan anggrek juga harus memperperhatikan penyusunan tanamannya, sebaiknya penyusunan


rak-rak anggrek diletakkan datar dengan ketinggian 1 m dan jangan diletakkan berjenjang karena
akan mengganggu sirkulasi udara;
1. Kelembaban udara; juga akan mempengaruhi tanaman anggrek rajin berbunga. Agar anggrek rajin
berbunga dibutuhkan kelembaban antara 60– 80 %. Agar kelembaban tetap terjaga dibawah rak
bisa dibuat kolam atau dibuat kabut didalam rumah lindung dengan cara pemasangan sprinkle.
2. Media tanam; Media tanam yang ideal untuk membuat anggrek rajin berbunga tersusun 2 bagian.
1/3 bagian bawah diisi dengan potongan batu bata dan 2/3 sisanya memakai pakis.
3. Konstruksi pot; Pot juga sangat mempengaruhi dalam tanaman anggrek agar rajin berbunga. Yang
paling ideal pot yang dipakai adalah pot yang terbuat dari tanah liat dan banyak lubangnya.
4. Penyiraman; Agar anggrek rajin berbunga sangat perlu diperhatikan masalah kandungan air dari
medianya. Jika cuaca panas diperlukan penyiraman 2 kali dan jika cuaca hujan tidak perlu
melalukan penyiraman. Yang sangat perlu diperhatikan adalah kadar air media. Waktu penyiraman
yang ideal adalah jam 07 – 09 pagi dan jam 03 – 05 sore.
5. Pemupukan; Pada tanaman bibit diberikan pupuk dengan kandungan N yang tinggi (45-10-
10).Untuk tanaman remaja diberikan pupuk dengan kandungan N, P, K seimbang (20-20-20).Dan
tanaman usia berbunga bisa diselingi dengan pupuk berkadar P tinggi (10-40-15). pemupukan pada
pagi hari (jam 7-9 pagi), karena sinar matahari pagi membantu penyaluran nutrisi tersebut. Hindari
pemupukan pada siang hari karena dapat membakar daun. Sebaiknya siram dahulu seluruh bagian
tanaman termasuk daun-daunnya dengan air biasa sebelum disemprot pupuk. Semprotkan pupuk
keseluruh bagian tanaman (akar, batang, daun) termasuk bagian bawah daun.Unsur hara yang
masuk ke daun melalui stomata (mulut daun) akan lebih cepat diproses dibanding dengan yang
masuk melalui akar, karena proses fotosintesis juga dilakukan di daun
6. Pemberian ZPT atau Hormon; Untuk membuat anggrek rajin berbunga kadang diperlukan
pemberian ZPT atau hormon. Yang bisa digunakan untuk memacu pembungaan anggrek adalah
Giberelin. Bisa juga digunakan air kelapa dengan konsentrasi 15 % (150 ml air kelapa dibuat
larutan semprot 1 liter).
7. Pengendalian hama dan penyakit; Seperti tanaman lain anggrek juga takan luput dari serangan
hama dan penyakit. Pengamatan setiap hari adalah cara paling tepat untuk mencegah serangan
hama dan penyakit anggrek. Untuk membuat anggrek rajin berbunga tanaman anggrek harus
dibersihkan dari kotoran, gulma dan daun-daun busuk. Penggunaan insektisida jika terserang hama,
fungisida jika terserang jamur dan bakterisida jika terserang bakteri (Setiawan, 2005)
BAB III
METODE PEMAGANGAN

3.1 Jenis Lembaga


Lembaga Kebun Anggrek Singosari adalah lembaga budidaya anggrek pribadi yang berdiri
di lahan milik sendiri dan dikembangkan secara pribadi oleh Kebun Anggrek Singosari.

3.2 Waktu Pemagangan dan Tempat Pemagangan


Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan selama satu bulan, direncanakan mulai tanggal 3
Desember 2020 sampai 3 Januari 2021. Tempat pemagangan di Kebun Anggrek Singosari.

3.3 Matriks Jadwal Pemagangan


Jadwal kegiatan pemagangan yang dilaksanakan di Kebun Anggrek Singosari tanggal 3
Desember 2020 sampai dengan 3 Januari 2021. Jadwal kegiatan magang dilaksanakan mulai hari
Senin sampai Sabtu.
Tabel 3.1 Matrik Jadwal Pemagangan

Bulan

Prapemagangan
Pemagangan (Desember)
(November)
KEGIATAN
Minggu Ke
NO
4 1 2 3 4

1 Usulan lokasi magang


X

Persiapan (survey
2 X
lapangan)

Pembuatan proposal
magang dan surat izin X
magang dan
3 pemagangan
Pelaksanaan
4 X X X X X
kegiatan magang

Evaluasi kegiatan
5
Magang

Penyusunan laporan
7
Awal

Revisi laporan
8

Penyelesaian
9
laporan akhir

Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Pemagangan


HARI/TANGGAL KEGIATAN HARIAN

Kamis, 03 Desember 2020 Mempelajari struktur morfologi dari bunga anggrek.


Jumat, 04 Desember 2020 Memilih dan mempelajari jenis bunga anggrek yang layak untuk
disilang.
Sabtu, 05 Desember 2020 Praktik persilangan bunga anggrek.
Minggu, 06 Desember 2020 LIBUR
Senin, 07 Desember 2020 Kegiatan memasak media agar untuk pembibitan bunga anggrek
Selasa, 08 Desember 2020 Kegiatan memasak media agar untuk pembibitan bunga anggrek
Rabu, 09 Desember 2020 LIBUR
Kamis, 10 Desember 2020 Kegiatan memasak media agar untuk pembibitan bunga anggrek
Jumat, 11 Desember 2020 Kegiatan memasak media agar untuk pembibitan bunga anggrek
Sabtu, 12 Desember 2020 Kegiatan memasak media agar untuk pembibitan bunga anggrek
Minggu, 13 Desember 2020 LIBUR
Senin, 14 Desember 2020 Kegiatan praktik di lab untuk kultur jaringan bunga anggrek
Selasa, 15 Desember 2020 Kegiatan praktik di lab untuk kultur jaringan bunga anggrek
Rabu, 16 Desember 2020 Kegiatan praktik di lab untuk kultur jaringan bunga anggrek
Kamis, 17 Desember 2020 Kegiatan praktik di lab untuk kultur jaringan bunga anggrek
Jumat, 18 Desember 2020 Kegiatan praktik di lab untuk kultur jaringan bunga anggrek
Sabtu, 19 Desember 2020 Kegiatan praktik di lab untuk kultur jaringan bunga anggrek
Minggu, 20 Desember 2020 LIBUR
Senin, 21 Desember 2020 Kegiatan pemasaran bunga anggrek
Selasa, 22 Desember 2020 Kegiatan packing dan pengiriman bunga anggrek
Rabu, 23 Desember 2020 Kegiatan pemasaran bunga anggrek
Kamis, 24 Desember 2020 Kegiatan pemasaran bunga anggrek
Jumat, 25 Desember 2020 Kegiatan packing dan pengiriman bunga anggrek
Sabtu, 26 Desember 2020 Kegiatan packing dan pengiriman bunga anggrek
Minggu, 27 Desember 2020 LIBUR
Senin, 28 Desember 2020 Kegiatan praktik di lab untuk kultur jaringan bunga anggrek
Selasa, 29 Desember 2020 Kegiatan praktik di lab untuk kultur jaringan bunga anggrek
Rabu, 30 Desember 2020 Kegiatan praktik di lab untuk kultur jaringan bunga anggrek
Kamis, 31 Desember 2020 Kegiatan pemasaran bunga anggrek
Jumat, 1 Januari 2021 LIBUR
Sabtu, 2 Januari 2021 Kegiatan pemasaran bunga anggrek
Minggu, 3 Januari 2021 LIBUR
Senin,4 Januari 2021 Kegiatan pemasaran bunga anggrek
Rabu,6 Januari 2021 Pamit kepada pemilik Kebun Anggrek Singosari serta penyerahan
cinderamata
3.4 Prosedur/Langkah-Langkah Pemagangan
Kegiatan magang yang dilakukan mengikuti kegiatan yang ada di Kebun Anggrek
Singosari yang menyangkut aspek budidaya tanaman anggrek. Metode pelaksanaan yang di
lakukan adalah dengan melaksanakan jabatan sebagai karyawan harian selama empat minggu.
Langkah-langkah pemagangan yang akan kami lakukan di Kebun Anggrek Singosari
adalah sebagai berikut:
a. Penyiapan berkas-berkas pemagangan
b. Melakukan survey lapangan sebelum terjun lapang
c. Waktu pemagangan adalah mulai dari jam 08:00 WIB sampai jam 16:00 WIB
d. Mahasiswa pemagangan melakukan kegiatan-kegiatan magang yakni proses kultur jaringan,
penanaman, dan pemeliharaan.
e. Pada akhir pemagangan, mahasiswa pemagangan diharuskan membuat evaluasi dan
laporan awal.

Prosedur
Prosedur yang dilakukan dalam proses pemagangan adalah sebagai berikut:

Persiapan Awal

Survey Lokasi

Pembuatan Proposal

Kegiatan Magang
Evaluasi

Laporan Akhir

Gambar 3.4 Metode Pelaksanaan Kegiatan

3.5 Analisis Data


Analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

A. Analisis persiapan media:

1. Mempersiapkan tanaman seedilings yang berumur antara 9 sampai 10 bulan


2. Mempersiapkan tanaman Mid-size (ukuran sedang/remaja) yang berumur 12 bulan sampai 18
bulan.
3. Mempersiapkan tanaman Flowering-size (ukuran berbunga) yang berumur lebih dari 18 bulan.
4. Mempersiapkan pot plastic kecil, dan besar serta mempersiapkan pot tanah liat kecil, dan besar.
5. Mempersiapkan media moss, pakis tempel dan arang kayu.

B. Analisis hasil penjualan dan perwatan dengan studi literatur, observasi lapang dan wawancara.
BAB IV
HASIL PEMAGANGAN

4.1 Prosedur Pemagangan


Prosedur yang dilakukandalam proses pemagangan adalah sebagai berikut:

Persiapan Awal

Survey Lokasi

Pembuatan Surat Pengantar

KegiatanMagang

Evaluasi

PembuatanProduk

1. Persiapan Awal
Persiapan awal dalam hal ini yaitu pengumpulan informasi dengan cara
menggunakan referensi sosial media maupun dari mulut ke mulut untuk mengetahui
tempat-tempat di sekitar tempat tinggal yang dapat dijadikan sebagai tempat
pemagangan. Metode ini dilakukan dengan cara membaca sumber-sumber yang terkait
dengan tempat pemagangan kewirausahaan baik sumber elektronik misalnya sosial
media maupun mencari dan melihat langsung tempat-tempat pemagangan disekitar
tempat tinggal.
2. Survey Lokasi
Survey lokasi merupakan salah satu bentuk metode observasi dimana salah
satu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra. Survey lokasi dilakukan untuk memperoleh data
yang aktual dan sesuai fakta dilapangan sebelum dilaksanakannya kegiatan magang.
3. Pembuatan Surat Pengantar
Surat pengantar magang merupakan sebuah surat tertulis yang berisi suatu
kegiatan yang sifatnya sebagai rekomendasi maupun pemberitahuan dari dosen atau
kampus kepada suatu perusahaan atau tempat pemagangan untuk memberitahukan
bahwa benar adanya diadakan kegiatan pemagangan tersebut. Jadi pembuatan surat
pengantar magang tersebut dilakukan sebagai rekomendasi maupun pemberitahuan
serta sebagai bukti administrasi untuk pihak kampus.
4. Kegiatan Magang
Kegitan magang merupakan suatu aktivitas yang perlu dilakukan di lapang.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara melakukan praktek kerja pada lembaga-lembaga yang
relevan dalam bidang ilmu Pendidikan Biologi kemudian dilanjutkan dengan pembuatan
produk sesuai dengan bahan atau judul yang diambil dalam kegiatan ini. Kegiatan magang
dilakukan mulai dari tanggal 03 Desember 2020 sampai dengan 04 Januari 2021 di Kebun
Anggrek Singosari.Waktu pemagangan yaitu dimulai pukul 08.00-16.00. Mahasiswa
magang melakukan kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan mulai dari proses pembibitan,
menanam, penyilangan, merawat , cara pembuatan media, proses packing, cara penjualan,
dan cara melayani pembeli . Target dari pelaksanaan magang ini yaitu mahasiswa mampu
menemukan masalah, mendeskripsikan, melakukan analisa, dan mampu memberikan
rekomendasi secara sederhana kepada pihak usaha atau instansi. Kewirausahaan bertujuan
untuk melengkapi pengetahuan mengenai kerja lapang yang sebenarnya dan merupakan
bentuk nyata dari teori-teori yang didapat selama mengikuti perkuliahan di kampus.
Sehingga setelah lepas dari ikatan akademik di perguruan tinggi yang bersangkutan, maka
mahasiswa bisa memanfaatkan ilmu pengalaman yang telah diperoleh dan lebih siap untuk
bersaing di dunia kerja..
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menentukan nilai suatu hal dalam hal ini kegiatan
magang yang dilakukan.Evaluasi juga dilakukan dengan maksud untuk perencanaan
suatu produk kewirausahaan yang akan dibuat setelah melalui kegiatan pemagangan.
6. Pembuatan Produk
Pembuatan produk dibuat bertujuan untuk pemenuhan tugas mata kuliah
kewirausahaan dan sebagai inovasi terbaru dari mahasiswa setelah melalui kegiatan
pemagangan yang nantinya bisa menjadi bekal untuk berwirausaha.
7. Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan dibuat bertujuan untuk pemenuhan tugas mata kuliah
kewirausaahaan dan sebagai evaluasi mahasiswa setelah melalui tahapan-tahapan yang
telah dirancang atau direncanakan pada kegiatan magang.
4.2 Hasil Kegiatan PKL
4.2.1 Penyusunan Perencaan Kegiatan Produksi Anggrek Dendrobium
Mahasiswa sebelum ikut serta dalam berbagai proses kegiatan produksi
bibit anggrek Dendrobium.sp secara in vitro di Kebun Anggrek Singosari Malang.
Mahasiswa Dituntut untuk membuat perencanaan kegiatan selama PKL berlangsung.
berisi berbagai kegiatan yang nantinya akan dilaksanakan selama mahasiswa
melaksanakan PKL, Konsepan tersebut kemudiaan dimasukkan dalam kegiatan atau
lampiran pada laporan yang sudah masuk dalam format laporan.
Perencanaan kegiatan PKL yang ada di dalam proposal di periksa oleh
pembimbing lapang dari Kebun Anggrek Singosari. Hasil dari pemeriksaan proposal
tentang kegiatan PKL ternyata di setujui oleh pemilik dari Kebun Anggrek Singosari,
sehingga kami bisa langsung melakukan kegiatan PKL dan perencanaan tersebut bisa
dijadikan pedoman/acuan dasar dalam berbagai kegiatan yang menyangkut
pelaksanaan PKL di Kebun Anggrek Singosari. Perencanaan kegiatan tersebut
kemudian di tanda tangani oleh pembimbing lapang.
Proposal berisikan konsepan tersebut mejadi acuan kami dalam melakukan
dan juga menyelesaikan kegiatan PKL. Dan kegiatan tersebut akan berlangsung
selama satu bulan dihitung dari tanggal 3 Desember 2020 sampai dengan 4 Januari
2021.
4.2.2 Pembuatan Media Anggrek Dendrobium
Keberhasilan dalam penggunaan metode kultur in vitro, sangat bergantung
pada media yang digunakan. Media kultur tidak hanya menyediakan unsur unsur
hara makro dan mikro, tetapi juga karbohidrat yang pada umumnya berupa gula
untuk menggantikan karbon yang biasanya didapat dari atmosfer melalui fotosintesis.
Pembuatan media tanam dalam perbanyakan tanaman secara in vitro merupakan
kegiatan awal yang paling penting sehingga memerlukan ketelitian serta pemahaman
yang jelas dalam proses pembuatannya.
Pembuatan media kultur anggrek Dendrobium harus dilaksanakan dengan
cermat, sabar dan teliti dalam mengerjakannya, terutama dalam penimbangan bahan,
sehingga komposisi media tepat dan baik untuk pertumbuhan tanaman yang di
kulturkan. Pembuatan media kultur anggrek di Kebun Anggrek Singosari dilakukan
mulai dari pembersihan botol kultur jaringan. Botol ini dicuci mengunakan detergen
sampai bersih lalu dibilas menggunakan air sampai benar-benar bersih dan
dikeringkan di rak-rak botol kultur. Jika sudah benar-benar kering botol kultur sudah
siap digunakan sebagai wadah media. Setelah botol siap digunakan, botol langsung
ditata sesuai tatanan yang telah di tentukan oleh pihak industri. Kegiatan selanjutnya
setelah botol disiapkan adalah pembuatan larutan stok media yaitu ZPT, Unsur hara
mikro dan unsur hara makro.
Komposisi media kultur in vitro anggrek Dendrobium mengunakan
komposisi dasar media VW (Vacin and Went) dan menambahkan bahan-bahan
organik lain yang dibutuhkan anggrek Dendrobium. Komposisi media tersebut dibagi
menjadi komposisi organik, anorganik dan hormon-hormon alami seperti pisang, air
kelapa, dan lain-lain. dalam pembuatan media seperti media akhir dan media sub
kultur dibedakan dari komposisi penyusun media tersebut. Karena fungsinya juga
berbeda, media sub kultur digunakan untuk proses sebar benih dari anggek.
Komposisi media dapat dilihat pada lampiran.
4.2.3 Pembuatan Media Sub Kultur dan Media Akhir Anggrek Dendrobium
Pembuatan media kultur anggrek Dendrobium secara umum dimulai dari
penyiapan alat dan bahan. Alat yang digunakan dalam pembuatan media yaitu:
Timbangan neraca, baker glass, sendok pengaduk, autoclave, kompor gas, botol,
tutup botol, palu karet, corong, spidol, kapas, rak botol, kertas lakmus digunakan
sebagai pengukur pH dan bahan yang digunakan untuk pembuatan media adalah air,
air kentang, air kelapa, air pisang, B1, atonik, arang aktif, agar-agar, gula, CA3,
KNO3, KH2(PO2), NH4(SO4), FE, MN(SO4), MG(SO4)
Langkah selanjutnya untuk buat larutan sub kultur jaringan adalah merebus
kentang dan di ambil air nya sebanyak 3 liter sesuai dengan jumlah botol yang
dimasak pada hari itu. Dan tambah air sebanyak 8-10 liter, air kelapa 3 liter
menyesuaikan dari jumlah botol yang akan diisi larutan, B1 sebanyak 15cc, atonik
10cc, agar agar 75 gram, gula 300 gram, CA3 20 gram, KNO3 52,5 gram, KH2(PO4)
25 gram, (NH4)SO4 50gram, FE 28 gram, (MN)SO4 0,75 gram, (MG)SO4 25 gram.
Untuk pembuatan media akhir bahannya kurang lebih sama dengan bahan pembuatan
media sub kultur jaringan. Tetapi yang membedakan yaitu hanya hanya
menggunakan air sebanyak 3 liter, ditambah air pisang 3 liter dan arang aktif
sebanyak 20 gram.
Setelah semua bahan ditambahkan, langkah selanjutnya yaitu bahan di
masak hingga mendidih sambil diaduk agar busanya tidak tumpah saat mendidih.
Setelah itu bahan yang di masak tadi dibagi (dimasukan ke botol media) sebanyak
200 atau 300 botol dan ditutup dengan tutup karet yg sudah diberi kapas. Dan media
pada tekanan di sterilisasikan di dalam autoclave dengan manual pada tekanan 15 –
20 Psi dengan suhu 121oC selama 15 menit. Media yang telah di sterilkan kemudian
disimpan di Rak pencetakan media.
Media kultur merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
perbanyakan tanaman secara in-vitro (Yusnita, 2003). Kebutuhan nutrisi mineral
untuk tanaman yang dikulturkan secara in vitro Pada dasarnya sama dengan
kebutuhan yang di tumbuhkan di tanah meliputi unsur hara makro dan mikro. Unsur
hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak meliputi: N, P, K, Ca,
Mg, dan S. Sedangkan unsur-unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah sedikit meliputi : Fe, Cu, Mn, Zn, B, Mo dan Co. Hasil yang lebih baik akan
didapatkan bila menambahkan vitamin, Asam amino, dan Zat pengatur tumbuh. Hal
ini cukup sinergis dengan apa yang dilakukan di Kebun Anggrek Singosari.
Media dasar yang digunakan anggrek Dendrobium yaitu komposisi media
VW. Media tersebut diberi tambahan vitamin B Kompleks dan myo-inositol serta
bahan bahan organik lain seperti : Air kelapa, pisang, air rebusan toge, dan lain lain.
banyak peneliti mengemukakan bahwa myo-inositol dapat mempengaruhi
morfogenesis kultur. Selain bisa di dapatkan langsung myo-inositol di temukan di air
kelapa. Air kelapa mengandung diphenyl urea yang mempunyai aktivitas seperti
sitokinin (Tuhuteru et al, 1994).
Pisang juga merupakan bahan organik yang kaya akan unsur hara yang
diperlukn oleh tanaman, seperti : protein, Lemak, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin C,
Vitamin B1, air dan kalori. Selain pisang dan air kelapa, bahan lain yang digunakan
yaitu arang aktif. Tujuan penambahan arang aktif pada komposisi anggrek
Dendrobium adalah sebagai anti racun terhadap senyawa fenolik yang
dihasilkanpisang. Arang aktif juga berpengaruh dalam merangsang perakaran dan
mengurangi tingkat cahaya yang sampai ke bagian eksplan yang terdapat dalam
media (Livy Winata, 1988).
Agar-agar adalah campuran polisakarida yang dipeoleh dari beberapa
spesies algae. Hasil analisis unsur diperoleh data bahwa agar-agar mengandung
sedikit unsur : Ca, Mg, K dan Na. (Deberegh,1982 dalam gunawan 1992). Air yang
digunakan adalah air ledeng, berbeda dengan air yang digunakan oleh perusahaan
negara yaitu menggunakan air aquades, air ledeng ini dapat dikonsumsi oleh
manusia, sehingga dapat digunakan untuk tanaman juga dan juga hal ini bertujuan
untuk meghemat biaya.
Faktor penting yang juga perlu diperhatikan dalam pembuatan media
anggrek Dendrobium yaitu pH, pH adalah nilai yang menyatakan derajat keasaman.
pH yang dibutuhkan Tanaman anggrek Dendrobium yaitu 5,3 , pH yang digunakan
dalam kultur in vitro mempunyai toleransi sempit yang berkisar antara pH 5,0 – 6,0
(Hendaryono dan Wijayani, 2006). pH ˂ 5,3 akan menyebabkan media menjadi
encer, sedangkan pH yang ˃ 5,3 akan menyebabkan media menjadi keras sehingga
media mudah pecah dan tidak dapat digunakan.
4.2.4 Penyiapan Eksplan Anggrek Dendrobium
Indukan sumber eksplan yang digunakan untuk produksi bibit Anggrek
Dendrobium. sp dalam kultur embrio berasal dari tanaman anggrek Dendrobium
yang jelas jenis, varietas, dan juga spesiesnya serta harus bebas dari hama dan
penyakit. Indukan yang telah siap di polinasi, berumur antara 1-2 tahun pada saat
berbunga.
Eksplan yang digunakan yaitu berupa buah hasil persilangan. Persilangan dapat
dilakukan pada indukan yang sudah mekar bunganya selam 3 hari atau pada bunga
yang sudah mulai mekar sempurna. proses persilangan di mulai dari kastrasi yaitu
pengambilan pollen dari indukan betina, setelah itu pollen indukan jantan diambil
dan di tempelkan pada benang sari.
Pelabelan dengan menuliskan kode tanaman yang di silangkan, dan tanggal
dilakukannya persilangan. Lalu diikatkan pada batang tanaman betina. Setelah
dilakukan persilangan perlu dilakukan perawatan mulai dari pengontrolan buah,
pemupukan, penyiraman, serta pengendalian hama penyakit. Buah siap dipanen
ketika berumur 4-5 bulan setelah dilakukan polinasi atau dapat dilihat dari warna
buah yang berwarna kekuningan pada ujung buah.
Memilih tanaman indukan juga merupakan kegiatan yang tidak kalah
pentingnya dalam kegiatan kultur in vitro Menurut Widiastoety et al. (2010) dalam
pemilihan induk jantan dan betina yang akan disilangkan harus disertai dengan
penguasaan sifat-sifat kedua induk tersebut, termasuk sifat yang dominan, seperti
ukuran bunga, warna dan bentuk bunga, yang akan muncul kembali pada turunannya.
Agar penyilangan berhasil, sebaiknya dipilih induk betina yang mempunyai kuntum
bunga yang kuat, tidak cepat layu atau gugur, mempunyai tangkai putik dan bakal
buah yang lebih pendek agar tabung polen (pollen tube) dapat dengan mudah
mencapai kantong embrio yang terdapat pada bagian bawah bakal buah.
Penentuan buah anggrek yang siap dipanen dan siap di sebar pada media
kultur jika sudah memenuhi kriteria yang di tetapkan seperti masak fisiologis dan
masak kalender. Apabila dilihat dari masak kalender buah yang siap di panen
berumur antara 4 – 4,5 bulan, dan apabila dilihat dari segi masak fisiologisnya buah
itu memeliki tanda antar lain seperti, keteganggan permukaan buah tinggi, berwarna
kekuningan, dan apabila dibuka buah sudah tidak lengket. Buah anggrek yang bagus
adalah buah yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. (Herdayono, 2007).
Mengambil pollen indukan jantan, menempelkan pollen jantan kebenang sari, Buah
anggrek Dendrobium
4.2.5 Sterilisasi Eksplan dan Tebar Benih Anggrek Dendrobium
Inisiasi kultur yang bebas dari kontaminan merupakan langkah yang sangat
penting dalam kegiatan kultur in vitro, oleh karena itu eksplan buah anggrek
Dendrobium yang akan dikulturkan sebelumnya disterilisasi, sterilisasi ini bertujuan
agar bakteri, jamur dan mikroorganisme kontaminan mati. Buah anggrek di potong
dari tangkainya dan labelnya juga di ambil.
Adapun perlengkapan dan bahan yang di gunakan antara lain: enkas,
Bunsen, korek api, tissue, kapas, kawat, spatula, wrapping, LAF (Laminar Air,
Flow), Karet, rak botol, media kultur jaringan, tutup botol, alcohol, bayclean, spirtus
dan buah yang sudah siap ditebar. Enkas dan perlatan yang lain dibersihkan terlebih
dahulu menggunakan tisu yang dibasahi dengan alkohol 96 % dan beberapa alat
dibakar seperti pinset dan spatula menggunakan bunsen. kemudian membuka tutup
botol media sebar benih dan membersihkan bagian sekitar dari tutup botol tersebut,
mulai dari dalam dan luar area mulut botol dengan bayclean.
Dan setelah itu mulut botol di bakar menggunakan pelita spirtus atau
bunsen hingga merata.. Buah anggrek yang sudah siap ditebar , di belah secara
sejajar dan melintang agar buah bisa di buka dan benih dapat di ambil. Benih yang
ada pada buah tersebut kemudian diambil dan disebar di media secara merata.
Setelah selesai proses menebar, kemudian botol di tutup dan sebelumnya tutup botol
telah dibersihkan atau di sterilkan menggunakan bayclean. Botol kemudian di beri
nama/inisial penebar, tanggal mulai tebar dan kode Anggrek. Botol hasil tebar
kemudian di tutup plastik atau wrapping lalu disimpan di ruang inkubasi. setelah
semua selesai kotoran bekas tisu dan kapas tadi di buang dari dalam enkas agar enkas
tetap bersih.
4.2.6 Sub Kultur Tanaman Anggrek Dendrobium
Sub kultur pada prinsipnya bertujuan untuk menggandakan PLB
(Protocormlike bodies) atau bahan tanam yang di perbanyak serta memeliharanya
dalamkeadaan tertentu sehingga sewaktu waktu dapat dilanjutkan untuk tahapan
berikutnya. Proses sub kultur hampir sama dengan teknik sterilisasi dan penyiapan
enkas pada sterilisasi eksplan. Alat dan bahan yang digunakan sama dengan tebar
benih.
PLB yang sudah mencapai umur 4 bulan setelah tebar benih saatnya di
subkulturkan. PLB yang sudah berwarna hijau dan banyak diambil menggunakan
spatula kemudian dipindahkan ke dalam media sub kultur secara meratasehingga
PLB menempel pada media. Mulut botol kemudian di olesi dengan bayclean lalu
ditutup dengan tutup dengan tutup botol yang sebelumnya sudah di celupkan kaporit.
Botol hasil tebar kemudian di tutup plastik atau wrapping lalu disimpan di rak
khusus sub kultur. Setelah semua selesai kotoran bekas tisu dan kapas tadi di buang
dari dalam enkas agar enkas tetap bersih.
Sub kultur ini merupakan tahap dari perbanyakan untuk menggandakan
PLB atau bahan tanam seperti tunas atau embrio serta memeliharanya dalam keadaan
tertentu sehingga sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahapan berikutnya (Yusnita,
2004). Kegiatan yang berhubungan dengan penanaman termasuk sub kultur yang di
lakukan di Kebun Anggrek Singosari dilakukan pada sebuah enkas. Enkas
(sterilehood) adalah bentuk lama dari alat penabur, sehingga fungsinya tetap sama
dengan laminar air flow cabinet. Kesterilan bisa tetap terjaga karena di dalamnyadi
semprot dengan alkohol 96%.
Sub kultur dilakukan apabila media dalam botol telah menipis atau hampir
habis. Oleh karena itu sub kultur harus segera dilakukan karena hal tersebut
berhubungan dengan persediaan makanan berupa unsur hara yang dibutuhkan oleh
embrio dalam botol untuk melakukan pertumbuhan. Sub kultur biasa dilakukan pada
masa 4 bulan setelah tebar. Menurut Yusnita (2004) menyebutkan bahwa sub kultur
yang terlalu banyak dapat menurunkan mutu tunas seperti terjadinya vitrifikasi (suatu
gejala ketidaknormalan fisiologis) dan aberasi (Penyimpangangenetik). Keadaan ini
terjadi karena semakin besar sub kultur dilakukan berarti semakin sering tanaman
dikondisikan dalam media yag mengandung sitokinin, sehingga daya regenerasi
meningkat.
Penyimpanan hasil sub kultur ditempatkan dalam ruang inkubasi yang tidak
steril dalam green house yang mempunyai suhu kamar 27 oC dan diberi rak-rak. Hal
ini tentu saja bertolak belakang dengan yang dikemukakan Daisy dan Ari dalam
bukunya “ teknik kultur Jaringan”, mengatakan bahwa suatu ruangan tidak mutlak
steril seperti ruang inkubasi membutuhkan lingkungan atau suasana serba bersih dan
tidak berdebu meskipun lantainya tidak perlu di sterilkan menggunakan alkohol,
pada aplikasinya di lapang, penyimpanan kultur dalam kondisi yang tidak terlalu
terkontrol ternyata bisa tetap dilakukan dan hasil kultur jaringan nya juga masih bisa
tetap hidup. Menurut Ir. Budi Sugiarto (2008) hal tersebut karena botol.
4.2.7 Trasnplanting Tanaman Anggrek Dendrobium
Transplanting merupakan tahap pembesaran dan pengakaran PLB hasil sub
kultur. Transplanting dilakukan pada umur 4/5 bulan setelah dilakukannya proses
sub kultur. Pada kegiatan transplanting alat dan bahan hampir sama dengan sterilisasi
eksplan dan media sub kultur. Alat yang digunakan antara lain : enkas, Bunsen,
kawat, spatula, LAF (Laminar Air, Flow), rak botol, tutup botol. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah korek api, tissue, kapas, media kultur jaringan, wrapping,
alcohol, bayclean, spirtus, tanaman hasil sub kultur
Media sub kultur yang sudah dibersihkan, pinset, spatula. Sama seperti
proses tebar benih, semua alat yang akan digunakan dibersihkan dengan tisu yang
sudah di celupkan alkohol kemudian dibakar secara merata sampai 3 menit atau
dirasa cukup. Pada saat sub kultur mulut botol media dan indukan dan di oleskan
secara merata.
Itu hasil tanaman yang sudah di sub kultur di pindahkan media ke media
MA (Media Akhir) satu persatu kurang lebih sebanyak 30-35 tanaman dan ditata
sedemikian rupa sehingga tanaman tertata rapi dan tidak akan menggangu
pertumbuhan tanaman lainya. setelah selesai ditata di dalam MA, kemudian botol di
tutup kembali dan sebelum di tutup. Botol hasil tebar kemudian di tutup plastik atau
wrapping dan kemudian diberi nama/inisial penanam, kode dan tanggal dengan
menggunakan spidol. Setelah semua selesai kotoran bekas tisu dan kapas tadi di
buang dari dalam enkas agar enkas tetap bersih. Botol hasil transplanting kemudian
di simpan di tempat khusus transplanting yang telah di sediakan.
Transplanting merupakan tahap pembesaran dan pengakaran PLB hasil sub
kultur. Transplanting juga bisa dikatakan sebagai kegiatan pemindahan anggrek yang
masih sangat kecil yang bertujuan agar anggrek tersebut mendapatkan unsur hara
untuk pertumbuhannya (Daisy dan Ari, 1994). Transplanting dilakukan dalam
ruangan enkas sama halnya dengan tebar benih dan sub kultur dengan mengusahakan
hasil kultur yang steril. PLB-PLB yang masih belum siap untuk di transplanting
kembali di sub kulturkan.
Kontaminasi merupakan salah satu faktor penyebab kegagalan dalam
bentuk kultur embrio yaitu munculnya mikroorganisme seperti jamur atau bakteri
pada permukaan eksplan atau pada media. Hal ini bisa di sebabkan oleh human
error, media, tempat penyimpanan dan lain-lain kurang steril. kotaminasi yang
disebabkan oleh jamur ditandai dengan munculnya benang benang berwarna putih
yang merupakan miselium dari jamur, sedangkan kontaminasi yang disebabkan oleh
bakteri ditandai munculnya bercak-bercak putih pada medium terlihat koloni
berlendir dan bergelembung.
Menurut Trubus (2005) ruangan yang sudah steril dapat saja berubah
menjadi tidak steril pada saat musim hujan, sehingga dapat membawa masuknya
bakteri dan jamur dari luar serta dapat meningkatkan kelembaban yang akan
mempercepat perkembangan mikroorganisme. tingkat kontaminasi juga berasal dari
eksplan baik intenal maupun eksternal, seperti : air yang digunakan, botol kultur dan
juga alat-alat yang digunakan kurang steril, dan faktor kecerobohan manusia (Human
Error).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

 Pelaksanaan magang kerja merupakan salah satu penerapan dari pengetahuan yang
didapatkan selama perkuliahan. Dengan adanya magang kerja diharapkan mahasiswa
mendapatkan keterampilan dan pengalaman kerja serta mampu memahami dan
memecahkan suatu permasalahan yang terjadi di lapangan.
 Pelaksanaan magang akan dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2020 sampai dengan
4 Januari 2021 bertempat di Kebun Anggrek Singosari
 Rencana kegiatan magang yang akan kami lakukan adalah pertama pengenalan jenis
tanaman anggrek, kedua cara perawatan tanaman anggrek, ketiga pembuatan bibit
tanaman anggrek dan keempat penjualan tanaman anggrek.

5.2 Saran

Diharapkan dengan adanya program pemagangan ini dapat membina hubungan dengan
baik antara mahasiswa dengan pemilik tempat magang maupun dengan jurusan dan
universitas.
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, L. Y. 2005. Pengaruh konsentrasi dan frekuensi penyemprotan pupuk daun terhadap
pertumbuhan planlet anggrek Dendrobium (Dendrobium jade Gold) pada tahap aklimatisasi.
Jurnal Agronomi. 10 (1). 51-54
Anggelina, Riska. 2014. Budidaya Anggrek. (online)
http://riskaaanggelina.blogspot.com/ (diakses 2 November 2016).

Bartels, Mocha. 2007. Budidaya Tanaman Anggrek. Klaten: Sahabat.

Direktorat Jendral Holtikultura, 2008. Standar Operasional Prosedur Anggrek Dendrobium.


Departemen Pertanian.
Gunawan, Livy Winata. 2007. Budidaya Anggrek. Jakarta : Penebar Swadaya. Indarto,N.2011. Pesona
Anggrek Petunjuk praktis Budidaya & Bisnis Anggrek. Jogjakarta: Cahya Alam

Nanda. 2010. Cara Menanam Anggrek Untuk Hasil yang Baik. (online)
http://jualanggrekmurah.wordpress.com/ (diakses 28 November 2016).

Setiawan, H. 2005. Usaha Pembesaran Anggrek. Jakarta: Penebar Swadaya. Situmorang, P. 2010.
Keragaman Jenis Anggrek di Kawasan
Hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.
Sukma, D. 2010. Pengaruh waktu dan frekuensi aplikasi pupuk daun terhadap pertumbuhan anggrek
Dendrobium “Tong Chai Gold”. Jurnal Hort Indonesia. 1 (2). 97-104
Suriansyah. 2006. Tentang Anggrek. (online) http://surya61.wordpress.com/ (diakses 28 Oktober
2016).
Suryani, R. 2015. Outlook komoditas pertanian subsektor hortikultura anggrek. Pusat data dan sistem
informasi pertanian sekretariat jenderal kementerian pertanian.
Tuhuteru, S.; Hehanussa, L.; Raharjo,S. 2012. Pertumbuhan dan Perkembangan Anggrek Dendrobium
anosmum pada Media Kultur In Vitro dengan Beberapa Konsentrasi Air Kelapa. Agrologia,
Vol. 1(1): 1-12
Widiastoetuy, D. 2004. Permasalahan Anggrek dan solusinya. Jakarta: PT Penebar Swadaya.

Yanti,I.2007. Budidaya tanaman Anggrek .http://atar.wordpress.com.Diakes tanggal 28


November 2016.
LAMPIRAN

1. Media banyak yang terkontaminasi dikarenakan bebrbagai macam hal yang bisa mengakibatkan
kontamnya sebuah media. Media sangat rawan terserang mikroorganisme kontaminan yang dapat
menyebabkan tanaman tidak tumbuh bahkan mati atau cara pembuatan media yang tidak sesuai,
misalnya bahan kurang tercampur saat pengadukan media akan dimasukkan kedalam botol (Zahra,
2018). Hal yang lain dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pada proses akhir sebelum
botol dimasukkan dalam autoclave yaitu kurang kuatnya dalam penutupan botol dan tempat tempat
penyimpanan media. Penutupan tutup botol yang kurang kuat dapat mengakibatkan terjadinya
pertukaran udara dari dalam dan luar botol, sehingga terjadinya kontaminasi, untuk meminimalisir
terjadinya kontaminasi, pekerja harus menutup botol dengan kuat. Lalu pada tekanan autoclave juga
berpengaruh kontamnya sebuah media.

2. Pada bahan yang digunakan adalah air, air kentang, air pisang, B1, atonik, arang aktif, agar-agar,
gula, CA3, KNO3, KH2(PO2), NH4(SO4), FE, MN(SO4), MG(SO4).
 Air berfungsi untuk menjadi pelarut semua bahan
 Air kentang berfungsi sebagai zat organic kompleks yang ditambahkan kedalam media kultur in-
vitro, dimana air rebusan kentang ini dapat meningkatkan pertumbuhan explan. Hal ini
dikarenakan adanya kandungan vit. A, vit. B, vit B2, vit B6, vit C, asam amino, protein, kalsium,
magnesium, fosfor dan besi (Molnar, 2011)
 Air pisang berfungsi untuk memperkaya unsur hara yang diperlukan oleh tanaman seperto protei,
lemak, Ca, D, Fe, vit A, vit C, vit B1, air dan kalori.
 Air kelapa berfungsi mempunyai kemampuan besar untuk mendorong pembelahan sel dan proses
diferensiasi.
 Arang aktif berfungsi pada komposisi anggrek Dendrobium adalah sebagai anti racun terhadap
senyawa fenolit yang dihasilkan pisang. Arang aktif juga berpengaruh dalam merangsang
perakaran dan mengurangi tingkat cahaya yang sampai kebagian explan yang terdapat dalam
media (Liug, Winata, 1988)
 Agar-agar berfungsi sebagai tempat untuk hidupnya tanaman karena agar-agar mengandung
banyak air serta gabungan polisakarida yang didapat dari spesies algae (Rahmah, 2018)
LAMPIRAN KEGIATAN MAGANG

Membuat media agar untuk


pembibitan bunga anggrek

Melakukan praktik di lab


untuk kultur jaringan
Dokumentasi hasil
dari kultur jaringan

Dokumentasi hasil
dari kultur jaringan
Menimbang bahan untuk
pembuatan media agar

Melakukan repoting bunga


anggrek untuk pembesaran
dan pembungaan

Melakukan penyilangan
bunga anggrek
Melakukan penyilangan
bunga anggrek
LAMPIRAN AKHIR DI HARI MAGANG

Anda mungkin juga menyukai