OLEH :
1. Muhamad Naufal Endas
2. Moch Zeni Nursalam
3. M Fadilah Ashofar
KOMPETENSI KEAHLIAN
AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
SMK NEGERI 1 CIBADAK
KABUPATEN SUKABUMI – JAWA BARAT
TAHUN 2021
0
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Teknik budidaya jamur tiram
Nama Siswa :
1. Moch Zeni Nursalam
2. Muhamad Naufal Endas
3. M Fadilah Ashofar
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan dan menyusun laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan judul
“Pembuatan dan Pembudidayaan Jamur Tiram” Dalam kurun waktu 3 (Tiga) bulan yang dimulai
pada tanggal 5 Juli 2021 s/d 5 Agustus 2021 yang bertempat di Gapoktan Silih Asih H. Achmad
Zakaria Cigombong-Bogor.
Praktik kerja lapangan ini merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan di Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Cibadak (SMK 1 CIBADAK). Laporan ini disusun untuk melengkapi
kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan juga salah satu syarat untuk medapat nilai akhir dari
kegiatan tersebut.
Dengan selesainya laporan Praktik Kerja Lapangan ini tidak terlepas dari banyak pihak yang
telah memberi bantuan, bimbingan, nasihat, dan motivasi kepada kami. Untuk kami selaku penulis
dan penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat dan Kuasa-Nya serta kepada Nabi
Besar kita Muhammad Saw yang telah memudahkan dan memberikan kami dorongan.
2. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta keluarga yang telah banyak membantu sepenuh hati baik
secara lahir dan batinnya.
3. Bpk Drs. Juanda M.Si selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Cibadak.
4. Ibu Lia Marliana S.P. selaku pembimbing.
5. Seluruh Dewan Guru dan Staf SMK 1 Negeri Cibadak.
6. Bpk H Achmad Zakaria selaku Ketua dan Pemilik Gapoktan Silih Asih.
7. Pembimbing lapangan dan seluruh staf karyawan Gapoktan Silih Asih yang telah
membimbing, membantu, dan menemani kami selama dalam waktu Praktik Kerja Lapangan.
Kami selaku siswa menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari kegiatan Praktik Kerja
Lapangan dan laporan akhir ini . Baik dari sisi prilaku kami, etos kerja, serta materi dan Teknik
pengemasan laporan ini karena menyadari kurangnya pengetahuan ,pengalaman dan tutur kata.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat sangat kami harapkan guna untuk
menyempurnakan hasil akhir dari laporan ini dikemudain waktu.
Akhir kata, semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat baik bagi kami selaku siswa dan
maupun generasi-generasi berikutnya di SMK Negeri 1 Cibadak – Kejuruan Agribisnis Pengolahan
Hasil Pertanian. Sekian mohon maaf bila ada kesalahan dalam pengucapan atau penulisan dari kami.
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................5
1.1 Latar Belakang..........................................................................................5
1.2 Tujuan .......................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................7
2.1 Pengertian Jamur........................................................................7
2.2 Taksonomi Jamur Tiram............................................................7
2.3 Deskripsi Jamur Tiram..............................................................................7
2.4 Syarat Tumbuh..........................................................................................8
2.5 Media Tumbuh Jamur Tiram.....................................................................8
2.6 LingkunganTumbuh................................................................... 9
2.7 Manfaat Dan Nilai Gizi Jamur Tiram........................................9
BAB III PELAKSANAAN BUDIDAYA......................................11
3.1 Persiapan Alat Dan Bahan.......................................................11
3.2 Pengadaaan Bahan Baku.........................................................11
3.3 Pengayakan Serbuk Gergaji....................................................11
3.4 Pencampuran bahan baku........................................................12
3.5 Pengomposan..........................................................................12
3.6 Pengemasa Media....................................................................13
3.7 Pasteurisasi..............................................................................14
3.8 Pendinginan.............................................................................14
3.9 Inokulasi..................................................................................15
3.10 Inkubasi...................................................................................15
3.11 Penumbuhan dan pemeliharaan ..............................................17
3
3.12 Panen & Pasca Panen..............................................................17
3.13 Pembuangan Baglog................................................................17
3.14 Pemasaran...............................................................................17
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN........................................18
4.1 Kesimpulan................................................................................18
4.2 Saran...........................................................................................18
BAB V DOKUMENTASI..............................................................19
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jamur adalah organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan
sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil. Oleh karena itu, jamur
mengambil zat-zat makanan dari organisme lain untuk kebutuhan hidupnya. Pada umumnya jamur
hidup pada sisa makhluk lain yang sudah mati, misalnya pada tumpukan sampah, serbuk gergaji
kayu, atau pada batang kayu yang sudah lapuk, Lebih dari 70.000 jenis jamur yang sudah dikenal
sejak lama umumnya masih hidup liar di hutan, kebun atau pekarangan rumah. Walaupun jenis jamur
yang memiliki nilai ekonomi masih sedikit, tetapi potensi jamur di bidang pertanian, industri,
lingkungan, bahan makanan dan bahan obat san2gat tinggi. Beberapa jenis jamur yang telah
dibudidayakan dan memiliki nilai bisnis besar diantaranya adalah jamur merang, jamur kuping,
shitake, champingnon, lingzi dan jamur tiram.
Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur kayu, karena jamur ini banyak tumbuh pada
media kayu yang sudah lapuk. Disebut jamur tiram atau oyster musroom karena bentuk tudungnya
membulat, lonjong dan melengkung seperti cangkang tiram. Batang atau tangkai tidak berada pada
tengah tudung, tapi agak miring ke pinggir, Jamur tiram adalah salah satu jamur yang sangat enak
dimakan serta mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi dibandingkan dengan jamur lain,
seperti pada jamur tiram putih mengandung protein 27%, jamur merang mengandung protein 1,0%
dan jamur champingnon mengandung protein 3,5% dihitung dalam 100 gram berat kering oleh
karena itu jamur tiram mulai dibudidayakan, Kayu atau serbuk kayu yang digunakan sebagai tempat
tumbuh jamur mengandung serat organik (selulosa hemi selulosa, serat lignin) dan lain-lain. Dari
kandungan tersebut ada yang membantu pertumbuhan jamur, antara lain karbohidrat, lignin dan
serat, sedang faktor yang menghambat antara lain getah dan zat pengawet alami yang terdapat pada
kayu seperti tanin, resin dan terpentin. Oleh karena itu, kayu atau serbuk kayu yang digunakan untuk
budidaya jamur sebaiknya berasal dari jenis kayu yang tidak mengandung zat pengawet alami. Untuk
kehidupan dan perkembangan jamur memerlukan sumber nutrien atau makanan dalam bentuk unsur-
unsur kimia, misalnya Nitrogen, Fosfor, Belerang, Kalium, Karbon yang telah tersedia dalam
jaringan kayu, walaupun dalam jumlah sedikit. Oleh karena itu, diperlukan penambahan dari luar;
misalnya dalam bentuk pupuk yang digunakan sebagai bahan campuran pembuatan substrat tanaman
atau media tumbuh jamur. Jamur segar umumnya mengandung 85-89% air. Kandungan lemak cukup
rendah antara 1,08-9,4% dari berat kering terdiri Dari asam lemak bebas mono ditriglieserida, sterol
dan phoshpolipida. Sedangkan karbohidrat terbesar dalam bentuk heksosan dan pentosan polimer
karbohidrat dapat berupa glikogen, khitin dan sebuah polimer N-asetil glikosamin yang merupakan
komponen structural sel jamur.
5
1.2 Tujuan
Kegiatan tugas akhir ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mengenal dan Mengetahui proses produksi Jamur Tiram, sehingga mampu menerapkan dan
mengaplikasikan di dunia usaha.
2. Mengetahui dan memahami apa saja yang menjadi media yang digunakan sebagai media
tanam Jamur Tiram.
3. Agar siswa-siswi dapat memanfaatkan keterampilan dan pengetahuannya untuk menambah
Pemahaman dan pengembangan kematangan diri.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kerajaan Fungi
Filum Basidiomycota
Kelas Homobasidiomycetes
Ordo Agaricales
Famili Tricholomataceae
Genus Pleurotus
7
permukaan bagian bawah berlapis-lapis seperti insang berwarna putih dan lunak. Tangkai jamur
tiram putih ada yang pendek atau panjang yang berukuran 2 cm sampai 6 cm. Di alam jamur tiram
hanya dijumpain pada musim tertentu dalam jumlah yang terbatas dan menumpuk pada bagian
batang pohon yang telah melapuk.
8
Kapur mati apabila diberi air tidak lagi memuai atau panas yang sering digunakan untuk
pertanian
Atau biasa di sebut kapur pertanian(KAPTAN). Kabur mengandung sumber kalsium (Ca) dan
bermanfaat untuk mengatur tingkat keasaman media dan sumber mineral. Kapur yang
digunakan yaitu harus kapur pertanian (KAPTAN) / (CaC03).
3. Dedek
Dedek digunakan sebagai nutrisi pertumbuhan jamur pada media tanam, pengguna dedak
juga bisa menjadi sumber karbohidrat, karbon (C) dan nitrogen (N) selain itu vitsmin B1 dan
B2 juga terkandung didalamnya. Karbon (C) digunakan sebagai sumber enrgi utama,
sedangkan nitrogen berfungsi untuk membangun miselium dan membangun enzim-enzim
yang disimpan dalam tubuhnya.
9
2 Lemak (%) 56,6
10
BAB III
PELAKSANAAN BUDIDAYA
3.1 Persiapan Media Alat dan Bahan
Sebelum melakukan proses produksi, hal yang harus dipersiapkan yang pertama adalah
bangunan kumbung, alat dan bahan seperti peralatan untuk membuat media hingga proses
pascapanen dan pemasaran. Setelah semua peralatan dan bahan disiapkan, tahap yang
selanjutnya adalah proses produksi jamur tiram yaitu sebagai berikut :
11
pohon karet ,karena sudah cukup halus dan jika dalam pengemasan masih terdapat sisa-sisa kayu
karet, dan sisa kayu tersebut langsung dibuang.
Gambar 2. Pencampuran bahan baku, tumbukan biji jagung, kapur, dedek, dan air
Selain serbuk gergaji, bahan tambahan untuk media jamur tiram adalah air, dedek,, kapur dan
tumbukan biiji jagung. Air sebagai pembentuk kelembapan bagi pertumbuhan jamur, dedak untuk
meningkatkan nutrisi media tanam, terutama sebagai sumber karbohidrat, karbon dan nitrogen,
sedangkan kapur merupakan sumber kalsium sebagai penguat batang/akar jamur agar tidak mudah
rontok. Selain itu kapur juga berfungsi untuk mengatur pH media pertumbuhan jamur pencampuran
bahan baku dilakukan secara serbuk gergaji 100%, dedak 20%, kapur 3%, dan kadar air 50-70%
secara sederhana, untuk mengetahui kadar air dapat dilakukan dengan membuat gumpalan media
dengan cara mengepalkan media. Apabila gumpalan dalam kepalan mengeluarkan air terlalu banyak
maka kandungan air dalam bahan tersebut terlalu tinggi. Media yang baik biasanya menggumpal bila
saat dikepal namun mudah dihancurkan kembali.
3.5 Pengomposan
Pengomposan dilakukan untuk membantu mengurangi kontaminasi media oleh mikroba liar
contohnya Neuospora sp dan juga membantu penguraian beberapa senyama kompleks menjadi lebih
sederhana sehingga lebih mudah diserap oleh jamur tiram. Pada budidaya jamur tiram, pengomposan
dilakukan dengan cara membuat gundukan media, kemudian menutupnya dengan menggunakan
12
plastik atau terpal dengan rapat selama 1-2 hari. Agar proses pengomposan merata, dan setiap hari
dilakukan pengadukan.
13
3.7 Pasteurisasi
3.8 Pendinginan
14
Gambar 5. Proses pendinginan di ruang inkulasi
Media yang telah di pasteurisasi kemudian didinginkan antara setengah sampai satu hari, sebelum
dilakukan inokulasi (pemberian bibit). Untuk mempercepat pendinginan dapat menggunakan kipas
angin. Apabila inokulasi dilakukan saat suhu media masih tinggi maka bibit yang ditanam akan mati
karena kepanasan.
3.9 Inokulasi
15
Media yang telah diinokulasi kemudian disimpan pada ruang tertentu (yang cocok untuk
pertumbuhan misellia) agar misellia jamur dapat tumbuh. Inkubasi dilakukan dengan cara menyusun
baglog pada rak di ruang inkubasi Pada budidaya jamur tiram, inkubasi dilakukan diruang yang
sedikit gelap agar misellia lebih cepat merambat. Ruangan inkubasi media jamur tiram yaitu mampu
menampung Kurang Iebih 6 250 baglog Media akan tampak putih merata antara 40-60 hari setelah
dilakukan inokulasi Misella yang tidak tumbuh dapat dilihat apa bila setelah 2 minggu media
diinkubasıkan, tidak terdapat tanda-tanda adanya misellia jamur yang berwarna putih merambat,
maka inokulasi tıdak berhasil Media/baglog yang terkontaminasi segera dibuang, sedangkan yang
tidak tumbuh dapat dipasterisasi ulang untuk ditanami kembali.
3.11Penumbuhan &Pemeliharaan
A. Penumbuhan
Media jamur yang telah berwarna putih penuh dipindahkan ke ruang tumbuh dan telah siap untuk
dilakukan penumbuhan atau growing. Pada masa pembentukan badan buah, permukaan media
memerlukan paparan sinar, sehingga pada fase growing sebaiknya penempatan baglog terpisah
dengan fase inkubasi. Apabila media ditempatkan di tempat yang sama (yang tidak ada cahaya),
maka badan buah tidak akan terbentuk. Pada budidaya jamur tiram, ,fase growing dilakukan di
ruang yang lebih banyakcahaya. Ruangan inkubasi media jamur tiram yaitu dengan luasan 96 m' dan
48㎡' dengan dinding terbuat dari plastik dan paranet yang beratapkan rumbia, dengan luas kubung
154 ㎡ dapat menampung kurang lebih 15.000 baglog. Penumbuhan dilakukan dengan cara
membuka kapas rajut (penutup media) pada media yang sudah putih tersebut tujuanya untuk
memberikan oksigenyang cukup untuk pertumbuhan tubuh buah jamur, dengan oksigen yang cukup
dapat memberikan kesempatan bagi jamur untuk membentuk tubuh buah dengan baik.
C. Penyiraman
16
suhu yang cocok untuk pertumbuhan jamur tiram yaitu 25---28"C dengan kelembapan 80-90%.
Untuk menjaga kondisi lingkungan agar sesuai untuk pertumbuhan jamur tiram maka perlu
dilakukan penyiraman pada lantai kubung dan mengkabutkan air bersih ke dalam lingkungan
disekitar tempat baglog jamur tiram. Dengan penyiraman tersebut diharapkan diperoleh suhu dan
kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan jamur tiram.
3.14 Pemasaran
Jamur Segar
Pemasaran jamur tiram di Jamur dilakukan dengan cara konsumen membeli langsung di tempat
produksi dengan harga Rp 12.000 untuk setiap kg nya dan sebagian akan dijual dalam bentuk olahan
di Restoran Jamur. Restoran jamur menjual berbagai olahan jamur tiram seperti sate, tongseng,
bakso, crispy dll, yang semua berbahan dasar jamur tiram. Restoran Jamur dapat menghabiskan
kurang lebih 10-20 kg jamur tiram dalam satu hari.
17
Baglog
Tidak hanya jamur segar, jamur juga menjual baglog siap panen dengan harga Rp 2.500 untuk satu
baglog jamur tiram. Baglog jamur tiram dijual dengan cara konsumen memesan langsung di tempat
produksi. Konsumen juga dapat memesan melalui via email. Jamur tiram dapat diantar ke konsumen
jika tempat pemesanan dalam ruang lingkup lokal.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimmpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Proses pembudidayaan jamur tiram yang meliputi persiapan alat dan bahan, persiapan bahan
baku untuk pembudidayaan, pencampuran media, pengomposan, sterilisasi, inokulasi,
inkubasi, pertumbuhan jamur tiram, pemeliharaan, panen, pascapanen dengan pasteurisasi
dengan menggunakan bejana air dan bangker.
2. Proses budidaya jamur tiram dapat dilakukan dengan mudah , dengan menggunakan salah
satu medianya yaitu serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik yang sudah
disesuaikan ukurannya.
3. Setelah dilakukannya prose kerja lapangan(PKL) siswa dapat menambah wawasan baru
tentsng budidaya jamur tiram , dan bisa menerapkan di dunia usaha di daerahnya masing-
masing.
4.2 Saran
1. Peluasan market penjualan jamur tiram, sehingga para petani jamur tiram bisa mendapat
kesejahtraan, market yang bisa diperluas bisa mencakup pasar online, pasar import dll.
2. Lahan produksi diperluas dan produksi diperbanyak
Penambahan alat dan bahan agar tinggat produksi lebih maksimal
18
BAB V
DOKUMENTASI
NO Gambar Keterangan
19
Pencampuran bahan baku,
2 tumbukan biji jagung, kapur, dedek,
dan air
20
3 Pengemasan Media
21
5
Inkulasi/pemeberian bibit pada
media
6 Inkubasi/penyimpanan baglog
yang sudah di bibit
22
7 Sterilisasi atau pengukusan
selama 8-10 jam
23