Anda di halaman 1dari 6

HARUTI S.

HAMDANI
150510130163
KELOMPOK 2
INDUSTRI PERBENIHAN - G

SOAL DAN JAWABAN PERTANYAAN INDUSTRI PERBENIHAN

1. Apakah ketersediaan varietas unggul sebagai bahan dasar benih bermutu


telah dapat dipenuhi ? Jelaskan !
Ketersediaan varietas unggul sebagai bahan dasar benih bermutu belum
dapat dipenuhi. Hal ini disebabkan karena produktvitas penangkar benih atau
petani produsen benih bermutu masih kurang, teknologi yang masih kurang
memadai pada kegiatan benih, sumber daya manusia yang masih belum bisa atau
dapat digunakan pada percancangan atau penyediaan varietas unggul sebagai
bahan dasar benih, infrastruktur, anggaran dana yang masih kurang memadai
dan mendukung penyediaan varietas unggul sebagai bahan dasar benih bermutu
agar dapat terpenuhi dan kelembagaan perbenihan yang masih beragam
mempengaruhi penyediaan dasar benih bermutu dari ketersedian varietas unggul
sebagai bahan.

2. Bagaimana tingkat adopsi varietas unggul tersebut ? Jelaskan !


Tingkat adopsi varietas unggul masih rendah di tingkat petani atau
pengguna benih karena masih kurangnya informasi, akses, teknologi, modal dan
ketersediaan benih untuk memenuhi atau menggunakan varietas unggul tersebut.
Keterbatasan informas, akses dan modal akan varietas unggul menyebabkan
teknologi dan ketersediaan varietas unggul kurang.

3. Bagaimana preferensi petani/ pengguna terhadap varietas unggul


tersebut ? Jelaskan !
Preferensi petani atau pengguna terhadap varietas unggul yang tersebar
akan benih varietas unggul ini bermacam-macam. Petani atau pengguna benih
terdapat preferensi yang bersifat sangat baik dan yang kurang terhadap
penggunaan varietas unggul tersebut. Petani yang memiliki preferensi yang baik
terhadap varietas unggul terjadi karena tingkat kepuasan petani yang tinggi akan
varietas unggul dan selalu menunggu adanya varietas unggul lain yang memiliki
sifat lebih baik dari yang sebelumnya dan cocok untuk diaplikasikan. Sedangkan
HARUTI S. HAMDANI
150510130163
KELOMPOK 2
INDUSTRI PERBENIHAN - G
untuk petani yang memiliki preferensi kurang disebabkan karena tingkat
kepuasan petani yang rendah akbibat kurang baiknya ataupun kualitas dari
varietas unggul yang digunakan tidak sesuai dengan yang dipromosikan.

4. Uraikan faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi varietas unggul !


Faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi varietas unggul adalah
Varietas unggul baru yang ada tidak lebih baik atau kurang dari varietas
yang sebelumnya. Hal ini dapat mempengaruhi adopsi varietas unggul
baru yang dilepas ke masyarakat sehingga tingkat adopsinya pun
beragam. Apabila varietas unggul ini tidak lebih atau kurang baik dari
varietas yang sebelumnya maka tingkat adopsinya kurang. Tingkat
adopsi yang kurang dikarenakan hasil yang kurang atau tidak lebih baik
dari varietas yang sebelumnya dan petani atau pengguna tidak mau
menggunakan varietas unggul baru tersebut.
Petani atau pengguna benih tidak mendapatkan informasi tetang varietas
unggul baru yang ada. Informasi ini tidak didapatkan oleh petani karena
penyampaiann informasi yang kurang oleh pemulia ataupun penangkar
benih lainnya bahwa terdapat benih baru yang lebih unggul.
Petani atau pengguna benih tidak memiliki akses untuk mendapatkan
varietas benih unggul yang baru. Akses merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh dalam adopsi benih
Ketersediaan benih di daerah-daerah yang masih belum terpenuhi
berpengaruh terhadap tingkat adopsi benih di petani. Apabila benih
tersedia maka memungkinkan tingkat adopsi benih tinggi
Belum dimanfaatkannya signal pasar di kalangan pengguna dalam
perencanaan penelitian dan pengembangan varietas unggul, terutama
preferensi pengguna yang bersifat spesifik lokasi. Hal ini disebabkan
karena produsen benih masih terfokus pada pengembangan varietas
unggul yang universal tanpa memperhatikan spesifik lokasi.
HARUTI S. HAMDANI
150510130163
KELOMPOK 2
INDUSTRI PERBENIHAN - G
5. Bagaimana preferensi petani/ pengguna terhadap varietas unggul ?
Preferensi petani atau pengguna terhadap varietas unggul yang tersebar
akan benih varietas unggul ini bermacam-macam. Petani atau pengguna benih
terdapat preferensi yang bersifat sangat baik dan yang kurang terhadap
penggunaan varietas unggul tersebut. Petani yang memiliki preferensi yang baik
terhadap varietas unggul terjadi karena tingkat kepuasan petani yang tinggi akan
varietas unggul dan selalu menunggu adanya varietas unggul lain yang memiliki
sifat lebih baik dari yang sebelumnya dan cocok untuk diaplikasikan. Sedangkan
untuk petani yang memiliki preferensi kurang disebabkan karena tingkat
kepuasan petani yang rendah akbibat kurang baiknya ataupun kualitas dari
varietas unggul yang digunakan tidak sesuai dengan yang dipromosikan.

6. Bagaimana inovasi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan adopsi


varietas unggul tersebut ? Jelaskan !
Inovasi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan adopsi varietas
unggul adalah
Memanfaatkan signal pasar kalangan pengguna benih untuk perencanaan
penelitian dan pengembangan varietas unggul, terutama preferensi
dibidang varietas unggul spesifikasi lokasi
Penggunaan atau pemanfaatan teknologi yang dapat dilakukan untuk
membuat rancangan pembuatan benih varietas unggul lebih baik dan
dapat digunakan untuk berbagai lokasi, selain itu untuk meningkatkan
kualitas benih yang dibutuhkan.
Penyebaran informasi yang merata diseluruh daerah agar tidak terjadi
ketimpangan informasi yang didapatkan oleh petani
Akses yang lebih baik antara petani dengan pemenuhan benih varietas
unggul agar semua petani dapat menggunakan dan mendapatkan varietas
unggul dan dapat mencoba varietas unggul tersebut
HARUTI S. HAMDANI
150510130163
KELOMPOK 2
INDUSTRI PERBENIHAN - G
7. Bagaimana pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan
memperoleh benih sumber dari varietas unggul tersebut ?
Pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan memperoleh
benih sumber dari varietas unggul adalah
Promosi/diseminasi
a) Sosialisasi benih varietas unggul kepada lembaga perbenihan
b) Melakukan promosi benih bersama dengan lembaga perbebnihan dan
masyarakat dalam bentuk kunjungan lapang maupun panen bersama.
c) Pemberian bantuan benih kepada petani lembaga perbenihan untuk
dimanfatkan dalam kegiatan uji adaptasi varietas, demonstrasi benih
unggul, demplot, display varietas unggul dan kaji terap varietas
unggul.
d) Pemberian bantuan benih varietas unggul kepada penangkar benih
Komersial
a) Produksi benih yang dimanfaatkan secara komersial atau dijual.
b) Penyaluran (distribusi) benih, baik yang bersifat bantuan maupun
benih yang dikomersialkan perlu dilengkapi dengan dokumen
administrasi benih atau berita acara serah terima benih.

8. Adakah masalah dalam penyediaan benih sumber tersebut ?


Masalah dalam penyediaan benih sumber adalah
Ketersediaan benih sumber yang masih belum memenuhi ketentuan tepat
benih
belum optimalnya kinerja lembaga produksi dan pengawasan mutu benih
pemenuhan modal untuk mendukung penyediaan benih sumber

9. Bagaimana peran industri benih lokal dalam penyediaan varietas unggul


dan benih bermutu ?
Peran industri benih lokal dalam penyediaan varietas unggul dan benih
bermutu masih kurang karena perbedaan teknologi dan sumber daya manusia
yang kommpeten dibidang pemuliaan atau penyediaan varietas unggul masih
HARUTI S. HAMDANI
150510130163
KELOMPOK 2
INDUSTRI PERBENIHAN - G
kurang memadai. Sehingga industri lokal dalam penyediaannya masih kurang
dan dalam segi kualitas masih kurang atau kalah dengan industri benih yang
sudah besar karena mutu dari benih yang dihasilkan oleh industri benih besar
berkualitas baik.

10. Bagaimana model industri benih lokal yang harus dikembangkan


berkembang di Indonesia ?
Model industri benih lokal yang harus dikembangkan untuk menopang
ketersediaan varietas unggul sebagai benih dasar adalah industri benih lokal
yang memiliki teknologi dan sumber daya manusia yang kompeten dibidangnya
dan dapat membuat atau mempertahankan kualitas dari benih yang akan
diproduksi sehingga dapat menghasilkan benih yang tergolong varietas unggul
dan baik. kemudian selain teknologi dan sumber daya manusia yang mumpuni,
permintaan dan kebutuhan yang diinginkan oleh pasar diperhatikan dan
penyebaran informasi akan adanya varietas unggul yang baik merata agar tidak
terjadi ketimpangan informasi.

DAFTAR PUSTAKA
Litbang. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai. Tersedia di
http://www.litbang.pertanian.go.id/download/one/60/file/2-Pendahuluan.pdf [5
Oktober 2016]
Susanto, U.,Daradjat, A.A., dan Suprihatno. 2003. Perkembangan Pemuliaan Padi
Sawah di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian Vol. 22(3) : 125 -131.
Suprihatno B. Dan Daradjat, A.A. 2009. Kemajuan dan Ketersediaan Varietas Unggul
Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
Widiarta, I.N., Kariyasa I.K., Hermanto, Sunihardi, Kusnandar, dan Muchtar. Laporan
Tahunan 2013. Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.
Wibawa, W. Penyediaan Dan Penyebarluasan Benih Sumber Varietas Unggul Baru
(Vub) Melalui Unit Pengelolaan Benih Sumber (Upbs) Di Provinsi Bengkulu.
Laporan Akhir. Tersedia di
http://bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2015/penyediaan-
benih-sumber-2015.pdf [5 Oktober 2016]
HARUTI S. HAMDANI
150510130163
KELOMPOK 2
INDUSTRI PERBENIHAN - G

Anda mungkin juga menyukai