Anda di halaman 1dari 19

 BERANDA

 INFO REDAKSI

(WM) WORLD MECO


COMPANY
The Blog inspiration public
stay updated via rss

 ILHAM SHYARIFUDIN. SP

 PESAN REDAKSI
Warning :
Kami harap Blog ini mampu mewakili penulis dalam menyampaikan inspirasi ataupun pengetahuan. Dan setidaknya Pembaca dapat
memamfaatkan artikel yang di posting oleh redaksi sehingga bisa berguna buat semua orang, penulis tidak melarang pembaca
mengcopy paste file asalkan sumber tetap di tulis, sebagai alasan menghargai karya penulis itu sendiri.
Semoga pembaca menadapatkan manfaat yang banyak dari Blog ini.
ttd
ILHAM SHYARIFUDIN & BAIQ SIL HENDRAWATI

 ARSIP BLOG (WM)


o Maret 2015
o September 2014
o Agustus 2014
o Juli 2014
o Juni 2014
o April 2014
o Maret 2014
o Februari 2014
o Januari 2014
Posted: 10 Februari 2014 in Tak Berkategori
2
LAPORAN PELAKSANAAN PERAKTIK KERJA LAPANGAN
EFISIENSI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH DI
KABUPATEN LOMBOK BARAT
Studi Kasus Produksi UD. AL-GHUROBA
Jln. Muhajirin Belencong (River side) Gunung Sari Lombok Barat

Redaksi : Ilham Shyarifudin


Situs Blog di https://worldmeco.wordpress.com
Blog Inspirasi Public Dengan Kejutan Sejuta Ilmu
Ilmu merupakan penopang hidup di Dunia, tanpa ilmu apalah artinya hidup, tuntutlah ilmu sebanyak mungkin, sebagai

modal hidup Dunia dan akhirat, karena ilmu merupakan investasi masa depan dengan sekala jangka panjang

Life start here

Ok
ABSTRACK

KATA PEGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT atas segala anugrah dan
kekuatan darinya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) yang berjudul “Efisiensi Pemasar Jamur Tiram Putih ” Poduksi UD. AL-GHUROBA,
Jln.Muhajirin Belencong ( river side ) Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat
tepat pada waktunya. Laporan ini di susun untuk keperluan penyelesaian pendidikan pada
Fakultas Pertanian Unversitas Mataram.
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat di selesaikan atas bimbingan, petunjuk,
bantuan, dan saran. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini
penulis menghaturkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terhormat:
1. Bapak Ir. Anwar, MP,selaku Ketua Program S1 Agribisnis Regular Sore Fakultas Pertanian
Universitas Mataram.
2. Bapak Ir. Syarifudin, M.Si selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan ( PKL ).
3. Bapak Fikhan Sahidu dan Ibu Eri selaku pemilik usaha yang sudah memberikan
kesempatan bagi kami untuk dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di UD-AL-
GHUROBA.
4. Bapak Abdullah W Suharta, Heru, Ibu Mis, dan seluruh ibu-ibu AL-GHUROBA yang
sudah sabar membimbing kami selama ini.
5. Teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
guna kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Mataram, 12 juni 2013

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh
Mahasiswa Program Studi S1 Agribisnis untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar kesarjanaan pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
Pada Praktek kerja Lapangan sangat bermanfaat bagi mahasiswa yaitu mahasiswa terjun
langsung kelapangan dan mengetahui bagaimana metode serta teknis cara pembuatan sampai
pemasaran Produk, Pengetahuan yang diperoleh untuk meningkatkan kualitas pertanian di
masyarakat.
Secara global pertanian meliputi beberapa sektor diantaranya; pertanian, perikanan,
pertenakan, dan kehutanan. Hasil olahan dari keempat sektor ini tergabung dalam agribisnis.
Mahasiswa pertanian melaksanakan Praktik Kerja Lapangan baik di perusahaan
bersekala makro, menengah maupun bersekala mikro ( Industri Bersekala Rumah Tangga ).
Seperti yang kami lakukan di UD.Al-GHUROBA Jamur Tiram Putih di Desa Belencong
Kecamatan Gunung Sari membudidayakan Jamur Tiram Putih untuk Konsumsi harian
sebagai tambahan protein serta gizi yang tinggi terutama kadar asam amino yang lengkap.
Alasan penulis memilih tempat untuk Praktik Kerja Lapangan karena dikalangan
masyarakat sudah banyak mengetahui jamur tiram putih serta nilai ekonomi yang terdapat
dalam usaha jamur tiram putih sehingga penulis mempunyai inisiatif mempelajari apa saja
keperluan serta persyaratan untuk melakukan budidaya hingga pemasaran jamur tiram putih
yang nilai ekonominya cukup cerah dan prospektif serta pangsa pasar sangat luas.
Produksi Jamur Tiram Putih UD.AL-GHUROBA Kecamatan Gunung sari
Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu perusahaan berskala mikro atau kecil yang
mampu berdiri sendiri dan merupakan pusat sentra usaha pengembangan jamur tiram dengan
cara membudidayakan jamur dan memperbanyak media jamur yang berperan untuk
meningkatkan kualitas jamur tiram putih, dalam proses pemasarannya sangat mudah yaitu
menjual langsung ke konsumen dari rumah kerumah maupun melalui pedagang pengumpul
yang berperan menyampaikan ke konsumen.Peluang pasar domestik jamur tiram putih masih
potensial, ditinjau dari populasi penduduk yang demikian besar disertai dengan
berkembangnya industri pengolahan, pariwisata, terkait di dalamnya industri perhotelan,
restoran dan rumah makan, maka peluang pemasaran produk jamur tiram putih memberikan
prospek yang cerah.
Pengembangan jamur tiram secara itensif dan komersial mempunyai prospek yang
sangat mengiurkan , peluang pemasaran jamur tiram sebagai bahan baku sayuran untuk
masyarakat berbagai kalangan , baik lingkungan rumah tangga maupun restoran dan hotel
berbintang amat besar. Permasalahan yang di hadapinya pun cukup minim dalam budidaya
jamur tiram putih. Melihat prospek yang cukup besar maka Jamur Tiram Putih UD.AL-
GHUROBA menjadi pilihan mahasiswa sebagai tempat Praktek Kerja Lapangan ( PKL ).
Budidaya jamur tiram putih yang bernama latin Pleurotus ostreatus ini masih
tergolong baru. Di Indonesia budidaya jamur tiram mulai dirintis dan diperkenalkan kepada
para petani terutama di desa belencong , dan pada waktu itu petani dan pengusaha jamur
tiram masih sangat sedikit. Sekitar tahun 2009, para petani di kawasan tersebut, yang semula
merupakan petani biasa, mulai beralih menjadi petani jamur tiram meski masih dalam skala
rumah tangga. Dalam perkembangannya, beberapa industri berskala rumah tangga
bergabung hingga terbentuk UD dan memiliki badan hukum.
Jamur tiram merupakan salah satu jamur yang cukup dikenal dan digemari oleh
masyarakat karena dapat dikonsumsi dalam keadaan mentah, segar, masakan maupun dalam
bentuk olahan. Terdapat beberapa jenis jamur tiram yang dapat dikonsumsi, yaitu jamur tiram
putih, jamur tiram merah jambu, jamur tiram abu-abu, jamur tiram coklat, jamur tiram hitam,
dan jamur tiram kuning. Namun, jamur tiram yang sering dikonsumsi masyarakat dan
dibudidayakan adalah jamur tiram putih karena memiliki tekstur daging yang lembut dan
rasanya hampir menyerupai daging ayam serta memiliki kandungan gizi yang tinggi dan
berbagai macam asam amino essensial, protein, lemak, mineral, dan vitamin (Martawijaya &
Nurjayadi 2010).
Jamur tiram ( Pleurotus ostreatus cl ) merupakan sumber bahan pangan yang bernilai
gizi tinggi, mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin. Oleh karena itu jamur
tiram sebagai sayuran yang aman di konsumsi setiap hari, sumber yang baik untuk asam
amino di perlukan dalam membentuk protein dalam tubuh , sumber yang baik untuk vitamin
terutama vitamin B1, B2, dan sumber mineral terutama Kalium dan Fosfor. Jamur ini
dibudidayakan dengan teknologi sederhana menggunakan bahan media yang mudah di dapat
sekitar kita seperti serbuk geregaji kayu, dedak, tepung jagung ( biji-bijian ), kapur dan air
(Direktorat Jenderal Holtikultura 2006).
1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Tujuan melaksanakan Praktek kerja Lapangan ( Farm Experience ) adalah:
a. Untuk mendekatkan mahasiswa dengan kenyataan kondisi kegiatan pertanian yang ada
dilapangan.
b. Meningkatkan etos kerja mahasiswa yang bersangkutan serta memiliki keterampilan yang
khusus,
c. Memberi pengetahuan, mengenal, menindentifikasi, memecahkan permasalahan dalam
bidang pertanian khususnya dalam bidang pembudidayaan serta pemasaran jamur tiram putih.
d. Meningkatkan keterampilan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja dan sekaligus
sebagai ahli yang profesional di bidang yang di tekuni, sehingga bisa menerapkan secara
langsung kepada masyarakat setempat.

1.3. Sasaran Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Adapun sasaran yang ingin di capai dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan ini
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengembangkan pengetahuan di bidang pembudidayaan serta pemasaran jamur
tiram putih baik tingkat rumah tangga, pasar tradisional serta pasar modern.
b. Mewujudkan mahasiswa sebagai wirausahawan baru yang bisa belajar dari pengalaman.
c. Dapat menerapkan teori serta praktek dalam proses budidaya jamur tiram serta dapat
mengetahui bagaimana pemasarannya.
1.4. Target Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Kegiata Praktek Kerja Lapangan bertujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui proses produksi Jamur Tiram Putih sehingga mampu menerapkan dunia usaha.
b. Agar mahasiswa dapat memanfaatkan keterampilan dan pengetahuannya untuk menambah
kepercayaan dan pengembangan kematangan diri.
c. Mahasiswa dapat menjadi tenaga professional dalam bidangnya dengan bisa melihat
peluang yang ada, bisa mandiri dan dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum Tentang Jamur Tiram
Jamur merupakan tumbuhan yang banyak dijumpai di alam. Jamur sudah dikenal
oleh masyarakat sejak dulu dan tumbuh liar di hutan-hutan pada musim hujan dikarenakan
kelembaban yang cukup tinggi menyebabkan jamur dapat tumbuh dengan baik (Direktorat
Jenderal Hortikultura 2006). Saat ini masyarakat sudah mengenal jamur sebagai salah satu
sumber bahan makanan nabati yang mengandung gizi tinggi maupun untuk pengobatan yang
memiliki efek kesehatan. Selain mengandung protein, lemak tidak jenuh, serat, dan asam
amino esensial, dalam jamur juga terkandung sejumlah penting vitamin, mineral, hormon,
enzim serta senyawa aktif (Jaelani 2008). Namun, ada beberapa jenis jamur yang beracun
apabila dikonsumsi, sehingga mengakibatkan keracunan pada manusia bahkan sampai pada
kematian.
Sebagian jenis jamur telah dapat dibudidayakan secara komersial. Dengan
berkembangnya teknologi dan pengetahuan mengenai budidaya, jamur dapat dibudidayakan
dengan membuat rumah produksi (kumbung) yang suhunya dapat diatur sesuai dengan syarat
bertumbuhnya jamur tersebut dengan baik. Jamur mulai menjadi salah satu sayuran
primadona dan dalam beberapa tahun terakhir jamur memiliki peminat yang semakin banyak
untuk dikonsumsi baik dari dalam negeri maupun mancanegara (Direktorat Jenderal
Hortikultura 2006). Selain itu, jamur memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Hal tersebut dapat
dilihat dari harga jual jamur yang umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran
lainnya.
2.2.Proses Budidaya Jamur Tiram Putih
Media tanam jamur tiram putih dibuat menyerupai kondisi tempat tumbuh jamur tiram
di alam. bahan baku yang digunakan sebagai media dalam budidaya jamur tiram adalah
serbuk gergaji, kapur yang berfungsi sebagai penetral keasaman dengan mengontrol pH tetap
stabil pada saat proses pengomposan atau pemeraman, miell/kapur yang berfungsi sebagai
bahan penambah mineral dan menguatkan kepadatan media tanam, dedak yang mengandung
karbohidrat, karbon, nitrogen, dan vitamin B yang dapat mempercepat pertumbuhan
miselium jamur tiram, tepung jagung yang berfungsi sebagai penambah vitamin pada jamur
tiram, serta EM4 yang berfungsi sebagai bahan mempercepat pembusukan pada campuran
media tanam jamur tiram putih.
Ada beberapa komposisi campuran media antara serbuk gergaji dengan bahan baku
lainnya. Salah satu komposisi campuran media tanam jamur tiram putih satu kali proses
adalah serbuk geregaji 35 kw,air secukupnya, dedak 35 kg, kapur/kalsium 2 kg, miell/kapur
¼ kg, tepung jagung 3,5 kg, EM4 200 ml dan air secukupnya. Proses budidaya jamur tiram
putih yaitu:
A. Persiapan Alat Dan Bahan
Sebelum melakukan proses produksi hal yang harus di lakukan adalah menyiapkan
bangunan penyimpanan dan mempersiapkan alat dan bahan seperti peralatan utuk membuat
media hingga proses pascapanen dan pemasaran.

B. Pengadaan Bahan Baku


Dalam pengadaan bahan baku, salah satu faktor yang penting dalam melakukan
budidaya jamur tiram yaitu memilih serbuk geregaji untuk media tanam jamur tiram putih.
Secara umum serbuk geregaji dibedakan dalam serbuk keras, agak keras dan lunak. Jenis
serbuk geregaji keras diantaranya adalah kayu mahoni, jati,dan nangka. Serbuk geregaji agak
keras di antaranya kayu mindi, rambutan,karet dan beringin. Sedangkan serrbuk geregaji
lunak di antaranya adalah kayu sengon, pinus dan lain sebagainya.
C. Pengayakan Serbuk Geregaji
Pengayakan serbuk geregaji dilakukan agar media jamur tiram putih bersih dari sisa-
sisa kayu yang terbawa dari serbuk geregaji, supaya pada pembungkusan (pembuatan baglog)
tidak mengalami kerusakan pada pembungkus baglog.
D. Pencampuran Bahan Baku
Dalam pencampuran bahan baku, selain serbuk geregaji bahan tambahan yang di
gunakan untuk media tanam jamur tiram putih adalah air untuk mengetahui kadar air pada
media tanam jamur tiram putih, dedak untuk meningkatkan nutrisi media tanam, tepung
jagung untuk penambahan vitamin jamur tiram putih, kalsium/kapur sebagai kalsium untuk
penguat batang akar jamur tiram putih supaya tidak mengalami kerontokan, miell untuk
mengatur PH pertumbuhan jamur, EM4 untuk mempercepat proses pembusukan pada media
tanam jamur tiram putih.
E. Pengomposan
Pengomposan di lakukan untuk membantu mengurangi kontaminasi mikroba liar dan
juga membantu mengurangi beberapa senyawa kompleks menjadi lebih sederhana sehingga
mudah di serap oleh jamur tiram pada budidaya jamur tiram putih.
F. Pengemasan Media Tanam Jamur Tiram Putih (Pembuatan Baglog)
Pengemasan media tanam jamur tiram putih (pembuatan baglog) dengan menggunakan
kantong plastic, bertujuan untuk mempermudah pengaturan kondisi dan penanganan media
selama pertumbuhan. Kantong plastik yang digunakan adalah plastik yang kuat dan tahan
panas sampai suhu 90ºC. Ukuran dan ketebalan plastic terdiri dari berbagai macam ukuran.
Dalam usaha budidaya jamur tiram putih biasanya yang digunakan adalah, 17 x 35 cm, 14 x
25cm dan ketebalan 0,3 – 0 7 mm.
G. Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan proses pemanasan yang dilakukan untuk menonaktifkan
mikroba Pasteurisasi yang menggunakan drum membutuhkan waktu yang lebih lama, selain
itu tingkat terjadinya kotaminasi media lebih tinggi. Pasteurisasi Jamur dilakukan dengan
menggunakan bangker yang berukuran 2,5 x2 x 2 m dan bejana air sebagai penyalur uap
panas ke bangker dengan tinggi bejana air bagian atas 1 m dan bagain bawah 120 cm
diameter 70 cm. Media dipasteurisas hingga suhu mencapai 90o C, atau membutuhkan waktu
8-10 jam untuk mecapai suhu tersebut. Dalam satu kali proses pasteurisasi, dapat
menghasilkan 1.063 – 1.008 media log.
H. Pendinginan
Media yang telah dipasteurisasi kemudian didinginkan antara satu sampai dua hari,
sebelum dilakukan inokulasi (pemberian bibit). Pendinginan di lakukan secara sederhana
Apabila inokulasi dilakukan saat suhu media masih tinggi maka bibit yang ditanam akan mati
karena kepanasan.
I. Inikulasi (Pembibitan)
Inokulasi merupakan proses penanaman bibit, yang dilakukan dengan cara menaburkan
bibit kedalam media tanam jamur tiram .
J. Inkubasi
Setelah proses penaburan bibit (inokulasi) selesai lalu kemudian simpan baglog
tersebut diatas rak dalam ruanga inkubasi dengan posisi tertidur.
K. Penumbuhan
Media tanam jamur yang telah berwarna putih segara di taruh di ruang pemaliharan
untuk proses penumbuhan.
L. Pengendalian Hama Dan Penyakit
Pada dasarnya, budidaya jamur tiram putih tidak memiliki hama dan penyakit seperti
jenis sayuran pada umumnya.
Sedangkan penyakit yang menyerang media jamur tiram adalah serangga bakteri,
cendawan atau jamur liar. Serangan bakteri gejalnya yaitu permukaan media menjadi
berlendir berwarna putih dan misellia tidak dapat berkembang. Sedangkan kehadiran
cendawan pada media jamur tiram akan menyebabkan misellia jamur tiram tidak tumbuh.
Pengendalianya dilakukan dengan cara membuang baglog yang terkontaminasi oleh
cendawan. Sedangkan untuk pencegahan dilakukan dengan mengurangi jumlah susunan
baglog dan proses pasteurisasi yang sempurna.
M. Penyiraman
Penyiraman di lakukan untuk menjaga kelembapan dan menjaga suhu dengan baik
pada pemeliharan jamur tiram, supaya jamur tiram putih mengalami pertumbuhan dengan
baik.
N. Panen Dan Pasca Panen
a. Panen
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat optimal, yaitu cukup
besar tetapi belum mekar penuh.

b. Pasca panen
Jamur yang sudah dipanen dibersihkan dari kotoran yang menempel pada bagian akar,
dengan cara tersebut, disamping kebersihanya lebih terjaga, daya simpan jamur pun akan
lebih tahan lama.
O. Pembuanga Baglog
Jamur akan terus tumbuh selama baglog masih mampu memberikan makanan yang
cukup untuk tubuh buah jamur.
2.3. Pemasaran
2.3.1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan bagian manajemen yang di terapkan secara strategi dalam
perencanaan, pengaturan dan motivasi untuk mencari keuntungan dan kepuasan konsumen.
Sistem Pemasaran merupakan urutan lembaga pemasaran yang melakukan fungsi
pemasaran untuk mempelancar aliran produk dari produsen ke pada konsumen.
Adapun sipat sistem pemasaran jamur tiram putih antara lain sebagai berikut:
a. Kegiatan pemasaran produk jamur tiram adalah komplek karna mudah rusak, ukuran dalam
pemanenan cukup besar dan memiliki mutu yang tinggi.
b. Tidak musiman, habis sekali pakai atau konsumsi
c. Biaya lebih efisien di bandingkan dengan usaha sektor pertanian lain.
Peran Sistem Pemasaran dalam usaha jamur Tiram.
a. Memaksimum tingkat konsumen atau penghabis
b. Memaksimumkan tingkat kepuasan dalam penjualan di segi mutu atau kualitas
c. Memaksimumkan tingkat gizi yang terdapat dalam jamur tiram

2.3.2. Tahap Pemasaran


a. Product
Pada peluang usaha ini produk yang akan dijual kepada konsumen, antara lain :
Jamur Tiram segar siap di olah dengan ukuran ¼ kg sampai 1 kg.
b. Price (Harga)
UD.Al-Ghuroba memberikan penawaran yang menarik bagi para konsumen, tentunya
dengan harga yang relatif murah dan kualitas yang bagus.dibawah ini merupakan harga yang
akan ditawarkan: Jamur Tiram Segar (per kg) : Rp 23.000 – Rp25.000
c. Promotion (Promosi)
Untuk memasarkan ,UD.Al-Ghuroba tidak perlu melakukan promosi karena biasanya
ketika memasuki masa panen, para distributor datang ke tempat (kubung) untuk membeli
jamur tiram dan melakukan penjualan langsung ke pasar.
2.3.3. Prospek Pasar

Budidaya jamur tiram di Desa Belencong Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat telah
memiliki pasar yang jelas. Hampir semua petani jamur tiram memiliki hubungan dengan
pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur tiram dari petani dengan harga yang
cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Hal ini diperkuat dengan
beberapa alasan sebagai berikut:
1. . Permintaan jamur tiram di kawasan Lombok Barat mencapai 10 kg/hari. Adapun produksi
jamur tiram baru mencapai 7-8 kg/hari. Ini berarti terdapat permintaan konsumen yang tidak
terpenuhi sebesar 2– 3 kg/hari, yang sedikitnya dapat diisi dalam rencana budidaya jamur
tiram ini.
2. Pasar jamur tiram saat ini telah meluas di sekitar Lombok Barat, antara lain pasar sindu
dan kebon roek, sehingga diperlukan produksi jamur tiram dalam skala besar.
3. Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi jamur untuk tujuan kesehatan.
4. Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola makan
masyarakat kepada bahan pangan organik.

2.3.4. Kebutuhan Dan Kecenderungan Pasar


Target ‘market’UD.Al-Ghuroba ini adalah konsumen jamur dari Lombok barat ’
sehingga kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih
terbatas pada pasar tradisional pada umumnya.
Sementara itu kecenderungan pasar akan jamur tiram masih tergolongkan pada secondary
goods, namun permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada segmen hotel dan restoran
yang kebutuhan akan jamur tiramnya cukup tinggi ‘suppliers’ jamur tiram masih minim dan
masih sangat dibutuhkan.
2.3.5 Target Pasar
Pada tahun-tahun awal, pe masaran produk difokuskan pada pasar ‘traditional.
Produk jamur segar yang dihasilkan akan dipasarkan ke / melalui :
1. Pasar tradisional shindu dan kebo roek.
2. Pasar swalayan, restoran, dan hotel. Pemasaran direncanakan akan dilaksanakan
melalui sektor tersebut apabila produksi telah stabil serta sarana dan prasarana telah
memadai.
2.3.6. Efisiensi Pemasaran
Efisiensi pemasaran adalah suatu kemampuan dari produsen beserta mata rantai atau
lembaga dalam menyampaikan hasil produk kepada konsumen dengan harga yang wajar
tanpa mengorbankan kepentingan berbagai pihak yang terlibat dalam lembaga pemasaran dan
mampu mengadakan pembagian keuntungan adil dari selurah lembaga pemasaran dengan
biaya yang serendah-rendahnya.
Factor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pemasaran yaitu:
a. Persentase kerusakan atau penyusutan yang tinggi dalam peruses pemasaran
b. System inpormasi pasar yang belum memadai, sehingga pengelola pemasaran tidak dapat
dilakasanakan dengan baik.
c. Biaya angkut yang tinggi, sehingga wilayah pemasaran menjadi ternbatas
d. System standarisasi kualitas yang belum cukup berkembang, sehingga menyulitkan
teransaksi dan menimbulkan biaya yang cukup besar.
e. Sifat pasar yang oligopsoni, sehingga harga ditur oleh sekelompok kecil pedagang

Adapun untuk mencari tingkat efisiensi pemasaran dapat di gunakan rumus sebagai berikut :
Efisiensi = input target / input aktual ≥ 1
Keterangan:
 Jika input yang di targetkan berbanding input actual lebih besar atau sama dengan satu,
maka akan terjadi efisiensi.
 Jika input yang di targetkan input actual kurang dari 1 maka efisiensi tidak tercapai.
2.3.7 Resiko Dalam Pemasaran
Resiko pemasaran di tanggung oleh pengusaha, jika jamur yang di titipkan pada
pedagang mengalami kerusakan maka jamur tersebut di kembalikan pada perusahaan dengan
perjanjian sebelumnya oleh kedua belah pihak.meskipun kerusakan jamur ini jarang terjadi
dan jumlahnya kecil tetapi hal ini akan merugikan pengusaha jamur putih karena keuntungan
yang di peroleh menurun. Selain pengusaha akan mengeluarkan biaya dalam memasarkan
terutama biaya teransportasi karena sebagian besar pengusaha sendiri yang mengantarkaan
produksi jamur ke pedagang pengecer.

2.3.8. Biaya Dan Keuntungan Pemasaran


Biaya pemasaran adalah semua biaya yang di bebankan (segala pengeluaran) di
dalam penjualan suatu barang atau jasa dari keluarnya barabagi sampai ketangan pembeli
(Kusnadi.dkk)
Biaya pemasaran juga dapat di artikan semua biaya yang di kelurkan saat pemasarn
produk atau barangdagangan di mana biaya tersebut timbul dari saat produk atau barang
dagangan siap di jual sampai dengan diterimanya hasil penjualan menjadi kas (
Supriono,1992)
Dari kedua pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa biaya pemasaran adalah,
biaya yang di keluarkan untuk menjual produk atau barang dagangan sampai ketangan
konsumen.
Biaya-biaya pemasarn yang di keluarkan oleh UD.Al-Ghuroba setiap mengantarkan
jamur tiram putih ke konsumen antaralain, biaya untuk pengemasan dan biaya transportasi.
Setiap kegiatan usaha bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, dengan melihat keuntungan
yang di peroleh dari kegiatan usaha maka pengusaha akan dapat mengetahui tingkat
keberhasilan usahanya.
Keuntungan pemasaran yaitu besarnya laba yang diterima dari hasil penjualan barang dan
jasa, yang diperoleh dengan cara mengurangi nilai merjin dengan biaya-biaya pemasaran.
Asfek tehnis merupakan aspek yang cukup menentukan keberhasilan pengembangan usaha
dariUD.Al-Ghuroba, di samping factor-faktor lain seperti modal, tekhnologi, keterampilan,
ketersediaan bahan baku yang cukup dan pemasaran.
Pemasan di UD.Al-Ghurobaharus mengetahui penampilan pasar yang menunjukan kemajuan
perusahaan dalam pengembangan produk dan tehknis produksinya. Dalam pengembangan
usahaUD.Al-Ghuroba, pengusaha selalu mempertimbangkan dan mengharapkan pendapatan
yang lebih tinggi dari kegiatan uasanya. Oleh karena itu pengusaha selalu menjaga lehknis
dan ketepatan takaran kemasan jamur tiram putih dalam usahanya guna menjaga kepuasan
pelanggan dan keututuhan kualitas jamur tiram putih.
Perusahaan yang baik harus mempelajari dam memahami kebutuhan, keinginan dan
permintaan konsumen dengan melakukan riset konsumen sebagai masukan penting dalam
merancang strategi pemasaran jamur tiram putih.
BAB III
URAIAN SINGKAT TENTANG UD. AL-GHUROBA
3.1 SEJARAH SINGKAT UD. AL-GHUROBA
UD.Al-Ghuroba bergerak di bidang agribisnis. UD.Al-Ghuroba memulai usaha
budidaya jamur tiram putih pada tanggal 15 juli 2009 di Jln.Muhajirin Belencong (River
Side) Gunung Sari Lombok Barat.yang didirikan oleh Bapak Fikhan Shahidu dan Ibu Ery,
yang akrap di panggil Pak Fikhan. Alasan Bpk Fikhan dan Ibu Ery memilih usaha budidaya
jamur tiram putih ini karena bahan baku utamanya melimpah di sekitar tempat tinggal yang
tidak di manfaatkan oleh warga sekitar, dahan yang di gunakan adalah serbuk geregaji, kayu,
dan dedak bahan-bahan tersebut adalah bahan baku budidaya jamur tiram putih.
UD.Al-Ghuroba yang didirikan oleh Bpk Fikhan ini, membuka usaha jamur tiram
putih bertujuan untuk memberikan lapangan kerja sekaligus memberdayakan masyarakat
sekitar, misalnya dalam hal pembibitan mengutamakan pekerja laki-laki, dan dalam hal
membuat baglog, mereka menggunakan pekerja perempuan(ibu-ibu). usaha ini juga di
tunjukan untuk social bukan hanya untuk bisnis.
Jamur tiram putih ini lebih di kenal dengan nama Jamur Salafi oleh warga sekitar.
Hal ini dikarenakan bpk fikhan lebih memporiolitaskan jamur tiram ini ke pondok-pondok
pesantren yang ada di sekitar Lombok Barat. Seperti ujar Bpk Fikhan dan Bu Ery “ kalau di
jadikan usaha, jamur tiram putih ini hanya usaha sampingan, kalau saya jadikan usaha utama
maka usaha jamur tiram putih ini juga tidak menjanjikan karena untung yang di terima tidak
terlalu banyak.
Referensi awal Bpk Fikhan dan Ibu Ery adalah membaca buku-buku yang terkait,
internet, dan media cetak lainnya. Namun lama kemudian, bpk fikhan mengembangkan ilmu
yang didapat dengan kreatifitas dan ide yang dimiliki sehingga hasilnya lebih efisien dan
lebih praktis dalam segi teknis budidaya jamur tiram putih tersebut. “ agar usaha ini tetap
berjalan, dibutuhkan keuletan, kesabaran dan ketekuna” tegas bpk fikhan.
UD.Al-Ghuroba memiliki prinsip berjualan “ mempertahankan ukuran timbangan”,
artinyatidak menipu konsumen dalam takaran penimbangan jamur tiram putih. Hal tersebut
dilakukan agar konsumen tidak kecewa, selain itu Bpk Fikhan juga memiliki impian, akan
membuka wisata kuliner jamur tiram putih , seperti: kerepek jamur, sate jamur, dan bakso
jamur.
Harapan UD.Al-Ghuroba, agr mesyakat belencong khususnya dan masysrakat luas
umumnya agar mau mengusahakan budidaya jamur tiram Karena prospek pasar bagus dan
permintaan akan jamur tiram putih ini tinggi.
3.2. Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan kegiatan yang telah di proramkan dalan usaha ini sama halnya
dengan perusahaan lain. UD.Al-Ghuroba memili struktur organisasi terdiri atas Pemilik
Usaha, Pengelola,dan bagian-bagian pekerja lainnya.
Bagan struktur organisasi UD.Al-Ghuroba
Gambar. Struktur organisasi UD. Al-Ghuroba
BAB IV
RENCANA KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
4.1 LOKASI PELAKSANAAN PERAKTIK KERJA LAPANGAN
Lokasi akan di laksanakannya PKL(Peraktik Kerja Lapangan) yaitu di UD. Al – Ghuroba jln.
Muhajirin Belencong , kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat.
4.2 WAKTU KEGIATAN
Peraktik kerja lapangan ini akan di laksanakan selama ±50 hari tanpa melibatkan hari
mingguyang akan di mulai pada tanggal 12 april 2013 sampai dengan 12 juni 2013

RENCANA KEGIATAN PERAKTIK KERJA LAPANGAN


ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH
UD. AL- GHUROBA
Jln. Muhajirin Belencong (River side) Gunung sari Lombok Barat
No Uraian Kegiatan
1 Survei Lapangan
2 Konsultasi Dengan Dosen Pembimbing
3 Penentuan Judul Laporan Tiap-Tiap Anggota Pkl
4 Pelepasan Pkl
Melakukan Kegiatan Umum Pkl :
A. ikut serta dalam peroses pembudidayaan jamur yang di awali dengan
persiapan-persiapan bahan baku.
B. ikut serta dalam pemerosesan bahan baku dasar (penycampuran bahan baku
untuk dapat di jadikan sbagai media tanam jamur)
C. membantu pemindahan media jamur ke ruang pembibitan
D. melakukan pembibitan di ruangan khusus pembibitan
5 E. melakukan penguapan bibit jamur yang sudah di bungkus (bag log jamur)
F. ntuk membunuh bakteri jahat yang terdapat pada media jamur
G. melakukan pemindahan bibit yang produktif ke ruanagn penyimpanan
gudang produksi jamur).
H. pemanenan hasil produksi jamur tiram.
I. melakukan pembungkusan jamur tiram yang sudah di panen ( paking)
J. mejual jamur tiram yang sudah di bungkus (siap jual) ke kepada pedagang
hingga ke konsumen akhir
6 Penarikan Anggota Pkl
7 Penyusunan Laporan Pkl
8 Konsultasi Dengan Dosen Pembimbing
9 Pengesahan

BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan ini mengacu pada catatan harian dalam kegiatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL). Pada awal kegiatan, anggota Praktik Kerja Lapangan(PKL)
melakukan survey untuk mendapatkan tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang tepat,
sehingga di sepakati bahwa kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) akan dilaksakan
di UD.Al-Ghuroba, kemudian dosen pembimbing Peraktik Kerja Lapangan (PKL) melakan
pelepasan anggota Peraktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai bukti formalitas kegiatan
Peraktik Kerja Lapangan tersebut. Pada hari jum’at, 12 april 2013.
Kegiatan Peraktik Kerja Lapangan ini pada umumnya kami jalankan setiap hari
kecuali hari minggu. Peraktik Kerja Lapangan ini juga pada umumnya kami lakukan setiap
hari, kita mulai dari pukul 08.00 WITA sampai dengan 12.00 WITA yaitu hari senin,selasa,
rabu, kamis, sabtu, kecuali hari jum’at pelaksanaan Peraktik Kerja Lapangan di mulai dari
pukul 08.00 WITA sampai pukul 10.30 WITA.
Pada tanggan 12 april 2013 anggota Peraktik Kerja Lapangan melakukan perkenalan
diri kepada pimpinan UD.Al-Ghuroba, berkenalan dengan pengelola, pekerja, dan warga
sekitar UD.Al-Ghuroba, di perkenalkan dengan sekitar lokasi Praktik Kerja Lapangan (PKL),
di ajak melihat bentuk bangunan pemeliharaan, bangker, mengenal jamur tiram putih, melihat
bibit dan bahan- bahan pembuat media tanan jamur tiram putih. Untuk tanggal berikutnya
keta langsung melakukan kegiatan seperti melakukan pencampuran pedia tanam jamur tiram
putih, membersihkan cincin baglog jamur tiran , penyiraman, dan begitu seterusnnya hingga
selesai.
5.1 Metode Pengambilan Materi
Didalam pelaksanaan Tugas Akhir ini, metode pengambilan materi yang digunakan adalah
sebagai berikut :
5.1.1 Praktik secara langsung
Melalui kegiatan praktik secara langsung, penulis dapat melakukan pengamatan dan
pengambilan materi berdasarkan praktik yang telah dilakukan. Setiap kegiatan yang
dilakukan, diamati dan dicatat berdasarkan fakta yang ada. Kegiatan praktik ini meliputi
semua kegiatan budidaya jamur tiram putih yang dilakukan di UD.Al-Ghuroba, mulai dari
kegiatan persiapan budidaya hingga pasca panen.
5.1.2 Wawancara dengan pemilik usaha
Tidak semua materi yang dibutuhkan dapat diperoleh melalui praktik secara langsung,
akan tetapi sebagian diperoleh melalui wawancara mengenai budidaya jamur tiram di UD.Al-
Ghuroba dengan pemilik usaha (Bpk.bdulah W suharta). Selain dari pemilik usaha, informasi
budidaya jamur tiram juga diperoleh dari para karyawan.(Mas Ben dan Mas Heru)
5.1.3 Kajian pustaka
Untuk menambah kajian ilmu tentang budidaya jamur tiram, maka sangat
diperlukan rujukan dari beberapa sumber seperti internet .

BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prospek Pasar Budidaya jamur tiram di UD. Al-Ghuroba desa belencong
kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat telah memiliki pasar
yang jelas.hasil produksi jamur tiram dari UD.Al-Ghuroba dengan harga yang cukup tinggi
bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya.
Kebutuhan dan Kecenderungan Pasar Target market usaha ini adalah konsumen jamur di
pasar Tradisional sehingga kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan
pemenuhannya masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya dan beberapa retail pada
beberapa kota besar.
Sebaliknya pada segmen hotel dan restoran yang kebutuhan akan jamur tiramnya cukup
tinggi suppliers jamur tiram minim dan masih sangat dibutuhkan
6.1.Potensi Usaha
Kegiatan Usaha jamur tiram yang ada di UD.Al-Ghuroba ini cukup di karenakan
usaha ini potensial jika di kaitkan dengan peluang pasar yang sangat luas. Permintaan
konsumen terhadapjamur yang sangat meningkat .industri yang bergerak dalam bidang usaha
ini tingkat persaingannya semakin ketat dan beragam. Tetapi dalam hal ini
pengusaha UD.Al-ghuroba mampu bersaing dan meningkatkan potensi usaha yang di
milikinya dengan berbagai inovasi dan keterampilan yang di miliki para kariyawan dalam
menciptakan produk yang sehat dan terjangkau harganya, indicator riel tentang potensi usaha
yang baik adalah selalu habis produknya.
6.2. Manajemen Usaha
Manajemen adalah suatu kegiatan pengelolaan input-input produksi agar optimal melalui
sumber daya manusia, uang, materi, tehnologi, metode produksi, potensi pasar secara efisien.
Sarana utama setiap manajemen untuk dapat mencapai tujuan adalah manusia. Berbagai
aspek produksi tersebut dikelola melalui tahapan-tahapan, planning, organizing, staffing,
directing, actuating, dan kontroling.
Untuk melakukan aktifitas tersebut diperlukan peranan manusia. Sarana manajemen yang
kedua adalah uang sebab dalam setiap aktivitas diperlukan biaya yang akan dikeluarkan
untuk menunjang suatu kegiatan, dalam proses pelaksanaan kegiatan manusia akan
memerlukan material, teknologi, dan metode untuk untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
berdaya guna dan berhasil.
Manajemen mencakup perencanaan, perorganisasian pelaksanaan dan pengendalian
dalam rangka memperdayakan sumber daya organisasi baik sumber daya alam maupun
sumber daya manusia, modal material maupun teknologi secara optimal untuk mencapai
tujuan organisasi (mursidin 2001).
Manajemen yang dimiliki pegusaha jamur tiram putih UD.Al-Ghuroba ini sangat
terarah. Namun kebijakan-kebijakan yang ada saat ini masih bersifat peribadi dari
pengelolaan sendiri tanpa memperhatikan keadaan usaha atau kontroling perusaah yang
sedang berjalan, mungkin ini di pengaruhi oleh rasa kekeluargaan antara kariawan, pengelola,
dan pemilik usaha itu sendiri. Manajemen di pegang oleh Ibu Ery yang aktif dalam menekuni
usaha ini terutama dalam hak tenaga kerja.
6.3. Kajian Pemasaran Jamur Tiram Produksi UD.Al-Ghuroba
Dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan di Desa Belencong Kecamatan
Gunung Sari Lombok Barat, dimana praktik ini dilaksanakan dari 12 april 2013 sampai 12
juni 2013 bertujuan untuk mengetahui bagaiman tataniaga dalam pemasaran jamur tiram
putih UD.Al-Ghuroba. Ada tiga jenis saluran pemasaran yang di gunakan UD.Al-
Ghuroba yaitu, melakukan penjualan langsung kekonsumen, melalui pedagang pengecer, dan
pengusaha ke pedagang pengumpul kepedagang pengecer baru kekonsumen.
Pemasaran merupakan peruses sosial dan manajerial yang membuat individu atau
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan
pertukaran timbale balik produk dan nilai dengan oranglain. Secara garis besar pemasaran
bertujuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.
6.3.1 Saluran Pemasaran
Lembaga yang saling berkaitan untuk menjadikan produk atau jasa siap di gunakan atau di
konsumsi oleh konsumen. Jadi tugas saluran pemasaran adalah untuk memindahkan barang
dari produsen ke konsumen. Saluran pemasaran ini sangat penting bagi produsen tidak akan
sanggup menyalurkan hasil produksinya sampai ketangan konsumen (kolter 2002)
Kegiatan penjualan peenjulan dan pembelian pada UD. Al-Ghuroba ini tidak melalui
lembaga pemasaran, karena perusahan terjun langsung untuk menjual produknya baik itu
dengan system penitipan pada pedagang pengecer maupun pembelian langsung.cara yang di
lakukan oleh pengusaha ini pun berjalan dengan baik , karena tidak melibatkan saluran
pemasaran satupun., dan keuntungan yang di dapatkan bersih , artinya tidak terbagi – bagi.
Dan system pembayaran pada UD. Al-Ghuroba ini adalah tunai.
6.3.2. produksi jamur (pemasaran)
Pasca panen ( peruses pemasaran jamur tiram ) gambaran umum teransaksi
penjualan jamur tiam putih, baik ke pedagang pengecer sampai ke konsumen akhir sebagai
berikut dengan keterangan harga jual per (Kg) Rp 25.000
NO HARI/TANGGAL URAIAN KETERANGAN (RP)
Minggu I
1 Senin 15/04/13 Pemasaran 4 Kg 100.000
2 Selasa 16/04/13 Pemasaran 4 Kg 100.000
4 Rabu 17/04/13 Pemasaran 3 Kg 75.000
5 Kamis 18/04/13 Pemasaran 4 Kg 100.000
6 Jum’at 19/04/13 Pemasaran 5 Kg 125.000
7 Sabtu 20/04/13 Pemasaran 4 Kg 100.000
Minggu II
1 Senin 22/04/13 Pemasaran 4 Kg 100.000
2 Selasa 23/04/13 Pemasaran 2 Kg 50.000
3 Rabu 24/04/13 Pemasaran 2 Kg 50.000
4 Kamis 25/04/13 Pemasaran 2 Kg 50.000
5 Jum’at 26/04/13 Pemasaran 2 Kg 50.000
6 Sabtu 27/04/13 Pemasaran 2 Kg 50.000
Minggu III
1 Senin 29/04/13 Pemasaran 6 Kg 150.000
Pemasaran 6,5
2 Selasa 30/04/13 162.500
Kg
Pemasaran 8,5
3 Rabu 01/05/13 212.500
Kg
Pemasaran 12
4 Kamis 02/05/13 300.000
Kg
Pemasaran 9
5 Jum’at 03/05/13 225.000
Kg
Pemasaran 10
6 Sabtu 04/05/13 250.000
Kg
Minggu I V
Pemasaran 9
1 Senin 06/05/13 225.000
Kg
2 Selasa 07/05/13 Pemasaran 6 150.000
Kg
Pemasaran 3
3 Rabu 08/05/13 75.000
Kg
Pemasaran 6
4 Kamis 09/05/13 150.000
Kg
Pemasaran 2
5 Jum’at 10/05/13 50.000
Kg
Pemasaran 3
6 Sabtu 11/05/13 75.000
Kg
Minggu V
Pemasaran 3
1 Senin 13/05/13 75.000
Kg
Pemasaran 3
2 Selasa 14/05/13 75.000
Kg
Pemasaran 5
3 Rabu 15/05/13 125.000
Kg
Pemasaran 5
4 Kamis 16/05/13 125.000
Kg
Pemasaran 4
5 Jum’at 17/05/13 100.000
Kg
Pemasaran
6 Sabtu 18/05/13 100.000
4,5Kg
Minggu VI
Pemasaran 3
1 Selasa 21/05/13 75.000
Kg
Pemasaran 5
2 Rabu 22/05/13 125.000
Kg
Pemasaran 5
3 Kamis 23/05/13 125.000
Kg
4 Jum’at 24/05/13 Pemasaran 4 Kg 100.000
5 Sabtu 25/05/13 Pemasaran 2 Kg 50.000
6 Senin 27/05/13 Pemasaran 2 Kg 50.000
Minggu VII
Pemasaran 21
1 Selasa 28/05/13 525.000
Kg
Pemasaran 8
2 Rabu 29/05/13 200.000
Kg
Pemasaran 5
3 Kamis 30/05/13 125.000
Kg
4 Jum’at 31/05/13 Pemasaran 6 Kg 150.000
5 Sabtu 01/06/13 Pemasaran 5 Kg 125.000
6 Senin 03/06/13 Pemasaran 4 Kg 100.000
Minggu VIII
Pemasaran 8
1 Selasa 04/06/13 200.000
Kg
Pemasaran 8
2 Rabu 05/06/13 200.000
Kg
3 Kamis 06/06/13 Pemasaran 10 250.000
Kg
Pemasaran 11
4 Jum’at 07/06/13 275.000
Kg
Pemasaran 12
5 Sabtu 08/06/13 300.000
Kg
6 Senin 10/06/13 Pemasaran 5 Kg 125.000
6.3.3 Analisis pemasaran
Pemasaran jamur tiram UD. Al-Ghuroba segera di lakukan setelah pemanenan yakni sekitar
pukul 05.00 wita. Jamur tiram tersebut di emas dalam dua ukuran yakni ukuran 65 grm dan
90 grm
UKURAN A UKURAN B
NO URAIAN
(65Grm) (90Grm)
1 Harga jual (Rp/unit) 1.500 2.000

Pedagang pengecer
2 a. harga beli 1.500 2.000
b. harga jual 2.000 3.000

Adapun analisis pemasran yang di gunakan adalah metode diskriktif dan analisis margin
pemasaran dan share yang diterima petani dengan rumus sebagai berikut
Margin pemasaran sama dengan biaya pemasaran di tambah dengan keuntungan yang secara
sistematis dapat di rumuskan sebagai berikut :
M = Pr – Pf
Sp = Pf / Pr x 100% Sedangkan untuk mencari Share petani adalah:

Keterangan :
1. M : Margin Pemasaran
2. Sp : Share Petani
3. Pr : Harga di tingkat konsumen yang di ambil dari rata- rata harga konsumen
4. Pf : Harga di tingkat Produsen
Perhitungan Analisis Margin Pemasaran Dan Analisis Share Produsen Usah Jaumr Tiram
Putih UD. Al – Ghuroba

 Maka perhitungan analisis Margin pemasaran jamur tiram putih adalah


M = Pr – Pf
= 2.000 – 1.500
= 5.00
Kesimpulannya : Jadi margin pemasaran yang di peoleh produsen usaha jamur tiram adalah
sebesar Rp. 500/unit (ukuran 90grm)
 Dan perhitungan Share petani jamur tiram putih adalah sebagai berikut
Sp = Pf / Pr x 100%
= 1.500 / 2.000 x 100%
= 0,75
 Jadi kesimpulannya bahwa harga yang di terima prodosen ≥ 60% yang di bayarkan oleh
konsuen akhir maka usaha jamur tiram putih yang di lakukan oleh UD. Al –Ghuroba dapat di
katakana efisien dengan perolehan share produsen 75%
6.3.4 Masalah Dan Hambatan Petai Jamur Tiram Serta Cara Mengatasinya
Masalah atau hambatan yang di hadapi oleh UD. Al –Ghuroba dalam pemasaran jamur tiram
serta cara mengatasinya adalah
a. Masalah teknis pemasaran yang tidak tahan lama , jamur ini hanya dapat bertahan selama
satu hari tergantung dari tingkat kadar air di dalam jamur tersebut. Dan cara mengatasinya
dapat di simpan di tempat yang bersuhu dingin atau kulkas , maka jamur tersebut dapat
bertahan selama 3 hari, itupun warna dan rasa berubah
b. Biaya produksi meningkat , namun sulit menaikan harga di tingkat konsumen, solusinya
UD. Al-Ghuroba menyiasatinya dengan cara mengurangi timbanagan dari 90grm menjadi
80grm, tetapi UD. Al-Ghuroba selalu memberikan penjelasan kepada konsumen bahwa
ukurannya telah di kurangi , hal ini di lakukan agar konsumen tidak kecewa.
6.3.5 Masalah Yang Di Hadapi Pedagang Pengecer Dalam Pemasaran
a) kurangnya pasokan yang di sediakan petani untuk para pedagang pengecer.
b) Terjadinya persaingan bisnis yang sangat ketat di antara pedagang pengecer di pasar
tradisional
c) Pedagang sulit sekali menaikan harga jual walaupun biaya pengangkutan , retribusi pasar
dan biaya pemasaran yang lainnya meningkat karena konsumen tidak mau dengan semua itu.
Yang konsumen tau hanya harganya tetap segitu, di tambah dengan kenaikan harga BBM
sekarang ini.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan peraktik kerja Lapangan maka dapat di tarik kesimpulan antara lain:
a. Pemasasran yang di lakukan UD. Al- Ghuroba dapat di katakakan sudah sanagt baik , hal
ini sudah di buktikan dengan perhitungan data yang menunjukan share produsen yang di
dapat sebesar 75% dan dapat d katakana efisien ( ≥60% )
b. Strategi pemasaran yang di lakukan dengan cara mengutamakan kejujuran pada hal
timbangan sangatlah efiisen. Hal ini di tunjukan pada perilaku konsumen yang sangat
senangmembeli jamur tiram dari UD. AL-Ghuroba ini walaupun di pasaran banyak terdapat
saingan.
7.2 Saran
Pada kesempatan ini, penulis ingin memberikan masukan kepada UD.Al-Ghuroba antara lain:
a. Tepat mempertahankan strategi pemasaran yang saat ini diterapkan, Selain sesuai dengan
ajaran agama, hal ini juga efisien untuk menarik konsumen.
b. Selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas dari pada jamur tiram putih tersebut, agar dapat
mempertahankan konsumen dan keinginan untuk membuka kuliner jamur dapat terlaksana.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Holtikultura 2006, Teknik Dan Informasi Nilai Gizi Jamur Tiram Putih
Ganeshamicsoft.Indojamur.Com. 2010. Diakses Tanggal 20 Mei 2013 Pada Pukul 08.55
WIB.
Id.Wikipedia.Orgwikijamur_Tiram.Jamur Tiram. 2011. Diakses Tanggal 02 juni 2013 Pada
Pukul 16.52 WITA.
Jaelani 2008 , Deskripsi Umum Jamur Tiram
Murta Wijaya Dan Nurjayadi 2010. Informasi kandungan Gizi
Suharjo ,2008, Dan Cahyono 1997, Karakteristik Jamur Tiram
Saefudin ,1981. Pemasaran produk pertanian. IPB.Bogor
UD. Alghuroba , Kutipan Pengelola Jmur Tiram, 2013
.

Bagikan ini:

 Twitter

 Facebook

 Google

Memuat...

Komentar
1. hasan basri S.Pi mengatakan:
16 Maret 2014 pukul 8:44 pm

salam sukses

ayo ikut bisnis Pelatihan pembibitan jamur tiram F0, F1 dan F2 keuntunan mengikuti pelatihan

• Modal Rp 200,- /botol untuk F0 dapat dijual Rp 200.000,-

• Bahan baku yang di gunakan alami sudah ada di sekitas kita

• Bahan baku dan peralatan kami sediakan

• Bermodalkan 1 % untung 1000 % bukan 100 %

• Ikut pelatihan kembali modal pada hari itu juga

• Biaya pelatihan 1 juta dapat bibit seharga 2 juta

• Diskon 20 % jika lebih 1 orang

• Bawa teman 5 orang gratis 1 orang

• Pelatihan bisa ditentukan sendiri ditempat kami atau di tempat peserta

• Pelatihan bisa dilakukan jarak jauh/onlain melalui telepon langsung, sms atau melalui email

• Pelatihan 1 hari gratis konsultasi seumur hidup

• Pelatihan dijamin 100 % bisa (bergaransi)


Ada juga pelatihan pembuatan baglog

hubungi kami :

Nama : Hasan Basri S.Pi

Hp : 081915966405 (XL)

082144463205 (Telkomsel)

Alamat : Perumahan Dinas SMKN 1 Kuripan Lombok barat NTB

email : hasanbasri2806@gmail.com

http;//jamurhasan Blogspot.Com
Balas

o worldmeco mengatakan:

17 Maret 2014 pukul 12:41 pm

Terimakasih, sayangnya saya lagi sibuk dengan sekripsi saya, kalau gak. saya sangat bersedia. terimakasih atas informasinya

kawan.

Balas

Berikan Balasan

KERUGIAN MENINGGALKAN SHOLAT


BUDIDAYA & ANALISIS USAHA PEPAYA CALIFORNIA


S S R K J S M

« Jan Mar »

1 2

3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16

17 18 19 20 21 22 23

24 25 26 27 28

Februari 2014
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. | The Greyzed Theme.
Ikuti

Follow “(WM) world meco company”


Get every new post delivered to your Inbox.

Bergabunglah dengan 189 pengikut lainnya.

Sign me up

Buat situs dengan WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai