Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN PERTANIAN

Analisis Usaha Tani Tanaman Jagung Pada Daerah Lahan Gambut


di Rasau Jaya 2

Oleh:

Florensius Irwan Afendi (C1051181044)


Ya’ Muhamad Iqbal (C1051181028)
Hety Suryati (C1051181030)
Valentina Goreti (C1051181062)

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan ini yang
berjudul ” Analisis Usaha Tani Tanaman Jagung Pada Daerah Lahan Gambut Di
Rasau Jaya 2”

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak


terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penyusun mengharapkan
saran atau kritikan demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Akhirnya penyusun
berharap semoga laporan ini bermanfaat pada praktikum dimasa yang akan
datang.

Pontianak, 15 Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Tujuan..........................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4

2.1 Penanaman Tanaman Jagung Dilahan Gambut......................................4

A. Peluang pemanfaaatan lahan gambut....................................................4

B. Syarat Tumbuh Tanaman Jangung........................................................6

BAB III METODE PRAKTIKUM.....................................................................10

3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan.............................................................10

3.2 Metode Praktikum....................................................................................10

3.3 Alat Dan Bahan Praktikum.....................................................................10

BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................11

4.1 Budidaya Tanaman Jagung......................................................................11

4.2 Teknik Analisis Biaya Usaha Tani Tanaman Jagung............................13

BAB V PENUTUP................................................................................................15

5.1 Kesimpulan.................................................................................................15

5.2 Saran...........................................................................................................15

DOKUMENTASI.................................................................................................17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman


pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia,
selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika
Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi
sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Pada masa kini,
jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan
lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung
maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku berbagai
produk industri farmasi, kosmetika, dan kimia.
Jagung merupakan tanaman model yang menarik khususnya di
bidang biologi dan pertanian. Sejak awal abad ke-20, tanaman ini menjadi
objek penelitian genetika yang intensif, dan membantu terbentuknya
teknologi kultivar hibrida yang revolusioner. Dari sisi fisiologi, tanaman ini
tergolong tanaman C4 sehingga sangat efisien memanfaatkan sinar matahari.
Dalam kajian agronomi, tanggapan jagung yang dramatis dan khas terhadap
kekurangan atau keracunan unsur-unsur hara penting menjadikan jagung
sebagai tanaman percobaan fisiologi pemupukan yang disukai.
Jagung masuk Nusantara diperkirakan pada abad ke-16 oleh penjelajah
Portugis. Akibat riwayat yang cukup tua ini, berbagai macam nama dipakai
untuk menyebutnya. Beberapa nama lokal adalah jagong (Sunda, Aceh,
Batak,
Ambon), jago (Bima), jhaghung (Madura), rigi (Nias), eyako (Enggano), wat
aru (Sumba), latung (Flores), fata (Solor), pena (Timor), gandung (Toraja), k
astela (Halmahera), telo (Tidore), binthe atau binde (Gorontalo dan Buol),
dan barelle´ (Bugis) . Di kawasan timur Indonesia juga dipakai luas
istilah milu, yang nyata-nyata merupakan adaptasi dari kata milho, berarti
"jagung", dalam bahasa Portugis.

1
Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-
sisa tumbuhan yang setengah membusuk; oleh sebab itu, kandungan bahan
organiknya tinggi[1]. Tanah yang terutama terbentuk di lahan-lahan basah ini
disebut dalam bahasa Inggris sebagai peat; dan lahan-lahan bergambut di
berbagai belahan dunia dikenal dengan aneka nama
seperti bog, moor, muskeg, pocosin, mire, dan lain-lain. Istilah gambut sendiri
diserap dari bahasa daerah Banjar.
Sebagai bahan organik, gambut dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi. Volume gambut di seluruh dunia diperkirakan sejumlah 4
trilyun m³, yang menutupi wilayah sebesar kurang-lebih 3 juta km² atau
sekitar 2% luas daratan di dunia, dan mengandung potensi energi kira-kira 8
miliar terajoule.
Tanah gambut atau Histosol adalah tanah-tanah yang sebagian besar
tersusun dari bahan organik, dengan kandungan C-organik > 25% atau tanah
yang memiliki lapisan bahan organik > 40 cm. Gambut terbentuk dari serasah
organik yang terdekomposisi secara anaerobik dimana laju pertambahan
bahan organik lebih tinggi dibanding laju dekomposisinya.2 Gambut pada
dasarnya terbagi kedalam 2 (dua) jenis yaitu gambut topogen yang
merupakan gambut yang terbentuk karena pengaruh tofografi dan gambut
ombrogen yaitu gambut yang terbentuk karena pengaruh curah hujan yang
airnya tergenang. Teknik pengelolaan lahan gambut yang benar
mempengaruhi keberhasilan pembangunan perkebunan kelapa sawit karena
lahan gambut merupakan lahan yang memerlukan penanganan khusus (PPKS,
2006).
Berdasarkan data Kementerian Pertanian produksi jagung Indonesia
(Angka Ramalan I) pada 2018 seberat 30,56 juta ton dengan luas lahan panen
5,73 juta hektare (ha). Alhasil, produktivitas jagung nasional tahun lalu
seberat 52,41 kuintal/ha.Luas lahan panen jagung tahun tahun lalu
diperkirakan meningkat 5,66% dari tahun sebelumnya sementara produksinya
hanya tumbuh 3,64%. Alhasil, produktivitas jagung nasional hanya tumbuh
0,27% dari tahun sebelumnya.Sebagai informasi, konsumsi jagung domestik
yang terus tumbuh lebih cepat dibanding produksi nasional membuat

2
pemerintah setiap tahun harus mendatangkan jagung dari luar negeri. Selain
untuk memenuhi permintaan masyarakat, impor jagung juga untuk
menstabilkan harga di pasar agar tidak terjadi lonjakan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam proses wawancara ini yaitu :
a) Mengetahui cara berbudidaya tanaman Jagung di lahan gambut muali dari
persiapan lahan hingga panen.
b) Mengetahui biaya pemasukan dan pengeluaran dalam berbudidaya
tanaman Jagung sehingga dapat disimpulkan untung/rugi.
.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penanaman Tanaman Jagung Dilahan Gambut


A. Peluang pemanfaaatan lahan gambut
Khususnya untuk pertanian sangat luas karena berbagai komoditas
dapat dikembangkan antara lain tanaman pangan seperti padi sawah, padi
gogo,  jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, uwi; tanaman
hortikultura seperti sayuran  kol bunga,  terung, timun, cabai, tomat, sawi,
seledri, kucai, jeruk, rambutan, semangka, melon, papaya, nenas, lidah buaya;
dan tanaman perkebunan kelapa, karet, kakao, kelapa sawit. Namun, lahan
gambut dikenal sebagai lahan yang tidak subur karena mempunyai
kemasaman tinggi, mudah kering tak balik, dimana kesalahan dalam
pengelolaan lahan dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan menyerap
air, dan hara serta daya dukung terhadap alat mesin pertanian yang sangat
rendah.
Tanaman jagung manis merupakan salah satu dari sejumlah varian
tanaman jagung (Zea mays) yang ada di bumi ini. Secara morfologis, tanaman
jagung manis bisa dibedakan dari jagung pipil dengan melihat warna bunga
jantan (tasel) dan rambut tongkol (silk). Pada tanaman jagung manis, bunga
jantan dan rambut tongkol berwarna kuning, sedangkan pada jagung pipil
warnanya merah.  Umur panen jagung manis lebih pendek daripada jagung
pipil. Hal ini disebabkan jagung manis hanya bisa dikonsumsi saat usia muda,
sekitar 65 hari setelah tanam (HST).
Usaha tani tanaman jagung manis mempunyai tingkat resiko tinggi,
terutama jika ditanam pada lahan gambut yang baru dibuka. Namun tanaman
jagung manis mempunyai nilai ekonomi tinggi, dibandingkan tanaman jagung
pipil. Berdasarkan  hasil analisis usaha tani jagung manis pada lahan gambut
yang baru dibuka tingkat keuntungan lebih rendah dibandingkan pada lahan
gambut yang sudah diusahakaan. Hal ini karena biaya persiapan lahan lebih
tinggi dibandingkan pada lahan gambut yang sudah lama diusahakan
untukpertanian.  Meskipun demikian pengembangan tanaman jagung manis

4
ini cukup memberikan prospek yang menguntungkan jika didukung oleh
pengelolaan lahan yang tepat, seperti pemberian amelioran baik berupa abu,
pupuk kandang ayam, atau tanah mineral sangat mendukung keberhasilan
pengembangan jagung manis di lahan gambut.
1. Sistematika Menurut Purwono dan Hartono (2005),tanaman jagung
manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea
mays saccharata Sturt. Klasifikasi tanaman jagung manis adalah sebagai
berikut: Kingdom:Plantae Divisio:Spermatophyta Sub
division:Angiospermae Kelas:Monocotyledonae

Ordo:PoalesFamili:PoaceaeGenus:ZeaSpesies:Zea mays saccharata Sturt.


Marfologi Tanamanjagung merupakan tanaman berakar serabut yang
terdiri dari tigatipe akar, yaitu akar lateral, akar adventif, dan akar
udara.Akar lateral tumbuhdari radikula dan embrio. Akar adventif
disebut juga akar tunjang.Akar initumbuh dari buku paling bawah, yaitu
sekitar 4 cm di bawah permukaan.Sementara akar udara adalah akar yang
keluar dari dua atau lebih buku terbawah permukaan
tanah.Perkembangan akar jagung tergantung dari varietas,
kesuburantanah, dan keadaan air tanah (Purwono dan Hartono,
2005).Batang tanaman jagung tidak bercabang, berbentuk silinder.Pada
bukuruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol.Tinggi
tanaman jagung tergantung varietas, umumnya berkisar 100 cm sampai
300 cm.Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang.
Jumlah daun terdiri dari 8 helai sampai 48 helai tergantung varietasnya.
Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang disebut ligula,
fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan
batang.Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah
(diklin)dalam satu tanaman (monoecious).Tiap kuntum bunga memiliki
struktur khasbunga dari famili Poaceae, yang disebut floret.Dua floret
dibatasi oleh sepasang glumae(gluma).Bunga jantan tumbuh di bagian
puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence).Serbuk sari
berwarna kuning dan beraroma khas.Bunga betina tersusun dalam
tongkol, yang tumbuh dari buku di antara batang danpelepah

5
daun.Umumnya satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol
produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina.Biji jagung terletak
pada tongkol yang tersusun memanjang. Pada tongkol tersimpan biji-biji
jagung yang menempel erat, sedangkan pada buah jagungterdapat
rambut-rambut yang memanjang hingga keluar dari
pembungkus(kelobot). Setiap tanaman jagung bisa menghasilkan satu
sampai dua tongkol.Biji jagung memiliki bermacam-macam bentuk dan
bervariasi.Perkembangan biji dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain varietas tanaman, tersedianya makanan di dalam tanah dan faktor
lingkungan seperti sinar matahari dankelembaban udara.Biji jagung
manis yang masih muda mempunyai ciribercahaya dan berwarna jernih
seperti kaca sedangkan biji yang telah masak dankering akan menjadi
keriput atau berkerut.

B. Syarat Tumbuh Tanaman Jangung


A. Iklim
Tanaman jagung dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran
tinggi1300 m di atas permukaan laut (dpl)di Indonesia, kisaran suhu
antara 13ºCsampai 38ºC dan mendapat sinar matahari penuh.Tanaman
jagung tumbuh danberproduksi optimum di dataran rendah sampai
ketinggian 1800 m di ataspermukaan laut (dpl), dan memerlukan curah
hujan ideal sekitar100 mmsampai200 mmperbulanselama masa
pertumbuhan (Warisno, 1998).
B. Tanah
Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman jagung harus
mempunyaikandungan hara yang cukup.Tersedianya zat makanan di
dalam tanah sangatmenunjang proses pertumbuhan tanaman hingga
menghasilkan.Tanaman jagung tidak membutuhkan persyaratan yang
khusus karenatanaman ini tumbuh hampir pada semua jenis tanah asalkan
tanah tersebut subur,gembur, kaya akan bahan organik dan drainase
maupun aerase baik.Kemasamantanah (pH) yang diperlukan untuk

6
pertumbuhan optimal tanaman jagung antarapH 5,5 sampai pH 6,5
tetapiyang paling baik adalah pH 6,8(Purwono dan Hartono, 2005).
C. Abu Sekam
Padi merupakansalah satu produk utama pertanian. Beras yang
merupakanhasilutama gilinganpadi, sedangkan sekammerupakan produk
samping yangmelimpahdari hasil pengilingan padi dan sekam padi
jugadapatdigunakan untukkeperluan pertanian.Abu sekam memiliki
fungsi mengikat logam berat. Selain ituabusekam berfungsi untuk
menggemburkan tanah sehingga bisa mempermudahakar tanaman
menyerap unsur hara di dalamnya. Keuntungan menggunakansekam
bakar adalah steril, poros, banyak unsur hara, ringan untuk
mobilisasi.Sekam jugabahan organik dan merupakan kompos bagi
tanah,dimanabahanorganikakanberfungsi memperbaiki sifat tanah dan
membantu mengikat unsurnitrogen, fospor, dan kalium dalam tanah agar
tidakhilangkarena kalau unsurtersebuthilang, tanaman akan
kekuranganunsur hara.Abu sekam padi dapatdigunakan untuk
memperbaiki struktur tanah. Penggunaan sekam padi juga
akanmemperbaiki sifat fsik tanah dengan mengurangi kepadatan tanah.
Kandunganunsur hara sekam itu tidaksebanyak yang ada di pupuk
buatan, maka penggunaanyang terbaik adalah dengan mencampur antara
kompos (misalnya sekam) danpupuk buatan, dengan intensitas sesuai
kebutuhan tanah (Hara, 1986).Penggunaan abu sekam pada lahan
pertanianselain sebagai sumber silikatjuga merupakan salah satu
alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan.Salah satu altematif
untuk mengupayakan Pmenjadi tersediadalam tanah adalahdengan
pemberian silikat,dengan demikian semakin meningkat nilai pH
makasemakinbesar pula pelepasan ke asaman (Laksmono, 2006)
D. Jarak Tanam
Kerapatan tanaman harus diatur dengan jarak tanam sehingga tidak
terjadipersaingan antara tanaman. Jarak tanam mempengaruhi populasi
tanaman dankonfesien penggunaan cahaya,jarak tanaman jagung
mempengaruhi kompotisiantara tanaman dalam menggunakan air dan zat

7
hara sehingga akan mempengaruhi hasilnya (Harjadi, 1979).Pada
umunya produksi tiap satua luas tinggi tercapai dengan populasi tinggi,
karena tercapainya penggunaan cahaya secara maksimum di awal
pertumbuhan. Pada ahkirnya penampilan masing–masing tanaman secara
individu menurun karena persaingan untuk cahaya dan faktor
pertumbuhan lain.Tanaman memberikan respon dengan mengurangi
ukuran baik pada seluruhtanaman maupun pada bagian–bagian tertentu
(Harjadi, 1979).Untuk memperoleh produktifitas yang tinggi dalam
menanam jagung,jarak tanam merupakan salah satu faktor yang
memainkan peranan penting. Jaraktanam yangterlalu rapat akan
menyebabkan tanaman jagung tumbuh tidakseragam dikarenakan
persaingan akar dalam memperoleh makanan lebih besar antara satu
sama lain. Namun apabila jarak tanam dibuat terlalu lebar maka akan
diperoleh produktifitas yang rendah karena masih ada luas lahan yang
tidak dimanfaatkan. Maka dari itu keseragaman jarak tanam harus sangat
diperhatikandalam penanaman jagung(Yunius, 2001).Jarak tanam jarang
akan memberikan ukuran tongkol dan biji yang lebih besar dari pada
yang dihasilkan dari tanaman yang ditanam rapat, tetapi dari berat total
per hektar jarak tanam memberikan hasil yang lebih besar dari yang jarak
tanam jarang. Karena dengan peningkatan populasi tanaman yang berarti
tanamannya lebih banyak akan meningkatkan hasil jagung persatuan luas
walauukuran bijinya lebih kecil(Ridwan, 1996).Jarak tanam yang
dianjurkan adalah40cm x 30 cm.
E. Permasalahan Pada Lahan Gambut
Pada pengelolaan tanah gambut untuk usaha pertanian, yang
pertama-tamaharus diperhatikan adalah dinamika sifat-sifat fisika dan
kimia tanah gambut,antara lain: Dinamika sifat kemasaman tanah yang
dikaitkan dengan pengendalian asam-asam organik meracun, dinamika
kesuburan tanah sehubungan dengan ketersediaan unsur hara makro dan
mikro yang dibutuhkan tanaman yang diusahakan, kebakaran lahan
gambut dan pengaturan tata air pada lahan gambutsesuai kebutuhan
tanaman(Driessen, 1974).Gambut mempunyai sifat khas, yaitu sifat

8
kering tak balik (irreversibledrying) dan daya retensi air yang besar
(Driessen dan Soepraptohardjo, 1974).Sedangkan pirit adalah suatu
mineral endapan marin yang terbentuk pada tanahyang jenuh air, kaya
bahan organik dan diperkaya oleh sulfat larut yang berasaldari laut. Pirit
mempunyai sifat yang unik dan tergantung pada keadaan air(Breemen
dan Pons, 1978). Pada keadaan jenuh air pirit stabil dan tidakberbahaya,
tetapi pada keadaan kering atau drainase berlebihan maka pirit
menjadilabil dan mudah teroksidasi.

9
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum ini bertempat di Lahan Sawit Rakyat milik Bapak Dedi
Rusdianto yang berlokasi di Patok 35, Desa Rasau Jaya Dua, Kecamatan
Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Sabtu, 05 Juni 2021, mulai dari jam 9.30-11.30.

3.2 Metode Praktikum


Praktikum dilakukan dengan cara mengumpulkan data hasil wawancara
dengan pemilik kebun yang ada di Rasau Jaya 2, kemudian disusun dan di
rangkum kedalam sebuah laporan.

3.3 Alat Dan Bahan Praktikum


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
Pulpen, Buku, Voice Recorder, dan Handphone. Alat dan bahan tersebut
hanya digunakan untuk keperluan mencatat atau merekam hasil wawancara di
lapangan.

10
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Budidaya Tanaman Jagung


Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan maka didapat hasil sebagai
berikut:
1. Persiapan Benih
Benih yang di pilih oleh Bapak Dedi untuk budidaya tanaman
jagung di lahan beliau adalah jenis varietas paragon F1 dikarenakan
varietas ini mudah di dapatkan dengan harga yang lumayan dan juga
perawatan yang mudah dengan hasil yang memuaskan, Selain itu, jagung
manis Paragon mempunyai tinggi yang ideal, tidak terlalu tinggi, namun
mempunyai perakaran kuat, batang besar sehingga lebih tahan rebah jika
diterpa angin kencang.

2. Mengolah Lahan Tanaman Jagung


Luas lahan gambut yang digunakan untuk budidaya tanaman
jagung ini adalah 40 x 50 meter dengan ketebalan gambut nya sekitar 2,70
meter. . Bedengan bisa dibuat dengan ukuran lebar sekitar 70 cm, jarak
antar bedengan 40 cm. Untuk mengurangi kadar asam tanah gambut
setiap bedengannya di aluri kapur dolomit. Untuk pemupukan awal bisa
menggunakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam.

3. Pemeliharaan dan Pengendalian Hama Tanama


Bila jagung ditanam pada musim kemarau diperlukan penyiraman
untuk menjaga kelembaban tanah. Selain melakukan penyiraman secara
rutin setiap seminggu sekali atau sesuai kondisi lahan dan cuaca,
pemberian nutrisi pada tanaman jagung sebelum mencapai umur 20 hari
agar pertumbuhan jagung salah satunya ialah untuk memacu pertumbuhan
vegetatif dan generatifnya dengan pengocoran. Pengocoran ini dengan
menggunakan pupuk Mutiara 16 16 yang dilarutkan dengan air. K

11
Kemudian pemakaian pupuk phonska mampu memacu
pertumbuhan tanaman dan juga untuk merangsang pertumbuhan secara
keseluruhan, khususnya batang, cabang daun. Selain itu berperan penting
dalam pembesaran tongkol biji.Pemberian pupuk ini diberikan pada saat
bibit jagung berumur 22 hari dan 27 hari. Setelah pemberian pupuk
tersebut, dilakukan penutupan dengan tanah yang diangkat keatas
permukaan. agar pupuk yang diberikan tadi tidak cepat hilangnya dan
juga agar akarnya lebih kuat dan tanah yang diatas tidak terlalu kering.
Selain itu pemupukan susulan juga diperlukan untuk menjaga
kandungan unsur hara di dalam tanah. Pemupukan susulan dilakukan
setelah tanaman berusia 2 bulan setelah bibit ditanam dengan
menggunakan pupuk Gandasil B. Selain melakukan perawatan seperti
yang disebutkan di atas, perawatan selanjutnya dalam budidaya jagung
manis adalah dengan mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang
tanaman.
Untuk mengendalikan hamanya bisa menggunakan insektisida
Siklon untuk mengatasi ulat yang ada pada daun jagung tersebut.
Pemberian insektisada ini dilakukan pada saat daun jagung sudah
menampakan ulatnya dengan cara menyemprot di bagian daun pada
waktu pagi atau sore hari. Selain hama, penyakit yang ada pada tanaman
jagung tersebut ialah bulih. Bulih terjadi pada saat sinar matahari terlalu
terik dan juga bisa dikarenakan banjir.

4. Pemanenan
Jangung manis biasanya sudah mulai mengeluarkan bunga ketika
berusia 50 hari semenjak bibit ditanam. Ketika jagung sudah
mulai mengeluarkan tongkol, biasanya akan ada 2 tongkal jagung
sehingga perlu untuk menghilangkan tongkol yang bagian bawah agar
jagung bisa tumbuh dengan maksimal. Setelah pengambilan tongkol
muda, papaslah daun yang ada di bawah tongkol. Panen utama jagung
manis bisa dilakukan ketika jagung berumur 65-75 hari.

12
4.2 Teknik Analisis Biaya Usaha Tani Tanaman Jagung
Analisis biaya usaha tani adalah analisis yang berhubungan dengan
untung-rugi yang diperoleh oleh petani. Analisis biaya yang dilakukan pada
praktikum ini yaitu dengan cara wawancara dengan petani demi mendapatkan
informasi yang cukup seperti pemasukan dan pengeluaran pada proses
berbudidaya tanaman jagung

 Pengeluaran

Tabel 1. Analisis biaya usaha tani tanaman jagung hingga panen dengan
luas lahan 40 x 50 m.

NO NAMA JUMLAH HARGA SATUAN TOTAL


Benih Jagung ( Varietas
1. 4 pcs 100.000 400.000
Paragon)
2. Kapur Dolomit 4 karung 40.000 160.000
3. Pupuk mutiara 10 kg 12.000 120.000
4. Pupuk phoska 3 karung 129.000 387.000
5. Gandasil Buah 1 pcs 35.000 35.000
6. Siklon 2 bks 45.000 90.000
TOTAL 1.192.000

 Pemasukan

Dalam sekali panen, dengan luas lahan 40 x 50 meter, pak Dedi Rusdianto
dapat menghasilkan paling sedikit 36 karung jagung yang memiliki berat per
karungnya untuk jagung ukuran besar 110 kg. Pak Dedi menjual hasil panen
jagung ini kepada pengepul jagung (tengkulak) dengan mengikuti harga pasar
yang biasanya harga jagung per karungnya ialah Rp.100.000. per karungnya.

Jadi 36 karung jagung x Rp. 100.000 = Rp. 3.600.000

 Analisis laba/rugi
Laba/rugi dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut :

13
Laba/rugi = hasil – pengeluaran

Diketahui :

Hasil = Rp. 3.600.000 -,

Pengeluaran = Rp. 1.192.000-,

Ditanya : laba/rugi...?

Jawaban : = 3.600.000 - 1.192.000

= 2.408.000

Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laba bersih dari
budidaya tanaman jagung sebesar Rp. 2.408.000-,.

14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Budidaya tanaman jagung di tanah gambut tidak berbeda jauh dengan
budidaya di tanah alluvial. Hal ini terganutng dengan usaha petani dengan
cara persiapan serta perawatan media dan tanaman yang baik. Sehingga bisa
mendapatkan hasil yang baik pula.

5.2 Saran
Praktikum dengan motede wawancara seperti ini seharusnya mahasiswa
perlu banyak menyiapkan pertanyaan-pertanyaan teknis yang kepada
nasarumber untuk menyusun laporan praktikum ini. Agar data yang ada
dilaporan ini benar benar nyata dan valid.

15
DAFTAR PUSTAKA

Budidaya Pertanian. 2013. Persiapan Lahan Budidaya Jagung.


Https://Kayadenganbertani.Blogspot.Com/2013/04/Persiapan-Lahan-
Budidaya-Jagung.Html Diakses Pada Tanggal 15 Juni 2021

[Deptan] Departemen Pertanian. 2005. Pedoman Umum Pemberdayaan


Kelompok Tani Penerima Penguatan Modal Usaha Sebagai Lembaga
Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A): Jakarta.

Novitri Kurniati, Dkk. 2017. Produktivitas Dan Efisiensi Penggunaan Faktor


Produksi Pada Usahatani Jagung Di Kecamatan Lubuk Pinang
Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu.Jurnal AGRIPITA Vol. 1, No.1
Mei 2017, Hlm. 30-36

Antara M. 2010. Efesiensi penggunaan input produksi usahatani jagung hibrida di


Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Jurnal Agroland 17(3): 213-218.

Bustaman T. 2004. Pengaruh posisi daun jagung pada batang terhadap pengisian
dan mutu benih. Jurnal Stigma 12(2).

Buyamin Z dan Aqil M. 2009 Pengaruh sistem pertanaman sisipan terhadap


pertumbuhan tanaman jagung. Prosiding Seminar Nasional Serelia.

16
DOKUMENTASI

17

Anda mungkin juga menyukai