Oleh:
Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan ini yang
berjudul ” Analisis Usaha Tani Tanaman Jagung Pada Daerah Lahan Gambut Di
Rasau Jaya 2”
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................3
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................11
BAB V PENUTUP................................................................................................15
5.1 Kesimpulan.................................................................................................15
5.2 Saran...........................................................................................................15
DOKUMENTASI.................................................................................................17
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-
sisa tumbuhan yang setengah membusuk; oleh sebab itu, kandungan bahan
organiknya tinggi[1]. Tanah yang terutama terbentuk di lahan-lahan basah ini
disebut dalam bahasa Inggris sebagai peat; dan lahan-lahan bergambut di
berbagai belahan dunia dikenal dengan aneka nama
seperti bog, moor, muskeg, pocosin, mire, dan lain-lain. Istilah gambut sendiri
diserap dari bahasa daerah Banjar.
Sebagai bahan organik, gambut dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi. Volume gambut di seluruh dunia diperkirakan sejumlah 4
trilyun m³, yang menutupi wilayah sebesar kurang-lebih 3 juta km² atau
sekitar 2% luas daratan di dunia, dan mengandung potensi energi kira-kira 8
miliar terajoule.
Tanah gambut atau Histosol adalah tanah-tanah yang sebagian besar
tersusun dari bahan organik, dengan kandungan C-organik > 25% atau tanah
yang memiliki lapisan bahan organik > 40 cm. Gambut terbentuk dari serasah
organik yang terdekomposisi secara anaerobik dimana laju pertambahan
bahan organik lebih tinggi dibanding laju dekomposisinya.2 Gambut pada
dasarnya terbagi kedalam 2 (dua) jenis yaitu gambut topogen yang
merupakan gambut yang terbentuk karena pengaruh tofografi dan gambut
ombrogen yaitu gambut yang terbentuk karena pengaruh curah hujan yang
airnya tergenang. Teknik pengelolaan lahan gambut yang benar
mempengaruhi keberhasilan pembangunan perkebunan kelapa sawit karena
lahan gambut merupakan lahan yang memerlukan penanganan khusus (PPKS,
2006).
Berdasarkan data Kementerian Pertanian produksi jagung Indonesia
(Angka Ramalan I) pada 2018 seberat 30,56 juta ton dengan luas lahan panen
5,73 juta hektare (ha). Alhasil, produktivitas jagung nasional tahun lalu
seberat 52,41 kuintal/ha.Luas lahan panen jagung tahun tahun lalu
diperkirakan meningkat 5,66% dari tahun sebelumnya sementara produksinya
hanya tumbuh 3,64%. Alhasil, produktivitas jagung nasional hanya tumbuh
0,27% dari tahun sebelumnya.Sebagai informasi, konsumsi jagung domestik
yang terus tumbuh lebih cepat dibanding produksi nasional membuat
2
pemerintah setiap tahun harus mendatangkan jagung dari luar negeri. Selain
untuk memenuhi permintaan masyarakat, impor jagung juga untuk
menstabilkan harga di pasar agar tidak terjadi lonjakan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam proses wawancara ini yaitu :
a) Mengetahui cara berbudidaya tanaman Jagung di lahan gambut muali dari
persiapan lahan hingga panen.
b) Mengetahui biaya pemasukan dan pengeluaran dalam berbudidaya
tanaman Jagung sehingga dapat disimpulkan untung/rugi.
.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
ini cukup memberikan prospek yang menguntungkan jika didukung oleh
pengelolaan lahan yang tepat, seperti pemberian amelioran baik berupa abu,
pupuk kandang ayam, atau tanah mineral sangat mendukung keberhasilan
pengembangan jagung manis di lahan gambut.
1. Sistematika Menurut Purwono dan Hartono (2005),tanaman jagung
manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea
mays saccharata Sturt. Klasifikasi tanaman jagung manis adalah sebagai
berikut: Kingdom:Plantae Divisio:Spermatophyta Sub
division:Angiospermae Kelas:Monocotyledonae
5
daun.Umumnya satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol
produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina.Biji jagung terletak
pada tongkol yang tersusun memanjang. Pada tongkol tersimpan biji-biji
jagung yang menempel erat, sedangkan pada buah jagungterdapat
rambut-rambut yang memanjang hingga keluar dari
pembungkus(kelobot). Setiap tanaman jagung bisa menghasilkan satu
sampai dua tongkol.Biji jagung memiliki bermacam-macam bentuk dan
bervariasi.Perkembangan biji dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain varietas tanaman, tersedianya makanan di dalam tanah dan faktor
lingkungan seperti sinar matahari dankelembaban udara.Biji jagung
manis yang masih muda mempunyai ciribercahaya dan berwarna jernih
seperti kaca sedangkan biji yang telah masak dankering akan menjadi
keriput atau berkerut.
6
pertumbuhan optimal tanaman jagung antarapH 5,5 sampai pH 6,5
tetapiyang paling baik adalah pH 6,8(Purwono dan Hartono, 2005).
C. Abu Sekam
Padi merupakansalah satu produk utama pertanian. Beras yang
merupakanhasilutama gilinganpadi, sedangkan sekammerupakan produk
samping yangmelimpahdari hasil pengilingan padi dan sekam padi
jugadapatdigunakan untukkeperluan pertanian.Abu sekam memiliki
fungsi mengikat logam berat. Selain ituabusekam berfungsi untuk
menggemburkan tanah sehingga bisa mempermudahakar tanaman
menyerap unsur hara di dalamnya. Keuntungan menggunakansekam
bakar adalah steril, poros, banyak unsur hara, ringan untuk
mobilisasi.Sekam jugabahan organik dan merupakan kompos bagi
tanah,dimanabahanorganikakanberfungsi memperbaiki sifat tanah dan
membantu mengikat unsurnitrogen, fospor, dan kalium dalam tanah agar
tidakhilangkarena kalau unsurtersebuthilang, tanaman akan
kekuranganunsur hara.Abu sekam padi dapatdigunakan untuk
memperbaiki struktur tanah. Penggunaan sekam padi juga
akanmemperbaiki sifat fsik tanah dengan mengurangi kepadatan tanah.
Kandunganunsur hara sekam itu tidaksebanyak yang ada di pupuk
buatan, maka penggunaanyang terbaik adalah dengan mencampur antara
kompos (misalnya sekam) danpupuk buatan, dengan intensitas sesuai
kebutuhan tanah (Hara, 1986).Penggunaan abu sekam pada lahan
pertanianselain sebagai sumber silikatjuga merupakan salah satu
alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan.Salah satu altematif
untuk mengupayakan Pmenjadi tersediadalam tanah adalahdengan
pemberian silikat,dengan demikian semakin meningkat nilai pH
makasemakinbesar pula pelepasan ke asaman (Laksmono, 2006)
D. Jarak Tanam
Kerapatan tanaman harus diatur dengan jarak tanam sehingga tidak
terjadipersaingan antara tanaman. Jarak tanam mempengaruhi populasi
tanaman dankonfesien penggunaan cahaya,jarak tanaman jagung
mempengaruhi kompotisiantara tanaman dalam menggunakan air dan zat
7
hara sehingga akan mempengaruhi hasilnya (Harjadi, 1979).Pada
umunya produksi tiap satua luas tinggi tercapai dengan populasi tinggi,
karena tercapainya penggunaan cahaya secara maksimum di awal
pertumbuhan. Pada ahkirnya penampilan masing–masing tanaman secara
individu menurun karena persaingan untuk cahaya dan faktor
pertumbuhan lain.Tanaman memberikan respon dengan mengurangi
ukuran baik pada seluruhtanaman maupun pada bagian–bagian tertentu
(Harjadi, 1979).Untuk memperoleh produktifitas yang tinggi dalam
menanam jagung,jarak tanam merupakan salah satu faktor yang
memainkan peranan penting. Jaraktanam yangterlalu rapat akan
menyebabkan tanaman jagung tumbuh tidakseragam dikarenakan
persaingan akar dalam memperoleh makanan lebih besar antara satu
sama lain. Namun apabila jarak tanam dibuat terlalu lebar maka akan
diperoleh produktifitas yang rendah karena masih ada luas lahan yang
tidak dimanfaatkan. Maka dari itu keseragaman jarak tanam harus sangat
diperhatikandalam penanaman jagung(Yunius, 2001).Jarak tanam jarang
akan memberikan ukuran tongkol dan biji yang lebih besar dari pada
yang dihasilkan dari tanaman yang ditanam rapat, tetapi dari berat total
per hektar jarak tanam memberikan hasil yang lebih besar dari yang jarak
tanam jarang. Karena dengan peningkatan populasi tanaman yang berarti
tanamannya lebih banyak akan meningkatkan hasil jagung persatuan luas
walauukuran bijinya lebih kecil(Ridwan, 1996).Jarak tanam yang
dianjurkan adalah40cm x 30 cm.
E. Permasalahan Pada Lahan Gambut
Pada pengelolaan tanah gambut untuk usaha pertanian, yang
pertama-tamaharus diperhatikan adalah dinamika sifat-sifat fisika dan
kimia tanah gambut,antara lain: Dinamika sifat kemasaman tanah yang
dikaitkan dengan pengendalian asam-asam organik meracun, dinamika
kesuburan tanah sehubungan dengan ketersediaan unsur hara makro dan
mikro yang dibutuhkan tanaman yang diusahakan, kebakaran lahan
gambut dan pengaturan tata air pada lahan gambutsesuai kebutuhan
tanaman(Driessen, 1974).Gambut mempunyai sifat khas, yaitu sifat
8
kering tak balik (irreversibledrying) dan daya retensi air yang besar
(Driessen dan Soepraptohardjo, 1974).Sedangkan pirit adalah suatu
mineral endapan marin yang terbentuk pada tanahyang jenuh air, kaya
bahan organik dan diperkaya oleh sulfat larut yang berasaldari laut. Pirit
mempunyai sifat yang unik dan tergantung pada keadaan air(Breemen
dan Pons, 1978). Pada keadaan jenuh air pirit stabil dan tidakberbahaya,
tetapi pada keadaan kering atau drainase berlebihan maka pirit
menjadilabil dan mudah teroksidasi.
9
BAB III
METODE PRAKTIKUM
10
BAB IV
PEMBAHASAN
11
Kemudian pemakaian pupuk phonska mampu memacu
pertumbuhan tanaman dan juga untuk merangsang pertumbuhan secara
keseluruhan, khususnya batang, cabang daun. Selain itu berperan penting
dalam pembesaran tongkol biji.Pemberian pupuk ini diberikan pada saat
bibit jagung berumur 22 hari dan 27 hari. Setelah pemberian pupuk
tersebut, dilakukan penutupan dengan tanah yang diangkat keatas
permukaan. agar pupuk yang diberikan tadi tidak cepat hilangnya dan
juga agar akarnya lebih kuat dan tanah yang diatas tidak terlalu kering.
Selain itu pemupukan susulan juga diperlukan untuk menjaga
kandungan unsur hara di dalam tanah. Pemupukan susulan dilakukan
setelah tanaman berusia 2 bulan setelah bibit ditanam dengan
menggunakan pupuk Gandasil B. Selain melakukan perawatan seperti
yang disebutkan di atas, perawatan selanjutnya dalam budidaya jagung
manis adalah dengan mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang
tanaman.
Untuk mengendalikan hamanya bisa menggunakan insektisida
Siklon untuk mengatasi ulat yang ada pada daun jagung tersebut.
Pemberian insektisada ini dilakukan pada saat daun jagung sudah
menampakan ulatnya dengan cara menyemprot di bagian daun pada
waktu pagi atau sore hari. Selain hama, penyakit yang ada pada tanaman
jagung tersebut ialah bulih. Bulih terjadi pada saat sinar matahari terlalu
terik dan juga bisa dikarenakan banjir.
4. Pemanenan
Jangung manis biasanya sudah mulai mengeluarkan bunga ketika
berusia 50 hari semenjak bibit ditanam. Ketika jagung sudah
mulai mengeluarkan tongkol, biasanya akan ada 2 tongkal jagung
sehingga perlu untuk menghilangkan tongkol yang bagian bawah agar
jagung bisa tumbuh dengan maksimal. Setelah pengambilan tongkol
muda, papaslah daun yang ada di bawah tongkol. Panen utama jagung
manis bisa dilakukan ketika jagung berumur 65-75 hari.
12
4.2 Teknik Analisis Biaya Usaha Tani Tanaman Jagung
Analisis biaya usaha tani adalah analisis yang berhubungan dengan
untung-rugi yang diperoleh oleh petani. Analisis biaya yang dilakukan pada
praktikum ini yaitu dengan cara wawancara dengan petani demi mendapatkan
informasi yang cukup seperti pemasukan dan pengeluaran pada proses
berbudidaya tanaman jagung
Pengeluaran
Tabel 1. Analisis biaya usaha tani tanaman jagung hingga panen dengan
luas lahan 40 x 50 m.
Pemasukan
Dalam sekali panen, dengan luas lahan 40 x 50 meter, pak Dedi Rusdianto
dapat menghasilkan paling sedikit 36 karung jagung yang memiliki berat per
karungnya untuk jagung ukuran besar 110 kg. Pak Dedi menjual hasil panen
jagung ini kepada pengepul jagung (tengkulak) dengan mengikuti harga pasar
yang biasanya harga jagung per karungnya ialah Rp.100.000. per karungnya.
Analisis laba/rugi
Laba/rugi dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut :
13
Laba/rugi = hasil – pengeluaran
Diketahui :
Ditanya : laba/rugi...?
= 2.408.000
Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laba bersih dari
budidaya tanaman jagung sebesar Rp. 2.408.000-,.
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Budidaya tanaman jagung di tanah gambut tidak berbeda jauh dengan
budidaya di tanah alluvial. Hal ini terganutng dengan usaha petani dengan
cara persiapan serta perawatan media dan tanaman yang baik. Sehingga bisa
mendapatkan hasil yang baik pula.
5.2 Saran
Praktikum dengan motede wawancara seperti ini seharusnya mahasiswa
perlu banyak menyiapkan pertanyaan-pertanyaan teknis yang kepada
nasarumber untuk menyusun laporan praktikum ini. Agar data yang ada
dilaporan ini benar benar nyata dan valid.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bustaman T. 2004. Pengaruh posisi daun jagung pada batang terhadap pengisian
dan mutu benih. Jurnal Stigma 12(2).
16
DOKUMENTASI
17