Anda di halaman 1dari 22

Okulasi Hijau (Green Budding)

PENDAHULUAN:
- Okulasi Hijau (Green Budding) tanaman karet, dilaksanakan untuk
mempercepat memperoleh bahan tanaman di lapangan.
- Dengan cepatnya diperoleh bahan tanaman, berarti cepatnya pula
dapat dilaksanakan pertanaman di lapangan. Disamping itu biaya
pengadaan bibit dapat diturunkan/tertekan dari pada pengadaan bibit
dengan cara convensionil.
- Selanjutnya akan diperoleh waktu yg banyak/panjang suatu
persemaian dapat di okulasi mula-mula dengan okulasi hijau pada umur
batang sawah 3 - 8 bulan selanjutnya setelah batang bawah berumur 9
bulan dilakukan okulasi convensionil (Brown Budding).

PERSIAPAN BATANG BAWAH DAN MEDIA PERTUMBUHANNYA:

- Syarat utama batang bawah adalah sehat, tidak terserang


hama/penyakit dalam arti yang luas.
- Batang bawah bisa dinilai tidak sehat bila lapangan bawah ( tempat
tumbuhnya bibit) mendapat saingan zat-zat makanan dengan rumput
yang berat sekali
- Umur batang bawah 3-8 bulan dengan besar batang minimum sebesar
pensil.
- Batang bawah sehabis di pupuk 1/2 - 1 bulan, baru di laksanakan
okulasi.

PEMBUATAN DAN PENGAMBILAN ENTRYS:

- Pembuatan entrys/Frame dengan maksud untuk memper oleh mata


sebanyak mungkin. Yang diambil mata perisai;
1. mata pada daun rudimenter (3 - 5 bh).
2. mata pada ketiak daun ( 10 harj sebelum dipergunakan tangkai daun
dipotong ) untuk mempercepat tangkai daun gugur.
- Umur entrys (5-8 minggu) daun sudah berwarna hijau, lemas dan
berkembang penuh pada payung pertama.
- Pada entrys yang baik, inilah kunci keberhasilan pelaksanaan Green
Budding. Mata entrys hijau yang dipergunakan, umurnya 5-8 minggu.
Mata entrys yang terletak pada payung ke 10 yang berwarna hijau,
umurnya tidak selalu sama 5-8 minggu. Jelas pada patung pertamalah
yang entrys berumur 5-8 minggu dan jika sudah/ akan membentuk
payung kedua tidak dapat lagi digunakan entrys walaupun yang dipakai
mata-mata yang ada payung pertama.
- Oleh sebab itulah pembuatan Entrys diutamakan untuk Green Budding
agar memperoleh umur Entrys yang diperlukan, juga mungkin ada
hubungannya dengan daya lekat dan tumbuh dari mata Entrys yang
diperoleh. Karena terbatasnya mata Entrys yang diperoleh (mata
rudimenter) maka sepuluh hari sebelum diambil batang Entrys-nya
tangkai-tangkai daun dipotong agar mempercepat tangkai daun yang
gugur, sehingga diperoleh mata ketiak daun yang dapat dipergunakan
sebagai mata Entrys.
PEMBUATAN OKULASI:

- Paling utama diperhatikan pelaksanaan Green Budding harus lebih


cepat dilakukan dari Okulasi Brown Budding sebabnya, antara lain;
lendirnya entrys lebih sedikit dari mata entrys Brown Budding.
- Disamping itu pekerjaan okulasi pada umumnya harus bersih dan teliti.
- Entrys disimpan dalam ember plastik yang berisi air 2,5 cm.

Caranya tidak berbeda dengan cara okulasi Brown Budding sbb. :

1. Batang bawah yang akan diokulasi dibersihkan dari tanah dan


kotoran yang menempel dibatang dengan lap.
2. Batang bawah 5 cm. diatas lebar akar disayat dibuat jendela
( membuka dari atas kebawah) dengan ukuran panjang 5 cm, lebar0,7 cm.
3. Mengambil mata ukuran panjang 3-4 cm, lebar 0,4 - 0,7 cm, cambium
mata maupun batang bawah jangan terpegang dan kotor.
4. Jendela pada batang bawah dibuka yang sebelumnya disayat lebih
dahulu agar getahnya dapat keluar dari bekas sayatan dan. dibersihkan.
5. Mata tempelan diletakkan/dimasukkan ke-dalam jendela yang telah
dibuka, sesuai dengan keadaan mata (tidak terbalik).
6. Pembalutan dengan pita plastik atau tali gedebok pisang mulai dari
atas kebawah, kemudian naik keatas lagi, lalu diikat pada bagian atas,
7 Setelah 20 hari diperiksa, okulasi jadi dipotong batang bawahnya 7 -
10 cm. diatas mata tempelan.
PENANAMAN DILAPANGAN (Transplanting).

Untuk penanaman di lapangan yang berasal dari okulasi hijau


dipersemaian ditempuh macam-macam cara:
1. Dianjurkan secara Stump tinggi okulasi umur2 tahun tinggi 3 meter.
2. Okulasi yang telah membengkak dipindahkan kekeranjang secara
putaran setelah tumbuh 2-3 payung berkembang penuh ditanam
dilapangan.
3. Jika keadaan terpaksa Stump mata tidur atau Stump mata yang.hampir
membengkak dengan akar yang diusahakan banyak yang utuh
dipindahkan kelapangan. Stump yang sudah dicabut jangan terlalu lama
tidak ditanam, dan diletakkan ditempat yang teduh.

Kalau ada hal-hal yang kurang jelas mintalah keterangan pada Penyuluh
Pertanian yang terdekat.
TEKNIK OKULASI KARET

OLEH :

FADDALENA SIMANJUNTAK, SP

BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN MEDAN

2010

TEKNIK OKULASI

1. Sejarah

Sejak awal tibanya tanaman karet di Indonesia sudah di usahakan


menggandakan secara vegetatif, tetapi hasilnya tidak memuaskan lalu van helten
melakukan percobaan yang intensif dari tahun 1910-1113 untuk mencari teknik
perbanyakan, tetapi tidak memiliki nilai praktis kemudian di upayakan kerja sama
dengan pengebun bojong datar dan pasir waringin. Akhirnya van helten berhasil
menemukan metode yang lebih baik yaitu perbanyakan dengan okulasi. Dewasa ini
dikenal 4 caara okulasi untuk penyediaan bibit komersial yaitu: okulasi coklat , okulasi
hijau, okulasi bertangkai, dan okulasi mini

2. Pengertian

Okulasi adalah salah satui teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain yang dapat
bergabung( Kompatibel) yang bertujuan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari
setiap komponen sehingga di peroleh perumbuhan dan produksi yang baik. Prinsip
okulasi sama yaitu penggabungan batang bawah dengan batang atas, yang berbeda
adalah umur batang bawah dan batang atas yang digunakan sehingga perlu teknik
tersendiri untuk mencapai keberhasilan okulasi. Kebaikan yang diharapkan dari batang
bawah secara umum adalah sifat perakarannya yang baik, sedang dari batang atas
adalah produksi Latex yang baik. Bila bibit yang di okulasi ini di tumbuhkan dilapangan
dikatakan tanaman okulasi sedangkan tanaman asal biji yang di tumbuhkan dilapangan
disebut tanaman semai.

3. Teknik Okulasi Konvensional

Dikatakan teknik okulasi konvensional karena metoda okulasi inilah yang umum digunakan
untuk mempersiapkan bentuk bahan tanaman secara komersial hingga munculnya
teknik yang baru yaitu: okulasi hijau (Green budding) okulasi konvesional ini disebut
juga okulasi coklat ( brown budding)

- Batang bawah

Untuk keberhasilan okulasi perlu diperhatikan syarat-syarat berikut:

- Batang bawah yang di anjurkan adalah semaian klonaol GT1, AVROS 2037 dan
LBC1320

- Bibit Semaian telah berumur 9 hingga 18 bulan batangnya sudah berwarna


coklat dan mempnuyai 4-5 karangan daun dapat juga digunakan yang
berumur 6-9 bulan asal sudah berbatang coklat dan mempnyai 3-4 karangan
daun

- Diameter batang telah mencapai 1,5-2 cm dan pertumbuhannya normal

- Kulit berada dalam stadia mudah dilepas tidak lengket atau pada daun stadia
daun tua

Taraf pertumbuhan batang bawah sangat mempengaruhikeberhasilan okulasi,


pengokulasianpada stadia flush (bersemi) atau masa pembentukan payung daun
sangat rendah persentase okulasi yang jadi

3.2. - Batang Atas atau Entres

Sebagai batang atas di pilih klon yang ssesuai dengan likungan ekologi yang
bersangkutan dari klon-klon yang dianjurkan terutama klon-klon yangdianjurkan dalam
skla besar. Pemilihan klon yang tepat akan menjamin produktivitas dikemudian hari
dalam jangka panjang.

3.3. - Mata Tunas

Ada 3 jenis mata atau kuncup tidur (Dorman)


yang dikenal pada tanaman karet dan satu
mata bunga:

- Mata Ketiak: atau disebut juga mata


prima yang fitandai adanya bekas tangkai daun atau berda pada ketiak daun, bila
hendak digunakan terlebih dahulu dipangkas daunnya kira-kira 10 hari sebelum
dipotong di gunakan sebagai mata untuk okulasi coklat.
- Mata burung: ditandai adanya tangkai daun rudimenter. Yang digunakan untuk
okulasi hijau.
- Mata sisik: mata yang terdapat dibawah kuncup daun-daun ( Flush) atau pada ujung
payung daun. Digunakan untuk okulasi mini.
- Mata bunga: terdapat pada tanaman yang sudah masuk umur berbunga
tidak dapt digunakan untuk
okulasi.

4. Teknik Okulasi Hijau

Disamping tekni okulasi


konvensional atau okulasi coklat
dikembangkan pula metoda okulasi
hijau kalau dalam okulasi
konvensional digunakan batang
bawah yang sudah berwarna coklat
maka dalam okulasi hijau digunakan
mata okulasi dari entres yang masih berwarna hijau(green budwood). Berdasarkan
warna komponen tersebut dikatakanlah okulasi hijau.

4.1. - Batang bawah

Syarat-syarat batang bawah okulasi hijau adalah sebagai berikut:

- Batang bawah yang di anjurkan adalah semaian klonaol GT1, AVROS 2037 dan
LBC1320.

- Bibit semaian batang bawah telah berumur 3-5 bulan. Lazimnya berumur
5nulan yang leh mudah dapt juga digunakan asal pertumbuhan dan
batangnya sudah cukup besar.

- Diamer batang sebesar pensil atau telah mencapai diameter 8- 12mm diukur
pada pangkal batang

- Kulit berada dalam stadia mudah dilepas tidak lengket atau pada stadia daun
tua.

4.2. - Batang atas atau entres


Entres atau kayu okulasi hijau digunakan tunas-tunas atau taruk-taruk hijau yang
ujungnya berdaun yang telah mempunyai diameter 1-1,5 cm dan daun-daun pada
karangan daun diujung telah berwarna hijau dan masih lemah. Untuk memproleh taruk-
taruk hijau pohon batang atas atau pohon entres dipangkas beberapa cm diatas
karangan mata, karena pemangkasan tersebut akan tumbuh sejumlah tunas-tunas dari
karangan mata yang dibiarkan tumbuh hingga 5-6minggu. Tunas-tunas ini segera
dipanen sebagai kayu okulasi hijau.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi

Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi yaitu:

a. Keterampilan, kebersihan dan kecepatan mengokulasi

b. Pemilihan entres atau kayu okulasi dengan mata tunas yang masih dorman

c. Keadaan iklim pada musim kemarau tanaman karet mengalami gugur daun,
kurang baik untuk pengokulasian karena adanya gangguan visiologis. Yang baik
adalah pada awal dan akhir musim penghujan, pada musim hujan juga tidak baik,
air hujan dapat meresap pada luka okulasi yang dapat mengakibatkan busuk.
Kelembaban tinggi baik untuk perkembangan jasad renik pada sisa-sisa latex dari
luka okulasi, ini dapat dapat menyebabkan kegagalan pengokulasian.
Teknik Okulasi Coklat

Urutan teknik okulasi pada tanaman karet adalah sebagai berikut:


1. Pembuatan jendela okulasi: Batang bawah dibersihkan dari kotoran/tanah dengan
menggunakan kain bersih, batang bawah yang sudah bersih diiris vertikal 5-7 cm dari permukaan
tanah, lebar 1/3 dari lilit batang, dibuat potongan melintang diatas irisan vertikal dan dibukakan
sedikit ujungnya.

2. Pembuatan perisai mata okulasi: Mata tunas yang akan diokulasi diambil dari entres klon
unggul. Klon unggul anjuran antara lain adalah PB 260, RRIC 100, PB 330, BPM 109,IRR39 dll.
Mata tunas diambil dengan pembuatan perisai mata okulasi. Mata tunas yang diambil adalah
mata yang berada di bekas ketiak daun (mata daun). Perisai mata okulasi dibuat dengan mengiris
kayu entres, ukuran lebar 1 cm dan panjang 5-7 cm. Setelah diiris, pada bagian dalam kulit ada
titik putih yang menonjol, berarti mata ikut terambil.
3. Penempelan perisai mata okulasi : Setelah perisai mata okulasi diambil, segera jendela okulasi
dibuka dan perisai mata okulasi dimasukkan kedalam jendela. Jendela okulasi ditekan perlahan
dan bagian ujung perisai yang dipegang dipotong dan dibuang. Diusahakan agar perisai mata
okulasi tidak bergerak-gerak agar mata okulasi tidak rusak. Jendela okulasi kemudian ditutup
dan siap untuk dibalut.

4. Pembalutan perisai mata okulasi: Bahan untuk pembalut adalah pita


plastik transparan. Pembalutan dimulai dari bawah dan disimpulkan diatas. Balutan sedemikian
rupa sehingga kuat dan terhindar dari masuk air hujan.

5. Pemeriksaan hasil okulasi: Buka perban dilakukan setelah 3 minggu pengokulasian. Jendela
okulasi dibuka dengan cara memotong lidah jendela okulasi. Keberhasilan okulasi dapat
diketahui dengan cara membuat cukilan pada perisai mata okulasi diluar matanya. Jika cukilan
itu masih berwarna hijau dan bergetah, maka okulasi dinyatakan berhasil. Pemeriksaan hidup
defenitif dilakukan satu minggu kemudian.

Pencabutan Bibit dan Seleksi Stum Okulasi Mata Tidur

Bibit yang telah berhasil okulasinya, kemudian dicabut, akar lateral dipotong sehingga
panjangnya 5-10 cm, akar tunggang dipotong hingga panjangnya 35 cm dan batang diserong 5
10 cm di atas pertautan okulasi. Bibit seperti itu disebut bibit stum okulasi mata tidur (SOMT).
Pencabutan bibit dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul atau dengan menggunakan alat
dongkrak stum. Jika menggunakan cangkul, satu sampai dua minggu sebelum bibit dicabut, bibit
dipotong miring pada ketinggian 5 7 cm di atas pertautan okulasi. Bekas potongan diolesi
dengan TB 192 atau parafin. Pada jarak 10 cm di sisi pokok dibuat lobang pakai cangkul. Sisi
lobang ke arah akar hampir menyentuh akar tunggang pada kedalaman 50-60 cm. Kemudian
stum dengan akar terpotong dicabut. Dengan menggunakan cangkul dapat dicabut 100-125
pokok bibit per hari kerja.
Jika menggunakan alat dongkrak stum, 2 s/d 3 minggu sebelum bibit dicabut, bibit dipotong pada
ketinggian 50-75 cm di atas pertautan okulasi. Bagian atas batang dijepit dengan alat dongkrak
bibit. Kemudian bibit dicabut secara perlahan dengan cara mengungkit tangkai dongkrak bibit.
Dengan menggunakan dongkrak stum dapat dicabut 600 pokok bibit per hari kerja. Setelah
dicabut, akar lateral dirempel sehingga panjangnya 5-10 cm. Akar tunggang disisakan 35 cm.
Bibit dipotong pada ketinggian 5-7 cm diatas pertautan okulasi dengan arah potongan miring
kebelakang tempelan okulasi. Selanjutnya bekas potongan diolesi dengan TB 192 atau parafin.

Stum yang akar tunggangnya terserang jamur akar putih, mata okulasi rusak, akar bercabang
banyak (menjari), akar bedenggol atau bengkok (muntir) tidak dipakai sebagai bahan tanam. Bila
akarnya bercabang dua atau tiga maka satu atau dua akar yang terkecil dipotong dan lukanya
diolesi dengan TB 192, sehingga dapat dipakai sebagai bahan tanam. Bibit stum okulasi mata
tidur selanjutnya dapat dianjurkan sebagai bahan tanam setelah terlebih dahulu ditumbuhkan
didalam polibeg sampai mencapai stadia satu atau dua payung daun.

CARA OKULASI BIBIT KARET UNGGUL


Posted on March 12, 2012 by Quickey 2

Share

CARA OKULASI BIBIT KARET UNGGUL

Okulasi merupakan salah satu cara metode budidaya tanaman yang dilakukan untuk
mendapatkan Bibit karet unggul dengan menempelkan mata entres pada batang bawah

Dari hasil okulasi akan diperoleh bahan tanaman karet unggul berupa

stum mata tidur

bibit dalam polybag atau stum tinggi yang nantinya akan menjadi pohon
produksi dan pohon entres.
Contoh bibit okulasi

Ada tiga macam teknik okulasi pada tanaman karet unggul

1. Okulasi Dini(OD) Umur 2 s/d 3 bulan

2. Okulasi Hijau(OH) Umur 4 s/d 6 bulan

3. Okulasi Cokelat(OH) Umur 8 s/d 18 bulan

Perbedaanya cuma pada umur batang bawahnya saja

Cara Okulasi

Batang bawah sebaiknya dibersihkan dari kotoran/tanah (dilap menggunakan


tangan aj)

Pembuatan jendela okulasi (Tempat menempelnya entres)


diiris veritikal pada bagian kulit hingga menyentuh batas cambium

Selanjutnya persiapan mata okulasi (mata okulasi yang baik diambil dari
mata yang berada di bekas ketiak daun)

mata okulasi diiris dengan ukuran lebar yang sudah disesuaikan dengan
pembuatan jendela okulasi
penyayatan mata okulasi dilakukan dengan mengikutsertakan sedikit bagian
kayu

lepaskan kulit dari kayu dengan hati-hati dengan cara menarik bagian kayu
yang ikut tersayat

mata okulasi diusahakan tidak tergores dan kotor, mata okulasi yang baik
pada bagian dalam ada titik putih yang menonjol,( apabila kulit bagian dalam
berlubang berarti matanya tertinggal pada bagian kayu , mata okulasi
seperti ini tidak boleh)

penempelan mata okulasi segera dilakukan pada saat jendela okulasi dibuka

kemudian batang bawah dibalut menggunakan plastik Okulasi


langkah terakhir setelah berumur 21 hari keatas bukalah plastik
pembungkusnya

Demikiaaaan cara singkat Okulasi Pembibitan

TEKNIK OKULASI KARET

Okulasi pohon karet merupakan suatu rangkaian usaha untuk memperoleh bahan tanam
yang baik dan merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan sejak dari seleksi biji
dan pengecambahan.
Macam okulasi ada 2 yaitu okulasi hijau (green budding) dan okulasi coklat
(brown budding). Okulasi hijau dilaksanakan pada bibit umur 5-6 bulan dan okulasi
coklat umur 9-10 bulan.
a. Pada okulasi hijau : entres diperoleh dari cabang dengan 2 payung berumur 5-6
bulan dengan payung berwarna hijau tua segar.
b. Pada okulasi coklat : dilaksanakan pada bibit umur 9-10 bulan. Entres yang
digunakan berumur 6-12 bulan dan berwarna coklat.
Sehubungan dengan tersedianya biji di kebun-kebun Jawa Tengah pada bulan Maret/
April maka agar penanaman ke polybag tepat waktu dan dapat tersedia bibit siap salur 2-
3 payung okulasi menggunakan sistem brown budding/ okulasi coklat.
Alat-alat okulasi
Pisau okulasi yang tajam
Pembalut plastik untuk membalut jendela pada batang bawah
Batang pisang untuk meletakkan kayu entres
Lap bersih yang dibalutkan dipergelangan tangan untuk membersihkan pisau okulasi.
Lap untuk membersihkan getah pada jendela batang bawah dan kayu entres
Batu asah untuk mengasah pisau okulasi
Jenis-jenis mata okulasi
Mengetahui jenis-jenis mata okulasi adalah sangat penting agar okulasi yang
dilaksanakan tidak sia-sia dan tingkat keberhasilannya tinggi. Jenis-jenis mata okulasi,
yaitu :
Mata sisik : terdapat pada ujung internodia, pertumbuhannya paling lambat. Kurang baik
untuk okulasi.
Mata prima : mata tunas yang terletak diketiak daun. Mata inilah yang terbaik untuk
okulasi. Letaknya dibagian tengah internodia. Jumlahnya tiap meter
kayu entres terdapat 15-20 mata okulasi.
3. Mata palsu : mata tunas yang tidak pada ketiak daun, berada dibagian paling bawah
internodia, jumlahnya antara 3-5 mata. Bila mata ini digunakan untuk
okulasi tidak akan tumbuh.
A. Cara Okulasi
Pertama :
- Membuat jendela okulasi pada batang bawah dengan cara mengiris dengan
membungkukkan badan. Tinggi sisi kanan dan kiri jendela teratas adalah 10 cm dari
tanah sedang tinggi sisi kanan dan kiri jendela terbawah adalah 4 cm dari tanah.
Tinggi sisi kanan dan kiri jendela okulasi pada batang bawah dilakukan berturut-turut
untuk 20 pohon, kemudian kembali ke tempat kayu entres yang sudah disediakan
terlebih dahulu untuk mengambil mata okulasi.
Tinggi sisi kanan dan kiri jendela teratas 10 cm dari tanah
Tinggi sisi kanan dan kiri jendela terbawah 4 cm dari tanah.
Pembuatan jendela pada batang bawah dapat dilakukan dengan bukaan ke atas dan
bukaan ke bawah.
Kedua :
Mengambil mata okulasi dari kayu entres dilakukan dengan cara membuat jendela pada
batang bawah. Mata okulasi yang idambil adalah mata okulasi yang dapat digunakan
(mata okulasi hidup).
Kesiapan batang bawah yang dapat dilakukan okulasi adalah saat daun karet pada
paying teratas sudah tua, jika daun pada paying teratas masih muda, tanaman
karet akan tumbuh kurang baik.
Rata-rata tanaman yang diokulasi baik batang bawah atau batang atas (entres)
minimal mempunyai 2 payung.
Kayu entres harus diletakkan pada batang pisang supaya mata okulasi tidak rusak.
Sebelum membuat jendela untuk mengambil mata okulasi, getah yang melekat pada
pisau okulasi harus dibersihkan dahulu dengan lap bersih diikatkan pada pergelangan
tangan kiri.
Untuk membuat jendela okulasi pada batang bawah dan membuat jendela pada kayu
entres untuk mengambil mata okulasi , diperlukan pisau okulasi yang tajam. Pisau
okulasi yang tidak tajam (majal) akan mengakibatkan mata okulasi yang diambil
menjadi sobek/ pecah dan akan mati jika disambungkan dengan batang bawah, irisan
menjadi berat dan keseluruhan pekerjaan okulasi menjadi lambat.
Ketiga :
Membuka jendela pada batang bawah, menempelkan mata okulasi dan membalut jendela
pada batang bawah. Sebelum membuka jendela pada batang bawah getah yang keluar
dari irisan pembuatan jendela harus dibersihkan dahulu dengan kain. Teknik
pengambilan mata okulasi dan menempelkannya pada batang bawah yaitu:
Setelah membuat jendela pada kayu entres dan mengirisnya, pangkal irisan
dipotong dengan pisau okulasi.
Langkah selanjutnya adalah memotong ujung irisan dan langsung mengambil
mata okulasi untuk ditempelkan pada batang bawah.
Waktu yang tepat untuk melakukan okulasi adalah jam 06.00 10.00 pagi dan
jam 15.00 17.00 sore.
B. Pemeriksaan hasil okulasi :
Pemeriksaan pertama : 2 minggu setelah okulasi, plastik pembalut dibuka. Bila mata
entres masih berwarna hijau berarti hidup dan bila berwarna
coklat kehitaman mati. Yang mati diberi tanda dengan daun/
plastik yang diselipkan diatas jendela okulasi setinggi 20 cm.
Dilakukan okulasi ulang terhadap okulasi yang gagal.
Pemeriksaan kedua : 2 minggu setelah pemeriksaan pertama, yang mati diberi tanda
seperti pemeriksaan pertama.
Pemeriksaan ketiga : 1 minggu setelah pemeriksaan kedua yang hidup diberi tanda
berupa totolan cat 1 cm di samping atas jendela dengan
ketentuan warna berdasarkan klon sebagai berikut :
Klon Warna
BPM 1 Biru
BPM 24 Merah
RRIC 100 Putih
IRR 118 Hitam
PB 260 Kuning
PB 330 Hijau
PB 340 Coklat
IRR 39 Hijau Putih
C. Pemotongan/ penyerongan bibit
Hal yang perlu diperhatikan sebelum pemotongan bibit sebagai berikut :
Sebelum dilakukan pemotongan dilakukan pemberian pupuk N dengan dosis 20
gram/ pohon.
Dilakukan 2-4 minggu sebelum dipindah ke polybag dilakukan pemotongan
dengan cara menyerong dari atas tempat okulasi miring ke bawah pada batang
yang tidak diokulasi setinggi 3 cm diatas jendela okulasi dengan luka bekas
potongan dengan parafin.
Dongkel bibit
Setelah dilakukan penyerongan, 2-4 minggu kemudian mata okulasi mulai bengkak.
Pada stadia ini adalah saat terbaik untuk memindahkan bibit ke dalam polybag. Hal
ini dikarenakan jika bibit dipindah ketika sudah tumbuh tunas akan terjadi kerusakan
dalam pengangkutan maupun kematian dalam penanaman polybag. Cara mendongkel
bibit harus sampai ujung akar, kemudian tunggangnya dipotong menyerong minimal
sepanjang 40-45 cm dari leher akar.
Pembibitan polybag
Ukuran polybag yang digunakan adalah 50 x 25 cm dan tebal 0,10 0,15 mm
serta berwarna hitam. Agar sirkulasi air dan udara berjalan dengan baik, maka
polybag diberi lubang kecil-kecil di bagian bawah dan samping polybag.
a. Pengisian polybag
Tanah yang digunakan untuk mengisi polybag adalah tanah lapisan atas (top soil)
yang subur dan mengandung bahan organik. Tanah tersebut kemudian diayak untuk
memisahkan dari sisa-sisa akar dan kayu yang dapat menjadi sumber penyakit.
Sebelum dimasukkan ke dalam polybag, tanah yang sudah diayak dicampur dengan
pupuk Rock Phosphate 50 gr/ polybag. Untuk mencegah serangan Jamur Akar Puth
(JAP), media polybag dicampur dengan belerang 20-25 gr/polybag.
b. Menyusun polybag
Polybag disusun pada parit yang telah dibuat dengan ukuran lebar 40 cm dan
kedalaman 15 cm. Arah parit Utara-Selatan dan mata okulasi dihadapkan ke Timur-
Barat untuk memudahkan pemeliharaan.
Jarak antar parit polybag antara 60-100 cm sesuai dengan sasaran jumlah paying,
untuk paying 3 minimal berjarak 80 cm.
c. Menanam dalam polybag
Pekerjaan dalam penanaman meliputi beberapa tim yaitu:
Tim dongkel bibit dan transportasi, dimana bibit yang didongkel sesegera
mungkin untuk dilakukan seleksi dan penanaman.
Tim seleksi mempunyai tugas diantaranya :
Mengelompokkan bibit sesuai ukuran besar dan kecil.
Memisahkan stump dengan perakaran yang lurus (baik) dan bercabang/
bengkok dan terserang JAP dibuang.
Memotong akar lateral 1-2 cm dari akar tunggang.
Merapikan stump dengan melakukan pemotongan 40 cm diukur dari leher
akar.
Merendam selama 5 menit dalam larutan bayleton 250 EC.
Mengoleksi bekas luka potongan dengan dengan Rootone F/ sejenis dalam
bentuk pasta.
3. Tim penanam bertugas :
Polybag yang telah terisi tanah disiram sampai jenuh selama 3 hari berturut-turut.
Tanah dalam polybag dipadatkan dengan cara menusukkan batang kayu/ sejenisnya ke dalam
tanah beberapa kali sampai merata dan padat.
Untuk memudahkan penanaman, tanah pada polybag dibuat lubang pada bagian tengahnya
dengan tugal/kayu.
Okulasi Mata Tidur (OMT) yang sudah diseleksi, dipisahkan dan ditanam dengan cara
memasukkan akar dengan arah mata okulasi seragam dan bertolak
belakang.
Tanah dipadatkan sampai pada leher akar dan menjaga kerusakan akar hingga tidak ada rongga
udara yang menyebabkan pembusukan akar dan segera dilakukan
penyiraman.
Dalam penanaman juga diperhatikan estetika, yaitu kelurusan penanaman dalam barisan
menggunakan tambang.
tanaman karet yg baik adaslah okulasi

Anda mungkin juga menyukai