PENDAHULUAN:
- Okulasi Hijau (Green Budding) tanaman karet, dilaksanakan untuk
mempercepat memperoleh bahan tanaman di lapangan.
- Dengan cepatnya diperoleh bahan tanaman, berarti cepatnya pula
dapat dilaksanakan pertanaman di lapangan. Disamping itu biaya
pengadaan bibit dapat diturunkan/tertekan dari pada pengadaan bibit
dengan cara convensionil.
- Selanjutnya akan diperoleh waktu yg banyak/panjang suatu
persemaian dapat di okulasi mula-mula dengan okulasi hijau pada umur
batang sawah 3 - 8 bulan selanjutnya setelah batang bawah berumur 9
bulan dilakukan okulasi convensionil (Brown Budding).
Kalau ada hal-hal yang kurang jelas mintalah keterangan pada Penyuluh
Pertanian yang terdekat.
TEKNIK OKULASI KARET
OLEH :
FADDALENA SIMANJUNTAK, SP
2010
TEKNIK OKULASI
1. Sejarah
2. Pengertian
Okulasi adalah salah satui teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain yang dapat
bergabung( Kompatibel) yang bertujuan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari
setiap komponen sehingga di peroleh perumbuhan dan produksi yang baik. Prinsip
okulasi sama yaitu penggabungan batang bawah dengan batang atas, yang berbeda
adalah umur batang bawah dan batang atas yang digunakan sehingga perlu teknik
tersendiri untuk mencapai keberhasilan okulasi. Kebaikan yang diharapkan dari batang
bawah secara umum adalah sifat perakarannya yang baik, sedang dari batang atas
adalah produksi Latex yang baik. Bila bibit yang di okulasi ini di tumbuhkan dilapangan
dikatakan tanaman okulasi sedangkan tanaman asal biji yang di tumbuhkan dilapangan
disebut tanaman semai.
Dikatakan teknik okulasi konvensional karena metoda okulasi inilah yang umum digunakan
untuk mempersiapkan bentuk bahan tanaman secara komersial hingga munculnya
teknik yang baru yaitu: okulasi hijau (Green budding) okulasi konvesional ini disebut
juga okulasi coklat ( brown budding)
- Batang bawah
- Batang bawah yang di anjurkan adalah semaian klonaol GT1, AVROS 2037 dan
LBC1320
- Kulit berada dalam stadia mudah dilepas tidak lengket atau pada daun stadia
daun tua
Sebagai batang atas di pilih klon yang ssesuai dengan likungan ekologi yang
bersangkutan dari klon-klon yang dianjurkan terutama klon-klon yangdianjurkan dalam
skla besar. Pemilihan klon yang tepat akan menjamin produktivitas dikemudian hari
dalam jangka panjang.
- Batang bawah yang di anjurkan adalah semaian klonaol GT1, AVROS 2037 dan
LBC1320.
- Bibit semaian batang bawah telah berumur 3-5 bulan. Lazimnya berumur
5nulan yang leh mudah dapt juga digunakan asal pertumbuhan dan
batangnya sudah cukup besar.
- Diamer batang sebesar pensil atau telah mencapai diameter 8- 12mm diukur
pada pangkal batang
- Kulit berada dalam stadia mudah dilepas tidak lengket atau pada stadia daun
tua.
b. Pemilihan entres atau kayu okulasi dengan mata tunas yang masih dorman
c. Keadaan iklim pada musim kemarau tanaman karet mengalami gugur daun,
kurang baik untuk pengokulasian karena adanya gangguan visiologis. Yang baik
adalah pada awal dan akhir musim penghujan, pada musim hujan juga tidak baik,
air hujan dapat meresap pada luka okulasi yang dapat mengakibatkan busuk.
Kelembaban tinggi baik untuk perkembangan jasad renik pada sisa-sisa latex dari
luka okulasi, ini dapat dapat menyebabkan kegagalan pengokulasian.
Teknik Okulasi Coklat
2. Pembuatan perisai mata okulasi: Mata tunas yang akan diokulasi diambil dari entres klon
unggul. Klon unggul anjuran antara lain adalah PB 260, RRIC 100, PB 330, BPM 109,IRR39 dll.
Mata tunas diambil dengan pembuatan perisai mata okulasi. Mata tunas yang diambil adalah
mata yang berada di bekas ketiak daun (mata daun). Perisai mata okulasi dibuat dengan mengiris
kayu entres, ukuran lebar 1 cm dan panjang 5-7 cm. Setelah diiris, pada bagian dalam kulit ada
titik putih yang menonjol, berarti mata ikut terambil.
3. Penempelan perisai mata okulasi : Setelah perisai mata okulasi diambil, segera jendela okulasi
dibuka dan perisai mata okulasi dimasukkan kedalam jendela. Jendela okulasi ditekan perlahan
dan bagian ujung perisai yang dipegang dipotong dan dibuang. Diusahakan agar perisai mata
okulasi tidak bergerak-gerak agar mata okulasi tidak rusak. Jendela okulasi kemudian ditutup
dan siap untuk dibalut.
5. Pemeriksaan hasil okulasi: Buka perban dilakukan setelah 3 minggu pengokulasian. Jendela
okulasi dibuka dengan cara memotong lidah jendela okulasi. Keberhasilan okulasi dapat
diketahui dengan cara membuat cukilan pada perisai mata okulasi diluar matanya. Jika cukilan
itu masih berwarna hijau dan bergetah, maka okulasi dinyatakan berhasil. Pemeriksaan hidup
defenitif dilakukan satu minggu kemudian.
Bibit yang telah berhasil okulasinya, kemudian dicabut, akar lateral dipotong sehingga
panjangnya 5-10 cm, akar tunggang dipotong hingga panjangnya 35 cm dan batang diserong 5
10 cm di atas pertautan okulasi. Bibit seperti itu disebut bibit stum okulasi mata tidur (SOMT).
Pencabutan bibit dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul atau dengan menggunakan alat
dongkrak stum. Jika menggunakan cangkul, satu sampai dua minggu sebelum bibit dicabut, bibit
dipotong miring pada ketinggian 5 7 cm di atas pertautan okulasi. Bekas potongan diolesi
dengan TB 192 atau parafin. Pada jarak 10 cm di sisi pokok dibuat lobang pakai cangkul. Sisi
lobang ke arah akar hampir menyentuh akar tunggang pada kedalaman 50-60 cm. Kemudian
stum dengan akar terpotong dicabut. Dengan menggunakan cangkul dapat dicabut 100-125
pokok bibit per hari kerja.
Jika menggunakan alat dongkrak stum, 2 s/d 3 minggu sebelum bibit dicabut, bibit dipotong pada
ketinggian 50-75 cm di atas pertautan okulasi. Bagian atas batang dijepit dengan alat dongkrak
bibit. Kemudian bibit dicabut secara perlahan dengan cara mengungkit tangkai dongkrak bibit.
Dengan menggunakan dongkrak stum dapat dicabut 600 pokok bibit per hari kerja. Setelah
dicabut, akar lateral dirempel sehingga panjangnya 5-10 cm. Akar tunggang disisakan 35 cm.
Bibit dipotong pada ketinggian 5-7 cm diatas pertautan okulasi dengan arah potongan miring
kebelakang tempelan okulasi. Selanjutnya bekas potongan diolesi dengan TB 192 atau parafin.
Stum yang akar tunggangnya terserang jamur akar putih, mata okulasi rusak, akar bercabang
banyak (menjari), akar bedenggol atau bengkok (muntir) tidak dipakai sebagai bahan tanam. Bila
akarnya bercabang dua atau tiga maka satu atau dua akar yang terkecil dipotong dan lukanya
diolesi dengan TB 192, sehingga dapat dipakai sebagai bahan tanam. Bibit stum okulasi mata
tidur selanjutnya dapat dianjurkan sebagai bahan tanam setelah terlebih dahulu ditumbuhkan
didalam polibeg sampai mencapai stadia satu atau dua payung daun.
Share
Okulasi merupakan salah satu cara metode budidaya tanaman yang dilakukan untuk
mendapatkan Bibit karet unggul dengan menempelkan mata entres pada batang bawah
Dari hasil okulasi akan diperoleh bahan tanaman karet unggul berupa
bibit dalam polybag atau stum tinggi yang nantinya akan menjadi pohon
produksi dan pohon entres.
Contoh bibit okulasi
Cara Okulasi
Selanjutnya persiapan mata okulasi (mata okulasi yang baik diambil dari
mata yang berada di bekas ketiak daun)
mata okulasi diiris dengan ukuran lebar yang sudah disesuaikan dengan
pembuatan jendela okulasi
penyayatan mata okulasi dilakukan dengan mengikutsertakan sedikit bagian
kayu
lepaskan kulit dari kayu dengan hati-hati dengan cara menarik bagian kayu
yang ikut tersayat
mata okulasi diusahakan tidak tergores dan kotor, mata okulasi yang baik
pada bagian dalam ada titik putih yang menonjol,( apabila kulit bagian dalam
berlubang berarti matanya tertinggal pada bagian kayu , mata okulasi
seperti ini tidak boleh)
penempelan mata okulasi segera dilakukan pada saat jendela okulasi dibuka
Okulasi pohon karet merupakan suatu rangkaian usaha untuk memperoleh bahan tanam
yang baik dan merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan sejak dari seleksi biji
dan pengecambahan.
Macam okulasi ada 2 yaitu okulasi hijau (green budding) dan okulasi coklat
(brown budding). Okulasi hijau dilaksanakan pada bibit umur 5-6 bulan dan okulasi
coklat umur 9-10 bulan.
a. Pada okulasi hijau : entres diperoleh dari cabang dengan 2 payung berumur 5-6
bulan dengan payung berwarna hijau tua segar.
b. Pada okulasi coklat : dilaksanakan pada bibit umur 9-10 bulan. Entres yang
digunakan berumur 6-12 bulan dan berwarna coklat.
Sehubungan dengan tersedianya biji di kebun-kebun Jawa Tengah pada bulan Maret/
April maka agar penanaman ke polybag tepat waktu dan dapat tersedia bibit siap salur 2-
3 payung okulasi menggunakan sistem brown budding/ okulasi coklat.
Alat-alat okulasi
Pisau okulasi yang tajam
Pembalut plastik untuk membalut jendela pada batang bawah
Batang pisang untuk meletakkan kayu entres
Lap bersih yang dibalutkan dipergelangan tangan untuk membersihkan pisau okulasi.
Lap untuk membersihkan getah pada jendela batang bawah dan kayu entres
Batu asah untuk mengasah pisau okulasi
Jenis-jenis mata okulasi
Mengetahui jenis-jenis mata okulasi adalah sangat penting agar okulasi yang
dilaksanakan tidak sia-sia dan tingkat keberhasilannya tinggi. Jenis-jenis mata okulasi,
yaitu :
Mata sisik : terdapat pada ujung internodia, pertumbuhannya paling lambat. Kurang baik
untuk okulasi.
Mata prima : mata tunas yang terletak diketiak daun. Mata inilah yang terbaik untuk
okulasi. Letaknya dibagian tengah internodia. Jumlahnya tiap meter
kayu entres terdapat 15-20 mata okulasi.
3. Mata palsu : mata tunas yang tidak pada ketiak daun, berada dibagian paling bawah
internodia, jumlahnya antara 3-5 mata. Bila mata ini digunakan untuk
okulasi tidak akan tumbuh.
A. Cara Okulasi
Pertama :
- Membuat jendela okulasi pada batang bawah dengan cara mengiris dengan
membungkukkan badan. Tinggi sisi kanan dan kiri jendela teratas adalah 10 cm dari
tanah sedang tinggi sisi kanan dan kiri jendela terbawah adalah 4 cm dari tanah.
Tinggi sisi kanan dan kiri jendela okulasi pada batang bawah dilakukan berturut-turut
untuk 20 pohon, kemudian kembali ke tempat kayu entres yang sudah disediakan
terlebih dahulu untuk mengambil mata okulasi.
Tinggi sisi kanan dan kiri jendela teratas 10 cm dari tanah
Tinggi sisi kanan dan kiri jendela terbawah 4 cm dari tanah.
Pembuatan jendela pada batang bawah dapat dilakukan dengan bukaan ke atas dan
bukaan ke bawah.
Kedua :
Mengambil mata okulasi dari kayu entres dilakukan dengan cara membuat jendela pada
batang bawah. Mata okulasi yang idambil adalah mata okulasi yang dapat digunakan
(mata okulasi hidup).
Kesiapan batang bawah yang dapat dilakukan okulasi adalah saat daun karet pada
paying teratas sudah tua, jika daun pada paying teratas masih muda, tanaman
karet akan tumbuh kurang baik.
Rata-rata tanaman yang diokulasi baik batang bawah atau batang atas (entres)
minimal mempunyai 2 payung.
Kayu entres harus diletakkan pada batang pisang supaya mata okulasi tidak rusak.
Sebelum membuat jendela untuk mengambil mata okulasi, getah yang melekat pada
pisau okulasi harus dibersihkan dahulu dengan lap bersih diikatkan pada pergelangan
tangan kiri.
Untuk membuat jendela okulasi pada batang bawah dan membuat jendela pada kayu
entres untuk mengambil mata okulasi , diperlukan pisau okulasi yang tajam. Pisau
okulasi yang tidak tajam (majal) akan mengakibatkan mata okulasi yang diambil
menjadi sobek/ pecah dan akan mati jika disambungkan dengan batang bawah, irisan
menjadi berat dan keseluruhan pekerjaan okulasi menjadi lambat.
Ketiga :
Membuka jendela pada batang bawah, menempelkan mata okulasi dan membalut jendela
pada batang bawah. Sebelum membuka jendela pada batang bawah getah yang keluar
dari irisan pembuatan jendela harus dibersihkan dahulu dengan kain. Teknik
pengambilan mata okulasi dan menempelkannya pada batang bawah yaitu:
Setelah membuat jendela pada kayu entres dan mengirisnya, pangkal irisan
dipotong dengan pisau okulasi.
Langkah selanjutnya adalah memotong ujung irisan dan langsung mengambil
mata okulasi untuk ditempelkan pada batang bawah.
Waktu yang tepat untuk melakukan okulasi adalah jam 06.00 10.00 pagi dan
jam 15.00 17.00 sore.
B. Pemeriksaan hasil okulasi :
Pemeriksaan pertama : 2 minggu setelah okulasi, plastik pembalut dibuka. Bila mata
entres masih berwarna hijau berarti hidup dan bila berwarna
coklat kehitaman mati. Yang mati diberi tanda dengan daun/
plastik yang diselipkan diatas jendela okulasi setinggi 20 cm.
Dilakukan okulasi ulang terhadap okulasi yang gagal.
Pemeriksaan kedua : 2 minggu setelah pemeriksaan pertama, yang mati diberi tanda
seperti pemeriksaan pertama.
Pemeriksaan ketiga : 1 minggu setelah pemeriksaan kedua yang hidup diberi tanda
berupa totolan cat 1 cm di samping atas jendela dengan
ketentuan warna berdasarkan klon sebagai berikut :
Klon Warna
BPM 1 Biru
BPM 24 Merah
RRIC 100 Putih
IRR 118 Hitam
PB 260 Kuning
PB 330 Hijau
PB 340 Coklat
IRR 39 Hijau Putih
C. Pemotongan/ penyerongan bibit
Hal yang perlu diperhatikan sebelum pemotongan bibit sebagai berikut :
Sebelum dilakukan pemotongan dilakukan pemberian pupuk N dengan dosis 20
gram/ pohon.
Dilakukan 2-4 minggu sebelum dipindah ke polybag dilakukan pemotongan
dengan cara menyerong dari atas tempat okulasi miring ke bawah pada batang
yang tidak diokulasi setinggi 3 cm diatas jendela okulasi dengan luka bekas
potongan dengan parafin.
Dongkel bibit
Setelah dilakukan penyerongan, 2-4 minggu kemudian mata okulasi mulai bengkak.
Pada stadia ini adalah saat terbaik untuk memindahkan bibit ke dalam polybag. Hal
ini dikarenakan jika bibit dipindah ketika sudah tumbuh tunas akan terjadi kerusakan
dalam pengangkutan maupun kematian dalam penanaman polybag. Cara mendongkel
bibit harus sampai ujung akar, kemudian tunggangnya dipotong menyerong minimal
sepanjang 40-45 cm dari leher akar.
Pembibitan polybag
Ukuran polybag yang digunakan adalah 50 x 25 cm dan tebal 0,10 0,15 mm
serta berwarna hitam. Agar sirkulasi air dan udara berjalan dengan baik, maka
polybag diberi lubang kecil-kecil di bagian bawah dan samping polybag.
a. Pengisian polybag
Tanah yang digunakan untuk mengisi polybag adalah tanah lapisan atas (top soil)
yang subur dan mengandung bahan organik. Tanah tersebut kemudian diayak untuk
memisahkan dari sisa-sisa akar dan kayu yang dapat menjadi sumber penyakit.
Sebelum dimasukkan ke dalam polybag, tanah yang sudah diayak dicampur dengan
pupuk Rock Phosphate 50 gr/ polybag. Untuk mencegah serangan Jamur Akar Puth
(JAP), media polybag dicampur dengan belerang 20-25 gr/polybag.
b. Menyusun polybag
Polybag disusun pada parit yang telah dibuat dengan ukuran lebar 40 cm dan
kedalaman 15 cm. Arah parit Utara-Selatan dan mata okulasi dihadapkan ke Timur-
Barat untuk memudahkan pemeliharaan.
Jarak antar parit polybag antara 60-100 cm sesuai dengan sasaran jumlah paying,
untuk paying 3 minimal berjarak 80 cm.
c. Menanam dalam polybag
Pekerjaan dalam penanaman meliputi beberapa tim yaitu:
Tim dongkel bibit dan transportasi, dimana bibit yang didongkel sesegera
mungkin untuk dilakukan seleksi dan penanaman.
Tim seleksi mempunyai tugas diantaranya :
Mengelompokkan bibit sesuai ukuran besar dan kecil.
Memisahkan stump dengan perakaran yang lurus (baik) dan bercabang/
bengkok dan terserang JAP dibuang.
Memotong akar lateral 1-2 cm dari akar tunggang.
Merapikan stump dengan melakukan pemotongan 40 cm diukur dari leher
akar.
Merendam selama 5 menit dalam larutan bayleton 250 EC.
Mengoleksi bekas luka potongan dengan dengan Rootone F/ sejenis dalam
bentuk pasta.
3. Tim penanam bertugas :
Polybag yang telah terisi tanah disiram sampai jenuh selama 3 hari berturut-turut.
Tanah dalam polybag dipadatkan dengan cara menusukkan batang kayu/ sejenisnya ke dalam
tanah beberapa kali sampai merata dan padat.
Untuk memudahkan penanaman, tanah pada polybag dibuat lubang pada bagian tengahnya
dengan tugal/kayu.
Okulasi Mata Tidur (OMT) yang sudah diseleksi, dipisahkan dan ditanam dengan cara
memasukkan akar dengan arah mata okulasi seragam dan bertolak
belakang.
Tanah dipadatkan sampai pada leher akar dan menjaga kerusakan akar hingga tidak ada rongga
udara yang menyebabkan pembusukan akar dan segera dilakukan
penyiraman.
Dalam penanaman juga diperhatikan estetika, yaitu kelurusan penanaman dalam barisan
menggunakan tambang.
tanaman karet yg baik adaslah okulasi