Mengolah tanah adalah membalik dan menggemburkan struktur tanah agar menjadi gembur,
sehingga memudahkan perakaran untuk masuk ke dalam tanah dan memudahkan akar
tanaman menyerap unsur hara. Kegiatan pengolahan tanah akan sangat mempengaruhi proses
budidaya selanjutnya. Pengolahan tanah tetap sangat penting artinya, sehingga wajar bila
inovasi dalam kegiatan ini terus dilakukan agar didapatkan hasil yang lebih baik.
Awal mulanya pengolahan tanah dilakukan dengan tenaga manusia (dicangkul) dan tenaga
hewan. Namun seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi maka diciptakanlah
berbagai macam alat dan mesin pertanian yang berfungsi untuk membantu manusia dalam
kegiatan pengolahan tanah, sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
Pengolahan tanah dapat dilakukan secara mekanis terutama pada lahan yang memungkinkan,
atau dengan alat konvensional untuk lahan miring yang memiliki luas teras yang sempit.
1. Menciptakan kondisi fisik, khemis dan biologis tanah menjadi lebih baik
2. Membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan
3. Menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah) pada tempat yang sesuai agar dekomposisi
berjalan dengan baik.
4. Menurunkan laju erosi
5. Meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan
6. Mencampur dan meratakan pupuk dengan tanah
7. Mempersiapkan pengaturan irigasi dan drainase
Di samping itu, pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah menjadi
gembur sehingga pertumbuhan akar tanaman maksimal, juga dapat memperbaiki tekstur
tanah, sirkulasi udara dalam tanah sehingga unsur hara dapat diambil oleh akar.
Mengolah tanah merupakan salah satu kompetensi yang harus dilakukan dalam pembelajaran
kegiatan usaha budidaya pertanian. Kegiatan pengolahan tanah merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan dalam suatu budidaya tanaman yang bertujuan untuk menciptakan
keadaan tanah olah yang siap tanam, baik secara fisis, kemis dan biologis, sehingga tanaman
yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Pengolahan tanah terutama akan
memperbaiki fisis, perbaikan kemis secara langsung dan biologis terjadi secara tidak
langsung.
https://mgmpagrominapacitan.wordpress.com/2012/06/20/tujuan-pengolahan-tanah/
10 Cara Mengolah Tanah Yang Benar, Alami dan Tidak
Merusak Lingkungan
Tanah adalah perusahaan purba yang sudah ada bahkan sebelum manusia hadir di bumi ini.
Terdapat dua komponen penting di dalamnya yakni organik dan anorganik. Unsur organik
atau disebut juga sebagai komponen alamiah yang terdiri dari hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme. Sedangkan unsur anorganik atau disebut juga sebagai unsur hara yaitu
nutrisi yang mengandung mineral yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Harap diketahui bahwa satu-satunya makhluk hidup yang terkuat dan mampu mengubah
bahan anorganik menjadi organik adalah tanaman hijau yang mengandung klorofil. Dengan
tanaman kita bisa memakan batu, tanah bahkan kotoran hewan sekalipun dengan catatan
diolah terlebih dahulu oleh klorofil. Ini adalah sebuah keajaiban yang tidak disadari oleh
banyak orang.
Komponen tanah yang terakhir dan tidak kalah pentingnya adalah mikroorganisme. Kuman
pembusuk yang terkandung dalam tanah adalah satu-satunya makhluk hidup tak kasat mata
yang mampu melakukan demineralisasi yaitu, mengubah bahan organik (semua jenis
makhluk hidup yang mati) menjadi bahan mineral anorganik yaitu unsur hara makro dan
mikro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Zat gizi yang terkandung dalam tanah diubah oleh tanaman menjadi umbi, akar, batang, daun,
bunga dan buah. Ini merupakan proses “menghidupkan” dimana unsur anorganik diubah
menjadi bagian-bagian tumbuhan yang bersangkutan. Proses ini berlangsung lama dimana
dari hari ke hari terus tumbuh dan berkembang sehingga memberikan hasil yang dapat dituai
tepat pada waktunya.
Pada proses “menghidupkan” unsur hara ditanah mengalami pengurangan dari hari ke hari.
Proses habisnya gizi tanah tidak berlangsung cepat melainkan berlangsung perlahan-lahan
selama berbulan-bulan. Habisnya unsur hara dapat juga disebabkan oleh penggerusan tanah
lewat air yang mengalir diatasnya. Oleh karena itu penting sekali mengembalikan hasil bumi
(baik berupa tanaman maupun hewan) kembali ke tanah. Proses ini disebut dengan teknik
dekomposer alami.
Bagian-bagian tanaman yang tidak dimanfaatkan oleh manusia lebih baik bila di dekomposer
secara alami. Rumput dan gulma yang tidak berguna sebaiknya dijadikan pupuk dan jangan
dibakar. Sebab proses pembakaran membawa lari ke udara beberapa unsur esensial
sedangkan beberapa lagi dalam bentuk abu dan arang tumpah ruah di tanah. Kelemahan
pembakaran rumput juga membuat abu yang dihasilkannya mudah terbawa angin dan air
yang mengalir sehingga terus berkurang karena erosi.
Bahkan bila anda tidak merasa jijik dan jorok, tinja dan urin manusiapun dapat di
dekompositkan menjadi mineral yang kaya dengan unsur hara esensial oleh bakteri.
Bakteri yang berperan dalam proses pengomposan tersedia melimpah di alam. Kebanyakan
mereka dalam keadaan inaktif (fase dorman) apabila terdapat bahan organik (sisa makhluk
hidup) disekitar ditambah lagi dengan adanya komponen aktivator maka kuman tersebut akan
mulai aktif kembali dan melaksanakan proses demineralisasi (pengomposan).
Bio aktivator kuman yang kita gunakan adalah garam. Sebagai salah satu bahan yang murah
dan mudah di dapatkan maka bahan ini adalah pupuk yang tidak pernah habis dan selalu
terbarukan. Manfaatnya yang tidak sedikit membuatnya sangat populer digunakan dalam
semua segmen kehidupan. Termasuk dalam hal ini untuk merangsang pertumbuhan
mikroorganisme dalam mengkompositkan bahan-bahan hidup menjadi mineral.
Jadi, walaupun kita merasa sebagai makhluk hidup yang sempurna, tahu diri jugalah. Jangan
terlalu sombong, toh nanti juga “matinya jadi pupuk di ladang“.
Berdasarkan keterangan di atas, maka kita dapat menentukan beberapa hal tentang cara
mengolah tanah yang benar. Cara yang kami tampilkan disini dapat anda gunakan pada
tanaman musiman (palawija) jenis rumput-rumputan dan sayuran. Yaitu sebagai berikut.
Ini adalah langkah awal untuk membuka sebidang lahan untuk dijadikan areal
pertanian. Dapat dilakukan dengan cara membabat rumput dan menebang pohon liar
yang tidak diperlukan.
Harap diperhatikan bahwa akar rumput juga baik untuk tanaman yang hendak anda
kembangkan. Sebab dalam semua akar terkandung bakteri yang bersimbiosis
mutualisme untuk menghasilkan nutrisi yang dibutuhkan.
Lakukan pelapisan dengan meletakkan potongan rumput dan tanaman yang sudah
kering yang telah dikumpulkan sebelumnya pada lapisan paling bawah.
Sangat baik bagi anda untuk mengumpulkan rumput dari tempat-tempat yang lain
dengan struktur ekstrim. Misalnya yang hidup di tanah berbatu, rumput perintis
disuatu wilayah yang kosong atau yang lainnya. Sebab gulma jenis ini mengandung
mineral yang kaya akan unsur hara esensial.
Perlakuan ini bermanfaat untuk memperkaya bahan organik dan anorganik dalam
tanah yang kemungkinan sebelumnya telah hilang setelah dimanfaatkan atau terbawa
erosi.
Lakukanlah dengan perbandingan 7:3 (tujuh bagian tanah dan 3 bagian kotoran/ tanah
parit). Manfaatkan kotoran hewan pemakan rumput sebab dimana ada sisa tumbuhan
maka disanalah kaya bahan organik.
Teknik b. Layering.
Teknik ini disebut dengan layering atau membuat kompos langsung pada tanah agar
tanaman dapat menyerap langsung bahan organik yang dibutuhkannya.
Setelah meletakkan rumput di lapisan bawah silahkan kembali tutupi lubang tersebut
sambil memecah-mecahkan tanahnya.
Tambahkan kotoran hewan & tanah parit yang sudah dicampurkan dengan garam di
atasnya.
Jadi semua lapisannya terdiri dari (a) rumput-rumputan yang sudah kering, (b) tanah
yang sudah gembur dan dipecahkan kecil, (c) sisa kotoran binatang dan t. parit yang
sudah digarami untuk menetralkannya.
6. Membuat bedengan.
Buat bedengan yang lebih tinggi dari permukaan tanah dengan ukuran tertentu.
Bedengan dibuat lebih tinggi agar arus air permukaan yang disebabkan oleh hujan
tidak tergenang dan membawa lari unsur hara.
Garam adalah alat untuk menetralkan pH atau lebih dikenal dengan dengan
mendinginkannya dimana yang awalnya alkali menjadi netral. Sebab tanah parit, urin
dan tinja sifatnya basa (keasamannya) sehingga perlu di dinginkan. Secara alamiah
proses ini memakan waktu dua sampai tiga minggu setelah pencampuran akan tetapi
dengan larutan garam tanah pertanian dapat langsung di taburi bibit.
Hal ini dilakukan untuk menjaga kelembaban tanah, menghalangi sinar matahari agar
rumput tidak tumbuh, serta menyediakan nutrisi tambahan. Dapat diperoleh dari
rumput-rumputan liar yang tidak berguna & sudah kering atau bisa juga dari bagian-
bagian tanaman lainnya seperti batang kayu bahkan dengan batu
sekalipun.Penggunaan terpal dari plastik untuk menutupi permukaan boleh dilakukan
hanya manfaatnya tidak menambah nutrisi seperti mulsa organik. Pertimbangkan
baik-baik sebelum menggunakan bahan ini.
Jangan terlalu anti dengan rumput-rumputan sebab bahan organik yang terkandung di
dalamnya sangat bagus untuk didaur ulang sebagai mulsa organik untuk menutupi
permukaan tanah. Biarkan mereka tumbuh begitu saja lalu siangi dan sisanya letakkan
di atas permukaan sebagai salah satu sumber hara yang akan dikomposkan oleh
mikroorganisme.
Salah seorang teman mendapat ide untuk menutupi permukaan tanah dengan serbuk
kayu yang kasar. Selain berperan menutupi tanah dari erosi dapat juga menghambat
tumbuhnya rumput dan sekaligus sebagai sumber nutrisi yang dilepaskan secara
bertahap lewat proses pembusukan.
Bahkan beberapa orang menjadikan tanaman rambat sebagai mulsa hidup sehingga
terjadilah sistem “Tumpang sari”. Ada banyak tanaman rambat (ubi jalar) di sekitar
anda maka tanamlah itu bersamaan sehingga dapat menutupi permukaan tanah agar
menghalangi tumbuhnya rumput liar dan terjadinya erosi (permablitzjogja.net).
9. Siramlah.
Lakukan penyiraman secara rutin untuk menjaga kelembaban tanah. Penyiraman tidak
diperlukan saat musim hujan akan tetapi bila kemarau datang maka lakukanlah hal ini
setidaknya disore hari.
Pupuk yang anda gunakan cukup yang organik saja. Yaitu yang berasal dari kotoran
dan urin hewan yang dicampur dengan garam untuk menetralkan pHnya. Lakukan
pemupukan sekali dua minggu. Penambahan garam dalam kotoran hewan juga
bermanfaat untuk membunuh kuman patogen yang dapat membahayakan manusia dan
tumbuhan itu sendiri.
Pemanfaatan mulsa yang baik melindungi permukaan lahan dari erosi. Penambahan
kotoran binatang dan sisa makhluk hidup lainnya secara berkala membuat
ketersediaan unsur hara selalu melimpah ruah.
Jika kondisi lahan stagnan terus-menerus dan permukaannya tetap lembab maka
tanah olahan yang telah dikerjakan dapat digunakan sampai 7 kali musim tanam.
Pada musim tanam ke delapan silahkan ulangi pengolahan tanah seperti yang telah
diuraikan sebelumnya.
Teknik menjaga kelembaban dan mencegah air permukaan membawa lari nutrisi
ditambah lagi penambahan pupuk kompos yang rutin di lakukan akan membuat lahan
dapat digunakan secara berkelanjutan bahkan dari generasi ke generasi.
Teknik pengolahan lahan yang pro lingkungan tidak merusak flora normal/
mikroorganisme pembusuk, makhluk kecil (mis. cacing), serangga (jangkrik, laba-
laba, kumbang) dan tidak mencemari lingkungan perairan.
Pertanian adalah proses memutar bahan anorganik menjadi organik lalu kemudian bahan
organik yang dihasilkan kembali dijadikan sebagai bahan anorganik. Proses ini berputar-putar
dan tidak pernah putus. Selama ada sisa tumbuhan, kotoran dan urine hewan maka selama itu
pula ketersediaan bahan tambahan untuk gizi tanah atau disebut juga pupuk, melimpah di
alam.
http://lasealwin.com/2016/10/25/10-cara-mengolah-tanah-yang-benar-alami-dan-tidak-merusak-
lingkungan/#
Cara Mengolah Tanah Pertanian Yang Baik Dan Benar
B. Penggaruan Tanah
Penggaruan tanah dilakukan untuk menghancurkan gumpalan-gumpalan
tanah menjadi remah dan halus agar tanah lebih mudah menyerap dan
menyebarkan nutrisinya secara merata. Penggaruan tanah bisa dilakukan dengan
menggunakan alat seadanya, seperti cangkul, dan lainnya. Pada proses ini, tanah
yang dihancurkan akan akan lebih mudah menerima nutrisi karena tanah sudah
dalam keadaan halus dan gembur.
Akan lebih baik jika pada proses ini ditambahkan pupuk dasar kompos atau
kotoran hewan (kohe). Kotoran hewan sangat baik untuk meningkatkan unsur hara
dan mokroorganisme yang ada di dalam tanah. Mikroorganisme yang ada dalam
kotoran hewan sangat banyak bahkan bisa mencapai milyaran. Mikroorganisme ini
bekerja untuk mengurai nutrisi yang ada dalam tanah menjadi struktur yang lebih
kompleks sehingga akan mudah untuk diserap oleh tanaman. Selain itu kotoran
hewan juga mengandung banyak nutrisi yang sangat bermanfaat bagi
pertumbuhan, pembungaan, pembuahan, pertumbuhan daun dan masa produktif
tanaman. Jika kita tepat memberikan pupuk kotoran hewan ini, maka kita akan
takjub ketika melihat tanaman kita yang besar, gemuk, hijau dan melimpah
buahnya.
Selain itu kotoran hewan juga merupakan kategori pupuk organik yang tidak
meninggalkan residu bagi tanah. Dengan menggunakan pupuk organik berarti kita
telah membantu mengurangi radikal bebas dan pencemaran lingkungan.
3. Finishing
Jika tanah kita telah menyelesaikan proses-proses di atas maka yang
terakhir dilakukan adalah proses finishing (penyelesaian/penyempurnaan). Jika
kita menanam tanaman tanpa bedengan/gulutan (padi, dll.) maka kita cukup
membiarkan tanah yang diairi selam 3-5 hari sebelum ditanami. Namun jika kita
menanam tanaman dengan menggunakan bedengan/gulutan (cabai, tomat, dll.)
maka kita harus memasang plastik mulsa pada bedengan/gulutan tersebut.
Pemasangan mulsa sangat baik jika dilakukan pada siang hari, karena plastik mulsa
akan bisa ditarik dikembangkan dengan maksimal pada saat panas terik. Pilihlah
mulsa dengan warna hitam perak. Warna hitam ada pada bagian bawah dan warna
perak ada pada bagian atas. Kemudian biarkan tanah yang sudah ditutupi mulsa
kurang lebih selama 25 hari. Selanjutnya tanah sudah siap ditanami.
http://buahtani.blogspot.com/2016/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Pengolahan tanah terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Pembersihan
Dalam langkah ini yang dilakukan adalah membersihkan jerami, yang
selanjutnya bisa digunakan untuk membuat kompos.
2. Pencangkulan
Proses pencangkulan yaitu perbaikan pematang dan juga petak sawah
yang sukar dibajak.
3. Membajak
Proses membajak disini bertujuan untuk : memecah tanah agar menjadi
bongkahan-bongkahan tanah, membalik tanah serta rumput sehingga
bisa membusuk, proses pembusukan dengan menggunakan bantuan
mikroorganisme yang ada didalam tanah.
4. Menggaru
Dalam proses ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Proses ini bertujuan untuk meratakan dan juga menghancurkan
gumpalan-gumpalan tanah.
2. Saat menggaru sebaiknya tanah sawah dalam keadaan yang basah.
3. Tutuplah saluran air pada saat proses penggaruan berlangsung agar
lumpur tidak hanyut terbawa keluar.
4. Sebaiknya proses penggaruan tidak hanya dilakukan satu kali saja.
http://banaran2.blogspot.com/2015/10/cara-mengolah-tanah-yang-baik.html