Anda di halaman 1dari 25

Budidaya Sukun

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan petunjuk, berkah,
serta Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah budidaya
tanaman Hortikultura.

Maksud di buatnya makalah ini adalah bertujuan untuk menyelesaikan tugas yang di berikan
oleh dosen mata kuliah hortikultura dan sekaligus memberi ilmu pengetahuan mengenai
budidaya tanaman sukun (Artocarpus communis )

Walaupun demikian, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun tetap penulis nantikan demi kesempurnaan laporan ini. Penulis juga
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam pembelajaran
budidaya tanaman hortikultura.

Akhir kata, sekian dan terima kasih.

Jambi, April 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengantar

.. i
Daftar isi

ii

BAB I

Pendahuluan

1. Latar belakang

1
2. Tujuan

. 2
3. Mamfaat

2
BAB II

Tinjauan Pustaka
..
3

BAB III

Isi dan Pembahasan


. 4

1. Morfologi dan klasifikasi tanaman sukun


5
i. Morfologi tanaman

.. 5
ii. Klasifikasi tanaman

. 5
iii. Lingkungan dan daerah penanaman yang cocok
. 5
i. Syarat tumbuh

5
ii. Ketinggian tempat

6
iii. Suhu

6
iv. Curah hujan dan kelembaban
. 6
v. Sinar matahari

. 6
vi. Tanah

.. 6
vii. Pembibitan

7
i. Membuat bibit sendiri

7
ii. Penanaman

.. 9
i. Persiapan tanah

.. 9
ii. Pembukaan lubang tanah

.. 10
iii. Penanaman bibit

10
iv. Langkah langkah penanaman
.. 11
v. Pemeliharaan

.. 11
i. Pembuatan pagar tanaman

12
ii. Pengairan

.. 12
iii. Penyiangan dan pembubunan
.
12
iv. Pemengkasan

.. 13
v. Pemupukan

.. 13
vi. Hama dan penyakit

. 14
vii. Panen dan pasca panen

.. 16
i. Panen

.. 16
ii. Pasca panen

. 17
BAB IV
Kesimpulan
22

Daftar
pustaka
. iv
BAB I

PENDAHULUAN

1. a. Latar Belakang

Tanaman sukun tercatat berasal dari daerah Pasifik, yang kemudian berkembang di daerah
tropis. Pada abad XVIII sukun dikembangkan di daerah Malaysia, dan selanjutnya
berkembang sampai ke Indonesia. Tanaman sukun sekarang telah tersebar di Kepulauan
Indonesia. Di pulau Jawa tanaman sukun telah cukup lama dikenal. Hal ini terbukti dengan
adanya tanaman sukun di Kebun Raya Bogor yang telah berumur ratusan tahun, yang diduga
ditanam oleh ahli botani Belanda.

Ada sementara masyarakat yag berpantang menanam tanaman sukun karena dianggap tabu.
Di Malaysia ibu hamil tidak boleh makan buah sukun, dengan alasan yang tidak jelas. Selain
itu tanaman sukun kurang dikenal oleh masyarakat, dan teknologi budidaya sukun belum
berkembang. Oleh karena itu tanaman sukun tidak berkembang dengan pesat.

Buah sukun telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Ada yang memanfaatkanya
sebagai makanan pokok tradisional, antara lain di Hawai, Tahiti, Fiji, Samoa, dan Kepulauan
Sangir Talaut. Selain itu sukun dimanfaatkan pula sebagai makanan ringan. Cara
pemanfaatannya, ada yang hanya direbus, diiris dan dibakar, dimasak seperti kentang, atau
cara tradisional yang lain. Pada saat sekarang pemanfaatan sukun telah selangkah lebih maju,
terutama di daerah penghasil sukun.

Pemanfaatan sukun sebagai bahan pangan semakin penting, sejak pemerintah mulai
melancarkan program diversifikasi pangan. Sukun mengandung karbohidrat dan gizi yang
baik seperti halnya ubi, uwi, gembili, gadung, suweg dan lain-lain. Dengan demikian sukun
mempunyai prospek yang cerah sebagai komoditas agroindustri di waktu mendatang.

Tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 m. Kayunya lunak
dan kulit kayu berserat kasar. Semua bagian tanaman bergetah encer. Daun dan batang
Daunnya lebar sekali, bercanggap menjari, dan berbulu kasar. Batangnya besar, agak lunak,
dan bergetah banyak. Cabangnya banyak, pertumbuhannya cenderung ke atas. Bunga Bunga
sukun berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan terpisah), tetapi berumah satu.
Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan berbentuk
tongkat panjang yang disebut ontel. Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek (babal)
seperti pada nangka. Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada nangka.
Kulit buah menonjol rata sehingga tampak tidak jelas yang merupakan bekas putik dari bunga
sinkarpik. Buah sukun mirip dengan buah keluwih (timbul). Perbedaannya adalah duri buah
sukun tumpul, bahkan hampir tidak tampak pada permukaan buahnya. Selain itu, buah sukun
tidak berbiji (partenokarpi). Akar Tanaman sukun mempunyai akar tunggang yang dalam dan
akar samping dangkal. Akar samping dapat tumbuh tunas yang sering digunakan untuk bibit.
1. b. Tujuan
Tujuan dari di buat nya makalah ini adalah sebagai salah satu tugas yang di berikan oleh
dosen mata kuliah holtikultura serta memberikan ilmu pengetahuan tentang
pembu didayaan tanaman SUKUN kepada pembaca mengenai bagaiman cara
membudidaya tanaman SUKUN dengan baik dan benar.

1. c. Mamfaat
Dengan adanya makalah ini di harapkan kepada pembaca dapat mengambil informasi
tentang pembudidayaan tanaman sukun serta bermamfaat bagi masyarakat luar atau yang
membutuhkan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sukun merupakan jenis tanaman sumber karbohidrat yang cukup tinggi. sejak jaman
penjajahan Belanda sukun lebih populer sebagai sumber pangan alternatif. di beberapa daerah
lain sukun umumnya dimakan sebagai makanan sampingan. sukun mempunyai kandungan
gizi yang cukup tinggi, terutama kandungan karbohidrat yang mencapai 28,2 gr, energi 108
kalori, protein 1,3 gr dan lemak 0,3 gr dalam setiap 100 gr bahan sukun.

Tanaman sukun dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, seperti tanah Podsolik Merah
Kuning, tanah berkapur dan rawa pasang surut. Tanaman sukun akan tumbuh lebih baik pada
tanah subur seperti tanah alluvial dan regusol dan akan tumbuh lebih baik pada lahan-lahan
dengan permukaan air tanah yang cukup dalam, bahkan sukun dapat tumbuh pada lahan-
lahan marginal dan kering. Sukun dapat tumbuh mulai dari daerah dataran rendah hingga
daerah dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. pada umumnya sukun tumbuh
optimal pada ketinggian sampai 400 m DPL dengan suhu rata-rata 20-24 Derajat Celcius
dengan curah hujan 1500 2500 mm/tahun dengan kelembaban 79-90 %.
Manfaat Sukun adalah Buahnya dapat digunakan sebagai bahan makanan seperti di goreng.
Jaman dahulu di Hawai sukun digunakan sebagai makanan pokok. Di Madura digunakan
sebagai obat sakit kuning. Bunganya dapat di ramu sebagai obat. Bunganya dapat
menyembuhkan sakit gigi dengan cara dipanggang lalu digosokkan pada gusi yang giginya
sakit. Daunnya selain untuk pakan ternak, juga dapat diramu menjadi obat. Di India bagian
barat, ramuan daunnya dipercaya dapat menurunkan tekanan darah dan meringankan
asma. Daun yang dihancurkan diletakkan di lidah untuk mengobati sariawan. Juice daun
digunakan untuk obat tetes telinga. Abu daun digunakan untuk infeksi kulit. Bubuk
dari daun yang dipanggang digunakan untuk mngobati limpa yang membengkak. Getah
tanaman digunakan untuk mengobati penyakit kulit. Getah yang ditambah air jika diminum
dapat mengobati diare. Di Caribia sebagai bahan membuat permen karet. Kayu sukun tidak
terlalu keras tapi kuat, elastis dan tahan rayap, digunakan sebagai bahan bangunan antara lain
mebel, partisi interior, papan selancar dan peralatan rumah tangga lainnya. Serat kulit kayu
bagian dalam dari tanaman muda dan ranting dapat digunakan sebagai material serat pakaian.
Di Malaysia digunakan sebagai mode pakaian.

BAB III

ISI DAN PEMBAHASAN

Tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 m. Kayunya lunak
dan kulit kayu berserat kasar. Semua bagian tanaman bergetah encer. Daun dan batang
Daunnya lebar sekali, bercanggap menjari, dan berbulu kasar. Batangnya besar, agak lunak,
dan bergetah banyak. Cabangnya banyak, pertumbuhannya cenderung ke atas. Bunga Bunga
sukun berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan terpisah), tetapi berumah satu.
Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan berbentuk
tongkat panjang yang disebut ontel. Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek (babal)
seperti pada nangka. Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada nangka.
Kulit buah menonjol rata sehingga tampak tidak jelas yang merupakan bekas putik dari bunga
sinkarpik. Pada buah keluwih, tonjolan pada kulit buah merupakan duri yang lunak.
Penyerbukan bunga dibantu oleh angin, sedangkan serangga yang sering berkunjung kurang
berperan dalam penyerbukan bunga. Pada buah sukun, walaupun terjadi penyerbukan,
pembuahannya mengalami kegagalan sehingga buah yang terbentuk tidak berbiji. Pada
keluwih (Artocarpus communis) kedua proses dapat berlangsung normal sehingga buah yang
terbentuk berbiji normal dan kulit buah berduri lunak sekali. Duri buah keluwih merupakan
bekas tangkai putik bunga majemuk sinkarpik. Buah Buah sukun mirip dengan buah keluwih
(timbul). Perbedaannya adalah duri buah sukun tumpul, bahkan hampir tidak tampak pada
permukaan buahnya. Selain itu, buah sukun tidak berbiji (partenokarpi). Akar Tanaman
sukun mempunyai akar tunggang yang dalam dan akar samping dangkal. Akar samping dapat
tumbuh tunas yang sering digunakan untuk bibit.
Manfaat

Buah sukun yang telah tua dapat direbus, digoreng, dibuat tepung dan keripik, serta dapat
dibuat tape melalui fermentasi. Kayu tanaman sukun tidak dapat digunakan untuk bahan
bangunan, tetapi tidak baik untuk kayu bakar. Demikian pula, kayu tanaman keluwih. Buah
keluwih umumnya dipanen muda untuk disayur. Bunga jantan tanaman sukun yang telah
kering dapat dimanfaatkan sebagai obat nyamuk. Rebusan daun sukun atau daun keluwih
dapat digunakan untuk obat penyakit kuning (hepatitis).

1. 1. Morfologi dan Klasifikasi tanaman sukun

1. Morfologi tanaman
Artocarpus communis (sukun) adalah tumbuhan dari genus Artocarpus dalam famili
Moraceae yang banyak terdapat di kawasan tropika seperti Malaysia dan Indonesia.
Ketinggian tanaman ini bias mencapai 20 meter (Mustafa, A.M., 1998). Di pulau Jawa
tanaman ini dijadikan tanaman budidaya oleh masyarakat. Buahnya terbentuk dari
keseluruhan kelopak bunganya, berbentuk bulat atau sedikit bujur dan digunakan sebagai
bahan makanan alternatif (Heyne K, 1987). Sukun bukan buah bermusim meskipun biasanya
berbunga dan berbuah dua kali setahun. Kulit buahnya berwarna hijau kekuningan dan
terdapat segmen-segmen petak berbentuk poligonal. Segmen poligonal ini dapat menentukan
tahap kematangan buah sukun (Mustafa, A.M.,1998)

1. Klasifikasi tanaman

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Urticales

Familia : Moraceae

Genus : Artocarpus

Spesies : Artocarpus communis

1. 2. Lingkungan dan Daerah Penanaman yang Cocok


1. Syarat tumbuh.
Pohon sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir semua daerah di-Indonesia dapat
tumbuh, bahkan Sukun di Irian Jaya dan Halmahera diduga merupakan tanaman asli
Indonesia. Sukun dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi dan dari asalnya
didaerah kepulauan sukun pun cocok dikembangkan di Indonesia yang merupakan daerah
kepulauan. Namun untuk berproduksi optimal, faktor lingkungan merupakan satu hal yang
sangat menentukan yaitu ketinggian tempat, iklim dan tanah.

1. Ketinggian tempat.
Tanaman sukun tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi 700 m di atas permukaan
laut. Pada ketinggian 700 m diatas permukaan laut tanaman sukun masih mau tumbuh
asalkan daerahnya tak begitu dingin. Umumnya tanaman sukun akan tumbuh optimal
didataran rendah hingga sedang, pada ketinggian 0 400 m di atas permukaan laut. Daerah-
daerah dingin atau pegunungan yang jauh dari permukaan laut jarang di tumbuhi sukun,
kalaupun daerah tersebut ditemukan tanaman sukun biasanya tanaman lebih cenderung
tumbuh rimbun dan kurang berbuah normal.

1. Suhu.
Sukun pun mampu tumbuh di daerah yang memiliki temperatur harian rata-rata 20-40 C.
pertumbuhan optimal didapat di daerah dan kisaran suhu 21 33 C.

1. Curah Hujan dan Kelembaban.


Selain tumbuh dapat di sembarang ketinggian tanaman sukun dapat tumbuh di daerah kering
seperti Madura, NTT, sampai daerah basah seperti Jawa Barat. Kisaran hujannya 1500 2500
mm/tahun. Kelembaban ini penting untuk menunjang pertumbuhan, pembungaan dan
pembesaran buah.

1. Sinar Matahari.
Pohon sukun memiliki kebutuhan sinar matahari yang sedikit rumit, sewaktu masih muda
tanaman lebih baik bila ternaungi, tetapi setelah tanaman dewasa pohon sukun membutuhkan
sinar matahari penuh.

1. Tanah
Pohon sukun dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti podsolik merah kuning, tanah
berkapur dan rawa pasang surut. Sebenarnya di ketinggian manapun tanaman ini dapat
tumbuh, maka yang diinginkan untuk tanaman baru adalah permukaan air tanah haruslah
relatif dangkal, tetapi tidak tergenang. Sukun memang tidak berbiji, jadi pohon sukun hanya
dapat diperbanyak secara vegetatif. Adapun caranya bisa memilih dengan setek akar, okulasi,
cangkok, atau tunas akar. Tehnik okulasi dan cakok ini mempunyai kendala yaitu sumber
atau pohon tidak banyak, cabang bergetah dan juga sulit mencakok cabang/ranting yang
sudah tinggi. Oleh karenanya, bila dibutuhkan bibit dalam jumlah banyak, cara ini sulit
dipenuhi. Pembibitan pohon sukun dengan cara setek akan merupakan alternatif utama yang
dipakai para pembibit. Cara ini timbul karena secara alami akar sukun mampu
menumbuhkan tunas sebagai tanaman baru. Berdasarkan hal tersebut muncul kesimpulan
baru bahwa akar tanaman sukun di dalam media pembibitan dapat juga menumbuhkan tunas.
Pohon sukun yang baru ditanam perlu disiram agar kelembaban dan kebutuhan airnya terjaga.
Untuk mengantisipasi penyiraman, para petani biasanya melakukan penanaman diawal
musim hujan, dengan demikian air hujan yang turun mampu mencukupi kebutuhan air untuk
tanaman yang baru.

1. 3. Pembibitan
Produktivitas suatu tanaman ditentukan oleh beberapa faktor. Diantaranya pemakaian bibit
yang baik dan sehat. Bibit ini dapat diperoleh dari penjual tanaman atau dengan jalan
membibitkan.

1. Membuat Bibit Sendiri


Dalam kegiatan pembibitan sukun ada beberapa teknik pembiakan vegetatif yang dapat
dilakukan:

Pemindahan tunas akar alami

Secara alami pohon sukun berkembang biak dengan tunas akar. Untuk merangsang
tumbuhnya tunas akar alami dapat dilakukan dengan cara melukai akar yang menjalar di
permukaan tanah menggunakan parang. Setelah tunas tumbuh sekitar 30 cm sudah dapat
dipindahkan ke media dalam polybag/pot. Bibit hasil sapihan ini dipelihara di persemaian
sampai siap tanam.

Pencangkokan

Teknik mencangkok dilakukan untuk mendapatkan bibit dalam jumlah terbatas. Untuk
memperoleh hasil yang baik maka ranting yang dicangkok harus ranting yang baru dan belum
produktif (menghasilkan buah). Cara pencangkokan tanaman sukun adalah sebagai berikut:

Kulit ranting dikupas sekitar 3 -5 cm dan bagian kambium pada permukaan luka dibersihkan
dan dikeringkan selama sehari. Mengolesi luka bagian atas dengan zat pengatur tumbuh
seperti rootone F. Menutup seluruh luka dengan campuran tanah dan kompos atau dengan
media lain yang telah disemprot insektisida. Membungkus media dengan sabut kelapa atau
plastik serta diikat kuat sehingga cangkok tidak goyah. Pelaksanaan yang baik adalah pada
musim hujan sehingga media cangkok cukup lembab untuk pertumbuhan akar. Pengambilan
hasil cangkokan dilakukan setelah cangkok berakar dengan baik yaitu setelah berumur 23
bulan. Pengambilan dilakukan dengan cara memotong pangkal cabang yang dicangkok
dengan gergaji. Hasil cangkokan segera ditanam pada media tanah di persemaian dan diberi
naungan/peneduh.

Stek akar
Metode ini didasarkan atas peristiwa alami pertumbuhan tunas akar dan dapat menghasilkan
jumlah benih yang banyak dan seragam.

Tahapannya sebagi berikut :

1. Persiapan Setek Akar.

Akar di ambil dari pohon induk yang tidak sedang pembungaan atau masa berbuah (bulan
oktober). Pohon induk sebaiknya berumur sekitar 20 tahun biasanya lebih berhasil dibanding
pohon yang muda. Pengambilan akar dilakukan secara bertahap dan tanaman tidak perlu
dibongkar. Pengambilan akar diikuti dengan pemberian pupuk sebelum lubang galian ditutup
kembali. Akar dipotong secara hati-hati, di angkat dan dikumpulkan .

2. Pembuatan Setek Akar.

Akar dipotong-potong dibuat stek dengan panjang antara 15 cm s/d 20cm. Disusun teratur
searah ujung pangkalnya sehingga mudah penanamannya. Setek diletakan di tempat yang
teduh / tidak kepanasan.

3. Pembuatan Tempat Persemaian

Digunakan sebagi tempat sementara untuk menyemaikan setek akar agar bertunas
dan berakar. Tempat harus terlindung, tidak terkena matahari langsung. Tempat persemaian
dapat berupa tanah yang berpasir atau di buatkan bak kayu yang berpasir. Agar bebas jamur,
persemain disemprot fungisida.

4. Penyemaian Setek.

Tujuan penyemaian untuk memacu setek akar tunas. Setek akar ditanam kedalam tanah pasir
dengan kedalaman sekitar 8 cm. Bagian akar yang lebih muda diletakan dibagian bawah jika
terbalik tidak dapat bertunas. Pertunasan dapat dipacu dengan hormon Rootone F dan disiram
secara teratur. Jarak antara persemaian sekitar 3 cm. Setek akar yang sudah berdaun 3-5
lembar siap dipindahkan ke polybag.

5. Pembuatan Tempat Pembenihan.

Menggunakan Polybag berukuran 10 X 15 cm yang diberi lubang-lubang kecil di


bawahnya. Media tanam terdiri dari tanah yang berpasir dan pupuk kandang perbandingan 1 :
1. Diberi naungan.
6. Pembesaran Benih.

Setek yang sudah bertunas dan berakar ditanam dipolybag. Dilakukan penyiraman dan
pengendalian hama penyakit secara teratur. Jika benih bertunas banyak, tunas dikurangi
sehingga tinggal satu yang sehat dan bagus. Setelah benih berumur 3-5 bulan, tanaman siap
dipindahkan ke lapangan.

1. 4. Penanaman
Berikut ini diuraikan cara penanaman sukun yan didahului oleh persiapan tanam, pembuatan
lubang, dan penanaman bibit.

1. Persiapan Tanam
Penanaman sukun sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Hal ini dimaksudkan agar
tanaman terhindar dari kekurangan air pada awal pertumbuhannya. Penanaman baik
dilakukan pada sore hari untuk menghindari penguapan yang tinggi.

Saat menunggu tersedianya bibit yang siap tanam, minimum 1 bulan sebelum tanam,
dilakukan persiapan penanaman. Lahan dibersihkan dari semak, rumput, bebatuan dan
gangguan lain. Untuk tanah dilereng atau tempat yang miring, usahakan tanaman dapat
ditanam pada bagian yang dibuat datar. Apabila merencanakan untuk membuat kebun sukun,
lakukan pengukuran jarak tanam. Pengukuran jarak tanam dimaksudkan agar tanaman
menjadi lebih rapi sehingga memudahkan pengontrolan dan perawatan terhadap tanaman.
Jarak tanam sukun ialah 12 x 12 m hingga 15 x 15 m. Pada jarak tersebut, dipasang patok
atau bilah bamboo untuk nantinya dibuat lubang.

1. Pembuatan Lubang Tanam


Mula-mula galilah tanah berukuran 75 x 75 x 75 cm atau 100 x 100 x 75 cm. Sengaja
lubangnya dibuat besar mengingat pertumbuhan tanaman ini cepat dan tanamannya cukup
besar. Beberapa pustaka menyebutkan bahwa lubang tanam untuk sukun cukup 50 x 50 x 50
cm. Hal ini kurang baik untuk pertumbuhan tanaman selanjutnya, apalagi pada tanah yang
bertekstur padat.

Tanah galian lubang dipisahkan antara top soil ( bagian atas ) dan tanah sub-soil ( bagian
bawah ). Tanah bagian atas kemudian dicampur pupuk kandang dengan perbandingan yang
sama atau sekitar 1 blek minyak tanah.

Lubang dibiarkan terbuka selama 1 2 minggu agar tanah terkena sinar matahari untuk
mematikan bibit penyakit atau hama lainnya yang bersarang dalam tanah. Selain itu,
membuat tanah teroksidasi dengan baik. Bila lahan yang akan ditanami kemasamannya
tinggi, sebaiknya pH diturunkan dengan memberi kapur sebanyak 0,5 1 kg per lubang.

Satu minggu sebelum penanaman, tanah bekas galian dimasukkan ke lubang. Tanah bagian
bawah dimasukkan lebih dahulu. Selanjutnya barulah dimasukkan tanah bagian atas yang
telah dicampur pupuk kandang. Setelah tanah diratakan, berilah patok kayu sebagai tanda.
1. Penanaman Bibit
Setelah lubang tanam siap, penanaman pun siap dilakukan. Bibit yang sudah dipersiapkan
dibawa ke dekat lubang tanam. Gali kembali lubang tanam dengan cara yang sama. Tanah
disebelah atas ditaruh di sebelah kiri, tanah galian sebelah bawah ditaruh sebelah kanan.

Kantong bibit kemudian disobek dengan pisau atau gunting agar tidak mengganggu
perkembangan akar tanaman. Tanaman kemudian dimasukkan ke dalam lubang. Timbun
kembali tanah dengan cara memasukkan tanah galian bawah terlebih dahulu diikuti tanah
galian sebelah atas. Pada waktu penimbunan tambahkan pula NPK sekitar 100 g. Usahakan
agar tanah sejajar dengan leher akar. Beri sedikit air agar tanah mudah dimampatkan
sehingga posisi tanaman menjadi kokoh.

Selanjutnya lakukan penyiraman dan tindakan pemeliharaan agar tanaman dapat tumbuh
dengan subur dan baik.

1. Langkah-langkah Penanaman
Berikut ini diuraikan langkah-langkah penanaman sukun secara ringkas :

Bersihkan lahan dari rumput, batu, atau kotoran.


Pada jarak tanam 12 x 12 cm hingga 15 x 15 cm buat lubang tanam
dengan ukuran 75 x 75 x 75 cm. Tanah sebelah atas ditaruh di sebelah
kiri, tanah sebelah bawah di taruh di sebelah kanan.
Tanah bagian atas dicampur dengan 1 blek pupuk kandang.
Buka plastik penutup bibit.
Masukkan bibit dalam lubang. Timbun dengan tanah bagian bawah
terlebih dahulu baru tanah bagia atas. Saat penimbunan ini dapat
ditaburkan pupuk NPK sebanyak 100 g per lubang.
Beri sedikit air agar tanah dapat dimampatkan sehingga posisi tanaman
menjadi lebih kokoh. Selanjutnya tanaman perlu dirawat dan disiram
secara teratur agar mampu tumbuh dengan baik.

Untuk penanaman sukun di kebun, saat tanaman masih muda di sela-selanya dapat ditanam
tanaman lain, seperti palawija (jagung, kacang tanah, kedelai, dan lain-lain), sayuran (cabai,
tomat, terung, sawi, kacang panjang, kemangi, dan lain-lain), atau jenis tanaman lainnya yang
berguna. Tanaman sampingan ini selain berguna untuk dikonsumsi juga dapat menambah
pemasukan, sekaligus berfungsi sebagai tanaman penutup tanah. Setelah tanaman sukun besar
dan tajuknya menaungi, biasanya tanaman lain akan sulit tumbuh dengan baik di bawahnya.

1. 5. pemeliharaan
Tanaman muda yang baru ditanam sangat rentan terhadap kekeringan, karena itu harus
ditanam pada musim hujan dan dinaungi, selain itu harus dijaga supaya tidak kekeringan.
Penyiangan dan pembumbunan merupakan kegiatan penting karena tanaman sukun mudah
kalah dalam persaingan pengambilan unsur hara dari tanaman lainnya. pemupukan
merupakan upaya penting untuk supaya sukun tumbuh dengan baik, bisa dengan pupuk
organik juga pupuk anorganik dengan memperhatikan jumlah, waktu dan cara yang tepat.
organisme pengganggu tanaman dalam kelompok hama antara lain penggerek buah,
penggerek batang dan bekicot serta dari kelompok penyakit antara lain busuk buah dan gugur
buah.

Berikut ini dibahas beberapa tindakan pemeliharaan yang penting dilakukan pada pohon
sukun, yakni pembuatan pagar pengaman, pengairan, penyiangan dan pembumbunan,
pemangkasan, serta pemupukan.

1. Pembuatan Pagar Pengaman


Pagar tanaman cukup dibuat sederhana. Jika ada dana, dapat dibuatkan dari kawat. Namun,
bila ingin yang lebih murah, dapat dibuat dari bambu. Caranya, belahan bambu ditancapkan
dengan jarak 10 cm dari tajuk terluar tanaman muda. Maksudnya agar pertumbuhan tanaman
tidak terganggu oleh pagar pengaman. Belahan bambu ditancapkan miring dengan posisi
menyilang dengan belahan bambu lainnya. Pagar akan lebih kuat bila belahan saling disangga
dengan posisi saling menutupi belahan lainnya.

1. Pengairan
Pohon sukun yang baru ditanam perlu disiram agar kelembapan dan kebutuhan airnya terjaga.
Untuk mengantisipasi penyiraman, petani biasanya melakukan penanaman di awal musim
hujan. Dengan demikian, air hujan yang turun mampu mencukupi kebutuhan tanaman.

Apabila hujan yang turun sangat sedikit atau penanaman dilakukan di musim kemarau,
penyiraman merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. Tanaman muda perlu disiram
sedikitnya sekali sehari. Namun, saat udara amat panas penyiraman dilakukan 2 kali sehari,
pagi dan sore, akan lebih membantu.

Tanaman sukun umumnya dapat berproduksi dengan baik di lokasi yang berdekatan dengan
sungai atau aliran air. Hal ini menunjukkan bahwa sukun sesungguhnya lebih menyukai
lingkungan yang lembab, meskipun tidak basah lembab.

1. Penyiangan dan Pembumbunan


Gulma atau tumbuhan liar yang tumbuh di sekitar tanaman perlu juga dicabut atau dibuang.
Bila gulma yang tumbuh hanya sedikit maka pencabutan manual dengan tangan dapat
dilakukan. Namun, jika gulma yang tumbuh banyak maka alat Bantu seperti kored atau
cangkul perlu dipakai untuk efisiensi pekerjaan.

Penyiangan pada pohon sukun muda biasanya diikuti juga dengan pembumbunan. Tanah
yang keras disekitar tanaman bias pula digemburkan lalu tanahnya ditinggikan sedikit ke arah
pokok tanaman. Tanaman sukun dewasa umumnya jarang ditumbuhi gulma. Apabila
dilakukan penyiangan, hal ini perlu di lakukan secara hati hati. Akar sukun yang sebagian
menjalar gampang sekali terkana cangkul. Bila akar luka hanya sedikit, tidaklah menjadi soal.
Justru hal ini membantu menumbuhkan tunas pada akar yang terluka tersebut. Namun, pohon
dewasa yang sedang berbuah sebaiknya sedapat mungkin tak banyak di lukai karena dapat
mengganggu produksi buah.
1. Pemangkasan
Pemangkasan sebaiknya hanya dilakukan terhadap cabang yang rimbun saja atau cabang
yang terserang hama penggerek batang. Pemangkasan berat hingga tanaman nyaris gundul
tak berdaun yang dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan cabang/tunas baru jarang
dilakukan pada sukun. Pemangkasan ringan umumnya sudah mampu merangsang tumuhnya
tunas dan cabang. Alat yang digunakan dalam pemangkasan dapat berupa golok atau gergaji
yang tajam.

Seandainya hendak dilakukan pemangkasan, sebaiknya dilakukan paling tidak saat tanaman
berumur 4 tahun. Keuntungan pemangkasan pada umur demikian sebagai berikut :

1. Perawakan tanaman dapat dibuat lebih kecil sehingga pemanenan


menjadi lebih mudah dilakukan
2. Untuk tanamanyang ditanam dengan system tumpang sari, baik dengan
palawija, hortikultura, ataupun tanaman lain yang berguna,
pemangkasan dapat memungkinkan tanaman di sekitar tajuk tanaman
sukun tumbuh dengan baik. Pemangkasan berikutnya sebaiknya
dilakukan 3 tahun sekali saja.
3. Pemupukan
Dengan pertimbangan umur tanaman yang mempengaruhi besarnya tajuk tanaman, jumlah
produksi, besarnya batang dan percabangan, serta jumlah daun, berikut ini perkiraan
kebutuhan pupuk untuk tanaman sukun :

Tabel 3. Perkiraan Kebutuhan Pupuk Untuk Tanaman Sukun

Umur Urea (g) TSP (g) KCl (g) Pupuk Kandang


Tanaman (blek)

0 1 30 75 40 75 25 40 1
tahun

2 5 130 200 80 150 80 150 2


tahun

5 tahun 150 250 150 250 150 300 3


lebih
Dosis pupuk diatas berlaku untuk satu tahun. Pemberiannya dapat dilakukan 2 kali dengan
jumlah per tahun dibagi 2. Pemberiannya pertama sebulan setelah panen raya yang terjadi
sekitar bulan Januari Februari. Pemberian kedua sebulan setelah panen susulan yang terjadi
sekitar bulan Juli Agustus.

Selain dosis pemupukan diatas, ada juga petani yang memberikan pupuk gabungan antara
nitrogen fosfor kalium atau NPK. Dengan demikian, pemberian menjadi lebih praktis.
Jika menggunakan NPK, dosisnya 1 kg per tahun di tahun pertama. Selanjutnya setiap tahun
dosisnya ditambah 1 kg hingga tahun keempat. Dosis tahun-tahun selanjutnya menggunakan
tahu keempat ini (4 kg). Pupuk ini juga diberikan 2 kali setahun. Perlu diingat bahwa
pemberian pupuk dalam bentuk NPK harus tetap disertai penambahan pupuk kandang dengan
dosis yang sama seperti table 3.

Cara pemberian pupuk dengan menggali lubang di daerah lingkaran tajuk tanaman, lalu
pupuk dibenamkan ke dalam lubang tersebut. Selanjutnya, lubang ditimbuni kembali dengan
tanah.

1. Hama dan Penyakit


Hama yang biasa menyerang tanaman sukun adalah penggerek batang (Xyleberus sp.) dan
lalat buah (Dacus sp.). Lubang gerekan pada batang disumbat rapat dengan aspal atau
batangnya disiram dengan larutan insektisida sistemik dapat mengatasi serangan. Hama
penggerek ini dapat mematikan pohon. Oleh karena itu, bila ada serangan harus cepat
diberantas. Penyakit yang biasa mengancam tanaman sukun adalah mati pucuk (Fusarium
sp.), busuk buah lunak (Phytophthora palmivora), dan busuk tangkai buah (Rhizopus sp.).
Namun, penyakit ini belum merupakan ancaman serius.

Hama yang menyerang tanaman sukun antara lain :

Bekicot ( Achatina fulica ) mengganggu persemaian sukun


Penggerek Batang ( stem borer ) menyerang pada bagian batang
Belalang ( Valanga sp ) menyerang pada bagian daun
Penggerek Buah menyerangpada bagian buah
Keluang ( Pterocarpus edulis ) hama ini menyerang pada bagian
buah sukun.

Penyakit yang menyerang tanaman sukun

Mati Tunas Semai


Bagi penangkar bibit sukun sering mengalami kesulitan dari gangguan penyakit mati tunas
semai. Serangan penyakit tersebut disebabkan oleh faktor kelembapan yang tinggi, terutama
di musim penghujan, sehingga tunas semai ditumbuhi oleh jamur. Jamur tersebut, bila
menyerang, akan menyebabkan tunas yang tumbuh dari stek akar mengalami layu pucuk, dan
kemudian diikuti oleh bagian dibawahnya, mengering, dan mati. Cara pencegahan dapat
dilakukan dengan melaksanakan persemaian menurut petunjuk teknis yang benar, bedeng
persemaian disemprot dengan fungisida, dan penyiraman tidak boleh terlalu lembab.

Spot Kering Daun


Spot kering daun diduga disebabkan oleh jamur. Gejala spot kering, nampak pada daun yang
cukup tua, utamanya pada musim kemarau. Daun yang terserang menunjukkan bercak-bercak
kering berwarna coklat pada permukaannya. Bercak kering tersebut mengakibatkan daun
berlubang dan tembus pandang, karena bagian yang mati kemudian terlepas dan yang
tertinggal seperti kasa. Penyakit ini tidak banyak merugikan. Cara pengandaliannya adalah
dengan penyemprotan fungisida.

Gugur Buah
Penyakit gugur buah sering dijumpai pada musim penghujan daripada musim kemarau.
Pohon tua yang berbuah lebat lebih sering terkena gejala gugur buah daripada pohon muda
yang sedikit buahnya. Penyakit ini diduga disebabkan oleh sejenis jamur (Fusarium sp).
Gejala penyakit dapat dikenali dari penampang tangkai buah yang memperlihatkan bercak
kecoklatan. Jaringan sel pada tangkai buah sebagian rusak dan tidak berfungsi. Sambungan
antara tangkai buah dan ranting menjadi lemah, kemudian buah gugur. Walaupun gugur buah
tidak serentak dan jumlahnya relatif sedikit, namun akan mengurangi produksi buah. Cara
pengendalian yang dianjurkan adalah membuat kondisi pohon tetap sehat dengan perawatan
lingkungan, dan pemupukan tanaman yang tepat dan teratur.

Busuk Buah
Gejala busuk buah diakibatkan oleh terjadinya pembusukan pada permukaan luar buah,
kemudian di ikuti dengan pembusukan di bagian dalam buah. Warna daging buah dari putih
kekuningan berubah menjadi coklat tua agak basah dan menimbulkan bau yang spesifik.
Pembusukan dapat terjadi pada sebagian buah atau hampir seluruh buah, tergantung intensitas
serangan penyakit tersebut. Biasanya buah yang terserang penyakit ini dapat bertahan sampai
tua di pohon, namun sering pula buah telah gugur sebelum tua. Busuk buah menyebabkan
merosotnya nilai ekonomi buah dan berkurangnya produksi. Upaya pengendalian busuk buah
dapat dilakukan dengan cara pembungkusan buah sukun sejak masih muda.

1. 6. Panen dan pasca panen


i. Panen
Tanaman sukun mulai berbuah pada umur 3-4 tahun dengan produksi optimal pada umur 8
10 tahun. Dengan pemeliharaan yang baik dapat mencapai produksi buah di atas 500 1000
kg/tanaman/tahun. Tanaman sukun dapat berbuah sepanjang tahun. Buah Sukun menjadi tua
setelah berumur tiga bulan sejak berbunga. tanda-tanda buah sukun yang tua dan siap dipetik
ialah permukaan kulit yang semula kasar menjadi halus, warna buah berubah menjadi
kekuningan kusam, buah sukun dipanen sebelum terlalu tua atau jatuh, karena kalau terlalu
tua atau jatuh daging buahnya akan terasa pahit. buah sukun yang telah dipanen dapat
disimpan selama satu mimggu.

Musim panen terbesar biasanya pada bulan Januari-Maret. Buah sukun dipotong pada
tangkainya dengan galah yang ujungnya diberi pisau. Getah yang keluar dari tangkai buah
dapat dihentikan dengan mencelupkan buah ke dalam air. Buah tidak boleh jatuh ke tanah
agar tidak memar. Bagian buah yang memar menjadi pangkal serangan busuk buah yang
berakibat buah terasa pahit.
Kriteria panen :
Kulit buah yang semula kasar kini menjadi halus, kulit yang
bertonjolan kecil kini membesar, selain itu kulit cenderung datar tidak
terlalu nampak lagi tonjolannya.
Warna kulit buah yang semula hijau cerah berubah kekuning-
kuningan. Buah tua yang terlalu kuning tidak terlalu enak dikonsumsi.
Buah sukun tua tampak padat, tetapi cenderung agak lunak bila ditekan.
Buah yang terlalu lunak menandakan sukun kelewat umur bahkan
sedang mengalami proses pembusukan.
1. Pasca Panen
Buah sukun mempunyai daging buah tebal, rasanya manis dan kandungan airnya tinggi,
sehingga tidak tahan lama untuk disimpan. Sekitar tujuh hari setelah dipetik, buah menjadi
matang, dan selanjutnya akan rusak akibat proses kimiawi. Apabila akan dimanfaatkan untuk
jangka waktu yang lama, buah sukun perlu diproses terlebih dahulu menjadi tepung sukun,
gaplek sukun atau berbagai masakan sukun.

Aneka ragam masakan dari sukun

1. Keripik sukun
Bahan yang dibutuhkan :

1 buah sukun yang tua

1 sdm kapur sirih

1 sdm garam

minyak goreng secukupnya untuk menggoreng

Cara pembuatan :

Buah sukun tua dikupas, kulitnya dibuang. Bagi yang suka bagian empulurnya, bagian ini
tidak usah dibuang apalagi untuk pembuatan potongan keripik yang bundar-bundar. Namun,
bagi yang tidak suka, bagian empulurnya dapat dibuang. Selanjutnya sukun dipotong tipis-
tipis berbentuk bundar atau memanjang mengikuti separuh diameter buah. Remdam
potongan-potongan ini dalam air yang sudah diberi sirih dan garam selama 15 menit.
Selanjutnya, potongan sukun diangkat dan ditiriskan. Panaskan minyak dalam penggorengan.
Goreng potongan sukun dalam minyak panas hingga benar-benar kering. Setelah ditiriskan
dan dibiarkan sekitar 5 menit agar dingin, potongan keripik dapat dimasukkan dalam toples
atau dikemas dalam kemasan plastik agar tahan lama.

1. Puding Sukun
Bahan yang dibutuhkan :
0,5 kg daging buah sukun

1 btr kelapa

0,5 kg gula pasir

2 btr telur

2 bungkus agar-agar

2 daun pandan

seujung sdt garam

Cara pembuatan :

Daging buah sukun yang sudah bersih dikukus. Kelapa diparut, lantas diperas menjadi 2 gelas
santan kental. Setelah sukun matang, dilumatkan sambil dicampur dengan santan. Telur
dikocok. Daun pandan diremas dan diambil airnya. Rebus agar-agar dam 2 gelas air.
Tambahkan gula, garam, sari pandan, kocokan telur, dan sukun yang telah dilumatkan. Rebus
hingga masak. Basahi cetakan pudding. Masukkan cairan agar-agar ke dalamnya. Biarkan
mengeras dan dingin sebelum dihidangkan.

1. Bolu Sukun

Bahan yang dibutuhkan :


200 g daging buah sukun

3 btr telur ayam

100 g gula pasir

100 g mentega, dicairkan

50 g sukade

sdt ovalet

2 bungkus kecil panili Cara pembuatan :

Daging buah sukun yang sudah bersih dipotong-potong,


lalu dikukus sampai masak. Setelah lembut, ditumbuk hingga halus. Dalam wadah terpisah,
kocok telur, gula, ovalet, dan panili hingga mengembang. Sambil dikocok, sedikit demi
sedikit tambahkan sukun hingga adonan rata. Masukkan adonan ke dalam cetakan kue.
Taburi sukade di sebelah atas. Pangganglah hingga kue bolu ini matang.
1. Donat Sukun
Bahan yang dibutuhkan :

1 buah sukun ( sekitar 800 1.000 g )

100 g mentega

1 btr telur

150 g gula pasir

gula halus atau misis secukupnya untuk menaburkan donat

minyak goreng secukupnya

Cara pembuatan :

Buah sukun dikupas, kulit dan empulur dibuang. Ambil dagingnya, lantas dicuci hingga
bersih. Kukus daging buah hingga matang. Setelah dihaluskan, tambahkan telur, gula pasir,
mentega, dan tepung terigu, sambil diaduk-aduk. Setelah adonan tidak lengket, pengadukan
dihentikan. Adonan lantas dibentuk seperti kue donat, yakni bulat melingkar seperti gelang
yang besar dan gemuk. Goreng bulatan ini hingga matang atau kecokelatan. Tiriskan hingga
minyaknya turun Setelah dingin, olesi mentega kemudian ditaburi gula halus atau misis.
Donat siap untuk dihidangkan.

1. Klepon Sukun
Bahan yang dibutuhkan :

0,75 kg daging buah sukun tua

kg gula merah, disisir

kg tepung tapioca

1 btr kelapa muda, diparut

0,5 sdt panili

pewarna sedikit bila dibutuhkan

Cara membuat :
Daging buah sukun dicuci bersih. Kukus hingga masak. Selanjutnya, didinginkan. Giling atau
tumbuk hingga halus. Sambil menumbuk, sebaiknya daging buah dicampur tepung tapioka,
panili, dan pewarna sambil diuleni. Adonan dibentuk menjadi bulat seperi bola pimpong
dengan diisikan bola pimpong di dalamnya. Bola berisi gula merah selanjutnya dikukus
sebentar hingga matang. Setelah masak, hidangkan dengan dicampur parutan kelapa muda
yang sudah diberi sedikit garam.

1. Castengel Sukun
Bahan yang dibutuhkan :

150 g tepung sukun

90 g keju parut

120 g tepung maizena

3 kuning telur

1 putih telur

Cara pembuatan :

Sisihkan sedikit kuning telur untuk mengoles kue. Mentega, kuning telur, dan putih telur
dikocok atau dimixer sampai berwarna putih. Masukkan tepug sukun dan tepung maizena ke
dalamnya. Aduk sampai rata. Tambahkan keju parut. Adonan lantas dibuat menjadi
potongan-potongan memanjang. Sebelah atasnya, diolesi dengan kuning telur. Lakukan
pemanggangan atau dioven hingga kue masak.

1. Cheese stick
Bahan yang dibutuhkan :

125 g tepung sukun

250 g tepung kanji

250 g keju kraft

3 kuning telur

1 sdt soda kue

1 sdt garam

3 sd garam
0,5 liter minyak untuk menggoreng

Cara pembuatan :

Masukkan tepung sukun, tepung kanji, keju, soda kue, dan garam ke dalam suatu wadah agar
mudah tercampur. Aduk adonan hingga rata. Kuning telur dikocok, selanjutnya sedikit demi
sedikit di masukkan ke dalam adonan sambil diuleni dengan air. Adonan yang sudah
tercampur merata ditipiskan. Potong panjang-panjang sekitar 8 10 cm. Panaskan minyak
dalam penggorengan, selanjutnya kue digoreng dengan panas sedang hingga matang.

1. Kolak ukun
Bahan yang dibutuhkan :

0,5 kg daging buah sukun tua

150 g gula merah

3 lb daun pandan

1 btr kelapa parut diambil santannya

2 gls air

0,5 1 sdt garam

Cara pembuatan :

Daging buah sukun yang sudah dibersihkan dipotong-potong sesuai selera, misalnya
berukuran 2 x 2 cm. Kelapa parut diperas santannya dengan 2 gelas air. Rebus air santan
sambil tesur diaduk agar tidak pecah. Masukkan gula merah, garam, dan daun pandan.
Setelah hampir mendidih, daging buah suku dimasukkan. Tunggu sampai sukun matang.
Selanjutnya angkat dan hida.
BAB IV

KESIMPULAN

1. Sukun merupakan jenis tanaman sumber karbohidrat yang cukup


tinggi,
2. sukun mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, terutama
kandungan karbohidrat yang mencapai 28,2 gr, energi 108 kalori,
protein 1,3 gr dan lemak 0,3 gr dalam setiap 100 gr bahan sukun.
3. Dapat digunakan sebagai obat obatan, seperti, sakit kuning, sakit gigi,
sariawan, dapat meringankan asma, infeksi kulit, getahnya dapat
mengobati penyakit kulit, mengobati diare, dll.
4. Tanaman sukun dapat di jadikan berbagai macam aneka ragam
makanan seperti, keripik sukun, donat sukun, kolak sukun, puding
sukun, dsb.
Setelah saya mempelajari tentang budidaya tanaman sukun

Tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 m. Kayunya lunak
dan kulit kayu berserat kasar. Semua bagian tanaman bergetah encer. Daun dan batang
Daunnya lebar sekali, bercanggap menjari, dan berbulu kasar. Ide pokok pada makalah saya
ialah BUDIDAYA TANAMAN SUKUN kemudian topik nya ialah SUKUN kesimpulan nya
yang dapat saya ambil adalah :

1. Sukun merupakan jenis tanaman sumber karbohidrat yang cukup


tinggi,
2. sukun mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, terutama
kandungan karbohidrat yang mencapai 28,2 gr, energi 108 kalori,
protein 1,3 gr dan lemak 0,3 gr dalam setiap 100 gr bahan sukun.
3. Dapat digunakan sebagai obat obatan, seperti, sakit kuning, sakit gigi,
sariawan, dapat meringankan asma, infeksi kulit, getahnya dapat
mengobati penyakit kulit, mengobati diare, dll.
4. Tanaman sukun dapat di jadikan berbagai macam aneka ragam
makanan seperti, keripik sukun, donat sukun, kolak sukun, puding
sukun, dsb. Sekian terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

http://bppsukra.blogspot.com/2011/02/sukun-sebagai-pangan-
alternatif.html

http://Rahardi, Yovita H. Indriani & Haryono. 1999. Agribisnis


Tanaman Swadaya. Jakarta.

http://www.budidaya sukun.iptek.net.id

Anda mungkin juga menyukai