Anda di halaman 1dari 48

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Propinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah penghasil komoditi

sayuran di Indonesia. Daerah Jawa Barat memproduksi beberapa jenis sayuran

diantaranya tomat, wortel, kentang, kol, bawang merah, dan bawang putih.

Berdasarkan data yang diperoleh Departemen Pertanian, dari keenam komoditi

diatas, hanya komoditi tomat yang produksinya relatif meningkat setiap tahun,

yaitu 1,31 persen per tahun.

Peningkatan produksi ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu peningkatan luas

lahan yang dipanen dan peningkatan produktivitas tanaman. Berdasarkan data

statistik Departemen Pertanian, peningkatan produksi tomat di daerah Jawa Barat

disebabkan oleh produktivitas tomat dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2010,

yaitu dari 21,5 ton/ha pada tahun 2000 menjadi 30,5 ton/ha pada tahun 2010

(Yamin, 2012).

Jawa Barat merupakan provinsi dengan produksi tomat terbanyak di

Indonesia pada Tahun 2013. Sebaran produksi tomat terbesar di Jawa Barat

terdapat di 5 kabupaten. Kabupaten dengan produksi tomat terbanyak adalah Kab.

Garut dengan produksi 125.302 ton atau 35,46% dari total produksi tomat

Provinsi Jawa Barat. Kabupaten penghasil tomat terbesar lainnya di Jawa Barat

adalah Kabupaten Cianjur dengan produksi sebesar 93.384 ton (26,43%),

Kabupaten Bandung 64.103 ton (18,14%), Kabupaten Sukabumi 19.678 ton

1
(5,57%), dan Kabupaten Bandung Barat 15.600 ton (4,42%). Sedangkan sisanya

sebesar 9,98% (35.274 ton) merupakan kontribusi dari kabupaten lainnya.

Kabupaten sentra produksi tomat di Jawa Barat dan kontribusinya disajikan secara

rinci pada gambar 1.

Gambar 1. Produksi Tomat di Provinsi Jawa Barat,Tahun 2013


Sumber : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian, 2014

Tomat (Lycopersicum esculantum Mill.) berasal dari daerah tropis Meksiko

hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari

Amerika Latin yang dibawa oleh orang Spanyol dan Portugis pada abah ke-16. Saat

ini, budidaya tomat modern dan tomat hibrida dapat tumbuh dengan baik pada iklim

yang berbeda dari daerah asalnya (Villareal & Moomaw, 1979).

Tomat ceri saat ini merupakan salah satu komoditas yang bernilai ekonomi

tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan

hasilnya dan kualitas buahnya. Rendahnya produksi tomat ceri di Indonesia

kemungkinan disebabkan oleh varietas yang ditanam tidak cocok, kultur teknis

yang kurang baik atau pemberantasan hama/penyakit yang kurang efisien

(Wijayani dan Widodo, 2005).

2
Tomat ceri merupakan salah satu jenis tomat yang lebih banyak

dibudidayakan dengan sistem hidroponik di dalam greenhouse karena hama dan

penyakit tanaman dapat dikendalikan, sehingga dapat meminimalisir tanaman

terserang hama dan penyakit. Pembudidayaan tomat ceri secara hidroponik

memiliki teknik khusus dan membutuhkan investasi yang sangat besar, sehingga

beberapa perusahaan/petani yang memiliki modal tidak terlalu besar lebih

memilih membudidayakan tomat ceri dengan sistem konvensional (Fitriani,

2012).

Budidaya tanaman dengan hidroponik umumnya dilakukan di dalam

greenhouse. Greenhouse digunakan untuk melindungi tanaman dari gangguan luar

seperti angin kencang, hujan deras, radiasi matahari dan kelembaban yang tinggi

(Prihmantoro dan Indriani, 1999). Berikut keunggulan penggunaan greenhouse:

1. Tanaman dapat berproduksi secara kontinyu dan berkesinambungan

sepanjang tahun. Hal ini disebabkan pada greenhouse kita dapat mengatur

suhu, kelembaban, tekanan udara maupun pH sedemikian rupa sesuai dengan

kebutuhan tanaman.

2. Penggunaan air, pupuk maupu pestisida lebih efisien, baik dalam dosis

penggunaan, waktu maupun tempat, karena kita menggunakan talang yang

tentu sangat efektif dalam penggunaan pupuk, air dan pestisida.

3. Resiko tanaman terserang penyakit menjadi lebih kecil karena lingkungan

dalam greenhouse sendiri secara langsung maupun tidak telah terlindung dari

lingkungan luar.

3
Teknik budidaya hidroponik terdiri dari beberapa metode, salah satu

metodenya yaitu sistem irigasi tetes (drip irrigation). Sistem irigasi tetes dapat

dengan mudah dirancang dari mulai sekala kecil hingga sekala besar. Sistem

irigasi tetes lebih efektif digunakan untuk tanaman ukuran besar yang

membutuhkan banyak ruang untuk akarnya. Tetesan nutrisi tersebut akan dengan

mudah untuk mengalir ke beberapa ruang yang lebih besar. Semakin banyak

menggunakan media tumbuhan untuk tanaman, maka tanaman tersebut akan lebih

mampu mempertahankan kelembaban, dan hal itu sangat bermanfaat sekali untuk

tanaman yang besar karena lebih baik, cocok, dan aman untuk tanaman

hidroponik tersebut.

Tanaman sayuran eksklusif yang biasa ditanam dengan sistem hidroponik

irigasi tetes diantaranya tomat, mentimun jepang, melon, parika, selada, Chinese

Vegetable seperti caisim dan kailan. Kelebihan sayuran yang ditanam dengan

sistem ini yaitu hasil sayuran yang memiliki kualitas tinggi, tidak tercemar limbah

dan kotoran.

Tomat merupakan komoditas sayuran yang penting, akan tetapi produksinya

baik kuantitas maupun kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah

yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang,

serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya

petani. Kekurangan dalam proses budidaya tomat ceri dapat diatasi dengan teknik

budidaya tomat ceri menggunakan teknik budidaya hidroponik irigasi tetes yang

menjadikan hasil lebih maksimal.

4
Berdasarkan data yang disajikan pada gambar 1 Bandung merupakan

kawasan dengan produksi tomat sebesar 22,56 %. PT. Momenta Agrikultura

merupakan perusahaan yang bergerak pada budidaya sayuran yang berlokasi di

Lembang, Bandung. Proses produksi di perusahaan PT. Momenta Agrikultura

dilakukan dengan teknik budidaya modern yaitu secara hidroponik. Hidroponik

merupakan suatu istilah yang digunakan untuk bercocok tanam tanpa

menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya.

Kegiatan produksi sayuran di PT. Momenta Agrikultura Amazing Farm

dilakukan dalam greenhouse. Bentuk greenhouse PT. Momenta Agrikultura

Amazing Farm dibangun dengan struktur Gutter-Connnected greenhouse yaitu

greenhoue yang di bangun secara bersambung dengan dinding yang di satukan.

Penggunaan Gutter-Connected greenhouse sangat efisien dalam penggunaan

lahan.

Atap greenhouse terbuat dari plastik UV yang berbahan dasar polyethylene

dan dinding yang menggunakan plastik maupun menggunakan kasa plastik yang

menyerupai jaring. Bentuk greenhouse piggy-back system adalah suatu bentuk

greenhouse berbentuk konvensional yang di modifikasi dengan menambahkan

atap kecil di bagian atas untuk ventilasi. Rangka yang digunakan untuk jenis

greenhouse ini terbuat dari kayu dan besi.

Media tanam yang digunakan oleh PT. Momenta Agrikultura yakni, sekam

padi, rockwool, atau arang sebagai media tumbuh tanaman. PT. Momenta

Agrikultura dilengkapi dengan teknik irigasi tetes yang cukup modern. Salah satu

tanaman yang dibudayakan degan teknik irigasi tetes yakni tanaman tomat ceri.

5
PT Momenta Agrikultura Amazing Farm melakukan proses budidaya tanaman

tomat ceri dengan sistem hidroponik irigasi tetes, dimana dengan teknik budidaya

secara hidroponik dapat meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi tomat

ceri.

Pemberian nutrisi dengan cara penggunaan irigasi tetes sangat efisien dalam

budidaya hidroponik. Irigasi tetes merupakan cara pemberian nutrisi dengan jalan

meneteskannya melalui pipa-pipa permanen di sekitar tanaman atau sepanjang

larikan tanaman. Dalam sistem ini, nutrisi dialirkan secara terus menerus,

sehingga tidak ada air yang menggenang dan tidak ada unsur hara yang

mengendap.

PT. Momenta Agrikultura Amazing Farm melakukan kegitan produksi

hingga pemasaran secara terorganisir. PT. Momenta Agrikultura Amazing Farm

berbisnis sayuran dengan teknik hidroponik dimulai dari tahun 1998, menjadikan

perusahaan berpengalaman dalam teknik budidaya hidroponik, oleh karena itu PT.

Momenta Agrikultura Amazing Farm merupakan tempat yang tepat untuk

mempelajari teknik budidaya tanaman secara hidroponik.

B. Tujuan dan Sasaran Praktik Kerja Lapangan

Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan yang akan dilaksanakan di PT.

Momenta Agrikultura Amazing Farm adalah:

1. Mengetahui budidaya tanaman tomat ceri dengan sistem irigasi tetes.

2. Mengetahui kendala yang dialami selama budidaya tanaman tomat ceri

dengan sistem irigasi tetes.

6
3. Mendapat informasi pasca panen tomat ceri secara hidroponik dengan sistem

irigasi tetes.

4. Mendapat informasi pemasaran tomat ceri hasil budidaya secara hidroponik.

C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan

Manfaat dari Praktik Kerja Lapangan yang akan dilaksanakan di PT.

Momenta Agrikultura Amazing Farm adalah:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai teknik budidaya dan

pascapanen tomat ceri sistem hidroponik irigasi tetes (drip irrigation).

2. Memperoleh pengalaman kerja dengan cara berpartisipasi aktif di lapangan.

3. Mengetahui dan memahami kajian pertumbuhan dan hasil tanaman tomat ceri

sistem hidroponik irigasi tetes (drip irrigation).

7
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tomat Ceri (Solanum lycopersicum var. Cerasiforme)

Tomat ceri merupakan salah satu jenis tomat yang lebih banyak

dibudidayakan dengan sistem hidroponik di dalam greenhouse karena hama dan

penyakit tanaman dapat dikendalikan, sehingga dapat meminimalisir tanaman

terserang hama dan penyakit. Budidaya tomat ceri secara hidroponik ini harus

memiliki keahlian khusus dan membutuhkan investasi yang sangat besar,

sehingga beberapa perusahaan/petani yang memiliki modal tidak terlalu besar

lebih memilih membudidayakan tomat ceri dengan sistem konvensional (Fitriani,

2012).

Kemampuan tomat untuk dapat menghasilkan buah sangat dipengaruhi oleh

interaksi antara pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungan. Upaya untuk

menanggulangi penurunan kualitas maupun kuantitas hasil tanaman tomat adalah

dengan perbaikan teknik budidaya secara hidroponik.

Harjadi (1989) menyatakan hidroponik adalah sistem budidaya yang

menggunakan larutan hara dengan atau tanpa penambahan media inert seperti

pasir, rockwool, atau arang sekam. Menurut Sundstrom (1982) dengan sistem

hidroponik dapat diatur kondisi lingkungannya seperti suhu, kelembaban relatif

dan intensitas cahaya, bahkan faktor curah hujan dapat dihilangkan sama sekali

dan serangan hama penyakit dapat diperkecil.

Proses penyemaian dan pemeliharaan tomat ceri harus dilakukan dengan

baik. Waktu yang dibutuhkan mendapatkan tanaman yang sudah berbuah

8
memakan waktu selama 2 sampai 3 minggu . Setelah 2 atau 3 minggu dilakukan

proses memanen buah pertama. Panen pada budidaya tomat ceri bisa dilakukan

2 kali sehari selama 5 sampai 6 bulan sampai tanaman tidak berbuah lagi.

Morfologi tanaman tomat ceri dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Tomat ceri (Solanum lycopersicum var. Cerasiforme)


Sumber: www.augluserviss.lv

Tomat adalah jenis tanaman sayuran buah, dalam dunia tumbuhan, tomat

ceri diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Ordo : solanales

Family : Solanaes

Genus : Solanum

Spesies : Solanum lycoperscium ver. cerasiforme

Sinonim : lycopersicon lycopersicum ver. cerasiforme

Buah tomat ceri memiliki bentuk bervariasi, mulai dari bulat lonjong, bulat

halus, bulat beralur, bulat dengan bentuk datar pada ujung atau pangkalnya,

hingga bentuk yang tidak teratur. Bentuk dan ukuran tersebut tergantung

9
varietasnya. Ketika umur buah muda buah berwarna hijau muda sampai hijau tua,

berbulu, dan memiliki rasa asam, getir dan berbau tidak enak karena mengandung

lycopersicin. Saat berumur tua buah menjadi sedikit kuning, merah cerah atau

gelap, merah kekuning-kuningan, kuning atau merah kehitaman dan rasa yang

menjadi enak karena semakin matang kandungan lycopersicinnya hilang.

Buah tomat mengandung gizi yang lengkap dan penting bagi manusia. Buah

tomat kaya akan vitamin C dan beberapa antioksidan, di antaranya vitamin E dan

likopen. Buah tomat juga mengandung serat makanan alami yang sangat baik bagi

pencernaan manusia dan juga adanya protein dalam buah tomat menjadikannya

buah yang sangat sarat gizi. Kadar likopen yang terkandung dalam tomat segar

berkisar antara 3,1 sampai dengan 7,7 mg/100 gram (Tonucci et. al., 1995).

Kandungan gizi tomat ceri dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Kandungan Gizi Buah Tomat Ceri (Tiap 149gr Penyajian).


Sumber : PMAs Labelling Facts

10
B. Greenhouse untuk Produksi Sayuran Hidroponik

Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman

adalah kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman. Kondisi yang

sesuai bagi pertumbuhan tanaman dapat diciptakan melalui pembuatan struktur

bangunan untuk pemeliharaaan tanaman yang disebut dengan greenhouse.

Greenhouse merupakan suatu bangunan yang memiliki atap dan dinding yang

bersifat tembus cahaya, cahaya dapat masuk sehingga tanaman terhindar dari

kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan seperti keadaan suhu yang terlalu

rendah dan tinggi, tiupan angin yang kencang, curah hujan yang tinggi ataupun

faktor yang dapat merusak tanaman secara fisik maupun non-fisik, ataupun

patahnya cabang tanaman sehingga dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Greenhouse berfungsi sebagai tempat untuk melindungi tanaman dari hama

ataupun serangan penyakit tanaman yang mengganggu pertumbuhan. Secara

fungsional, greenhouse berfungsi untuk menciptakan lingkungan tumbuh yang

optimal bagi pertumbuhan tanaman. Kontruksi dari ketersediaan bahan baku

tersebut mencerminkan ketahanan dan kekuatan bangunan serta umur

ekonomisnya.

Jenis plastik UV yang umum digunakan adalah yang memiliki daya

menahan radiasi ultra violet sebesar 12% dan 9% artinya radiasi UV yang

dipantulkan kembali masing-masing sebesar 12% dan 9%. Plastik UV 12%

biasanya digunakan di dataran daerah dengan ketinggian 0 sampai 1000 m dpl,

sedangkan plastik UV 9% digunakan di daerah dengan ketinggian 1000 m dpl

11
atau lebih, karena semakin kecilnya radiasi UV yang dipantulkan maka akan

terjadi efek pemanasan ruangan.

Kerapatan anyaman berviariasi dari 45%, 55%, 65%, 75% dan 85%.

Besarnya intensitas cahaya matahari yang teredam bervariasi tergantung kerapatan

anyaman setiap jenis net. Semakin besar angkanya, semakin rapat anyamannya.

Net 55% umumnya digunakan untuk menaungi bibit tanaman tahunan dan

beberapa jenis anggrek. Net 75% digunakan untuk tanaman yang sensitif dan

memerlukan perawatan yang lebih intensif seperti anggrek cattleya dan bibit

tanaman pisang yang dihasilkan melalui metode kultur jaringan. Net yang banyak

diperdagangkan ialah net 65%, artinya 65% cahaya yang masuk akan teredam dan

hanya 35% yang tembus.

Dinding greenhouse yang terbuat dari insect screen yaitu semacam tirai

plastik atau kasa nyamuk yang tembus udara, yang berfungsi menahan masuknya

berbagai jenis serangga ke dalam greenhouse. Berbagai jenis kasa yang dapat

digunakan adalah paranet, agronet, polinet, dan lain-lain. Lantai dapat terbuat dari

batu bata, semen, plastik mulsa, atau tanah yang dilengkapi dengan saluran

pembuangan air. Bentuk greenhouse bermacam-macam, yang umum digunakan di

Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Piggy Back

Greenhouse bentuk ini mirip dengan rumah pada umumnya dengan

tambahan atap kecil dibagian atasnya. Bentuk atap seperti ini membuat

hawa panas yang ada dalam greenhouse akan tertekan keluar melalui lubang

di atap tersebut.

12
2. Shading House

Berbeda dengan Piggy Back, bentuk ini mudah dibuat karena tidak memiliki

atap khusus, hanya dipasang net. Shading House biasanya berbentuk segi

empat dimana seluruh atapnya hanya ditutupi net yang masih memiliki

lubang, sihingga air hujan bisa masuk ke dalam. Tipe ini berfungsi sebagai

pelindung saja.

3. Tunnel House

Tunnel House sesuai dengan namanya, bentuk ini mirip dengan terowongan.

Bagian atap melengkung setengah lingkaran dan tertutup. Konstruksi ini

relatif mampu menahan serangan hama. Kekurangannya terletak pada

konstruksinya yang tertutup karena model seperti ini menyebabkan udara

didalamnya tidak bisa mengalir dengan sempurna. Bentuk Tunnel House

lebih cocok dibangun di dataran tinggi yang suhunya lebih sejuk. Bentuk ini

mengoptimalkan sinar matahari dalam jumlah terbatas.

C. Teknologi Hidroponik

Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman dengan memberikan

larutan nutrisi yang berisi seluruh unsur yang dibutuhkan tanaman secara

langsung dalam pemasokan air pada media tanam selain tanah. Hidroponik berasal

dari kata yunani yaitu hydro dan ponics, yang artinya air yang bekerja (Karsono,

Sudarmojo, Sutiyoso 2002).

Menurut Raffar (1993), sistem hidroponik merupakan cara produksi

tanaman yang sangat efektif. Sistem ini dikembangkan berdasarkan alasan bahwa

13
jika tanaman diberi kondisi pertumbuhan yang optimal, maka potensi maksimum

untuk berproduksi dapat tercapai. Air mempunyai peran penting bagi tanaman.

Tanaman tidak mampu bertahan hidup apabila kekurangan air. Tanaman akan

layu jika kekurangan air dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang tanaman

akan mati. Kebutuhan air tanaman pada sistem hidroponik tetap terjaga karena air

merupakan satu-satunya pengangkut makanan dari ujung akar sampai ke seluruh

bagian tanaman. Makanan dapat berupa unsur hara makro dan hara mikro yang

diramu dalam pupuk hidroponik (Haryoto, 2009).

Kedua unsur hara makro dan mikro pada tanaman yang ditanam dalam tanah

tersebut telah tersedia di dalam tanah. Pupuk yang biasa diberikan hanya sebagai

penambah jumlahnya saja. Lain halnya dalam bertanam secara hidroponik, semua

kebutuhan makanan harus dapat terpenuhi dengan pupuk hidroponik. Pupuk

hidroponik harus mengandung unsur hara lengkap dan takaran masing-masing

berimbang sesuai kebutuhan hidup tanaman.

Sistem hidroponik dapat memberikan suatu lingkungan pertumbuhan yang

lebih terkontrol. Kombinasi sistem hidroponik dengan membran mampu

mendayagunakan air, nutrisi, pestisida secara nyata lebih efisien dibandingkan

dengan kultur tanah. Penggunaan sistem hidroponik tidak mengenal musim dan

tidak memerlukan lahan yang luas dibandingkan dengan kultur tanah untuk

menghasilkan satuan produktivitas yang sama (Lonardy, 2006).

Semua kebutuhan nutrisi pada budidaya hidroponik diupayakan tersedia

dalam jumlah yang tepat dan mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi itu diberikan

14
dalam bentuk larutan yang bahannya dapat berasal dari bahan organik maupun

anorganik. Pemberian nutrisi melalui permukaan media tanam atau akar tanaman.

Ketersediaan nutrisi yang berbentuk cair membuat tanaman dapat menyerap unsur

hara dengan baik. Ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangat tergantung pada

kemampuan tanah menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah cukup dan

lengkap (Siswandi, 2008).

Keunggulan dari beberapa budidaya dengan menggunakan sistem

hidroponik antara lain: Kepadatan tanaman per satuan luas dapat dapat dilipat

gandakan sehingga menghemat penggunaan lahan. Mutu produk seperti bentuk,

ukuran, rasa, warna, kebersihan dapat dijamin karena kebutuhan nutrient tanaman

dipasok secara terkendali di dalam rumah kaca. Tidak tergantung musim/waktu

penanaman dan panen, sehingga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pasar.

Keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin. Perawatan

lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol. Pemakaian pupuk lebih efisien.

Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang baru. Tidak

membutuhkan banyak tenaga kasar karena metode kerja lebih hemat dan memiliki

standarisasi. Tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan keadaan yang tidak

kotor dan rusak. Hasil produksi lebih continue dan lebih tinggi disbanding dengan

penanama ditanah. Harga jual hidroponik lebih tinggi dari produk non-hidroponik.

Beberapa jenis tanaman dapat dibudidayakan di luar musim. Tidak ada resiko

kebanjiran, erosi, kekeringan, atau ketergantungan dengan kondisi alam. Tanaman

hidroponik dapat dilakukan pada lahan atau ruang yang terbatas (Roidah, 2014).

15
Perbandingan sistem penanaman secara hidroponik dengan penanaman dengan

media tanah dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan sistem penanaman secara hidroponik dengan di tanah


Penanaman secara hidroponik Penanaman di tanah
1. Bekerja secara bersih, semuanya Bekerja tidak bersih, tidak dalam
dalam keadaan steril. keadaan steril.

2. Nutrien yang diberikan digunakan Penggunaan nutrien oleh tanaman


secara efesien oleh tanaman. kurang efesien.

3. Nutrien yang diberikan sesuai Nutrien yang diberikan dapat


dengan yang dibutuhkan tanaman bereaksi dengan zat yang mungkin
karena tidak ada zat lain yang terdapat di dalam tanah (karena tanah
mungkin dapat bereaksi dengan tidak steril).
nutrien.

4. Tanaman bebas dari gulma. Gulma sering tumbuh di tanah.

5. Tanaman lebih jarang terserang Tanaman lebih sering terserang hama


hama dan penyakit. dan penyakit.

6. Pertumbuhan tanaman lebih Pertumbuhan tanaman kurang


terkontrol. terkontrol.

7. Tanaman sayuran dapat Kuantitas dan kualitas produksi


berproduksi dengan kuantitas dan tanaman kurang.
kualitas yang tinggi.

8. Pertanian hidroponik mempunyai Pertanian dengan tanah mempunyai


ciri: ciri:
a. Lahan yang dibutuhkan sempit a. Lahan yang dipakai lebih luas
b. Kesuburan dapat diatur b. Mengandalkan kesuburan tanah
c. Nilai jualnya tinggi c. Nilai jualnya tidak begitu tinggi

D. Sistem Hidroponik Irigasi Tetes (Drip Irrigation)

Irigasi tetes adalah suatu metode irigasi yang menjadi semakin disukai dan

populer di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air. Irigasi tetes

16
merupakan metode pemberian air tanaman secara kontinyu dan penggunaan air

yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan demikian kehilangan air seperti

perkolasi, run off, dan evapotranspirasi bisa diminimalkan. Sehingga efisiensinya

tinggi. Sistem irigasi tetes mengalirkan air secara perlahan untuk menjaga

kelembaban tanah dalam rentang waktu yang diinginkan bagi tanaman (Michael,

1978). Pola hidroponik dengan irigasi tetes dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 3. Hidroponik Irigasi Tetes ( Drip Irrigation )


Sumber : http://nuramijaya.com/berbagai-macam-teknik-menanam-hidroponik/

Pemberian nutrisi pada sistem hidroponik dilakukan bersamaan dengan

penyiraman (fertigasi), kegiatan tersebut sangat penting dalam sistem hidroponik.

Pemberian nutrisi dengan cara penggunaan irigasi tetes sangat efisien dalam

budidaya secara hidroponik. Irigasi tetes merupakan cara pemberian nutrisi

dengan jalan meneteskannya melalui pipa-pipa permanen di sekitar tanaman atau

sepanjang larikan tanaman. Dalam sistem ini, nutrisi dialirkan secara terus

menerus, sehingga tidak ada air yang menggenang dan tidak ada unsur hara yang

mengendap. Cara ini membuat akar akan tetap menyerap unsur hara dalam

17
konsentrasi yang sama dan sesuai. Cara kerja sistem irigasi tetes adalah dengan

mengalirkan nutrisi dari tangki pusat ke tanaman melewati beberapa selang atau

pipa saluran. Nilai lebih sistem irigasi tetes adalah hemat tenaga kerja, efisiensi

dan efektif dalam pemakaian nutrisi karena larutan pupuk langsung mengalir ke

akar secara merata, dan produksi tanaman meningkat karena memperoleh unsur

hara makro dan mikro dalam jumlah yang optimal.

Budidaya dengan menggunakan irigasi tetes mempunyai beberapa

keuntungan, diantaranya:

a. Meningkatkan nilai guna air.

Secara umum, air yang digunakan pada irigasi tetes lebih sedikit

dibandingkan dengan metode lain.

b. Meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil.

Irigasi tetes mampu mempertahankan kelembaban tanah pada tingkat yang

optimum bagi pertumbuhan tanaman.

c. Meningkatkan efisiensi dan pemberian pupuk.

Pemberian pupuk dan bahan kimia pada metode ini dicampur denagn air

irigasi, sehingga pupuk atau bahan kimia yang digunakan menjadi lebih

sedikit, fekuensi pemberian dan distribusinya hanya di sekitar daerah

perakaran.

d. Menekan resiko penumpukan garam.

Pemberian air secara terus-menerus akan melarutkan dan menjauhkan garam

dari daerah perakaran.

18
e. Menekan pertumbuhan gulma.

Pemberian air pada irigasi tetes hanya terbatas di daerah sekitar tanaman,

sehingga pertumbuhan gulma dapat ditekan.

f. Menghemat tenaga kerja.

Sistem irigasi tetes dapat dioperasikan secara otomatis, sehingga tenaga kerja

hanya diperlukan lebih sedikit.

E. Proses Panen Tanaman Tomat Ceri Hidroponik Sistem Irigasi Tetes

Proses pemanenan tomat ceri yang baik perlu diperhatikan hal-hal seperti

cara pengambilan buah/hasil panen agar diperoleh mutu yang baik, misalnya

dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen. Cara panen yang benar

dan dengan hati-hati akan mengurangi kerusakan tanaman yang dapat

mengganggu produksi berikutnya.

Panen dapat dilakukan pada pagi atau sore hari ketika hari sedang cerah

(tidak hujan). Nilai lebih pemetikan buah pada pagi atau sore hari adalah tanaman

tidak sedang melakukan fotosintesis, sehingga tidak ada aliran hasil fotosintesis

yang terputus. Proses pemanenan pada siang atau sore hari dapat menghindarkan

terjadinya penguapan air yang berlebihan pada buah tomat ceri. Disisi lain lebih

ekonomis, karena tenaga kerja yang digunakan tidak mengalami kelelahan lebih

cepat. Sebab para pekerja tidak terlalu merasakan teriknya sinar matahari.

Pemanenan buah harus dilakukan pada saat yang tepat, kerena buah yang

dipanen terlalu muda rasanya tidak enak, sehingga tidak akan disukai oleh

konsumen. Buah tomat ceri yang dipanen terlalu masak, dagingnya sudah terlalu

19
lunak, sehingga akan cepat busuk. Buah dengan tingkat kematangan 50%,

memiliki bobot lebih ringan karena kadar air dalam buah belum maksimal. Saat

pemetikan, buah yang memiliki tingkat kematangan 75% atau lebih disarankan

tidak tertinggal, sebab buah dengan tingkat kematangan tersebut pada pemanenan

selanjutnya sudah rusak atau mengalami pembusukan.

F. Pascapanen Tanaman Tomat Ceri Hidroponik Sistem Irigasi Tetes

Proses yang dilakukan pada saat setelah proses panen buah tomat ceri

selesai, dilakukan sortasi dan grading. Sortasi dilakukan untuk memisahkan tomat

ceri yang bisa layak untuk dipasarkan dengan yang tidak layak dipasarkan. Sortasi

dilakukan untuk memilih buah yang memenuhi standar pasar swalayan atau

supermarket. Sementara grading dilakukan untuk memisahkan tomat ceri hasil

sortasi berdasarkan permintaan atau pemesanan, seperti ukuran, tingkat

kemulusan ataupun warnanya.

Seluruh komoditas sayuran maupun buah setelah dipanen masih mengalami

perubahan fisiologis, fisik, dan biokemis sehingga apabila tidak dilakukan

penangananan secara baik dan tepat akan cepat mengalami kerusakan dan

penurunan mutu. Menurut Kastrasapoetra (2008), Kegiatan-kegiatan penanganan

pascapanen buah tomat yang harus dilakukan mencakup empat kegiatan pokok

sebagai berikut:

1. Pencucian atau Pembersihan

Buah tomat yang telah dipetik dan terkumpul harus segera dibersihkan

dari segala kotoran yang menempel pada permukaan kulitnya, baik berupa

20
debu, percikan tanah, maupun sisa-sisa pestisida dan pupuk daun yang

disemprotkan pada saat pemeliharaan tanaman.

2. Prapendinginan

Pendinginan mampu menghilangkan atau mengurai panas di lapangan.

Suhu tinggi bisa merusak mutu simpan buah-buahan dan sayuran, termasuk di

dalamnya buah tomat. Sementara itu pra pendinginanan bisa memperlambat

respirasi hasil, memperlambat kematangan, memperkecil kerentanan terhadap

serangan mikroorganisme, mengurangi kehilangan air, menurunkan berat buah,

dan mempertahankan kandungan asam askorbat (vitamin C).

3. Sortasi dan Grading

Setelah buah tomat dibersihkan dari kotoran, dilakukan sortasi dan

grading. Sortasi bertujuan untuk mendapatkan buah-buah yang seragam, baik

dari segi ukurannya maupun tingkat kerusakannya, dengan cara memisah-

misahkannya. Grading merupakan kegiatan mengelompokkan buah-buah tomat

yang telah disortasi menjadi bagian-bagian atau kelompok kelas (grade)

menurut ukuran besar buah, ukuran bobot buah, ukuran kesehatan buah, ukuran

cacat buah.

4. Pengemasan dan Pengangkutan

Pengemasan dan pengangkutan merupakan dua kegiatan yang berkaitan

erat dalam usaha melindungi buah tomat dari kerusakan mekanis. Pengemasan

yang baik dapat melindungi buah tomat dari kerusakan mekanis akibat goresan

atau benturan selama pengangkutan. Proses pengangkutan baik (tidak kasar)

juga akan melindungi kerusakan buah tomat yang ada di dalamnya.

21
Pengemasan yang baik tanpa diimbangi dengan proses pengangkutan yang baik

dapat mempertingggi tingkat kerusakan buah tomat yang ada di dalamnya.

G. Pemasaran Sayuran Hidroponik

Kelancaran distribusi komoditas sayuran sangat penting, mengingat hal ini

berpengaruh terhadap ketersediaan dan terciptanya harga yang stabil. Keamanan

distribusi menuntut terciptanya suatu sistem distribusi yang lebih efektif dan

efisien serta harus mengutamakan selera kepuasan pasar atau konsumen domestik

maupun global dengan demikian sayuran tersebut mempunyai nilai daya saing

yang tinggi (Mubyarto, 1997).

Kotler (1994) menyatakan pemasaran adalah serangkaian kegiatan manusia

yang ditujukan untuk memperlancar serta menyempurnakan pemasaran.

Pemasaran yang digunakan pada sayuran hidroponik adalah saluran pemasaran

rantai pendek, yaitu dari perkebunan langsung ke pengecer. Pemasaran produk

hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca panen.

Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau tidaknya produk

yang dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan

ukuran). Perlakuan pasca panen sangat penting karena kualitas produk tidak

semata-mata dari hasil produksi saja, melainkan sangat tegantung dan ditentukan

oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem penyusunan, metode

pengangkutam maupun selektivitas produk. Kerusakan produk dapat

diminimalisir dengan penanganan pasca panen yang tepat sehingga diharapkan

dapat meningkatkan nilai jual pada produk.

22
III. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Waktu dan Tempat Parktik Kerja Lapangan

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan direncanakan selama 25 hari kerja di

PT. Momenta Agrikultura Amazing Farm, Lembang, Bandung pada bulan

Januari-Februari 2017.

B. Materi Praktik Kerja Lapangan

Materi yang akan dikaji dalam Praktik Kerja Lapangan ini adalah:

1. Kondisi umum perusahaan.

2. Teknik budidaya tomat ceri dengan sistem hidroponik irigasi tetes di PT.

Momenta Agrikultura Amazig Farm.

3. Metode irigasi pada tomat ceri dengan sistem hidroponik irigaasi tetes di PT.

Momenta Agrikultura Amazig Farm.

4. Sistem pemanenan tomat ceri secara hidroponik irigasi tetes di PT. Momenta

Agrikultura Amazig Farm.

5. Perlakuan pasca panen tomat ceri dan pemasarannya.

6. Peranan greenhouse pada hidroponik sistem irigasi tetes (drip irrigation)

23
C. Metode Praktik Kerja Lapangan

Metode yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan ini adalah:

1. Berpartisipasi aktif

Ikut serta dan aktif dalam produksi sayuran di PT. Momenta Agrikultura

Amazing Farm.

2. Observasi

Melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang dikaji untuk

memperoleh data yang sesuai dengan kondisi sebenarnya.

3. Jenis dan teknik pengambilan data

a) Data primer

1) Praktik langsung di Wawacara dengan staff, karyawan dan petugas di

PT. Momenta Agrikultura Amazig Farm.

2) Observasi terhadap teknik budidaya dan pascapanen tomat ceri

dengan sistem hidroponik irigasi tetes di PT. Momenta Agrikultura

Amazig Farm.

b) Data sekunder diperoleh dari data yang dimiliki oleh perusahaan, pustaka

dan literatur maupun sumber-sumber lain yang mendukung.

24
IV. KEADAAN UMUM PT. MOMENTA AGRIKULTURA

A. Sejarah Perusahaan

Amazing Farm adalah sebuah merek dagang yang terdaftar dibawah PT

Momenta Agrikultura. PT Momenta Agrikultura berdiri pada 28 Agustus 1998.

PT Momenta Agrikultura merupakan perusahaan pertama yang menggunakan

greenhouse secara komersial untuk menanam sayuran dengan teknologi

aeroponik.

Uji coba secara komersial dengan menanam sayuran hidroponik dengan

teknik aeroponik dimulai pada bulan November 1998 di kebun Lembang, Jawa

Barat. Uji coba yang diakukan selama 1 tahun menunjukkan hasil yang

menjanjikan, terutama dari sisi kualitas serta produktivitas. Sayuran aeroponik

Amazing Farm resmi diluncurkan secara komersial pada November 1999.

Perakaran yang menggantung di udara, tanaman akan lebih mudah untuk

mengambil oksigen untuk proses fotosintesis. Dibandingkan penanaman

dengan media tanah, sayuran yang ditanam menggunakan teknologi hidroponik

ini akan tumbuh lebih cepat.

Teknik penanaman dengan aeroponik diterapkan selama 10 tahun, setelah

10 tahun kami mengganti sistem penanaman sayuran daun dengan NFT

(Nutrient Film Techniques) yang lebih efisien, terutama dalam konsumsi

listrik. PT. Momenta Agrikultura Amazing Farm memiliki infrastruktur

greenhouse yang kuat untuk menunjang produksi yang konsisten, sehingga PT

Momenta Agrikultura dapat memenuhi kebutuhan pasar akan sayuran

25
berkualitas. Selain menanam sayuran daun Amazing Farm juga memproduksi

sayuran buah diantaranya tomat beef, tomat ceri, timun kyuri serta timun midi

yang ditanam dengan menggunakan sistem hidroponik irigasi tetes.

B. Kondisi Wilayah

Secara umum lokasi lahan berada di daerah pegunungan dengan

topografi berbukit bukit dan miring. Secara geografis, PT Momenta

Agrikultura terletak pada kordinat 0650 LS dan 10737 BT, dengan

ketinggian tempat 1200 meter diatas prmukaan laut (dpl). Lahan ini memiliki

kelembaban rata rata 80% dan suhu rata rata 17 - 27 . Luas lahan PT

Momenta Agrikulutra adalah tujuh hektar, yakni dua ha digunakan untuk

gedung dan lima ha untuk digunakan untuk lahan produksi.

PT Momenta Agrikultura Farn terletak di Kampung Cisaroni, Desa

Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa

Barat dengan ketinggian 1312 hingga 084 meter diatas permukaan laut (dpl),

titik tertingginya ada di puncak Gunung Tangkuban Perahu.suhu rata rata

harian di lembang yaitu sekitar 19.89 22.83 dengan curah hujan 3000 mm

/tahun.

26
V. SISTEM ADMINISTRASI PERUSHAAN

A. Struktur Organisasi

PT. Momenta Agrikultura memiliki Head Office (HO) yang dipimpin

oleh direktur utama dan dibantu oleh direktur operasional. Head office

bertempat di Tanggerang, Provinsi Banten. Struktur organisasi HO terdiri dari

divisi human research & development (HRD), divisi bussines plan, divisi

operational, divisi ekspor, divisi marketing, dan divisi produksi.

Sedangkan Struktur organisasi untuk kebun Cika-02 yang berlokasi di

yang berlokasi di Lembang, Jawa Barat dapat dilihat pada gambar berikut ini.

B. Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan di PT Momenta Agrikultura Amazing Farm dapat

digolongkan menjadi dua bagian, antara lain

1. Pekerja Kontrak

Pekerja kontrak merupakan pekerja yang dibatasi dalam kurun waktu

tertentu. Pemberian upah diberikan setiap bulan, pemberian upah

berdasarkan volume kerja atau hasil yang ia peroleh. Standar jam kerja

karyawan atau pekerja di PT. Momenta Agrikultura Amazing Farm yaitu 6

hari dengan durasi waktu bekerja 7 jam per hari dan 1 hari dengan jam kerja

hanya 5 jam untuk pekerja kebun, supervisor kebun, dan pegawai kantor,

27
sedangkan pekerja packing house masuk pukul 08.00 WIB serta kerja

pulang jam 20.00 WIB, sama dengan 40 jam setiap minggunya.

2. Karyawan Harian Lepas

Karyawan harian lepas tidak berbeda dengan karyawan kontrak, akan

tetapi gaji yang diberikan kepada karyawan harian lepas dilakukan setiap 1

minggu. Banyaknya gaji yang diberikan sesuai dengan jam kerja karyawan.

C. Visi dan Misi PT. Momenta Agrikultura Amazing Farm

1. VISI

Menjadi perusahaan hortikultura terbesar di Indonesia dengan menyediakan

sayuran yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan pola hidup masyarakat

Indonesia yang lebih sehat.

2. MISI

Berkomitmen menyediakan produk sayuran dan buah-buahan yang sehat

dengan kulaitas tinggi, sehingga menjadikan konsumen memiliki gaya hidup unuk

mengkonsumsi buah dan sayuran yang sehat, serta memperkenalkan sistem

budidaya hidroponik dan aeroponik bagi masyarakat yang ingin memulai usaha di

dalam bidang pertanian hidroponik dan aeroponik.

28
VI. PEMBAHASAN

a. Metode Budidaya Tomat Ceri Secara Hidroponik Irigasi Tetes (Drip


Irrigation)

Teknik budidaya tomat ceri yang diterapkan oleh PT. Momenta Agrikultura

Amazing Farm yaitu menggunakan hidroponik irigasi tetes dengan media tanam

arang sekam. Penanaman tomat ceri dilakukan di dalam greenhouse, 1 greenhouse

mempunyai 3 pola tanam dengan jarak tanam 1 bulan. Hal tersebut bertujuan

menjaga agar produksi tomat ceri tetap produktif sehingga perusahaan dapat

selalu memenuhi permintaan pasar. Kegiatan produksi tomat ceri dilakukan setiap

hari, berikut tahapan kegiatan dalam proses produksi tomat ceri:

2. Penyemaian

Proses penyemaian dan pembibitan dilakukan di dalam nursery. Nursery

berfungsi untuk melindung bibit dari serangan hama serta melindungi dari

faktor lingkungan yang dapat menyebabkan kerusakan.

Benih yang digunakan merupakan benih dengan varietas fortesa. Benih

yang di gunakan berasal dari Belanda. Bibit ini memiliki keunggulan selain

produktifitas yang tinggi, tanaman cukup tahan terhadap hama dan penyakit

tanaman.

Media yang digunakan untuk penyemaian yakni arang sekam yang

dicampur dengan peat moss. Media tanam tersebut kemudian dimasukan ke

dalam tray, setelah itu dilakukan penjenuhan media. Penjenuhan media tanam

bertujuan utuk mempertahankan kelembaban media tanam. Penanaman benih

29
dilakukan dengan meletakan benih ke dalam media tanam dan sedikit

dibenamkan. Kegiatan penyemaian dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Proses Semai Benih Tomat Ceri


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tray yang berisi benih kemudian diledakan dalam ruang gelap.

Penggunaan ruang gelap bertujuan agar proses perkecambahan berlangsung

lebih cepat. Hal ini disebabkan karena adanya hormon auksin di dalam benih

yang aktif pada kondisi gelap. Penyimpanan di ruang gelap dilakukan selama 4

hari. Ruang gelap yang digunakan dapat dilihat dalam gambar 6.

Gambar 6. Kondisi Ruang Gelap


Sumber : Dokumentasi Pribadi

30
Bibit yang telah dikeluarkan dari ruang gelap diletakan pada meja tray.

Penyiraman yang dilakukan menggunakan larutan AB mix dengan EC 1

sebanyak 3 kali dalam 1 hari. Penyiraman yang dilakukan di nursery dapat

diliht pada gambar 7.

Gambar 7. Penyiraman Bibit Tanaman


Sumber : Dokumntasi Pribadi

Bibit yang telah berumur 3 minggu bibit siap tanam pada media polybag.

Bibit yang telah siap tanam dapat dilihat pada gambar 8

Gambar 8. Bibit Tanaman Siap Tanam


Sumber : Dokumentasi Pribadi

31
3. Persiapan Lahan

Persiapan lahan merupakan serangkaian kegiatan yang mempersiapkan

lahan agar tanaman baru yang ditanam dapat tumbuh dengan baik. Kegiatan

persiapan lahan pada budidaya tomat ceri dengan menggunakan irigasi tetes

terdiri diantaranya sanitasi lahan, persiapan media tanam, pengecekan kondisi

stick dripper, flushing, sterilisasi lahan, serta penjenuhan media tanam.

Langkah awal dimulai dengan sanitasi lahan, kegiatan ini bertujuan

untuk membersihkan lahan (greenhouse) dari gulma, tumpukan arang sekam,

potongan tali, dan kotoran-kotoran lainnya. Kotoran yang didapat

dikumpulkan lalu dibuang. Kegiatan sanitasi lahan dilakukan setelah

pembongkaran tanaman yang sudah tidak produktif. Kegiatan sanitasi lahan

dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Sanitasi Lahan


Sumber : Dokumentasi Pribadi

32
Pengecekan kondisi stick dripper dan selang mikro dilakukan pada 2

minggu sebelum penanaman tanaman. Kegiatan ini dilakukan dengan cara

menyemprotkan air pada selang, apabila air tidak dapat menetes dengan baik

pada stick dripper maka dapat dilakukan perbaikan secara manual yaitu

dengan cara mengetuk stick dripper apabila tidak berpengaruh maka dapat

dilakukan penggantian stick dripper. Pengecekan stick dripper dapat dilihat

pada gambar 10.

Gambar 10. Pengecekan Stick Dripper


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Kegiatan selanjutnya yaitu flushing. Flushing merupakan kegiatan

pembersihan saluran irigasi dari garam halus serta lumut agar tidak terjadi

penymbatan. Pembersihan saluran irigasi ini dilakukan dengan mengalirkan

air pada saluran irigasi selama 3 menit. Kegiatan ini dapat dilihat pada

gambar 11.

33
Gambar 11. Flushing
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Persiapan media tanam merupakan kegiatan mempersiapkan media

tanam yakni arang sekam yang dimasukan ke dalam polybag. Polybag yang

digunakan ukuran 35x35 cm. Setelah polybag terisi arang sekam kemudian

diletakan dengan jarak sesuai SOP yaitu 50x60 cm antar polybag dan jarak

antar bedengan yaitu 140 cm. Polybag yang telah diisi media tanam dapat

dilihat pada gambar 12.

34
Kegiatan selanjutnya yaitu penjenuhan media tanam. Kegiatan ini

dilakukan dengan cara menyiram air pada media arang sekam. Penjenuhan

media tanam dilakukan sampai arang sekam tersebut berada dalam kondisi

jenuh. Penjenuhan media tanam dilakukan karena media arang sekam

merupakan media yang mudah melepaskan air (porous). Penjenuhan

dilakukan agar menjaga kelembaban dari media tanam. Penjenuhan media

tanam dilakukan 1 minggu sebelum masa tanam, dimana kegiatan ini

dilakukan setiap hari.

Tahapan selanjutnya yaitu sterilisasi media lahan. Sterilisasi lahan

betujuan untuk mematikan hama yang terdapat dalam greenhouse agar hama

tidak menyebar. Sterilisasi lahan dilkukan dengan cara menyemprotkan

larutan insektidida dengan konsentrasi tinggi dan disemprotkan pada seluruh

bagian dari greenhouse. Kegiatan sterilisasi ini mewajibkan pekerja untuk

menggunakan pakaian pelindung lengkap dengan masker serta sepatu boots

agar tidak tekjadi kecelakaan kerja.

4. Penanaman

Penanaman dilakukan setelah kegiatan persiapan lahan. Bibit tanaman

diangkut dari nursery menuju greenhouse. Penanaman dilakukan dengan

memberi lubang ditengah dari polybag yang telah diisi arang sekam. Bibit

yang siap tanam diambil dari tray lalu dimasukan ke dalam lubang yang

dibuat dan dikubur sebatas leher. Media yang berada di sekitar akar bibit

35
tanaman sedikit di tekan agar bibit tidak mudah rebah. Kegiatan penanaman

bibit dpat dilihat pada gambar beikut

Kegiatan selanjutnya yaitu pemasangan label pada pola yang ditanam di

dalam greenhouse. Lael tersebut berisi data tanaman diantaranya nama

tanaman, varietas yang dibudidayakan, jumlah populasi, serta tanggal tanam.

Label digantung ditempat yang mudah terlihat.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan pada budidaya tomat ceri secara hidroponik dengan

sistem irigasi tetes terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan. Kegiatan yang

dilakukan diantaranya kegiatan fertigasi (penyiraman dan pemupukan),

pemasangan dan pengikatan tali penyangga atau tali ajur, penyulaman

tanaman, pemangkasan tunas air, pelilitan, pemangkassan daun (perompesan),

topping, pengendalian OPT, pencabutan tanaman dan sensus populasi

tanaman.

Kegiatan penyiraman dan pemupukan dalam budidaya secara

hidroponik dilakukan secara bersamaan yang dikenal dengan nama fertigasi.

Penyiraman tanaman menggunakan larutan AB mix, dimana larutan AB mix

merupakan campuran antara nutrisi A yang dicampur dengan nutrisi B

dengan perbandingan tertentu. Larutan AB mix yang digunakan yaitu

merupakan campuran nutrisi A (25 kg) dan nutrisi B (25 kg) ke dalam tangki

kecil, masing masing tangki berisi larutan pekat sebanyak 90 liter. Larutan a

dan B diambil sebanyak 10 liter dan dimasukan ke dalam tangki fertigasi

yang telah diisi air sebanyak 1000 liter air. Tangki yang telah diisi larutan A

36
dan B selanjutnya diisi air hingga volume tangki AB mix sebanyak 2000 liter.

Langkah selanjutnya yaitu pengecekan EC dengan menggunakan EC meter,

EC yang diterapkan pada nutrisi AB mix tomat ceri yaitu 2 sampai 2,2

S/cm.

PT. Momenta Agrikultura Amazing Farm membagi sistem fertigasi

menjadi 4 bagian. Banyaknya larutan yang diberikan pada tanaman sesuai

dengan umur tanam tanaman tersebut. Jadwal aplikasi program fertigasi pada

tanaman tomat ceri dapat dilihat pada tabel berikut

Waktu pemberian nutrisi


Umur Total pemberian
Program 07.00 09.00 11.00 13.00 15.00
tanaman nutrisi harian
Fertigasi
(minggu) Dosis pemberian nutrisi (ml) (ml/tanaman)

I 0-2 - 100 100 100 100 400


II 3-4 - 150 150 150 150 600
III 5-7 200 200 200 200 200 1000
IV 8-24 240 240 240 240 240 1200
Sumber : PT. Momenta Agrikultura Amazing Farm

Fertigasi dilakukan secara otomatis menggunakan mesin dengan cara

mengalirkan nutrisi AB mix pada tangki utama. Larutan nutrisi tersebut

mengalir pada pipa yang ditanam di dalam tanah sampat dengan greenhouse

dan mengalir melalui pipa irigasi dan keluar melalui stick dripper dengan

berupa tetesan. Jalur pemberian nutrisi terdiri dari beberapa komponen

diantaranya unit utama, pipa utama, pipa pembagi, pipa lateral, alat aplikasi.

37
1. Unit utama (head unit). Unit utama terdiri dari pompa, tangki injeksi,

filter (saringan) utama dan komponen pengendali (pengukur tekanan,

pengukur debit dan katup).

2. Pipa utama (main line). Pipa utama umumnya terbuat dari pipa

polyvinylchlorida (PVC). Pipa utama dipasang di bawah permukaan

tanah.

3. Pipa pembagi (sub-main, manifold). Pipa pembagi dilengkapi dengan

filter kedua yang lebih halus (80-100 m), katup selenoid, regulator

tekanan, pengukur tekanan dan katup pembuang.

4. Pipa Lateral. Pipa lateral merupakan pipa tempat dipasangnya alat

aplikasi, umumnya dari pipa polyethylene (PE).

5. Alat aplikasi (applicator, emission device). Alat aplikasi terdiri dari Stik

dripper, PCJ-LCNL Dripper, & Selang PE 5 mm. Fungsi dari PCJ-LCNL

yaitu memberikan jumlah air secara merata pada setiap tanaman sesuai

tekanan yang diberikan. Besarnya tekanan ditentukan dengan banyaknya

populasi tanaman. Pengaturan tekanan diatur untuk setiap pola tanam

atau sekitar 1.248 tanaman. Apabila terjadi kematian tanaman, maka

tekanan yang diberikan dapat diubah agar sesuai dengan jumlah populasi

tanaman.

Proses pemeliharaan selanjutnya yaitu pemasangan tali kasur yang

dikaitkan pada atap greenhouse berfungsi untuk pengikatan tanaman agar

tanaman tidak rebah. Tali yang dipasang tiap tanaman adalah 2 tali yang

digunakan untuk pengiktan 2 cabang untuk tanaman tomat ceri.

38
Pada proses penanaman bibit akan terdapat bibit yang tumbuh tidak

sempurna atau mati, oleh karena itu maka dilakukan penyulaman.

Penyulaman merupakan penggantian tanaman mati yang disebabkan oleh

hama, penyakit atau faktor lainnya dengan mengganti dengan tanaman baru.

Penyulaman tanaman dilakukan selama 1 minggu sejak massa tanam, apabila

lebih dari 1 minggu maka tidak akan dilakukan penyulaman dikareenakan

akan terjadi kompetisi cahaya antar tanaman dengan jarak tanam yang

berjauhan.

Pengikartan tanaman dilakukan setelah usia tomat ceri 3 minggu

setelah masa tanam. Pengikatan dilakukan pada cabang 1 terlebih dahulu.

Sedangkan untuk cabang 2 dilakukan sekitar umur 4-5 minggu sampai cabang

ke dua tumbuh. Pemasangan tali dibuat sedikit longgar, bertujuan agar

pertumbuhan tanaman tidak terganggu.

Perawatan tanaman selanjutnya adalah pemangkassan tunas air.

Pemangkasan tunas ini dilakukan pada minggu ke 3 setelah tanam.

Pemangkasan tunas dilakukan satu kali setiap minggu. Tunas yang berada

pada cluster buah pertama merupakan calon cabang ke 2 maka tidak

dilakukan pemangkasanpada tunas tersebut. Tunas yang tumbuh selain

cabang maka dipangkas, tunaas yang berukuran relatif kecil dipangkas secara

manual dengan menggunakan tangan, sedangkan tunas yang berukuran besar

dapat dilakukan dengan cara pemotongan secara mekanik yaiu dengan

mengggunakan gunting stek. Pemangkasan tunas air bertujuan agar tanaman

39
dapat tumbuh dengan kuat dan kokoh. Tunas yang dibuang akan merangsang

pertumbuhan cabang tunas yang akan menghasilkan buah yang lebat.

Umur 3 minggu setelah tanam juga dilakukan pelilitan tanaman.

Pelilitan tanaman dilakukan sampai umur tanaman berumur 22 mingggu.

Pelilitan dilakukan minimal satu kali seminggu agar tanaman tidak rebah dan

mengganggu tumbuh dari tanaman yang berada disebelahnya. Pelilitan

dilakukan sesui SOP yaitu searah jarum jam dan mengarah pada tanaman

selanjutnya.

Pemeliharaan selanjutnya yaitu pemangkasan daun atau prompesan.

Pemangkasan daun dilakukan pada tanaman yang berumur 9 migggu. Minggu

ke 13, 17, dan 21 juga dilakukan pemangkasan daun. Pemangkasan daun

dilakukan dengan memngkas 2 sampai 3 daun dari pangkal tanaman.

Pemangkasan daun bertujuan agar nutrisi yang diserap tanaman fokus pada

perkembangan tanaman.

Seiring dengan berjalannya waktu tanaman tomat ceri akan tumbuh dan

berkembang. Tanaman akan semakin tinggi dan menyebabkan kesulitan

dalam proses panen serta pemeliharaan, oleh karena itu adanya kegiatan

topping serta lay down. Topping merupakan pemangkasan ujung tanaman

agar tanaman tidak tumbuh semakin tinggi dan menyulitkan pada proses

pemeliharaan. Topping dilakukan saat tanaman setinggi 3 meter. Topping

bertujuan membatasi pertumbuhan tanaman sehingga nutrisi yang diberikan

terfokus pada pembentukan dan perkembangan bungan dan buah. Lay down

merupakan kegiatan merabahkan batang tanaman tomat ceri hingga landai

40
serta melilitnya menggunakan tali. Lay down bertujuan agar tanaman tidak

terlalu tinggi sehingga pemanenan buah mudah dilakukan. Lay down

dilakukan pada minggu ke 10, 14, 18, 22 setelah tanam.

Pemeliharaan yang selnjutnya ialah sanitasi atau weeding. Weeding

merupakan kegiatan membuang gulma maupun hasil dari pemangkasan daun.

Sanitasi dilakukan agar menjaga greenhouse tetap bersih sehingga terhindar

dari hama serta penyakit tanaman. Sanitasi greenhouse dapat dilihat pada

gambar berikut

Banyaknya tanaman yang mati terkena hama maka dilakukan

pencabutan tanaman agar hama tersebut tidak menyebar, setelah itu dilakukan

sensus populasi tanaman yang bertujuan untuk perhitungan dalam fertigasi

atau penyiraman nutrisi agar ssuai dengan banyaknya populasi tanaman.

Sensus populasi tanaman ini dilakukan secara terus menerus pada setiap

minggu.

5. Pemanenan

Pemanenan tomat ceri dilakukan apabila telah memenuhi syarat panen

diantaranya berat minimum yang harus dipenuhi adalah 8 gram per buah.

Pemanenan tomat ceri dilakukan pada minggu ke 7 setelah tanam. Panen

dilakukan setiap hari selasa, kamis, sabtu,. Dalam satu tanaman terdapat 20

cluster, dalam satu cluster terdapat 16 buah tiap satu buah berbobot 7-8 gr.

Jika dikalkulasikan maka satu tanaman dapat menghasilkan 2,2kg sampai

dengan 2,5 kg per tanaman. Saat pemanenan tangkai buah dibuang

41
menghindari kerusakan pada saat proses packaging di packing house.

Kegiatan pemanenan dapat dilihat pada gambar berikut ini

6. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)

Kegiatan ini dilakukan guna membasmi hama dan penyakit pada

tanaman. Pengendalian OPT dibagi menjadi tiga kegiatan antara lain

penyemprotan larutan pestisida, pemasangan yellow trap, dan weeding.

Penyemprotan pestisida dilakukan setiap 3 hari sekali. Pestisida yang

digunakan diantaranya insektisida dan fungisida. Dosis yang digunakan

dalam penyemprotan adalah 50 liter per greenhouse (3000 m2) atau

disesuaikan dengan yang dibutuhkan. Menghindari kecelakaan saat

melakukan penyemprotan maka diharuskan menggunakan sarung tangan,

masker serta sepatu boots. Mekanisme penyemprotan yakni dengan cara

menghidupkan mesin power sprayer dan dilakukan penyemprotan. Kegiatan

penyemprotan harus dilakukan secara cepat agar penyemprotan pestisida

merata. Kegiatan penyemprotan pestisida dapat dilihat pada gambar berikut.

Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) yang kedua

adalah pemasanan yellow trap. Yellow trap merupakan perangkap yang

dipasang untuk menjebak serangga kecil seperti kuti kebul ( bemissia tabaci

Genn.), lalat buag (Bactocera sp.), lalat penggorok daun ( Liriomyza

huidobrensis Blanchard), ngengat dari ulat grayak (Spodoptera litura F.), ulat

buah (Helicovera armigera), ulat tanah (Angrotis ipsilon), dan serangga

lainnya yang berperan sebagai vektor penyakit.

42
Yellow trap digantung pada kawat besi menggunakan tali kasur, radius

antar yellow trap yaitu 5 meter. Kegiatan pemasangan yellow trap dapat

dilihat pada gambar berikut ini

Pengendalian OPT yang ketiga adalah weeding. Weeding merupakan

kegiatan yagg dilakukan untuk mengendalikan gulma yang tumbuh di dalam

greenhouse. Gulma dicabut secara manual dengan menggunakan tangan.

Kegiatan ini tidak dilakuakan secara rutin dan hanya dilakukan sesuai kondisi

gulma yang tumbuh di dalam greenhouse.

7. Pembongkaran Tanaman

Kegiatan pembongkaran dilakukan setelah tanaman berumur 25 minggu

setelah tanam. Kegiatan pembongkaran tanaman dilakukan dengan cara

memotong batang tanaman bagian bawah, setelah itu melepaskan tali

penangga dan pencopotan selang irigasi.

b. Meode Pacapanen Tomat Ceri

Penanganan pascapanen dilakukan setelah proses produksi. Tahapan

penanganan pascapanen yaitu labelling, sortasi , packing. Penanganan pascapanen

dilakukan di rumah pengemasan atau packing house. Penanganan pascapanen

bertujuan agar meningkatkan harga jual produk. Kegiatan ini dilakukan setiap hari

di packing house PT. Momenta Agrikultura Amazing Farm mulai dari pukul

09.00 sampai 17.00 WIB. Alur kegiatan penanganan pasca panen dapat dilihat

dari bagan berikut.

Labelling Sortir Packing Distribusi

43
1. Labelling

Labelling merupakan salah satu cara promosi yang dilakukan oleh PT.

Momenta Agrikultura Amazing Farm agar produknya dapat dikenal luas di

pasar serta dapat meningkatkan harga produk. Labelling pada produk tomat

ceri dilakukan dengan menempelkan sticker pada mika yang berukuran 250

gr tomat ceri. Tomat yang dimasukan ke dalam mika merupakan tomat yang

telah lolos seleksi. Proses labelling dapat dilihat pada gambar

2. Sortasi

Tomat ceri yang telah dipanen selannjutnya dilakukan sortasi di packing

house. Sortasi adalah proses penyeleksian kualitas tomat ceri agar layak

terima oleh konsumen. Proses sortasi tomat ceri dilakukan secara manual

yaitu dengan cara melihat kondisi tomat ceri. Karakteristik tomat ceri yang

didak lolos seleksi diantaranya cacat fisik seperti berlubang, tergores akibat

luka penyakit buah, sera ada bagian yang lembek atau bonyok, serta busuk.

Proses sortasi dapat dilithat pada gambar berikut

3. Packing

Proses pakcing bertujuan agar produk terlihat lebih menarik,

meningkatkan harga jual produk,serta menjaga mutu serta kualitas produk.

Packing juga dapat memudahkan dalam proses distribusi.

Proses packing dilakukan dengan cara memasukan tomat ceri yang telah

lolos seleksi ke dalam mika. Bobot tomat ceri yang dimasukan ke dalam mika

harus sebesar 250 gr. Proses packaging tomat ceri dapat dilihat pada gambar

44
c. Metode Pemasaran Tomat Ceri PT. Momenta Agrikultura Amazing

Farm.

Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang

bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada

pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Staton, 2001).

Alur distribusi merupakan kegiatan perusahaan untuk menylurkan produk

yang dihasilkan berupa barang hingga sampai ke konsumen. PT. Momenta

Agrikultura memiliki dua alur distribusi. Pertama, pendisrtibusian tomat ceri ke

supermarket wilayah Bandung, yang kedua pendisrtibusian tomat ceri ke head

office (HO) yang terletak di daerah BSD Tanggerang. Berikut alur distribusi

untuk distribusi yang pertama hingga sampai pada konsumen.

PT. Momenta
Agrikultura Supermarket Konsumen

Tomat ceri yang telah sampai pada konsumen yang telah mendapatkan

beberapa perlakuan diantaranya labelling, sorting, serta packanging. Perlakuan ini

merupakan salah satu dari bentuk promosi yang dilakukan oleh perusahaan untuk

menjadikan produknya dikenal oleh masyarakat. Jumlah tomat ceri yang di

distibusi sesuai dengan permintaan dari konsumen itu sendiri.

45
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, Emi. 2012. Untung Berlipat Budidaya Tomat Di Berbagai Media Tanam.
Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya
(H. Suisilo., & subiyanto, Terj.). UI-Press: Jakarta

Giley, J.R. 1980. Bahan Kuliah Irrigation Engineering, Texas A&M University,
Texas.

Hakim. 1986. Dasar-dasar Imu Tanah. Lampung, Penerbit Universitas Lampung.

Harjadi, S. S. 1989. Dasar-Dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian.


Fakultas Pertanian-IPB. Bogor. 505 hal

Haryoto. 2009. Bertanam Seledri secara Hidroponik. Kanisius, Yogyakarta,

Karsono, S., Sudarmodjo dan Y. Sutiyoso. 2002. Hidroponik Skala Rumah


Tangga. Jakarta, Agro Media Pustaka

46
Kasiran. 2003Penerapan Teknologi Irigasi Tetes Untuk Pengembangan Tanaman
Sayuran di Barelang, Laporan Teknis, Jakarta, Direktorat Teknologi
Budidaya Pertanian, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Kastrasapoetra, A.G. 1999. Teknologi Pascapanen. Bina Aksara, Jakarta.

Kotler, P. 1994. Manajemen Pemasaran. PT. Pren Hallindo, Jakarta.

Lonardy, M.V. 2006. Respons Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill)


Terhadap Suplai Senyawa Nitrogen Dari Sumber Berbeda Pada Sistem
Hidroponik. Skripsi. Universitas Tadulako, Palu.

Michael , A. M. 1978, Irrigation, Theory and Practices, Vikas Publishing House


PVT.Ltd., New Delhi.

Mubyarto. 1997. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta, LP3ES

Prihmantoro, H dan Y.H. Indriani. 1999. Hidroponik Sayuran Semusim Untuk


Bisnis dan Hobi., Penebar Swadaya, Jakarta.

Raffar, K.A. 1993. Hydroponics in tropica. International Seminar on Hydroponic


Culture of High Value Crops in the Tropics in Malaysia, November 25-27,

Roidah, Ida Syamsu. 2014 . Pemanfaatan Lahan dengan Menggunakan Sistem


Hidroponik. Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo Vol. 1.No.2
Tahun 2014.

Sundstrom, A.C. 1982. Simple hydroponics for Australian Home gardeners.


Melbourne.

Suwandi. 2009. Menakar kebutuhan Hara Tanaman Dalam Pengembangan


Inovasi Budidaya Sayuran Berkelanjutan. Pengembangan Inovasi
Pertanian, Bogor.

Tonucci, L., M.J. Holden, G.R. Beecher, F. Khacik, C.S. Davis, and G Mulokozi
(1995), carotenoid content of thermally processed tomato based food
product, J. Agric, Food Chem., (43):579-586.

Villareal, R.L. and J.C. Moomaw. 1979. Proceedings of the First International
Symposium on the Tropical Tomato. 23-27 October 1979. AVRDC,
Shanhua, Taiwan.

Wijayanti, A dan W. Widodo. 2005. Usaha Meningkatkan Kualitas Beberapa


Varietas Tomat Dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Ilmu Pertanian Vol
12(1) : 77 83.

47
Yamin, Ashabul. 2012. Analisis Resiko Produksi Tomat Ceri pada Pacet Segar.
Terdapat pada mobile.repository.ipb.ac.id/handle/123456789/60836/
analisis-resiko-produksi-tomat-cherry-pada-pd-pacet-segar. Diakses pada
tanggal 04-01-2017

48

Anda mungkin juga menyukai