Anda di halaman 1dari 14

Agroforestri

DISKUSI KELOMPOK 7 :
• ESRA YULIANA MANALU (185040201111164)
• NUR AINI SINTA K.D. (185040201111059)
• GALUH SWASTYAYANA (185040207111094)
1. Jelaskan bagaimana penguasaan lahan mempengaruhi keputusan
petani untuk mengembangkan atau tidak mengembangkan agroforestry
• Penguasaan lahan sangat mempengaruhi keputusan petani dalam
pengembangan agroforestry.
• Jika penguasaan lahan dlihat berdasarkan status penguasaan lahannya,
maka petani akan merasa aman jika kepemilikan lahan itu atas nama
dirinya.
• Jika penguasaan lahan itu atas nama orang lain, petani akan cenderung
akan memilih agrofresty dengan mengurangi komponen tanaman yang
berumur panjang, namun jika atas nama pribadi maka petani akan
berbuat apa saja untuk memenuhi kebutuhan termasuk dalam menjaga
keseimbangan lingkungan dalam pengolaan lahannya.
• Penguasaan lahan menjadi salah satu penghambat pengembangan
agroforestry menurut Utami et al, 2003 Pengembangan agroforestri di
Indonesia masih menghadapi beberapa kendala, misalnya jaminan hak
penguasaan lahan.

Your Date Your Footer Here 2


• Lahan hutan milik Negara biasanya diberikan kepada usaha skala besar
baik swasta atau pemerintah dan jaminan atas penguasaan ditingkat
masyarakat sangat kurang, sehingga ketika agrfororestry dikelola untuk
skala besar kebanyakan menggunakan system agroforestry cenderung
monokultur.
• Jika dilihat dari segi Luas lahan yang dimiliki oleh petani, hal ini juga
akan memengaruhi pemilihan jenis tanaman yang akan ditanam. Petani
yang memiliki lahan yang sempit cenderung akan memilih agroforesti
miliknya ditumpangsarikan dengan tanaman lain, sehingga petani
tersebut mendapat tambahan hasil produksi dari tanaman lainnya dan
sebaliknya jika memiliki luas lahan yang besar akan lebih cenderung
monokultur.

04/23/2021 3
• Contoh 1 berdasarkan pengamatan Suyadi et al, (2018) di Lingkungan
Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dengan membagi 4 klasifikasi
Penguasaan lahan, yakni : ≤0,5 ha (sangat sempit), 0,6–1 ha (sempit), 1–
5 ha (luas), >5 ha (sangat luas). Suyadi et al, (2018) menjelaskan
dikawasan TNGC petani kabupaten Kuningan dan Majalengka cenderung
memiliki luas lahan yang sempit dan cenderung sempit sehingga petani
dengan lahan sempit lebih memilih menanam berbagai jenis tanaman
(tumpang sari) agar dapat memenuh kebutuhan subsistennya dan
sekaligus mempunyai tabungan. Sedangkan, semakin luas lahan yang
dimiliki petani, maka tanaman yang dipilih cenderung monokultur.
• Contoh 2 yaitu Studi kasus kedua yakni berdasarkan penelitian Dassir
(2009) yang menunjukkan bahwa pola agroforesti kemiri di kecamatan
Camba Kabupaten Maros menunjukkan jika luas lahan >1 ha maka pola
penanamannya ialah monokultur.

04/23/2021 4
04/23/2021 5
2. Jelaskan bagaimana gender mempengaruhi pilihan agroforestry pada
tingkat keluarga atau masyarakat?

• Gender biasanya dihubungkan dengan perbedaan peran dalam kegiatan


sehari-hari antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan Patding et al,
(2018) bahwa penentuan pilihan dalam merawat lahannya akan
ditentukan oleh laki-laki, namun sebenarnya peran wanita juga cukup
besar.
• Berdasarkan studi kasus yang dilakukan Hafizianor et al, (2015) yang
dilakukan di Desa Kertak Empak Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar
menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran ganda dalam
pengolahan agroforesti dan diluar agroforestry. Curahan waktu kerja
perempuan pada kegiatan produktif di dalam pengelolaan agroforestri
dukuh dalam satu bulan adalah sebesar 45% dan laki-laki sebesar 55%.
Sedangkan diluar agroforestri dukuh (Berdagang, berternak,PNS)
curahan waktu kerja perempuan sebesar 49% dan laki-laki 51%.

04/23/2021 6
04/23/2021 7
• Pengambilan keputusan kegiatan pengelolaan tanaman pokok pada
dukuh diputuskan oleh suami dan istri sebesar 27,9%, diputuskan oleh
suami saja sebesar 62,42%.
• Berdasarkan data diatas, peran lelaki sangat menonjol, namun
sesungguhnya perempuan punya ganda selain pada kegiatan produksi
agroforesti namun juga pada kegiatan reproduksi (memasak, mencuci
pakaian, mengasuh anak, membersihkan rumah) yang mencapai angka
100%.

04/23/2021 8
3. Jelaskan bagaimana pengaruh pasar terhadap pengembangan
agroforestri dan diferensiasi sosial ekonomi dan politik dalam suatu
masyarakat

• Pengaruh adanya harga pasar bagi produk pertanian menjadikan


pertimbangan petani untuk menanam tanaman semusim atau tanaman
tahunan.
• Kemudian mudahnya akses menuju pasar untuk menyalurkan hasil produk
pertanian atau menjual hasil produk pertanian akan menciptakan
kemungkinan peningkatan pendapatan dan peluang untuk menukar input
yang semula tersedia, misal dari pohon dengan input lain seperti pupuk.
• Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya perubahan pertanian dari
yang semula menerapkan pertanian subsisten kemudian berubah menjadi
semakin komersial yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan rumah
tangga juga hasilnya dapat dijual atau memberikan keuntungan secara
finansial.
• Adanya pengaruh pasar juga akan memunculkan adanya diferensiasi sosial
ekonomi dan politik.

04/23/2021 9
• Kondisi pasar ini nantinya akan memengaruhi pola penggunaan lahan
sehingga akan berdampak pada kondisi sosial, ekonomi, dan politik
masyarakatnya. Sebagian petani akan memilih jenis usaha tertentu
untuk memproduksi tanaman komersial yang dirasa memiliki
keuntungan yang tinggi tanpa mementingkan aspek lingkungan.
• Kondisi tersebut pada prinsipnya menggambarkan konflik kepentingan
antara tujuan peningkatan kesejahteraan dan pelestarian lingkungan di
dalam penggunaan lahan. Oleh karena itu, adanya sistem agroforestri
dapat menjadi salah satu penengah konflik kepentingan tersebut
melalui identifikasi jenis-jenis vegetasi yang sesuai dengan kondisi
tempat tumbuh, namun juga mempunyai potensi pasar yang cukup
tinggi.

04/23/2021 10
4. Jelaskan bagaimana organisasi keluarga mempengaruhi
pengembangan agroforestri dan sebaliknya

• Adanya organisasi keluarga dapat mempengaruhi pengembangan


agroforstri karena keluarga berperan cukup penting dalam hal mengatur
dan mengelola agroforestri.
• Pengembangan agroforestri dapat berjalan baik jika adanya kerjasama
yang baik pula antar anggota keluarga. Pengembangan agroforestri di
dalam organisasi keluarga juga berpengaruh dalam beberapa hal,
diantaranya dapat meningkatkan potensi keterampilan dan wawasan
petani dalam berbudidaya dan pengelolaan pertanian.
• Kemudian pengaruh sistem agroforestri terhadap organisasi keluarga
yaitu sistem agroforestri dapat berlangsung berkelanjutan sehingga
akan dirasakan manfaatnya hingga generasi selanjutnya, atau dengan
kata lain turun temurun.
 

04/23/2021 11
5. Buatlah suatu analisis finansial dan ekonomi terhadap suatu sistem
agroforestri yang ada dilapangan tempat tinggal anda.Apakah sistem
agroforestri tersebut layak diusahakan ?

Agroforestri Suren dan Kopi Arabika sekitar Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau
Toba
• Pola agroforestri dengan menggunakan tanaman suren dan kopi arabika saat ini
banyak diminati oleh masyarakat DTA Danau Toba untuk diusahakan di lahan
mereka.
• Pengelolaan agroforestri kopi arabika dan suren yang dilakukan pada lahan milik
pribadi, memungkinkan petani mendapatkan output lebih yang diperoleh dari
pohon naungan yang berupa hasil kayu yang dapat diperjualkan dipasaran dan
kopi yang dapat dijual juga dipasaran.
• Berdasarkan hasil analisis terhadap tanaman suren dan kopi arabika dalam sistem
agroforestri di Aek Nauli, Desa Sibaganding, Kecamatan Sipangan Bolon, dan
Kelurahan Sipolha Horison, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten
Simalungun disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil parameter kelayakan finansial
yang didapatkan maka usaha agroforestri dengan menggunakan komoditi
tanaman kopi dan suren di Aek Nauli dan di Kelurahan Sipolha Horison secara
finansial layak untuk diusahakan dan dikembangkan.

04/23/2021 12
04/23/2021 13
04/23/2021 14

Anda mungkin juga menyukai