Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum

PERSIAPAN PEMBIBITAN AWAL (PRE NURSERY) DI MANGGALA ESTATE

Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. Suwarto

Disusun Oleh :
I Putu Wiranto Suhandana
Muhammad Fakhri
Bintang Fitriawan
Wahyu Ningsih

Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan


Institut Pertanian Bogor

2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmatnya sehingga penugasan praktikum ini dapat terselesaikan dalam waktu
satu hari di TC Manggala.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan pembuatan tugas
praktikum ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa moril maupun material,
oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Suwarto sebagai dosen pembimbing
2. Eka Gustanto, S.P. sebagai pembimbing di lapangan
3. Pak Frasian Simbolon sebagai pembimbing di lapangan
4. Pak Tri Koes sebagai pembimbing di lapangan

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan penulis
selanjutnya. Harapan penulis semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan
kita semua dan dapat digunakan dengan semestinya.

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1


1.1.Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3.Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II METODE PENELITIAN……………………………………………………… 3

BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………….. 4


3.1 Persiapan lahan pembibitan awal ( pre nursery )………………………………... 4
3.2 Desain blok dan perlengkapan persemaian awal ( pre nursery )………………... 7
3.3 Penyiapan media pembibitan awal ( pre nursery )………………………………. 12

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 15


4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Lahan pembibitan kelapa sawit perslu dipersiapkan dengan baik dengan


memenuhi berbagai persyaratan yang diperlukan. Syarat lahan pembibitan adalah
bertopografi tanah datar, berjarak dekat dengan sumber air, mempunyai sistem irigasi,
lokasi mudah dijangkau, dekat dengan lokasi penanaman, san kemudahan
pengawasan dan keamanan.
Tanah bertofografi datar akan memudahkan dalam merawat bibit tersebut
setiap hari. Tanah yang datar juga mempunyai kapasitas yang lebih banyak
dibandingkan permukaan tanah yang miring, tenaga yang di perlukan juga akan
efisien.
Bibit kelapa sawit membutuhkan air dalam jumlah yang cukup banyak.
Keberadaan sumber air di dekat lahan pembibitan akan sangat membantu dalam
menyirami bibit kelapa sawit tiap hari. Lahan pembibitan perlu dilengkapi dengan
sistem irigasi yang selalu lancar. Sistem irigasi yang dibangun diusahakan
semaksimal mungkin memberikan air yang cukup dan merata untuk tiap bibit dengan
berbagai pengaturan.
Lokasi lahan pembibitan hendaknya yang dekat dengan akses jalan dan
permukiman. Hal tersebut akan memudahkan dalam hal transportasi bibit dan
pengawasan keamanan. Selain memperhatikan berbagai persyaratan di atas, bedeng-
bedeng pesemaian perlu dibuat secara teratur di lahan pembibitan. Bedeng-bedeng
pesemaian yang teratur akan memudahkan dalam pemelihaan bibit, termasuk dalam
penghitungan bibit.
Kebutuhan lahan pesemaian awal (pre nursery) mengacu pada rencana jumlah
produksi bibit yang akan diperlukan untuk penanaman. Luas lahan, jumlah bedeng
pesemaian, sistem irigasi harus mencukupi untuk produksi bibit tersebut.
Bedeng pesemaian dan sistem irigasi perlu diatur dengan baik sehingga
penggunaan lahan, air dan tenaga kerja menjadi efisien. Oleh karena itu, bedeng
pesemaian, sistem irigasi dan perlengkapannya perlu didesain tata letaknya untuk
memudahkan tercapainya efisiensi tersebut.
Lingkungan pesemaian juga perlu diatur untuk memberikan pertumbuhan yang
baik bagi bibit. Pada saat awal pertumbuhan, bibit kelapa sawit masih belum tahan
terhadap intensitas cahaya yang tinggi sehingga diperlukan naungan.
Benih berkecambah (germinated seed/GS) kelapa sawit sebelum ditanam perlu
ditumbuhkan melalui tahapan proses penyemaian di pembibitan awal (pre nursery) dan
pembibitan utama (main nursery) beserta pemeliharaannya sampai menjadi siap salur.
Agar benih mempunyai pertumbuhan baik maka perlu disiapkan media tumbuh dan
lingkungan pembibintan yang sesuai.
Media tumbuh di pembibitan perlu diusahakan agar memiliki kelembaban yang
cukup, aerasi yang baik, dan menyediakan hara yang cukup selama pertumbuhan benih.

1
Kondisi media demikian dapat diperoleh dengan menggunakan media yang berasal dari
tanah lapisan atas (top soil) yang dicampur dengan pasir dan/atau pupuk organik
dengan berbagai komposisi dan ditambahkan pupuk buatan. Kondisi lingkugan tumbuh
yang perlu dikelola meliputi kelembaban, suhu, kelembaban udaha, dan intensitas
cahaya.
Pada awal penumbuhan benih di pembibitan diperlukan suhu yang sesuai
(mendekati suhu ruang biasa 25 – 28oC), kelembaban udara yang tinggi 80 -90% dan
terhindar dari cahaya matahari langsung. Kondisi demikian diantaranya dapat
diperoleh atau diatur dengan membuat naungan pembibitan dari beratap paranet.

1.2.Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana karakteristik calon lahan pembibitan di Manggala Estate ?
1.2.2 Bagaimana penilaian terhadap kesesuaian lahan pembibitan di Manggala Estate ?
1.2.3 Bagaimana penyiapan lahan pembibitan awal kelapa sawit di Manggala Estate ?
1.2.4 Berapa kebutuhan bibit yang diperlukan di Manggala Estate?
1.2.5 Berapa luas daerah persemaian di Manggala Estate?
1.2.6 Bagaimana rancangan tata letak bedeng pesemaian, sistem irigasi dan
perlengkapannya di lahan pembibitan awal (pre nursery) Manggala Estate?
1.2.7 Bagaimana penyiapan media pembibitannya?
1.2.8 Berapa kebutuhan media di pembibitan?
1.2.9 Berapa prestasi kerja penyiapan media di pre nursery Manggala Estate?

1.3.Tujuan
1.3.1 Mengidentifikasi karakteristik calon lahan pembibitan.
1.3.2 Menilai dan menentukan kesesuaian lahan pembibitan.
1.3.3 Menyiapkan lahan pembibitan awal (pre nursery) kelapa sawit.
1.3.4 Menentukan jumlah kebutuhan bibit sesuai rencana penanaman
1.3.5 Menentukan luas pesemaian
1.3.6 Merancang tata letak bedeng pesemaian, sistem irigasi dan perlengkapannya di
lahan pembibitan awal (pre nursery).
1.3.7 Menyiapkan media pembibitan.
1.3.8 Menghitung kebutuhan media di pembibitan awal.
1.3.9 Menghitung prestasi kerja penyiapan media di pre nursery.

2
BAB II

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi dan wawancara pada hari
tanggal 19-20 Februari 2021 di lokasi pembibitan Manggala Estate.

Bahan dan Alat :

1. Bahan: areal pembibitan awal (pre nursery), tanah, pupuk RP.

2. Alat: alat tulis dan gambar, kalkulator, meteran, cangkul, martil, paku, bogem,
gergaji, parang, angkong, sekop, timbangan, baby bag, ember, ayakan.

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Persiapan Lahan Pembibitan Awal (Pre Nursery)

3.1.1 Identifikasi dan penilaian terhadap kesesuaian lahan pembibitan di


Manggala Estate

Berdasarkan hasil pengamatan di areal pembibitan Manggala Estate diperoleh data


sebagai berikut:

Tabel 1. Identifikasi karakteristik lokasi pembibitan


Memenuhi syarat*)
No Karakteristik Kondisi
Ya Tidak
1. Tofografi Lahan Datar X
2. Sumber air Dekat X
3. Sistem irigasi Baik X
4. Aksesibilitas lokasi Mudah X
5. Keamanan Baik X
*) beri tanda silang pada kolom yang sesuai

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa areal pembibitan Manggala


Estate layak untuk dijadikan tempat pembibitan kelapa sawit.

3.1.2 Penyiapan lahan pembibitan awal (pre nursery) kelapa sawit.

Pembibitan awal (pre nursery) memiliki peran yang sangat penting dalam
perkebunan khususnya kelapa sawit karena akan mempengaruhi kualitas tanaman
kedepannya. Oleh karena itu, perlu untuk memperhatikan dan mempersiapkan
lahan pre nursery. Beberapa hal yang dilakukan dalam penyiapan lahan
pembibitan awal antara lain:
1) Pembukaan lahan
Luas lahan pre nursery seluas 0,7 – 1 hektar, tergantung pada banyaknya
bibit yang datang.
2) Pembuatan naungan

4
Naungan pre nursery memiliki spesifikasi dengan ukuran panjang 9 m,
tinggi 2 m, dan lebar 2 m. Dimensi kayu yang digunakan sebagai tiang
penyangga yaitu 2 x 3 inch dan tiang atas 2 x 2 inch. Jumlah keseluruhan
kayu broti dengan panjang 4.8 m sebanyak ± 10 buah.

3) Menyiapkan bedengan

Ukuran bedengan yang digunakan di pembibitan Manggala Estate


memiliki ukuran panjang 8 m, dan lebar 1,2 m. Bedengan di areal
pembibitan ini berdasarkan SOP sebenarnya menggunakan broti, namun
demi meminimalisir biaya pengeluaran maka pihak pembibitan
menggunakan paralon 2 inch sebagai bedengan.

4) Meratakan areal bedengan

5
Kegiatan ini dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul
pada daerah tanah yang sedikit bergelombang.

5) Menghitung jumlah babybag yang diperlukan


Pertama hitunglah ukuran bedengan, selanjutnya hitung diameter babybag.
Panjang bedengan 8 meter, lebar bedengan 1.2 meter, diameter babybag 9
cm, 1 kg babybag berisi 155 lembar babybag. Kebutuhan babybag untuk
( ) ( )
satu bedengan adalah 7.65 Kg

6) Mengangkat bedengan setinggi setengah dari tinggi babybag (8.5 cm)

Kegiatan ini dilakukan agar babybag dapat tegak lurus


sehingga bibit dapat tumbuh optimal.

6
3.2 Desain Blok Dan Perlengkapan Persemaian Awal (Pre Nursery)

3.2.1 Desain

Luas total area pembibitan Manggala Estate adalah 29, 23 Ha dengan spesifikasi
sebagai berikut :

 Jarak antar blok 5 meter

7
 Jarak antar plot 5.3 meter

 Lebar masing - masing plot 9 meter

 Waduk berukuran 200 × 20 × 4 dengan daya tampung 16000 m3

 Jarak antar bibit 0,9 m

8
 Water pump Lebar 4 m, Panjang 11.15 m, Tinggi 3.5 m

 Gudang peralatan lebar 6.2 m, Panjang 8.3 m, tinggi 3.5 m

 Pos satpam lebar 2.5 m, tinggi 2.5 m, panjang 2,5 m

 Menara pantau lebar 2.5 m, panjang 2,5 m

9
 Pagar kawat 2300 m

 Parit ukuran 1 × 1 dengan panjang 1390 m

10
 Tinggi Nest box ± 4 m

 Toilet 2,5 meter × 2,5 meter

 Sistem irigasi
Sistem irigasi merupakan hal pokok karena kebutuhan air pada tanaman sangat
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada pembibitan
Manggala Estate terdapat sistem irigasi menggunakan yang bersumber dari sebuah
waduk berukuran 200 m x 20 m x 4 m dengan kapasitas air sebanyak 16000 m3.
Dengan bantuan mesin pemompa air dengan tenaga 85 Kva akan mengalirkan air dari
waduk ke water pump dengan pipa berukuran 8 inch yang kemudian akan dilanjutkan
3
ke pipa ukuran 4 inch untuk selanjutnya dialirkan menggunakan pipa /4 inch yang

11
menuju ke sprinkler, hal ini dilakukan untuk memperkuat tekanan air sehingga
semburan pada sprinkler menjadi maksimal. Tinggi sprinkler pada pre nursery adalah
30 cm sedangkan pada main nursery ketinggian sprinkler-nya 1,5 meter hal ini
dimaksudkan agar penyesuaian pertumbuhan tinggi tanaman lebih optimal.
Sedangkan pada pre nursery terdapat sprinkler yang berjarak 2 : 1
( 2 bedengan 1 sprinkler) dengan ketinggian 30 cm.
Lama penyiraman pada pre nursery yaitu 20 menit/ hari dengan ketentuan
pembagian waktunya : 10 menit di pagi hari dan 10 menit di sore hari. Sedangkan
pada main nursery dalam 1 hari dilakukan penyiraman selama 40 menit dengan
pembagian 30 menit di pagi hari dan 10 menit di sore hari. Jika curah hujan
< 6 mm/ hari dilakukan penyiraman di sore hari dan jika curah hujan > 7 mm/ hari
tidak dilakukan penyiraman pada hari itu.

3.3 Penyiapan Media Pembibitan Awal (Pre Nursery)

3.3.1 Bedengan
Spesifikasi bedengan

Bahan : pipa 2 inch

Panjang : 8 meter

Lebar : 1,2 meter

Kapasitas : 1200 babybag

Penghitungan populasi dalam suatu bedengan:


Panjang bedengan : 8 m = 800 cm
Lebar bedengan 1,2 m = 120 cm
Maka untuk mengetahui jumlah populasi dalam suatu bedengan yaitu =

( ) ( )

12
3.3.2 Naungan
Spesifikasi naungan :

Panjang : 8 meter

Lebar : 2 meter

Tinggi : 2 meter

Bahan dan alat naungan


Bahan dan alat Ukuran

Broti 2 inch x 3 inch x 4,8 meter,


Jumlah : ± 10 broti untuk satu bedengan

Paranet 100 x 3 m

Paku 2,5 inch


Jumlah : 18 paku untuk 2 bedengan

3.3.3 Tanah

Tanah yang digunakan untuk pengisi babybag yaitu tanah top soil dengan
batas kedalaman yang dapat dieksploitasi yaitu maksimal 30 cm dari permukaan
tanah dan selama 3 bulan tanah tersebut dimonitoring untuk memastikan tidak
terkontaminasi bahan kimia herbisida apapun terutama yang berbahan aktif
glyphosat dan triklopir sehingga tidak meracuni bibit. Pada pengisian tanah
dilakukan minimal 3 bulan sebelum kedatangan bibit atau maksimal 2 minggu
sebelum kedatangan bibit. Berikut data yang kami berhasil dapatkan di
pembibitan Manggala Estate :
 Jenis tanah : top soil mineral
 Banyak tanah yang digunakan : 1,5 kg per babybag
1 bedengan = 3 m3 tanah yang harus digunakan

3.3.4 Babybag

Ukuran babybag
Panjang : 23 cm
Lebar : 15 cm

13
Diameter : 9 cm
1 Kg babybag = 155 lembar

3.3.5 Langkah kerja pengisian babybag :

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan : cangkul, angkong, sekop
babybag, ayakan dan ember
2. Cangkul tanah kemudian letakkan diayakan lalu digoyangkan
3. Tanah hasil ayakan dimasukan ke ember ( 1 ember = 17,6 kg berat
bersih)
4. Campurkan tanah dengan pupuk RP (rockpospat) dengan 10 gram RP
untuk 1 kg tanah
5. Buka babybag dan masukan tanah yang sudah dicampurkan ke dalam
babybag hingga penuh
6. Susun babybag sesuai dengan kapasitas bedengan.

Prestasi kerja mengisi babybag sesuai SOP adalah 400 HK, namun
dalam praktikum ini setiap kelompok ditargetkan mengisi 500 babybag yang
dapat terselesaikan kurang lebih dalam waktu 4 jam. Dengan prestasi kerja
satu orang adalah 1 jam dan mendapatkan 125 pcs babybag yang sudah terisi
tanah.
Jika lahan yang ingin di tanami memiliki luas 300 ha dan SPH
sebanyak 160, maka bibit yang dibutuhkan adalah:
300 ha x 160 = 48.000 bibit
Dari 48.0000 x 135% untuk pemesanan bibit, sehingga sekitar 64.800 bibit
yang dibuituhkan. Maka untuk mencari banyak bedengan dengan banyak
bebybag perbedengan 1200, diperoleh 64.800 : 1200 didapat 54 bedengan dan
luas lahannya adalah (8 m x 2 m) x 54 = 864 m2

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pembibitan merupakan tahap yang krusial untuk kelapa sawit kedepannya.
Oleh karena itu, perlu memperhatikan dan mempersiapkan lahan pre nursery dengan
kriteria yang sesuai seperti kondisi topografi datar, dekat sumber air, aksesbilitas yang
mudah, sistem irigasi dan keamanan yang baik. Selain itu juga dalam melakukan
berbagai kegiatan seperti persiapan pembukaan lahan dan pembuatan areal
pembibibtan seorang planters harus memperhitungkan segala kebutuhan yang
diperlukan sehingga dalam melakukan perkerjaan tidak asal-asalan dan memberikan
hasil yang terbaik.

15
9

Anda mungkin juga menyukai