Anda di halaman 1dari 17

Objek Positif Negatif Keterangan

Kimia : penanganan Pekerja yang Kurang lengkap Peraturan Pemerintah


bahan B3/meledak / sakit akan dan kurang Republik Indonesia
terbakar / beracun langsung di benarnya Nomor 74 Tahun 2001
(ada prosedur, bawa ke klinik. penggunaan Tentang Pengelolaan
MSDS, dll), label APD yang Bahan Berbahaya Dan
membuat pupuk Beracun Pasal 25
masuk ke dalam
pori-pori kulit
dan bahkan
mengenai mata.
NAB kimia Tidak ada Tidak ada Keputusan mentri
tenaga kerja
No.KEP.187/MEN/1999
Tentang pengendalian
bahan kimia bahaya
ditempat kerja.
NAB fisika : Tidak ada Tidak ada Keputusan Menteri
kebisingan, getaran, Tenaga Kerja Republik
temperature, Indonesia Nomor :

pencahayaan Kep.51/Men/1999
APD APD yang Adanya sikap No. Per: 01/MEN/1981
digunakan di yang kurang pasal 4 ayat (3).
lapangan hati-hati dari
diantaranya karyawan seperti
helm, sarung melap keringat
tangan, yang masih
seragam, mengenakan
celemek, sepatu sarung tangan
both, dan penuh dengan
masker. pupuk dan tidak
menggunakan
kacamata
K3 deteksi gas, dll Tidak ada Tidak ada
(prosedur kerja,
petugas, dll)
Penanganan limbah Limbah karung Plastik putih
B3 bekas pupuk yang
disimpan membungkus
digudang dan pupuk dalam
digunakan karung biasanya
sebagai karung dibuang
untuk tempat sembarangan di
berondolan lahan dan dak
diolah.
Ergonomic Tidak ada Sakit pinggang
Biologi Tidak ada Faktor biologi
yang
mempengaruhi
yaitu adanya
hewan seperti
ular. Namun
dengan adanya
penggunaan
sepatu both dapat
meminimalisir
risiko yang
berbahaya

1.1.1. Kegiatan Penyemprotan (semi mekanis)

Objek Positif Negatif Keterangan


Kimia : penanganan Pekerja yang Kurang lengkap
bahan B3/meledak / sakit akan di dan kurang
terbakar / beracun (ada bawa ke klinik benarnya
prosedur, MSDS, dll), penggunaan APD
label membuat cairan
herbisida masuk
ke dalam pori-
pori kulit, saluran
pernapasan dan
bahkan mengenai
mata.
NAB kimia LD 50 Tidak ada
NAB fisika : Tidak ada Tidak ada
kebisingan, getaran,
temperature,
pencahayaan
APD APD yang Adanya sikap
digunakan dalam yang kurang hati-
kegiatan hati dari
penyemprotan di karyawan karna
lapangan terburu-buru
diantaranya helm, mengejar target
sarung tangan, sehingga cairan
seragam, herbisida
celemek, sepatu seringkali masuk
both, dan masker. ke pori-pori kulit.
K3 deteksi gas, dll Kegiatan Tidak ada
(prosedur kerja, penyemprotan ini
petugas, dll) dilakukan secara
manual dengan
knapsack sparyer.
Dalam kegitan
penyemprotan ini
dilakukan MCU
setiap 6 bulan
sekali untuk
memastikan
kesehatan
karyawan.
Penanganan limbah B3 Limbah B3 bekas Tidak ada
herbisida
disimpan
sementara di
gudang central
selama 30 hari.
Kemudian akan
disimpan ke PKS,
lalu akan dibawa
oleh vendor untuk
diolah kembali.
Ergonomic Tidak ada Sikap
mengangkat
knapsack sprayer
yang kurang
sesuai sehingga
menyebabkan
sakit pinggang.
Biologi Tidak ada Faktor biologi
yang
mempengaruhi
yaitu adanya
hewan seperti
ular. Namun
dengan adanya
penggunaan
sepatu both dapat
meminimalisir
risiko yang
berbahaya

1.1.2. Kegiatan penyemprotan (mekanis)

Objek Positif Negatif Keterangan


Kimia : penanganan Pekerja yang Tidak ada
bahan B3/meledak / sakit akan di
terbakar / beracun (ada bawa ke klinik
prosedur, MSDS, dll),
label
NAB kimia LD 50 Tidak ada
NAB fisika : Tidak ada Tidak ada
kebisingan, getaran,
temperature,
pencahayaan
APD APD yang Tidak ada
digunakan dalam
kegiatan
penyemprotan di
lapangan
diantaranya helm,
masker dan AP
both.
K3 deteksi gas, dll Tidak ada Tidak ada
(prosedur kerja,
petugas, dll)
Penanganan limbah B3 Limbah B3 bekas Tidak ada
herbisida
disimpan
sementara di
gudang central
selama 30 hari.
Kemudian akan
disimpan ke PKS,
lalu akan dibawa
oleh vendor untuk
diolah kembali.
Ergonomic Penyemprot Tidak ada
mengangkat
knepsek dengan
posisi tegak dan
dibantu dengan
rekan lainnya
Biologi Tidak ada Penyemprot
seringkali
menjumpai ular
saat menyemprot
1.1.3. Kegiatan Panen

Objek Positif Negatif Keterangan


Kimia : penanganan Pekerja yang Kurang lengkap
bahan B3/meledak / sakit akan dan kurang
terbakar / beracun (ada langsung di bawa benarnya
prosedur, MSDS, dll), ke klinik penggunaan APD
label membuat pekerja
beresiko
mengalami
tragedi
dilapangan.
NAB kimia Tidak ada Tidak ada
NAB fisika : Tidak ada Tidak ada
kebisingan, getaran,
temperature,
pencahayaan
APD APD yang Karyawan tidak
digunakan dalam banyak yang
kegiatan panen di menggunakan
lapangan APD dengan
diantaranya helm lengkap.
dan sepatu both.
K3 deteksi gas, dll Tidak ada Tidak ada
(prosedur kerja,
petugas, dll)
Penanganan limbah B3 Tidak ada Tidak ada
Ergonomic Pemanen saat Sikap
mendodos telah mengangkat yang
menerapan sikap kurang sesuai saat
yang benar yaitu melakukan
posisi tangan kiri kegiatan panen
sejajar dengan dan mengangkong
kepala dan tangan dapat
kanan di depan menyebabkan
dada dan posisi sakit pinggang.
kaki agak
terbuka. Posisi
berdiri harus agak
jauh dari titik
jatuh buah.
Biologi Tidak ada Faktor biologi
yang
mempengaruhi
yaitu adanya
hewan seperti
ular. Namun
dengan adanya
penggunaan
sepatu both dapat
meminimalisir
risiko yang
berbahaya

1.2. K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun di Emplasment

1.2.1. Gudang central


Objek Positif Negatif Keterangan
Kimia : penanganan Di dalam gudang
bahan B3/meledak / disediakan
terbakar / beracun (ada fentilasi untuk
prosedur, MSDS, dll), menyerap udara
label yang ada di
gudang
NAB kimia
NAB fisika : Tidak ada Tidak ada
kebisingan, getaran,
temperature,
pencahayaan
APD APD yang Tidak ada
digunakan yaitu
helm, AP both
serta masker.
K3 deteksi gas, dll
(prosedur kerja,
petugas, dll)
Penanganan limbah B3 Limbah herbisida
yang ada di
gudang akan
diantarkan ke
pabrik setiap 3
bulan sekali.
Ergonomic Kesalahan
Biologi Tidak ada Tidak ada

1.2.2. Dapur
Objek Positif Negatif Keterangan
Kimia : penanganan Telah Tidak ada
bahan B3/meledak / menggunakan
terbakar / beracun (ada regulator yang
prosedur, MSDS, dll), aman dan tersedia
label fentilasi udara.
NAB kimia Tidak ada Tidak ada
NAB fisika : Tidak ada Tidak ada
kebisingan, getaran,
temperature,
pencahayaan
APD APD yang Tidak ada
digunakan adalah
apron atau
celemek.
K3 deteksi gas, dll Tidak ada Tidak ada
(prosedur kerja,
petugas, dll)
Penanganan limbah B3 Tidak ada Cairan wipol
diselokan
membuat tanah
tercemar
Ergonomic Tidak ada Terlalu banyak
duduk untuk
memotong
bawang
menyebabkan
sakit pinggang
Biologi Tidak ada Tidak ada

1.3. K3 Kesehatan Kerja

1.3.1. Klinik
Objek Positif Negatif Keterangan
K3 Poliklinik Terdapat Tidak ada Sesuai dengan
PERATURAN
beberapa fasilitas
MENTERI
yang lengkap KESEHATAN
REPUBLIK
seperti ruang
INDONESIA NOMOR 9
pendaftaran/ruan TAHUN 2014
TENTANG KLINIK.
g tunggu, ruang
Yang berisi :
konsultasi, ruang Pasal 7
(1) Bangunan
administrasi,
Klinik paling sedikit
ruang obat, ruang terdiri atas: a. ruang
pendaftaran/ruang
tindakan, ruang
tunggu; b. ruang
pojok asi, kamar konsultasi; c. ruang
administrasi; d. ruang
mandi, ruang lab,
obat dan bahan habis
ruang dapur. pakai untuk klinik yang
melaksanakan pelayanan
Terdapat juga
farmasi; e. ruang
ruang inap untuk tindakan; f. ruang . . . - 6
- f. ruang/pojok ASI; g.
para pasien
kamar mandi/wc; dan h.
sebanyak 4 ruangan lainnya sesuai
kebutuhan pelayanan.
tempat tidur
(2) Selain
untuk pasien laki- persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1),
laki dan 4 kamar
Klinik rawat inap harus
tidur untuk pasien memiliki: a. ruang rawat
inap yang memenuhi
perempuan
persyaratan; b. ruang
farmasi; c. ruang
laboratorium; dan d.
ruang dapur;
(3) Ruang
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat
(2) harus memenuhi
persyaratan teknis sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
(4) Jumlah
tempat tidur pasien pada
Klinik rawat inap paling
sedikit 5 (lima) buah dan
paling banyak 10
(sepuluh) buah.
Dokter pemeriksaan Adanya dokter Tidak ada sesuai dengan
PERATURAN
kesehatan TK yang bernama dr.
MENTERI TENAGA
Arif Kuswahyu KERJA DAN
TRANSMIGRASI No.
Hertanto beliau
Per.02/MEN/1980
lulusan TENTANG
PEMERIKSAAN
kedokteran
KESEHATAN
Universitas TENAGA KERJA
DALAM
Brawijaya
PENYELENGGARAAN
Malang, dan KESELAMATAN
KERJA.
perawat yang
. Yang berisi :
bekerja sama. Pasal 1
Yang dimaksud dengan:
Ada pengecekan
(a) Pemeriksaan
kesehatan Kesehatan sebelum kerja
adalah pemeriksaan
sebelum pekerja
kesehatan yang
diterima untuk dilakukan oleh dokter
sebelum seorang tenaga
melakukan
kerja diterima untuk
pekerjaan. melakukan pekerjaan.
(b) Pemeriksaan
kesehatan berkala adalah
pemeriksaan kesehatan
pada waktu-waktu
tertentu terhadap tenaga
kerja yang dilakukan
oleh dokter.
PER.02/MEN/1980 2
dari 17 (c) Pemeriksaan
Kesehatan Khusus
adalah pemeriksaan
kesehatan yang
dilakukan oleh dokter
secara khusus terhadap
tenaga kerja tertentu. (d)
Dokter adalah dokter
yang ditunjuk oleh
Pengusaha dan telah
memenuhi syarat sesuai
dengan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja
Transmigrasi dan
Koperasi No. Per
10/Men/1976 dan syarat-
syarat lain yang
dibenarkan oleh Direktur
Jenderal Pembinaan
Hubungan Perburuhan
dan Perlindungan
Tenaga Kerja. (e)
Direktur ialah pejabat
sebagaimana dimaksud
dalam Keputusan
Menteri Tenaga Kerja
Transmigrasi dan
Koperasi No. Kepts.
79/Men/1977.
Paramedis Dalam poliklinik Tidak ada Sesuai dengan pasal 8
sudah terdapat 1
dokter gigi ayat (3) Undang-undang
(satu) orang
dokter umum, 3 No. 6 tahun 1963 tentang
(tiga) orang
Tenaga Kesehatan. Yang
perawat pria dan
6 (enam) orang berisi :
bidan.
Pasal 8
(1) Tenaga kesehatan
sarjana-muda, menengah
dan rendah melakukan
pekerjaannya dibawah
pengawasan
dokter/dokter-gigi/
apoteker/sarjana lain
yang dimaksud pasal 2
nomor 1.
(2) Kepada tenaga
kesehatan tertentu dapat
diberikan wewenang
terbatas untuk
menjalankan pekerjaan
tanpa pengawasan
langsung sebagaimana
dimaksud dalam ayat
( 1).
(3) Ketentuan-ketentuan
dalam pasal 5 dan 6
berlaku juga untuk
melakukan pekerjaan
tenaga kesehatan yang
dimaksud dalam ayat (2).
Kotak P3K dan Tidak ada kotak Tidak ada Permenakertrans No.
P3K karena
isinya kotak P3K PER.15/MEN/VIII/2008
sudah
mencangkup di karena sudah Tentang Pertolongan
klinik tersebut.
mencangkup di Pertama Pada
klinik tersebut. Kecelakaan di Tempat
Kerja. Yang berisi :

Pasal 1

 Dalam Peraturan
Menteri ini yang
dimaksud dengan :

1. Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan di
tempat kerja selanjutnya
disebut dengan P3K di
tempat kerja, adalah
upaya memberikan
pertolongan pertama
secara cepat dan tepat
kepada pekerja/buruh
dan/atau orang lain yang
berada di tempat kerja,
yang mengalami sakit
atau cidera di tempat
kerja.

2. Petugas P3K di tempat


kerja adalah
pekerja/buruh yang
ditunjuk oleh
pengurus/pengusaha dan
diserahi tugas tambahan
untuk melaksanakan
P3K di tempat kerja.

3.  Fasilitas P3K di


tempat kerja adalah
semua peralatan,
perlengkapan, dan bahan
yang digunakan dalam
pelaksanaan P3K di
tempat kerja.

4.  Pekerja/buruh adalah


setiap orang yang
bekerja dengan
menerima upah atau
imbalan dalam bentuk
lain.

 5.  Tempat Kerja ialah


tiap ruangan atau
lapangan tertutup atau
terbuka bergerak atau
tetap di mana tenaga
kerja bekerja atau yang
sering dimasuki tenaga
kerja untuk keperluan
suatu usaha dan di mana
terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya
sebagaimana diperinci
dalam Pasal 2 Undang-
Undang Nomor 1 Tahun
1970.

6.  Pengusaha adalah :

 a.  orang perseorangan,


persekutuan atau badan
hukum yang
menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri;

b.  orang perseorangan,


persekutuan atau badan
hukum yang secara
berdiri sendiri
menjalankan perusahaan
bukan miliknya;
c.  orang perseorangan,
persekutuan atau badan
hukum yang berada di
Indonesia mewakili
perusahaan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a
dan b yang
berkedudukan di luar
wilayah Indonesia;

d.  Pengurus adalah


orang yang mempunyai
tugas memimpin
langsung sesuatu tempat
kerja atau bagiannya
yang berdiri sendiri.  
Kantin dan gizi Terdapat dapur Tidak ada MENTERI TENAGA
KERJA DAN
kerja, dll untuk pekerja Kantin untuk
TRANSMIGRASI
melaksanakan para pekerja. SURAT EDARAN
MENTERI TENAGA
makan siang dan
KERJA DAN
untuk memasak TRANSMIGRASI NO. :
SE.01/MEN/1979
kebutuhan
TENTANG
mereka. PENGADAAN
KANTIN DAN RUANG
TEMPAT MAKAN ,
Sebagai pedoman dalam
melaksanakan kedua
anjuran tersebut diatas,
perusahaan-perusahaan
yang bersangkutan
hendaknya
memperhatikan
ketentuan-ketentuan
sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Menteri
Perburuhan No. 7 Tahun
1964 tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan
serta Penerangan dalam
Tempat Kerja,
khususnya ketentuan-
ketentuan yang
termaktub dalam Pasal 8
yang isinya dimuat
dalam Lampiran Surat
Edaran ini.

PERATURAN
MENTERI
PERBURUHAN NO.7
TAHUN 1964

TENTANG SYARAT
KESEHATAN,
KEBERSIHAN SERTA
PENERANGAN
DALAM TEMPAT
KERJA

Pasal 8

1. Dapur, kamar makan


dan alat keperluan
makan harus selalu
bersih dan rapi.

2. Dapur dan kamar


makan tidak boleh
berhubungan langsung
dcngan tempat kerja.

3. Dapur dan kamar


makan harus mendapat
penerangan yang baik
dan peredaran udara
yang cukup.

4. Makanan yang
disediakan untuk buruh
harus menurut menu
yang memenuhi syarat
kesehatan (Lihat anjuran
Lembaga Makanan
Rakyat). Air yang
dipergunakan untuk
makan dan minum harus
memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :

a. Air tidak boleh berbau


dan harus segar.

b. Air tidak boleh


berwarna (harus bening).
c. Air tidak boleh berasa.

d. Air tidak boleh


mengandung garam-
garam yang berbahaya
(dinyatakan dengan
pemeriksaan
Laboratorium
Kesehatan).

e. Air tidak boleh


mengandung binatang-
binatang atau
bakteri-.bakteri yang
berbahaya (dinyatakan
dengan pemeriksaan
Laboratoirum
Kesehatan).

f. Pada waktu-waktu
tertentu air yang dipakai
harus diperiksa oleh
Laboratorium Kesehatan.

5. Alat-alat makan atau


masak sesudah dipakai
harus dibersihkan
dengan sabun dan air
panas dan dikeringkan.

6. Alat -alat tersebut


harus dibuat dari bahan-
bahan yang mudah
dibersihkan.

7. Semua pegawai yang


mengerjakan dan
melayani makanan dan
minuman harus bebas
dari salah satu penyakit
menular dan selalu harus
menjaga kebersihan
badannya.

8. Majikan harus
menyediakan pakaian
atau schort dan tutup
kepala yang bersih untuk
pegawai pegawai yang
dimaksud dalam ayat (7)
untuk dipergunakan
waktu melayani
makanan.

9. Pegawai yang
dimaksud dalam ayat (7)
harus mendapat didikan
dalam soalsoal
kebersihan dan
kesehatan.

10. Pegawai yang


dimaksud dalam ayat (7)
sebe!um bekerja harus
diperiksa kesehatan
badannya yang
dinyatakan dengan surat
keterangan dokter.

11. Pemeriksaan badan


tersebut dalam ayat (10)
harus disertai dengan
pemeriksaan paruparu
dengan sinar Rontgen.

12. Pemeriksaan badan


tersebut diulangi paling
sedikit 1 x dalam
setahun.

13. Pegawai yang


dimaksud dalam ayat (7)
tidak boleh melayani
makanan selama
menderita sesuatu
penyakit sampai
dinyatakan oleh dokter
bahwa ia sudah sehat
kembali.

Anda mungkin juga menyukai