Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS FINANSIAL TANAMAN TOMAT DENGAN

SISTEM NFT (Nutrient Film Technique) PADA GREENHOUSE


TIPE GABLE

Dosen:
Ir. Siti Djamila, M.Si

Penyusun:
Cintria Bela Saputri B31180492
Windiana Putri Yoshi B31180570
Wella Syach Putra B31180597
Riska Fitrianti B31180620

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2021
2

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor pertanian Indonesia yang kini semakin berkembang pesat diseluruh
kalangan masyarakat menjadi salah satu penunjang ekonomi. Ditinjau dari aspek
ekonominya, masyarakat yang tinggal di pedesaan memiliki potensi ekonomi
tinggi akan sektor pertanian juga perkebunan. Dengan juga terus berkembangnya
zaman sangat mempengaruhi dan menuntut masyarakat pedesaan untuk kritis dan
bijak lagi dalam mengelola sistem pertanian. Dengan itu kemudian penyuluhan
tentang sistem hidroponik digencarkan kepada lapisan masyarakat pedesaan untuk
terus mengembangkan kreativitas baru dengan solusi berhidroponik.
Untuk meningkatkan kualitas sayur dapat menggunakan teknologi sistem
hidroponik secara sederhana (Perwtasari et al., 2012). Hidroponik merupakan
suatu sistem pertanian modern yang cara kerjanya tidak membutuhkan media
tanah dalam proses penanamannya. Akan tetapi lebih membutuhkan air sebagai
media. Itulah salah satu keefisiensian menggunakan sistem hidroponik karena
tidak memerlukan musiman sebuah tanaman maka jelas akan sangat amat
membantu masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan pertanian
mereka dengan cara bertanam dengan cara yang modern. Akan tetapi juga perlu
adanya mempelajari dan mempertimbangkan studi finansial hidroponik tanaman
tomat.
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) adalah salah satu komoditas
sayuran yang mempunyai nilai strategis serta prospek pasar yang kuat. karena
hampir semua masyarakat Indonesia mengkonsumsinya. prospek sayuran tomat
ini cukup baik karena selain dikonsumsi sebagai bahan makanan tomat juga
banyak digunakan sebagai bahan baku industri seperti industri pembuatan saus
tomat. Berdasarkan data Badan Statistik (2016), produksi tomat di Indonesia pada
tahun 2014 mencapai 915.987 ton dan menurun pada tahun 2015 dengan produksi
887.792 ton. Produksi tomat di Indonesia yang rendah disebabkan oleh varietas
yang tidak cocok, teknik budidya yang kurang tepat, perubahan kondisi
lingkungan yang ekstrim dan pengendalian hama yang kurang efisien. Selain itu,
penyebab lain dari produksi tomat yang rendah adala penggunaan pupuk yang
3

kurang optimal dan media tanam yang kurang tepat (Wasonowati, 2010). Solusi
dalam mengatasi kondisi tersebut dapat diterapkan budidaya tanaman tomat
dengan teknik hidroponik dengan teknologi NFT (Wijayani dan Widodom, 2005).
Analisis studi finansial sebuah usaha hidroponik sangat perlu dikaji dan
dipahami untuk melihat seberapa layak dijalankan untuk jangka panjang.
bertanam dengan sistem ini akan dikatakan menjadi suatu bisnis apabila berhasil
dalam mengelola biaya finansial. Bisnis merupakan suatu kegiatan yang
berbentuk operasional rutin atau dalam jangka waktu panjang (Sunyoto, 2014).
untuk bisa menganalisa finansial bisnis hidroponik ini dapat menggunakan
beberapa aspek penilaian yang diantaranya aspek dari segi aspek pasar, aspek
produksi, aspek SDM. Aspek tersebut adalah aspek penunjang yang perlu
diperhatikan ketika ingin menjalankan suatu bisnis yang dilaksanakan dapat
berjalan dengan baik dan layak. Aspek keuangan juga menunjang dengan
menghitung NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C, PP
(Payback Period). Dengan adanya rencana keuangan akan mendapatakan
gambaran lengkap bagaimana dan kapan dana yang didapatkan dalam bisnis
hidroponik ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang timbul
adalah menganalisis finansial budidaya tanaman tomat hidroponik melalui
perhitungan Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal
Rate of Return (IRR), PP (Payback Period)
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari Tugas Analisis finansial
tanaman tomat ini adalah untuk mengetahui finansial dalam melakukan
penanaman buah tomat dengan sistem NFT pada greenhouse tipe gable.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan yang telah di uraikan diatas, maka diharapkan tugas
ini diselesaikan agar dapat memberikan wawasan tentang bagaimana menjalankan
hidroponik dengan memperhatikan aspek dan perhitungan finansial.
4

BAB 2 TOPIK MATERI

2.1 Tanaman Tomat

Tomat (Lycopersicum Esculentum) merupakan salah satu tanaman


hortikulturan dengan family Solanaceae. Buah tomat merupakan salah satu
komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi (Wijayani & Widodo, 2005).
Selain bernilai ekonomi tinggi tomat juga sangat menyehatkan dengan prospek
pasar yang menjanjikan. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yaitu
tanaman yang hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Tanaman tomat
berbentuk perdu atau semak yang menjalar pada permukaan tanah dengan panjang
mencapai ± 2 meter. Pemberian ajir atau penopang pada tanaman tomat
difungsikan agar tomat dapat tumbuh secara vertikal, sehingga tidak roboh
ditanah (Fitriani, 2012). Secara taksonomi, tanaman tomat digolongkan sebagai
berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Trachebionta

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Species : Solanum Lycopersicum


5

Nama binomial : lycopersicon esculentum L.

2.1.1 Syarat Tumbuh Tanaman Tomat

Tanaman tomat dapat tumbuh di daerah tropis maupun sub-tropis. Curah

hujan yang dikehendaki dalam budidaya tomat adalah berkisar antara 750 - 1.250

mm/tahun. Keadaan tersebut berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi

tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi. Curah hujan yang tinggi

(banyak hujan) juga dapat menghambat persarian (Leovini, 2012). Kekurangan


sinar matahari dapat menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik

parasit maupun non-parasit. Anomsari dan Prayudi (2012) menyatakan bahwa


kisaran temperatur yang baik untuk pertumbuhan tomat ialah antara 20-27ºC. Jika
temperatur berada lebih dari 30ºC atau kurang dari 10ºC, maka akan
mengakibatkan terhambatnya pembentukan buah tomat. Kelembaban relatif yang
baik untuk pertumbuhan tanaman tomat ialah 25%. Kelembapan udara yang tinggi
akan menyebabkan tanaman tomat terserang penyakit busuk daun (Sutini, 2008).
Tingkat kemasaman tanah (pH) yang sesuai untuk budidaya tomat ialah berkisar
5,0-7,0.

2.2 Nutrient Film Technique (NFT)

Nutrient film technique (NFT) merupakan salah satu tipe spesial dalam
hidroponik yang dikembangkan pertama kali oleh Dr. A.J Cooper di Glasshouse
Crops Research Institute, Littlehampton, Inggris pada akhir tahun 1960-an dan
berkembang pada awal 1970-an secara komersial. Konsep dasar NFT ini adalah
6

suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi
yang dangkal sekitar 3 mm dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh
cukup air, nutrisi, dan oksigen. Tanaman tumbuh dengan akar tanaman terendam
dalam air yang berisi larutan nutrisi yang disirkulasikan secara terus menerus
dengan pompa. Akar tanaman dalam larutan nutrisi dapat berkembang dan
tumbuh. Adanya bagian akar yang tidak tercelup dalam larutan nutrisi
memungkinkan tanaman dapat menyerap oksigen sesuai dengan kebutuhannya.

Beberapa keuntungan penggunaan sistem NFT antara lain dapat


memudahkan pengendalian daerah perakaran tanaman, kebutuhan air dapat
terpenuhi dengan baik dan mudah, keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi
larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan dengan umur dan
jenis tanaman, tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan periode tanam
yang pendek, sangat baik untuk pelaksanaan penelitian dan eksperimen dengan
variabel yang dapat terkontrol dan memungkinkan untuk meningkatkan
produktivitas tanaman. Namun NFT mempunyai beberapa kelemahan seperti
investasi dan biaya perawatan yang mahal, sangat tergantung terhadap energi
listrik, dan penyakit yang menyerang tanaman akan mudah tertular ke tanaman
lain melalui aliran larutan nutrisi.

Pada sistem NFT, kebutuhan dasar yang harus terpenuhi antara lain
bedeng, tangki penampung, styrofoam, rockwool, dan pompa. Bedeng berfungsi
sebagai tempat mengalirkan nutrisi dan tempat pertumbuhan akar tanaman.
Tangki penampung dapat memanfaatkan tempat atau tandon air untuk
menampung nutrisi yang akan disirkulasikan ke bedeng. Styrofoam memiliki
fungsi sebagai penyangga tanaman, rockwool sebagai penyangga tanaman, dan
pompa berfungsi untuk mengalirkan larutan nutrisi dari tangki penampung ke
bedeng NFT dengan bantuan pipa penyalur. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam NFT kemiringan bedeng sebesar 1-5 %, kecepatan aliran masuk tidak boleh
terlalu cepat, dan lebar bedeng yang memadai untuk menghindari terbendungnya
larutan nutrisi. Pada sistem NFT, sebagian akar tanaman terendam dalam air yang
mengandung nutrisi dan sebagian lagi berada di atas permukaan air. Air
7

bersikulasi selama 24 jam terus-menerus. Lapisan air sangat tipis, sekitar 3 mm


sehingga seperti film. Tanaman diletakkan dalam talang berbentuk segi empat.
Talang disusun miring dengan sudut kemiringan 1-5% sehingga larutan nutrisi
mengalir dari bagian atas ke bawah mengikuti gaya gravitasi.

2.3 Greenhouse Gable

Green house atau yang dikenal dengan rumah kaca saat ini bukanlah
barang baru bagi pelaku agribisnis, terutama agribisnis hortikultura seperti
sayuran dan tanaman hias. Meskipun demikian, hal itu tidak menjamin bahwa
semua petani Indonesia mengerti dan mengetahui tentang green house ini. Tipe
green house dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau desainnya. Bentuk atau
desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur juga sangat berpengaruh
pada kondisi mikroklimat di dalam green house. Secara umum desain green house
uintuk daerah tropis berbeda dengan desain di daerah empat musim maupun sub
tropis. Kecuali desain green house yang memang dibuat khusus seperti untuk
penanaman planlet, induksi akar atau pembuatan stek. Desain green house daerah
tropis ditandai dengan banyaknya bukaan ventilasi. Karena problem utama dari
8

green house di wilayah tropis adalah suhu udara yang terlalu tinggi akibat radiasi
sinar infra merah. Sebaliknya pada daerah sub tropis maupun daerah empat musim
desain green house lebih tertutup. Bukaan yang minimal ini dibutuhkan karena
pada saat musim dingin udara hangat akibat radiasi infra merah dipertahankan
tidak keluar.

Bentuk greenhouse yang banyak digunakan adalah standard peak atau


gable. Atap greenhouse jenis ini terlihat berbentuk segitiga sama sisi dari tampak
depan. Dindingnya tegak dan atapnya miring. Kemiringan atap yang
direkomendasikan adalah sebesar 37 derajat agar kecepatan angin yang masuk
tidak terlalu besar yaitu berkisar 0-1 m/s. Saat greenhouse diperkenalkan di
daerah tropis, terjadi adaptasi rancangan atap menjadi modified standard peak.
Tipe rumah tanaman tersebut dilengkapi dengan bukaan ventilasi pada atap agar
udara greenhouse yang suhunya lebih tinggi dapat mengalir keluar melalui bukaan
tersebut (Suhardiyanto, 2009).

Gambar 2.2 Greenhouse Tipe Gable


9

2.4 Proses Budidaya


Sebelum memulai budidaya tomat dengan sistem Hidroponik, langkah
awal adalah mempersiapkan area dan mempersiapkan Instalasi Hidroponik
dengan sistem NFT. Pada umumnya tanam Hidroponik dengan sistem NFT ini
menggunakan peralon, beberapa bahan yang diperlukan untuk Instalasi NFT ini
diantaranya tandon, pipa air, selang, pompa air dan rak.

 Fungsi Tandon : Fungsi dari tandon ini adalah untuk menampung nutrisi
Hidroponik tersebut, tidak perlu membeli yang mahal cukup siapkan saja
yang sederhana seperti ember, box ataupun sterovom.
 Fungsi Pipa Air, Selang dan Pompa Air : Fungsi dari ketiga bahan ini
adalah untuk mengalirkan air nutrisi yang di pompa dari dalam tandon ke
pipa peralon yang telah dilubangi sebagai tempat menanam tomat.
Ukurang lubang sendiri disesuaikan saja dengan netpot umumnya jarak
lubang adalah 60-70 cm.

Setelah mempersiapkan semua bahan instalasi hidroponik NFT maka selanjutnnya


memperisapkan benih. Untuk pemilihan benih tomat yang akan ditanam
Hidroponik dengan sistem NFT.memilih benih tomat yang memiliki kualitas baik
dan sesuai dengan lokasi tempat penanaman. Langkah selanjutnya adalah
penyemaian benih, penyemaian benih ini dilakukan setelah benih siap disemaikan.
Penyemaian bisa menggunakan rockwool, potong rockwool berbentuk
kotak,ukuran pemotonganya disesuaikan ukuran yang akan di gunakan. Kemudian
basahi rockwool, lalu berikan lubang untuk media penyemaian.

Setelah langkah-langkah diatas selesai, tempatkan rockwool pada sebuah


nampan dan isilah benih tomat pada lubang rockwool tadi. Kemudian tunggu
hingga benih berkecambah, dan pindahkan benih tersebut ke tempat yang terkena
sinar matahari cukup. Nutrsi menggunakan AB mix dengan ppm yang relatif
rendah. Semua persiapan Instalasi dan pembenihan sudah selesai, selanjutnya cara
penanaman tomat Hidroponik sistem NFT. Isilah tandon dengan air serta larutan
10

AB mix, untuk awalan karena bibit masih kecil nutrisi cukup berikan dengan
takaran 500 ppm. Alirkan air dari tandon tersebut ke pipa peralon yang sudah
disiapkan sebelumnya, kemudian pindahkan bibit tomat ke dalam netpot.
11

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Bangunan Greenhouse Tipe Gable

Penggunaan greenhouse dalam budidaya tanaman akan meningkatkan


biaya operasional dan investasi dibandingkan dengan budidaya tanaman secara
konvensional. Akan tetapi hal ini dapat diimbangi dengan kualitas dan kuantitas
produk yang lebih tinggi sehingga nilainya layak secara ekonomi. Selain itu,
budidaya tanaman di dalam greenhouse memungkinkan untuk tanaman musiman
dapat ditanam dan tumbuh sepanjang tahun. Greenhouse di daerah tropis lebih
difungsikan sebagai pelindung tanaman dari siraman hujan secara langsung,
angin kencang, dan serangan hama atau penyakit.

Bentuk greenhouse yang banyak digunakan adalah standard peak atau


gable. Atap greenhouse jenis ini terlihat berbentuk segitiga sama sisi dari tampak
depan. Dindingnya tegak dan atapnya miring. Kemiringan atap yang
direkomendasikan adalah sebesar 37 derajat agar kecepatan angin yang masuk
tidak terlalu besar yaitu berkisar 0-1 m/s. Saat greenhouse diperkenalkan di
daerah tropis, terjadi adaptasi rancangan atap menjadi modified standard peak.
Tipe rumah tanaman tersebut dilengkapi dengan bukaan ventilasi pada atap agar
udara greenhouse yang suhunya lebih tinggi dapat mengalir keluar melalui bukaan
tersebut (Suhardiyanto, 2009).

Greenhouse tipe gable merupakan greenhouse dengan bentuk atap segitiga


sama sisi dan dinding berbentuk tegak. Kemiringan atap yang direkomendasikan
adalah sebesar 37 derajat agar kecepatan angin yang masuk tidak terlalu besar
yaitu berkisar 0-1 m/s. greenhouse tipe gable terdapat dua jenis yaitu greenhouse
tipe gable berkanopi dan greenhouse tipe gable tidak berkanopi hanya atap
segitiga.

3.1.1 Alat dan Bahan Pembuatan Greenhouse Gable

1. Baja Ringan
12

2. Plastik UV

3. Blower

4. Mur Baut

5. Cooling Fan

6. Palu

7. Tali

8. Bor Tangan

9. Grinda

10. kawat

3.1.2 Langkah-langkah Pembuatang Greenhouse Gable

1. Merancang Desain dan Ukuran Greenhouse Gable

Menentukan ukuran, desain dan arah bangunan greenhouse untuk


fungsionalitas serta efektifitas keseluruhan.

2. Membangun Kerangka

Setelah menentukan desain dan ukuran maka langkah selanjutnya


yaitu memotong baja ringan sesuai dengan ukuran yg direncanakan.
Setalah itu baja ringan disatukan mulai dari bagian pondasi sampai atap.

3. Menutup Kerangka

Setelah kerangka sudah jadi langkah selanjutnya yaitu dengan


menutupi kerangka. Pada tipe gable penutup kerangka menggunakan
plastik UV.

4. Finishing

Setelah bangunan greenhouse sudah siap, makah selanjutnya


meletakkan blower dan cooling fan dengan tata letak yang berhadapan.
13

3.2 Budidaya Tanaman Tomat Menggunakan Sistem NFT


Tomat dikategorika sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah.
Tanaman tomat dapat betmbuh kembang didataran rendah maupun tinggi dari 0-
1500 Mpdl, tergantung varietasnya. Syarat tumbuh tanaman tomat membutuhkan
pH antara 5-6 serta pengairan yang teratur, sushuyang terbaik bagi pertumbuhan
tomat yaitu 23°C pada siang hari dan 17°C pada malam hari. Pembetukan buah
ditentukan oleh faktor suhu pada malam hari, jika suhu terlalu tinggi diwaktu
malam maka akan menyebabkan tanaman tomat tidak dapat membentuk bunga
sama sekali. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh 6 faktor lingkungan yaitu
cahaya, unsur hara, udara,suhu, air, dan bantuan mekanik. Salah satu pendukung
keberhasilan produksi tomat adalah awal dari pertumbuhannya, yaitu biji atau
benihnya. Intensitas sinar matahari yang diperlukan oleh tanaman tergantung pada
fase pertumbuhan tanaman. Pada fase perkecambahan tanaman tomat memerlukan
intensitas sinar matahari yang rendah.

Penanaman tomat menggunakan sistem NFT yaitu yang berarti nutrisi


mengair tipis secara terus menerus. Beberapa keuntungan penggunaan sistem NFT
antara lain dapat memudahkan pengendalian daerah perakaran tanaman,
kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah, keseragaman nutrisi dan
tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat
disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman, tanaman dapat diusahakan beberapa
kali dengan periode tanam yang pendek, sangat baik untuk pelaksanaan penelitian
dan eksperimen dengan variabel yang dapat terkontrol dan memungkinkan untuk
meningkatkan produktivitas tanaman. Namun NFT mempunyai beberapa
kelemahan seperti investasi dan biaya perawatan yang mahal, sangat tergantung
terhadap energi listrik, dan penyakit yang menyerang tanaman akan mudah
tertular ke tanaman lain melalui aliran larutan nutrisi.

Pada sistem NFT, kebutuhan dasar yang harus terpenuhi antara lain
bedeng, tangki penampung, styrofoam, rockwool, dan pompa. Bedeng berfungsi
sebagai tempat mengalirkan nutrisi dan tempat pertumbuhan akar tanaman.
Tangki penampung dapat memanfaatkan tempat atau tandon air untuk
14

menampung nutrisi yang akan disirkulasikan ke bedeng. Styrofoam memiliki


fungsi sebagai penyangga tanaman, rockwool sebagai penyangga tanaman, dan
pompa berfungsi untuk mengalirkan larutan nutrisi dari tangki penampung ke
bedeng NFT dengan bantuan pipa penyalur. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam NFT kemiringan bedeng sebesar 1-5 %, kecepatan aliran masuk tidak boleh
terlalu cepat, dan lebar bedeng yang memadai untuk menghindari terbendungnya
larutan nutrisi. Pada sistem NFT, sebagian akar tanaman terendam dalam air yang
mengandung nutrisi dan sebagian lagi berada di atas permukaan air. Air
bersikulasi selama 24 jam terus-menerus. Lapisan air sangat tipis, sekitar 3 mm
sehingga seperti film. Tanaman diletakkan dalam talang berbentuk segi empat.
Talang disusun miring dengan sudut kemiringan 1-5% sehingga larutan nutrisi
mengalir dari bagian atas ke bawah mengikuti gaya gravitasi.

3.2.1 Bahan-Bahan pembuatan sistem NFT

- Pompa air
- Tandon
- Netpot
- Pipa
- Selang
- Rak

3.2.2 Cara Pembuatan sistem NFT

Guli disusun diatas rak yang diposisikam sedikit miring agar larutan nutrisi
dapat mengalir perlahan dan kembali ketandong. Guli yangberupa pipa paralon
atau talang air dari bahan PVC bagian tas dilubangi dengan ukuran sesuai dengan
ukuran netpot. Jarak antara 60 - 70 cm. Jika menggunakan talang air, baian
atasnya perlu ditutup menggunakan talang yang dibelah bagian penutup atas
lubang tanam dibuat.
15

3.3 Desain Greenhouse Gable


 Tipe Greenhouse : Gable
 Luas : 10 m × 5,5 m
 Sistem : Hidroponik NFT
 Jumlah Lubang tanam : 300 lubang
 Jenis tanaman : Tomat

Gambar 3.1 Tampak Depan


16

Gambar 3.1 Tampak Atas


3.4 Analisi Finansial Pembuatan Greenhouse

Analisis finansial merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk


mengetahuaan dalam haln pendaan dan aliran kas., sehingga dapat diketahui
bisnis yang dijalankan layak atau tidak. Analisis finansial adalah suatau analisis
untuk menentukan apakah bisnis yang dijalankan mengumtungkan selama bisnis
berlangsung dengan membandingkan antara biaya dan manfaat (Husnan, 2000).
Dalam pembuatan greenhouse dibutuhkan analisis finansial yang bertujuan untuk
memngetahui biaya investasi awal. Berikut kalkulasi biaya dalam pembuatan
greenhouse tipe gable dengan sistem NFT :

Nama Spesifikasi Jumlah Harga Total harga


barang Satuan

1 pcs 175.000 175.000


Benih tomat 5 gram per pcs
17

Baja ringan UK 6m 55 batang 70.000 3.850.000


Reng baja UK 6m 40 batang 32.000 1.280.000
Plastik uv 1 roll, L 3m, 1 roll 100 m 2 roll 750.000 1.500.000
P 100++
Mur baut 1Kg 1 kg 49.000 49.000
Blower 1 1 2.000.00 2.000.000
0
Pad pendingin 1 1 415.000 415.000
Kawat 1 roll 1 roll 350.000 350.000
Pipa PVC Φ 3 inchi 15 lonjor 95.000 1.425.000
Pipa PVC Φ ¾ inchi 8 lonjor 35.000 280.000
Water pump shimizu 1 1 394.000 394.000
Tandon air 1 1 995.000 995.000
Kain flanel 50 pcs 50 pcs 100 pcs 8000 160.000
Netpot Φ 7 cm 300 buah 250 50.000
Peralatan set Selang 1 set 10 set 75.000 750.000
irigari
Elbow 1 buah 13 buah 7.500 97.500
Tangki Nutrisi Kap 180 lt 2 buah 190.000 380.000
Ph meter 1 60.000 60.000
Rockwool 17 slab 15.000 255.000
Benang woll 2 roll 5000 10.000
Total Rp.

3.4.1 Variabel tetap

Nama Spesifikasi Jumlah Harga Barang Total Harga


Barang
Baja Ringan uk 6 meter 55 batang 70.000 3.850.000
Reng Baja uk 6 meter 40 batang 32.000 1.280.000
Plastik UV 1 roll 100 2 roll 750.000 1.500.000
meter
Mur & Baut 1 kg 1 kg 49.000 49.000
18

Blower 1 2.000.000 2.000.000


Pan 1 415.000 415.000
pendingan
Kawat 1 roll 350.000 350.000
Pipa PVC 3 inch 15 lonjor 95.000 1.425.000
Pipa PVC ¾ inch 8 lonjor 35.000 280.000
Water pump Shimizu 1 394.000 394.000
Tandon air 1 995.000 995.000
Peralatan set 1 set 10 set 75.000 750.000
selang irigasi
Tangki nutrisi 180 liter 2 buah 190.000 380.000
PH meter 1 buah 60.000 60.000
Elbow 13 buah 7.500 97.500

3.4.2 Variabel Tidak Tetap

Nama Spesifikasi Jumlah Harga Total harga


satuan
Benih tomat 5 gram /pcs 1 pcs 175.000 175.000
Rockwoll 17 slab 15.000 255.000
Netpot 300 buah 250 75.000
Benang woll 2 roll 5000 10.000
Kain flanel 50 pcs 100 pcs 8000 160.000
19

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dalam melakukan penanaman buah tomat dengan sistem hidroponik NFT


pada greenhouse tipe gable kita harus memenyiapkan beberapa aspek seperti
biaya produksi. Pada uraian diatas dapat dilihat biaya produksi dalam melakukan
penanaman buah tomat dengan sistem hidroponik NFT pada greenhouse tipe
gable dengan luas 10m x 5,5m kita memerlukan biaya sekitar Rp. 14.435.500
dengan 300 tanaman.

4.2 Saran

Dalam melakukan penanaman buah tomat dengan sistem hidroponik NFT


pada greenhouse tipe gable kita harus dapat meminimalisir biaya produksi.
20

DAFTAR PUSTAKA

Anomsari, S.D. dan B. Prayudi. 2012. Budidaya Tomat. Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Jawa Tengah. Semarang.78 hal.

Fitriani, E. 2012. Untung Berlipat Budidaya Tomat Di Berbagai Media Tanam.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press. 222p.

Husnan, S. Muhammad, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: UUP


STIM YKPN.

Kusuma, P. T. W. . (2012). Analisis Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha


Kecil Menengah (UKM) Nata De Coco Di Sumedang, Jawa Barat. Jurnal
Inovasi Dan Kewirausahaan, 1(2), 113–120.

Leovini, H. 2012. Pemanfaatan pupuk organik cair pada budidaya tanaman tomat

(Solanum lycopersicum L.). Makalah Seminar Umum. Fakultas Pertanian.

Universitas Gajahmada. Yogyakarta.

Nurhazmi. 2017. Kawasan Hortikultura Dengan konsep Greenhouse di Makassar.


UIN ALAUDDIN MAKASAR.

Perwtasari, B., 1, Tripatmasari, M., 2, Wasonowati, C., & 2. (2012). Pengaruh


Media Tanam Dan Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
21

Pakchoi ( Brassica Juncea L.) Dengan Sistem Hidroponik. Agrovigor,


5(1), 14–25. https://doi.org/ISSN 1979 5777.

Suhardiyanto, H. 2009. Teknologi Rumah Tanaman untuk Iklim Tropika Basah.


Pemodelan dan Pengendalian Lingkungan. Bogor : Ipb press.

Sunyoto, D. D. (2014). Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: CAPS (Center of


Academic Publishing Service)

Sutini. 2008. Analisis stabilitas insersi dan ekspresi fenotipik gen partenokarpi

DefH9-iaaMpada T3 tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)

transgenik asal Varietas Oval. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia.

Wijayani, A. dan W, Widodo. 2005. Usaha Meningkatkan Kualitas Beberapa


Varietas Tomat Dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai