PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan
Program rehabilitasi lahan marginal perlu diprioritaskan terlebih dahulu
pada upaya peningkatan produktivitas lahan dan konservasi air dalam upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Variabel luas lahan marginal dan topografi menjadi variabel rank dengan
yang terpilih dari hasil perhitungan dan analisis. Jarak pusat cluster dan anggota
cluster terdefinisi dengan jelas sehingga sangat cocok dijadikan bahan
rekomendasi untuk ahli pertanian dalam mengembangkan potensi lahan dan
produksi pangan. Model ini dapat digunakan untuk lahan marginal dan jenis lahan
lainnya.
Pengaruh interaksi antara perlakuan mikoriza (M), Dosis (D) dan jenis
pupuk (P) pada semua parameter yang diamati tidak berpengaruh nyata. Pada
semua parameter yang diamati, pengaruh perlakuan mikoriza nyata tetapi masih
menunjukkan kecenderungan yang linier. Pengaruh dosis dan jenis pupuk
kandang menunjukkan pengaruh nyata tetapi kecenderungan masih linier.
Secara alami, tanah marginal dari batuan sedimen masam di Kalimantan
mempunyai cadangan mineral atau hara rendah, reaksi tanah masam, serta
kandungan bahan organik, P dan K, serta basa dapat tukar rendah, tetapi
kejenuhan Al tinggi. Oleh karena itu, perbaikan sifat kimia tanah melalui
pengapuran, penggunaan bahan organik, dan pemupukan lengkap sangat
disarankan untuk meningkatkan reaksi tanah, mengurangi reaktivitas Al, dan
meningkatkan hara tanah.
3.2 Saran
Meskipun penyusun menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penyusun perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penyusun.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
penyusun harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA