PERTANIAN BERKELANJUTAN
OLEH
(2203542110014)
2023
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................4
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................9
3.2 Saran................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2
pembangunan pertanian konvensional melalui penerapan revolusi hijau yang bersifat
industrial, tidak ramah lingkungan, tidak menjaga sumber daya alam, serta lebih berorientasi
pada peningkatan produksi. Konsep pembangunan berkelanjutan diharapkan dapat menjadi
jembatan antarakepentingan ekonomi, lingkungan, dan sosial sehingga terwujud
suatukeseimbangan (Martina dan Praza, 2018).Pertanian berkelanjutan merupakan salah satu
upaya dalam proses pengelolaannya untuk memenuhi kebutuhan untuk mencapai nilai
sosial,ekologi, dan ekonomi tanpa mengorbankan kepentingan orang lain. Salah satu tujuan
diterapkannya pertanian berkelanjutan untuk menjaga kelestarian alam, meningkatkan
pendapatan petani, serta dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di pedesaan.
Untuk membangun pertanian berkelanjutan membutuhkan lahan yang produktif, namun
sekarang ketersediaan lahan produktif sudah semakin menipis dikarenakan adanya alif fungsi
lahan. Oleh perlu adanya pemanfaatan lahan marginal sebagai lahan untuk membangun lahan
pertanian. Salah satu contoh lahan marginal yaitu lahan miring, di Indonesia lahan tersebut
memiliki kemiringan diatas 15 % dan biasanya lahan tersebut berada disekitar perbukitan dan
dataran tinggi.
1.2 Tujuan
1. Memahami karakteristik lahan miring
2. Memahami permasalahan pengelolaan lahan miring dan upaya untuk mengatasinya
3. Mengetahui cara pengelolaan lahan miring untuk pertanian berkelanjutan
4. Mengetahui varietas atau tanaman yang cocok dilahan miring
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Tanah Lahan Miring
Tanah di Indonesia tergolong peka terhadap erosi, karena terbentuk dari bahan-bahan yang
mudah lapuk. Erosi yang terjadi akan memperburuk kondisi tanah tersebut dan menurunkan
produktivitasnya. Oleh karena itu penerapan teknik konservasi memperbaiki dan meningkatkan
kualitas tanah yang telah degradasi (Kurnia dkk, 2004).Lahan dengan kemiringan lebih dari 15%
tidak baik ditujukan sebagai lahan pertanian, melainkan sebagai lahan konservasi, Karena
samakin besar kemirigan lahan maka laju aliran permukaan akan semakin cepat, daya kikis dan
daya angkut aliran permukaan makin cepat dan kuat. Oleh karena itu strategir konservasi tanah
3
dan air pada lahan berlereng adalah memperlambat laju aliran permukaan dan memperpendek
panjang lereng untuk memberikan kesempatan lebih lama pada air untuk meresap kedalam tanah
(Kurnia dkk, 2004).Tanah kritis dapat berupa kerusakan fisik, kimia, atau biologi yang
akhirnyamembahayakan fungsi hidrologi, orologi, produksi kimia, pemukiman dan kehidupan
sosial ekonomi dari daerah dari lingkungan pengaruhnya. Hal ini disebabkan oleh ketidak
sesuaian antara penggunaan tanah dan kemampuannya (Setiawan, 2003).
4
tempat di bawahnya, sehingga menimbulkan kerusakan baik di lokasi kejadian, maupun areal
yang tertimbun longsoran tanah, serta alur di antara kedua tempat tersebut. Di Indonesia,
selama periode 1998-2004 terjadi 402 kali banjir dan 294 kali longsor, yang mengakibatkan
kerugian materiil sebagai tangible product sebanyak Rp 668 M (Kartodihardjo, 2006).
3. Countor Farming
Countor Farming adalah sistem penanaman berdasarkan garis kontur suatu tanah sehingga
sistem perakaran tanaman jadi semakin kuat sehingga bisa menahan tanah ketika terjadi hujan
deras. Pembuatan sistem kontur tanah ini seperti membuat perangkap tanah sehingga tidak
mudah hanyut terbawa air, membuat teras bangku atau gundulan.
4. Melakukan Reboisasi
Reboisasi menjadi salah satu cara preventif yang paling signifikan pengaruhnya. Penyebab
erosi bukan hanya karena buruknya sistem bercocok tanam namun juga bisa terjadi karena
dampak kerusakan hutan yang gundul akibat ulah manusia. Sangat baik, jika sudah melakukan
penebangan pohon, lahan harus ditanami pohon kembali atau reboisasi.
5. Lakukan Rotasi Tanam (Crop Rotation)
5
Merupakan salah satu upaya yang bertujuan untuk menjaga kelestarian unsur hara yang
terkadung dalam tanah dengan cara melakukan pengiliran jadwal penanaman jenis tumbuhan
sehingga zat yang berguna bagi kesuburan tanah tidak habis diserap oleh satu jenis tanaman saja.
Jika unsur hara sudah habis maka akan semakin rentan terjadinya pengkisan lapisan tanah paling
atas, tempat humus berada dan tidak akan menjadi penyebab pemanasan global.
6. Optimalkan Drainase atau Saluran Air
Tujuan adanya drainase ini untuk menjadi jalur pelepasan air sehingga sisa air yang tidak
terserap oleh vegetasi penutup lahan atau buffering, dapat segera alirkan ketempat yang lebih
rendah. Namun diperlukan juga upaya memotong panjangnya lereng menjadi lebih pendek
dengan menggunakan teras sehingga memperlambat aliran air. Selain itu perlu juga ditinjau
secara rutin kualitas drainase suatu lahan dengan melakukan pemeriksaan untuk mengecek
apakah ada bagiannya yang mengalami kerusakan, sehingga langkah seperti ini dapat semakin
mengoptimalkan fungsinya suatu drainase. (baca : manfaat sumur resapan)
7. Membuat Tanggul Pasangan
Setiap lahan yang miring wajib dibuatkan semacam tanggul yang searah dan sejajar
dengan kontur tanah, dengan demikian air hujan dapat tertampung dari langsung menyerap
kedalam tanah sehingga mengurangi terjadinya Run Off atau aliran permukaan. Pada daerah
tanggul tersebut lebih bagusnya ditanami oleh tanaman seperti jagung yang memiliki batang
yang tinggi, dengan demikian air tidak akan terlalu lama tergenang di daerah tanggul.
6
pokok pangan. Jenis sayuran yang berbentuk padat ini sangat cocok apabila dibudidayakan di
kebun maupun halaman rumah bercuaca dingin. Suhu pada lingkungan yang rendah dapat
membangun pertumbuhan kentang hingga cepat panen dan tentunya yang lebih berkualitas.
3. Selada
Sama persis dengan kentang, sayuran selada ini tumbuh lebih baik di lokasi yang memiliki
suhu dingin. Tanaman yang akan cocok di dataran tinggi ini direkomendasikan tumbuh pada
daerah dengan memiliki ketinggian 500 hingga 2000 mdpl. Supaya daunnya yang lebih hijau
serta segar, dan pada suhunya harus berada disekitar 17- hingga 21 derajat Celcius.
4. Kopi
Kopi merupakan sebuah salah satu komoditas ekspor yang terbilang cukup menjanjikan di
Indonesia. Kopi tentunya memiliki banyak sekali sebuah manfaat, seperti untuk menghaluskan
kulit, dan juga menghilangkan rasa kantuk, serta mencegah terjadinya kanker. Suhu yang
diperlukan tanaman kopi untuk tumbuh yaitu berada pada 16 hingga 20 derajat Celcius
5. Kakao
Apabila dibanding dengan jenis tanaman yang sudah disebutkan sebelumnya, Kakao
memang tentunya kalah populer. Padahal, tanaman ini adalah bahan dasar dari pembuatan
cokelat. Tanaman yang dianggap berasal dari Amerika Selatan ini akan tumbuh baik di
ketinggian sekitar 1200 mdpl. Selain itu pun, temperatur maksimal yang cocok untuk Kakao
yaitu berada di 30 derajat celcius serta minimalnya di 18 derajat celcius.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lahan berlereng memiliki kemiringan diatas 15 % dan biasanya lahan tersebut berada
disekitar perbukitan dan dataran tinggi. Kemiringan lahan tersebut yang menyebabkan lahan
miring mudah terjadi erosi maupun longsor. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu ada
penanganan tanah yaitu dengan membuat terasering, membuat tanggul, melakukan rebosiasi, dan
koservasi tanah. Pemanfaatan lahan miring perlu dilakukan karena lahan produktif di Indonesia
sudah sangat menipis.
3.1 Saran
Berdasarkan uraian diatas penulis menyarankan agar lahan miring di kelola secara optimal
dengan melakukan pengolahan tanah seperti terasering,membuat tanggul, melakuakan rebosiasi
dan konservasi tanah. Adapun tanaman yang disarankan untuk dibudidayakan di lahan miring
yaitu, strowberi, kentang, selada, kopi, dan kakao.