Oleh :
Fika Rizky Ayu Risnawati
NIM. A1D019025
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
I. PENDAHULUAN..................................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................................4
II. PEMBAHASAN....................................................................................................5
A. Perubahan Ekologis Hutan Menjadi Pertanian...................................................5
1. Biodiversifikasi...............................................................................................5
2. Jejaring makanan............................................................................................6
3. Siklus Biogeokimia.........................................................................................7
4. Iklim dan tanah...............................................................................................8
B. Efek perubahan ekologis terhadap keberlanjutan usaha pertanian...................10
C. Strategi Pengembangan pertanian berkelanjutan..............................................11
III. PENUTUP........................................................................................................14
A. Kesimpulan.......................................................................................................14
B. Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan merupakan salah satu tata guna lahan, berupa berbagai pohon dan semak,
membentuk tajuk daun yang berlapis-lapis. Karena banyaknya karbon dioksida di
atmosfer, hutan tersebut dapat menyerap/menyimpan karbon dalam jumlah besar
untuk mengurangi polusi (Monde et al., 2008). Akibat beralihnya fungsi dari kawasan
pertanian ke non pertanian, lahan pertanian semakin menyusut, yang memaksa
masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar hutan, untuk menggunakan kawasan
tersebut sebagai lahan pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka melalui
kerjasama dengan Perhutani.
Minimnya lahan pertanian berdampak pada masalah sosial ekonomi. Keadaan
ini akan menimbulkan kemiskinan yang ditandai dengan rendahnya pendapatan dan
terbatasnya kesempatan kerja. Studi yang berbeda telah mengidentifikasi dampak
yang berbeda dari konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian atau penggunaan lain
(Kang dan Juo, 1986; Lal dan Eliot, 1994; Yuo et al., 1995; Daria et al., 2004), tetapi
ketika lahan dibutuhkan , konversi lahan hutan untuk menghindari rekonstruksi
kawasan hutan. Pertumbuhan penduduk yang tinggi perlu dicegah (Monde et al.,
2008).
Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian sebenarnya bukan topik baru.
Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi memerlukan perluasan
infrastruktur berupa jalan, bangunan industri dan pemukiman, yang tentunya harus
didukung oleh lahan yang tersedia. Konversi lahan atau alih fungsi lahan dapat
dijelaskan sebagai alih fungsi sebidang tanah dari fungsi semula menjadi fungsi lain
yang dapat menimbulkan dampak atau permasalahan terhadap lingkungan dan potensi
lahan (Utomo, 1992) dalam (Pramudiana, 2018). Transformasi fungsi hutan tidak
hanya mengubah fungsi hutan di perkebunan/lahan garapan, tetapi juga mengubah
kebutuhan perumahan penduduk, dan populasinya meningkat dari tahun ke tahun.
Alih fungsi lahan hutan adalah perubahan fungsi pokok hutan menjadi kawasan non
hutan seperti, pemukiman, areal pertanian dan perkebunan.
Meskipun alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian sangat bermanfaat
bagi masyarakat sekitar karena meningkatkan perekonomian masyarakat, namun juga
merugikan karena tidak hanya merusak ekosistem. Bencana alam juga dapat terjadi di
hutan yang mengancam kehidupan masyarakat sekitar. Perusakan hutan berdampak
pada kerusakan lingkungan di berbagai wilayah di Indonesia, seperti tanah longsor,
banjir, dan efek rumah kaca yang menyebabkan suhu lebih tinggi. Akibat alih fungsi
hutan (deforestasi), perusakan hutan biasanya berkaitan dengan berkurangnya tutupan
hutan, baik itu perluasan areal pemukiman maupun areal pertanian dan perkebunan
(Jusmaliani, 2008). Dengan bertambahnya luas hutan, masalah ini semakin
memburuk dari waktu ke waktu dan beralih ke kawasan komersial lainnya (Widianto
et al., 2003). Dalam (Oksana et al., 2012)
B. Rumusan Masalah
1. Apa perubahan Biodiversifikasi, jejaring makanan, siklus biogeokimia, iklim dan
tanah akibat adanya konversi lahan hutan menjadi pertanian ?
2. Bagaimana efek perubahan ekolgis yang ditimbulkan terhadap keberlanjutan
usaha pertanian ?
3. Bagaimana strategi untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan?
C. Tujuan
1. mengetahui perubahan Biodiversifikasi, jejaring makanan, siklus biogeokimia,
iklim dan tanah akibat adanya konversi lahan hutan menjadi pertanian
2. mengetahui efek perubahan ekolgis yang ditimbulkan terhadap keberlanjutan
usaha pertanian
3. mengetahui strategi untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan
II. PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian sangat bermanfaat bagi
masyarakat sekitar karena meningkatkan perekonomian masyarakat, tetapi juga
merugikan karena tidak hanya merusak ekosistem. Bencana alam juga dapat terjadi di
hutan yang mengancam kehidupan masyarakat sekitar. Deforestasi merusak
lingkungan di berbagai wilayah Indonesia, seperti tanah longsor, banjir, dan efek
rumah kaca yang menyebabkan suhu lebih tinggi. Akibat konversi hutan
(deforestasi), deforestasi terutama berkaitan dengan pengurangan tutupan hutan, baik
itu perluasan pemukiman atau perluasan pertanian dan perkebunan, dapat dibagi
menjadi efek hidrologis, erosi dan sedimentasi, kebakaran, dan hilangnya flora. Dan
fauna serta dampaknya terhadap sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan.
Konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian sangat bermanfaat bagi masyarakat
sekitar karena meningkatkan perekonomian masyarakat, tetapi juga merugikan karena
tidak hanya merusak ekosistem. Bencana alam juga dapat terjadi di hutan yang
mengancam kehidupan masyarakat sekitar. Deforestasi merusak lingkungan di
berbagai wilayah Indonesia, seperti tanah longsor, banjir, dan efek rumah kaca yang
menyebabkan suhu lebih tinggi. Akibat konversi hutan (deforestasi), deforestasi
terutama berkaitan dengan pengurangan tutupan hutan, baik itu perluasan pemukiman
atau perluasan pertanian dan perkebunan, dapat dibagi menjadi efek hidrologis,
erosi dan sedimentasi, kebakaran, dan hilangnya flora. Dan fauna serta dampaknya
Berbagai
terhadap sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan.