Anda di halaman 1dari 23

PERMASALAHAN PADA KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Laporan Praktikum Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Hutan)

Oleh:

Muhamad Rohansyah
2314151104
Kelompok 10

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2024
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keanekaragaman hayati adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keanekaan bentuk kehidupan di bumi, interaksi di antara berbagai
makhluk hidup serta antara mereka dengan lingkungannya. Keanekaragaman hayati
mencakup semua bentuk kehidupan di muka bumi, mulai dari makhluk sederhana
seperti jamur dan bakteri hingga makhluk yang mampu berpikir seperti manusia.
Keanekaragaman hayati ialah fungsi-fungsi ekologi atau layanan alam, berupa
layanan yang dihasilkan oleh satu spesies dan/atau ekosistem (ruang hidup) yang
memberi manfaat kepada spesies lain termasuk manusia. Keanekaragaman hayati
merujuk pada aspek keseluruhan dari sistem penopang kehidupan, yaitu mencakup
aspek sosial, ekonomi dan lingkungan serta aspek sistem pengtahuan dan etika, dan
kaitan di antara berbagai aspek ini. (Abidin et al., 2020).
Keanekaragaman hayati adalah berbagai bentuk kehidupan yang ada di
daratan, udara dan perairan pada suatu ruang dan waktu, baik berupa tumbuhan,
hewan, bahkan makhluk hidup terkecil seperti mikroorganisme. Negara Indonesia
termasuk bagian dari salah satu negara tropis yang berada di garis khatulistiwa.
Negara tropis memiliki jenis keanekaragaman hayati yang berlimpah dibandingkan
dengan negara non tropis. Sebagian besar spesies mamalia yang ada di kawasan
tropis mengalami tingkat kepunahan yang relatif rendah, yang sering disebut
dengan two fold mechanism, mengakibatkan tingkat keanekaragaman di kawasan
tropis menjadi lebih beragam dibandingkan dengan kawasan lainnya.
Keanekaragaman hayati bervariasi menurut masing-masing wilayah. Tiap wilayah
menunjukkan kekhasan masing - masing, baik flora maupun fauna (Suwarso et al.,
2019).
Keanekaragaman hayati dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan yaitu
Keanekaragaman spesies, Keanekaragaman genetik dan Keanekaragaman
ekosistem. Keanekaragaman spesies mencakup seluruh spesies yang ditemukan di
bumi, termasuk bakteri dan protista serta spesies dari kingdom bersel banyak
(tumbuhan, jamur, hewan, yang bersel banyak atau multiseluler). Spesies dapat
diartikan sebagai sekelompok individu yang menunjukkan beberapa karakteristik
penting berbeda dari kelompok-kelompok lain baik secara morfologi, fisiologi atau
biokimia. Keanekaragaman genetik merupakan variasi genetik dalam satu spesies
baik di antara populasi-populasi yang terpisah secara geografik maupun di antara
individu-individu dalam satu populasi. Individu alam satu populasi memiliki
perbedaan genetik antara satu dengan lainnya (Sari et al., 2022).

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah

1. Mengetahui dan mendeskripsikan permasalahan keanekaragaman hayati.


2. Menganalisa dan menyimpulkan permasalahan keanekaragaman hayati
berdasarkan tingkatannya
II. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat


Kegiatan praktikum ini dilakukan pada hari Jumat, 22 Maret 2024 pukul
07.00 – 09.50 WIB. Kegiatan praktikum yang praktikan laksanakan bertempat di
Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

2.2. Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah ATK (alat tulis
kantor) dan laptop. Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
referensi dari berbagai sumber.

2.3. Cara Kerja


Prosedur kerja pada praktikum ini meliputi
1. Mengeksplorasi dan mengumpulkan informasi permasalahan keanekaragaman
hayati.
2. Melakukan analisa permasalahan keanekaragaman hayati dan penyebab
kepunahan serta mempelajari pola-polanya.
3. Menyusun informasi dan hasil analisa dalam laporan ilmiah.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Matriks permasalahan KEHATI
KELOMPOK : 10
LOKASI : Jurusan Kehutanan, Universitas Lampung
HARI/TANGAL : Jum’at, 22 Maret 2024

Tabel 1. Permasalahan KEHATI “Perusakan Habitat”


Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

1. Penebangan ✓ ✓ Penebangan liar di wilayah


Liar hutan banyak dilakukan oleh
masyarakat yang ada di sekitar
kawasan hutan, pengambilan
kayu dengan jumlah yang
banyak mengakibatkan pohon
atau tempat berlindung bagi
satwa yang ada di dalamnya
berkurang, sehingga akan
berpengaruh kepada jumlah
populasi satwa di kawasan
tersebut (Paiman, 2018).

2. Aktifitas ✓ ✓ Kebakaran hutan dan lahan


Pembakaran memiliki dampak negatif pada
Hutan lingkungan fisik antara lain
Tabel 1.1 Lanjutan Permasalahan KEHATI “Perusakan Habitat”
Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

pandang sehingga
mengganggu transportasi,
mengubah sifat fisika-kimia
dan biologi tanah, mengubah
iklim mikro akibat hilangnya
tumbuhan, bahkan dari segi
lingkungan global ikut
memberikan andil terjadinya
efek rumah kaca. Dampak
pada lingkungan hayati antara
lain meliputi menurunnya
tingkat keanekaragaman
hayati, terganggunya suksesi
alami, terganggunya produksi
bahan organik dan proses
dekomposisi (Rasyid, 2014).

KELOMPOK : 10
LOKASI : Jurusan Kehutanan, Universitas Lampung
HARI/TANGAL : Jum’at, 22 Maret 2024

Tabel 2. Permasalahan KEHATI “Fragmentasi Habitat”


Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

1. Pembanguna ✓ ✓ ✓ Pembangunan bendungan di


n Bendungan statu aliran sungai mengubah
ekosistem air mengalir
menjadi ekosistem air
tergenang. perubahan ini
Tabel 2.1 Lanjutan Permasalahan KEHATI “Fragmentasi Habitat”
Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

berpengaruh terhadap
kehidupan biota perairan
(termasuk ikan). Lingkungan
waduk sebagai media hidup
ikan menjadi faktor penentu
keanekaragaman jenisikan dan
keberlanjutan usaha perikanan.
(Kartamihardja., 2019).

2. Pembanguna ✓ ✓ Kebutuhan terhadap


n Jalan Tol pembangunan infrastruktur
semakin meningkat seiring
perkembangan ekonomi.
Pembangunan jalan tol
menjadi salah satu infrastuktur
yang diutamakan dan
digalanggalangkan
pemerintah. Pembangunan
jalan tol ini seringkali
menggerus habitat flora dan
fauna membelah lahan hutan
menjadi dua. Seperti pada
tahun 2012 Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Provinsi Bali
melakukan pembangunan
Jalan Tol Bali Mandara.
Pembangunan jalan tol yang
berada di wilayah perairan
Teluk Benoa Bali (Andika,
2019).
KELOMPOK : 10
LOKASI : Jurusan Kehutanan, Universitas Lampung
HARI/TANGAL : Jum’at, 22 Maret 2024

Tabel 3. Permasalahan KEHATI “Degradasi Habitat dan Berbagai Polusi”


Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

1. Pertambanga ✓ ✓ Eksploitasi batubara


n berhubungan erat dengan
konsep pengelolaan
lingkungan hidup, di mana
kegiatan usaha ini lebih rentan
dengan dampak kerusakan
lingkungan karena
menurunnya kualitas
lingkungan sebagai akibat
pengusahaan pertambangan.
Usaha pertambangan dalam
waktu relatif singkat dapat
mengubah bentuk topografi
tanah dan keadaan muka tanah
(land impact) sehingga dapat
mengubah keseimbangan
sistem ekologi bagi daerah
sekitarnya. Usaha
pertambangan dapat
menimbulkan berbagai macam
gangguan, antara lain
pencemaran akibat debu dan
asap yang mengotori udara dan
air, limbah air, tailing, serta
buangan tambang (Listiyani,
2017).
Tabel 3.1 Lanjutan Permasalahan KEHATI “Degradasi Habitat dan Berbagai
Polusi”
Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

2. Pembakaran ✓ ✓ ✓ Dampak negatif yang


Lahan ditimbulkan oleh kebakaran
hutan cukup besar mencakup
kerusakan ekologis,
menurunnya keanekaragaman
hayati, merosotnya nilai
ekonomi hutan dan
produktivitas tanah, perubahan
iklim mikro maupun global,
dan asapnya mengganggu
kesehatan masyarakat serta
mengganggu transportasi baik
darat, sungai, danau, laut dan
udara (Rasyid, 2014).

KELOMPOK : 10
LOKASI : Jurusan Kehutanan, Universitas Lampung
HARI/TANGAL : Jum’at, 22 Maret 2024

Tabel 4. Permasalahan KEHATI “Perubahan Iklim Global”


Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

1. Perubahan ✓ ✓ Perubahan iklim di masa


iklim mendatang, diperkirakan akan
menjadi ancaman serius
terhadap konservasi orangutan,
terutama pada aspek
ketersediaan sumber pakan
Tabel 4.1 Lanjutan Permasalahan KEHATI “Perubahan Iklim Global”
Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

akibat terganggunya sistim


perbungaan dan perbuahan
pohon yang menjadi sumber
pakannya karena adannya
kenaikan suhu an curah hujan.
Ancaman lain adalah hilang
serta rusaknya habitat akibat
terjadinya kebakaran hutan
yang dipicu oleh gejala
perubahan iklim (Kamailah,
2021).

2. Pemanasan ✓ ✓ Dampak pemanasan global


global karena peningkatan temperatur
bumi adalah berubahnya iklim
global berupa perubahan curah
hujan dan naiknya intensitas
frekwensi badai, naiknya paras
laut akibat memuainya air laut
pada temperatur yang lebih
tinggi dan akibat mencairnya
es abadi di kawasan kutub
bumi, salinitas menurun dan
sedimentasi meningkat di
kawasan pesisir dan lautan,
sehingga semakin mengancam
keberlanjutan sumberdaya
alam pesisir dan laut sebagai
penyangga kehidupan
manusia. Pemanasan global
telah menyebabkan
Tabel 4.2 Lanjutan Permasalahan KEHATI “Perubahan Iklim Global”
Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

keanekaragaman hayati laut.


Salah satunya terjadi pada
komunitas terumbu karang dari
jenis hermatifik (hermatypic
coral) (Latuconsina, 2010).

KELOMPOK : 10
LOKASI : Jurusan Kehutanan, Universitas Lampung
HARI/TANGAL : Jum’at, 22 Maret 2024

Tabel 5. Permasalahan KEHATI “Eksploitasi Berlebihan”


Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

1. Penambanga ✓ Aktivitas penambangan


n timah timahberpengaruh terhadap
kondisi lingkungansungai,
yaitu menyebabkan
tingginyatingkat pencemaran
dan menurunkan nilai
indekshabitat dan akibat
lanjutnya adalahmenurunnya
keanekaragaman jenis
ikan.Dampak negatif
penambanganadalah
menyusutnya vegetasi di
sekitarsungai akibat
penebangan hutan untuk lahan
penambangan, menyebabkan
Tabel 5.1 Lanjutan Permasalahan KEHATI “Eksploitasi Berlebihan”
Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

tingginya sedimentasi, derajat


kecerahan menurun dansungai
menjadi dangkal. Terdapat
perbedaankondisi kualitas air
antara aliran sungai diwilayah
penambanan dan di luar areal
penambangan (Muslih , 2016).

2. Penambanga ✓ Pertambangan batu bara di


n batu bara Sangatta Kabupaten Kutai
Timur dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap
lingkungan dan sosial. Banyak
perusahaan yang mengambil
dan menggusur tanah milik
masyarakat dan dijadikan
tempat bermukimnya
karyawan perusahaan. Selain
itu masalah yang di timbulkan
oleh penambangan batu bara
tersebut terhadap sosial di
mana warga asli Sangatta tidak
mendapatkan bagian dari hasil
penambangan batu bara itu
sendiri.Terkait dengan
lingkungan penambangan batu
bara ini berdampak kepada
fungsi Sungai (Hidayat, 2015).
KELOMPOK : 10
LOKASI : Jurusan Kehutanan, Universitas Lampung
HARI/TANGAL : Jum’at, 22 Maret 2024

Tabel 6. Permasalahan KEHATI “Perburuan dan Perambahan”


Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

1. Perburuan ✓ ✓ ✓ Perburuan dan perdagangan


satwa liar satwa liar merupakan bentuk
eksploitasi sumberdaya alam.
proses alam terganggu,
sehingga banyak fungsi
ekologi alam terganggu.
Faktor yang memperngaruhi
kepunahan satwa liar selain
degradasi hutan adalah
perburuan dan perdagangan
satwa, dimana populasi suatu
spesises menurun akan
mengakibatkan rantai makanan
terputus. Selain kepunahan
satwa dampak lainnya akibat
ketidak seimbangan ekosistem
di suatu habitat adalah konflik
satwa liar (Prayudhi, 2015).

2. Perladangan ✓ ✓ ✓ Dampak dari perladangan


tebas bakar tebas bakar menurut beberapa
kajian antara lain merusak
hutan, mengubah unsur hara,
menghancurkan humus,
merusak struktur tanah yang
menyebabkan penurunan
KEHATI (Kapa, 2017).
KELOMPOK : 10
LOKASI : Jurusan Kehutanan, Universitas Lampung
HARI/TANGAL : Jum’at, 22 Maret 2024

Tabel 7. Permasalahan KEHATI “Spesies Asing Pengganggu”


Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

1. Dominasi ✓ Dominasi spesies di antara


Spesies di spesies non-asli merupakan
antara masalah serius yang muncul
Spesies Non ketika spesies non-asli yang
Asli tidak memiliki predator alami
di suatu daerah dapat
berkembang biak dengan cepat
dan mengambil alih
lingkungan yang mereka
ciptakan. Akibatnya, spesies
asing tersebut dapat
mempengaruhi keseimbangan
ekosistem lokal dengan
merusak sumber daya alam
dan mengganggu keberadaan
spesies local (Setiawati, et al,
2008).

2. Hilangnya ✓ ✓ ✓ Spesies asing yang


Keanekaraga mengganggu seringkali
-man Hayati mengambil alih habitat yang
biasanya digunakan oleh
spesies asli. Hal ini dapat
menyebabkan penurunan
populasi dan bahkan
kepunahan spesies asli
(Surakusumah, 2011).
KELOMPOK : 10
LOKASI : Jurusan Kehutanan, Universitas Lampung
HARI/TANGAL : Jum’at, 22 Maret 2024

Tabel 8. Permasalahan KEHATI “Penyakit”


Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

1. Flu burung ✓ ✓ Flu burung adalah penyakit


menular yang disebabkan oleh
virus influenza tipe A dengan
diameter 90-120 nanometer.
Virus tersebut termasuk dalam
famili Orthomyxoviridae.
Secara normal, virus tersebut
hanya menginfeksi ternak
unggas seperti ayam, kalkun,
dan itik. Namun, bisa juga
menginfeksi ternak
ruminansia, terutama babi.
Dampak flu burung baik
langsung dan tak langsung
telah menyebabkan produksi
ayam turun sampai 60 persen.
Dampak wabah flu burung
terhadap jumlah unggas yang
dipelihara menurut tingkat
serangan,usaha yang terinfeksi
dan tidak terinfeksi serta
periode sebelum dan setelah
kasus flu burung cenderung
turun. (Kriyantono, 2006).

2. Flu babi ✓ ✓ ✓ Flu babi disebabkan oleh virus


influenza H1N1. Sama seperti
Tabel 8.1 Lanjutan Permasalahan KEHATI “Penyakit”
Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

virus influenza lainnya, virus


tersebut akan menyerang sel-
sel pada hidung, tenggorokan,
dan paru-paru. Perlu dicatat,
virus ini tidak bisa menyebar
melalui konsumsi daging babi.
Cara penularan virus H1N1
mirip dengan virus influenza
lain, yaitu jika terhirup droplet
dari penderita yang bersin atau
batuk. Penularan juga bisa
terjadi jika droplet yang
mengandung virus menempel
di mata, hidung, serta mulut
seseorang yang sehat (KBBI).

KELOMPOK : 10
LOKASI : Jurusan Kehutanan, Universitas Lampung
HARI/TANGAL : Jum’at, 22 Maret 2024

Tabel 9. Permasalahan KEHATI “Kerentanan Terhadap Kepunahan”


Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

1. Endemik ✓ ✓ Artinya spesies tertentu hanya


dapat hidup dan berkembang
biak di daerah khusus,
diakibatkan sumber
makanannya tidak terdapat di
daerah lain dan keadaan
Tabel 9.1 Lanjutan Permasalahan KEHATI “Kerentanan Terhadap Kepunahan”
Dampak Pada Tingkatan
No. Kegiatan Deskripsi
Gen Spesies Ekosistem

gepgrafisnya berbeda dengan


daerah lain (Mulyanto, 2007).

2. Spesies ✓ Spesies dengan genetic


dengan homozigot. Sejumlah spesies
variasi tumbuhan, seperti Lousewort
genetik pedicularis dan beberapa
terendah rumputrumputan memiliki
keragaman sifat genetic yang
rendah (Muladno, 2010).

3.2. Pembahasan
Keanekaragaman hayati adalah suatu varasi atau perbedaan bentuk-bentuk
antar makhluk hidup. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan pada tumbuhan,
hewan, dan mikroorganisme, materi genetik yang terdapat didalamnya, serta
berbagai bentuk ekosistem yang menjadi tempat hidup makhluk hidup tersebut.
Keanekaragaman, memiliki arti suatu hal atau keadaan yang bermacam-macam dan
kata hayati merujuk kepada suatu hal yang hidup. Dalam arti singkat
keanekaragaman hayati ialah keseluruhan variasi makhluk hidup (organisme) yang
menghuni biosfer. Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas” (Rhidwan,
2012).
Dalam Keanekaragaman hayati, perbedaan yang ada pada tiap makhluk hidup
dibedakan menjadi tiga tingkatan. Tiga tingkatan tersebut meliputi:
keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies dan keanekaragaman ekosistem.
Ketiga tingkatan keanekaragaman hayati itu diperlukan untuk kelanjutan
kelangsungan makhluk hidup di bumi dan penting bagi manusia. Pemahaman
tentang tingkat keanekaragaman hayati ini penting untuk memahami hubungan
antara spesies dan lingkungan, serta mengembangkan strategi konservasi yang
efektif untuk menjaga keanekaragaman hayati yang ada di bumi (Anggraini, 2018).
Keanekaragaman hayati tidak luput dari ancaman yang dapat membuatnya
punah. Tindakan konservasi perlu untuk diberlakukan agar kelestarian
keanekaragaman hayati tetap terjaga. Pembukaan lahan hutan untuk perluasan
areapertanian dan eksploitasi sumber daya hutan secara berlebihan menjadi salah
satu contoh permasalahan yang mengancam keanekaragaman hayati. Habitat
tempat tinggal flora dan fauna dapat rusak, terpecah, atau berkurag hingga hancur.
Kelestariannya ekosistem akan terganggu dan berujung pada kepunahan, baik lokal
maupun masal (Nasruddin, 2020).
IV. KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah


1. Secara garisbesar permasalahan keanekaragaman hayati meliputi :perusakan
habitat, fragmentasi habitat, degdradasi habitat, perubahan iklim, eksploitasi,
perburuan dan perambahan, spesies asing pengganggu, penyakit, dan
kerentanan terhadap kepunaan
2. Permasalahan keanekaragaman hayati dapat mempengaruhi keadaan atau
kondisipada seluruh tingkatan keanekaragamnhayati. Kegiatan manusia
menjadi hal utama daplam permaslahan keanekaragaman hayati .
DAFTAR PUSTAKA

Andika, I. B. M. B., Kusmana, C., Nurjaya, I. W. 2019. Dampak pembangunan


jalan tol Bali Mandara terhadap ekosistem mangrove di Teluk Benoa Bali.
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Journal of Natural
Resources and Environmental Management, 9(3): 641-657.

Anggraini, W. 2018. Keanekaragaman hayati dalam menunjang perekonomian


masyarakat Kabupaten Oku Timur. Jurnal Aktual. 16(2): 99-106.

Hidayat, W., Rustiadi, E., Kartodihardjo, H. 2015. Dampak Pertambangan


Terhadap Perubahan Penggunaan Lahan dan Kesesuaian Peruntukan Ruang
(Studi Kasus Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan). Jurnal
Perencanaan Wilayah Dan Kota. 26(2): 130–146.

Kamaliah, K., Marlina, S. 2021. Kajian Dampak dan Adaptasi Perubahan Iklim di
Kalimantan Tengah. Media Ilmiah Teknik Lingkungan (MITL). 6(1): 34- 42.

Kapa, M. J., Gunawan, T., Hardoyo, S. R. 2017. Sistem pertanian perladangan


tebas bakar berbasis kearifan lokal pada wilayah bercurah hujan eratik di
Timor Barat. JPG (Jurnal Pendidikan Geografi), 4(2): 10-19.

Kartamihardja, E. S. 2019. Degradasi Keanekaragaman Ikan Asli di Sungai


Citarum, Jawa Barat. Warta Iktiologi,. 3(2): 1-8.

Kriyantono, R. 2009. Metode Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group.


Jakarta.

Latuconsina, H. 2010. Dampak pemanasan global terhadap ekosistem pesisir dan


lautan. Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan, 3(1): 30-37.

Listiyani, N. 2011. Dampak pertambangan terhadap lingkungan hidup di


kalimantan selatan dan implikasinya bagi hak-hak warga negara. Jurnal
Hukum, 9(1): 67-86.

Muladno. 2010. Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor. IPB Press. Bandung


Mulyanto. 2007. Pengembangan dan Pengukuran Indikator Pembangunan Daerah
di Era Otonomi dan Desentralisasi. Region. 2(1): 43-52.

Nasruddin, N., Febrian, G. M. S., Rukmana, A. D., Indra, M. 2020. Alih fungsi
lahan kawasan hutan lindung (studi di kawasan pengelolaan hutan lindung
kayu tangi blok I Kota Banjarbaru). Jurnal Pendidikan Sosiologi
Antropologi, 2(2): 228-234.

Paiman, A., Anggraini, R., Maijunita, M. 2018. Faktor Kerusakan Habitat dan
Sumber Air Terhadap Populasi Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae
Pocock, 1929) di Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III
Taman Nasional Sembilang. Jurnal Silva Tropika, 2(2): 22-28.

Prayudhi, R. T. 2015. Penegakan hukum, rehabilitasi dan pelepasliaran satwa


dilindungi hasil sitaan negara ujung tombak upaya penstabilan ekosistem
kawasan konservasi. Open Journal System. 4(5): 19-29.

Rasyid, F. 2014. Permasalahan dan dampak kebakaran hutan. Jurnal Lingkar


Widyaiswara. 1(4): 47-59.

Ridhwan, M. 2012. Tingkat keanekaragaman hayati dan pemanfaatannya di


Indonesia. Jurnal Biology Education, 1(1).

Sari, M., Muamar, M. R., Nur, F. M. 2022. Keanekaragaman Hayati. Modul Digital
Konsep Dasar Sains.

Setiawati, W., Murtiningsih, R., Gunaeni, N., Rubiati, T. 2008. Tumbuhan bahan
pestisida nabati dan cara pembuatannya untuk pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan (OPT).

Surakusumah, W. 2011. Perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap


keanekaragaman hayati. Makalah Perubahan Lingkungan Global.
Universitas Pendidikan Indonesia.

Suwarso, E., Paulus, D. R., Widanirmala, M. 2019. Kajian database


keanekaragaman hayati Kota Semarang. Jurnal Riptek, 13(1), 79-91.
LAMPIRAN
Gambar 1. Persentase Plagiasi

Anda mungkin juga menyukai