Anda di halaman 1dari 21

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku

Tahapan Penyusunan Daya Dukung Daya Tampung


Lingkungan Hidup

Najhah Aris, SH
Kasubid Pertambangan , Energi, Pertanian dan Kelautan

Makassar, 3 Mei 2019


DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan


lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia,
makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya.

Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan


hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang
masuk atau dimasukkan kee
dalamnya.
KLASIFIKASI JASA LINGKUNGAN
KLASIFIKASI JASA LINGKUNGAN

Berdasarkan tipe manfaat bagi manusia

Jasa Penyedia Jasa Pengaturan Jasa Budaya


Manfaat nonmaterial yang diperoleh dari
Produk yang diperoleh Manfaat diperoleh dari ekosistem
dari ekosistem pengaturan proses
Estetika: apresiasi pemandangan alam,
ekosistem Rekreasi: peluang untuk kegiatan
Pangan, Air, Serat, bahan bakar dan pariwisata dan rekreasi, Warisan budaya
material lain , Sumberdaya genetik dan Identitas: rasa tempat dan milik
Pengaturan kualitas udara, Pengaturan iklim,
Pencegahan dan Perlindungan terhadap
bencana alam, Pengaturan air, Pemurnian air
dan pengolahan limbah, Pengaturan
penyerbukan alami , Pengendalian Hama

Jasa Pendukung
Layanan yang diperlukan untuk produksi semua layanan ekosistem lainnya

Habitat dan Keanekaragaman hayati, Pembentukan dan regenerasi tanah, Produksi primer, Siklus hara
* Jasa Lingkungan: Fungsi, indikator keadaan dan indikator kinerja

No Jasa Lingkungan Fungsi Indikator Keadaan Indikator Kinerja


Fungsi Penyediaan
1 Pangan a. Ketersediaan tanaman Stok total dan rata-rata Produktivitas bersih
(serealia dan non dalam kg/ha (dalam kcal/ha/tahun
serealia) yang dapat atau unit lainnya)
dimakan
b. Ketersediaan hewan yang
bisa dimakan
2 Air Ketersediaan air untuk Jumlah total air (m3/ha) Jumlah maksimum
dimanfaatkan ekstraksi air secara
berkelanjutan
(m3/ha/tahun)
3 Serat, bahan Ketersediaan spesies atau Total biomassa (kg/ha) Jumlah optimum yang
bakar dan komponen abiotik dengan layak diekstraksi
material lain potensi penggunaan kayu, (kg/ha/tahun)
bahan bakar, atau bahan
dasar

4 Sumberdaya Ketersediaan spesies dengan Total nilai 'bank gen', Indeks keanekaragaman
genetik materi genetik yang jumlah substansi, hayati
(berpotensi) bermanfaat, biomassa (contohnya
misalnya untuk pengobatan jumlah spesies atau sub
dan spesies ornamental. spesies)
Fungsi Pengaturan
5 Pengaturan kualitas udara Kapasitas ekosistem untuk Tutupan lahan yang Luasan tutupan lahan yang
menyerap aerosol dan bahan bervegetasi (Ha). bervegetasi (Ha)
kimia dari atmosfer.
6 Pengaturan iklim Pengaruh ekosistem terhadap Tupan lahan yang Luasan tutupan lahan yang
iklim lokal dan global melalui bervegetasi (Ha) bervegetasi (Ha)
tutupan lahan dan proses yang
dimediasi secara biologis

7 Pencegahan dan Struktur alam yang berfungsi Karakteristik bentang Luasan karakteristik bentang lahan,
Perlindungan terhadap untuk pencegahan dan lahan, vegetasi dan vegetasi dan penutupan yang
bencana alam (Banjir, perlindungan dari kebakaran penutupan lahan berfungsi sebagai pencegahan dan
Longsor dan Kebakaran) lahan, abrasi, longsor, badai, perlindungan terhadap bencana
gempa bumi, banjir dan alam (hektar).
tsunami.

8 Pengaturan air Peran bentangalam dan Kapasitas infiltrasi Kuantitas infiltrasi dan retensi air
penutup lahan dalam infiltrasi (litology, topografi, serta pengaruhnya terhadap wilayah
air dan pelepasan air secara curah hujan, vegetasi, hidrologis (contohnya irigasi)
berkala tutupan) dan retensi air
(vegetasi, topografi,
litology) dalam m3

9 Pemurnian air dan Peran biota dan abiotik dalam Kapasitas flushing Kemampuan limbah yang dapat di
pengolahan limbah proses pembersihan atau (penggelontoran), flushing (gelontor) secara alami ,
penguraian materi organik, debit, topografi, dan m3/detik, lama waktu pengendapan
senyawa dan nutrisi steril di meretansi beban
sungai, danau, dan wilayah limbah dilihat dengan
pesisir. vegetasi

10 Pengaturan penyerbukan Ketergantungan tanaman Keanekaragaman dan Jumlah dan dampak dari spesies
alami budidaya pada penyerbuk kelimpahan spesies penyerbuk
alami penyerbuk
11 Pengendalian Hama Kontrol populasi hama melalui Jumlah dan dampak Pengurangan penyakit manusia,
hubungan trofik dari speises pengontrol hama penyakit hewan
hama
Fungsi Pendukung
12 Habitat dan Pentingnya ekosistem Jumlah spesies dan Ketergantungan
Keanekaraga untuk menyediaan individu transien ekosistem lain (atau
man hayati habitat untuk (khususnnya ekonomi) pada jasa
pembiakan, makan, dengan nilai berkembangbiak
istirahat dan untuk komersil)
spesies transien

13 Pembentukan Peran proses alami Penutupan akar Jumlah pucuk tanah yang
dan dalam pembentukan tanaman contohnya dihasilkan per ha/tahun
regenerasi dan regenerasi tanah bioturbasi
tanah
TAHAPAN PENYUSUNAN DDDTLH
TAHAPAN PENYUSUNAN D3TLH

1. Klasifikasi karakteristik Ekoregion dengan pendekatan


Bentanglahan, Tipe Vegetasi dan Penutup lahan
2. Perhitungan dan pembuatan Peta Layanan/ Jasa
Lingkungan dengan kesepakatan para ahli
3. Perhitungan Daya Dukung Daya Tampung Indikatif,
dengan mempertemukan ketersediaan dan kebutuhan
menggunakan system grid (Status terlampaui atau
tidak terlampaui)
1. Klasifikasi Karateristik
Bentanglahan, Tipe Vegetasi dan
z Penutupan lahan
Bentanglahan1:250.000
KLASIFIKASI KARETIRISTIK BENTANG LAHAN,
TIPE VEGETASI DAN PENUTUP LAHAN

z
Tutupan Lahan 1 : 250.000

Tipe Vegetasi Alami 1 : 250.000


2. Perhitungan dan Pembuatan
Peta Layanan Jasa Lingkungan,
z
dengan Kesepakatan Para Ahli
(Skoring dan Bobot)
CONTOH SKORING SETIAP JENIS KLASIFIKASI BENTANGLAHAN TERHADAP
JASA LINGKUNGAN PENYEDIAAN PANGAN
NO BENTANGLAHAN SKOR
1 Danau 3
2 Dataran fluvial bermaterial aluvium 5
3 Dataran fluviomarin bermaterial aluvium 5
4 Dataran lakustrin bermaterial aluvium 3
5 Dataran marin berbatu bermaterial batuan sedimen karbonat 2
6 Dataran marin berpasir bermaterial aluvium 3
7 Dataran solusional karst berombak bergelombang bermaterial batuan sedimen karbonat 2
8 Dataran struktural lipatan berombak bergelombang bermaterial batuan sedimen non karbonat 2
9 Dataran struktural plutonik berombak bergelombang bermaterial batuan beku dalam 2
10 Dataran vulkanik kipas bermaterial piroklastik 4
11 Lembah fluvial bermaterial aluvium 5
12 Lereng tengah kerucut vulkanik bermaterial piroklastik 4
13 Pegunungan struktural lipatan bermaterial batuan metamorfik 3
14 Pegunungan vulkanik bermaterial batuan beku luar 5
15 Pegunungan vulkanik kerucut bermaterial piroklastik 5
16 Perbukitan solusional karst bermaterial batuan sedimen karbonat 3
17 Perbukitan struktural lipatan bermaterial batuan metamorfik 3
18 Perbukitan struktural lipatan bermaterial batuan sedimen campuran karbonat dan non karbonat 3
19 Perbukitan struktural lipatan bermaterial batuan sedimen non karbonat 3
20 Perbukitan struktural plutonik bermaterial batuan beku dalam 3
21 Perbukitan vulkanik bermaterial batuan beku luar 4
22 Perbukitan vulkanik bermaterial piroklastik 4
23 Perbukitan vulkanik kerucut parasiter bermaterial beku luar 4

SUMBER : Kesepakatan Pakar dan Tim Ahli


Data : P3E Suma 2018
CONTOH SKORING SETIAP JENIS KLASIFIKASI TIPE VEGETASI ASLI TERHADAP
JASA LINGKUNGAN PENYEDIAAN PANGAN
NO TIPE VEGETASI ASLI SKOR
1 Vegetasi hutan batuan ultrabasa 3
2 Vegetasi hutan batuan ultrabasa pamah 3
3 Vegetasi hutan batugamping monsun pamah pada bentang alam karst 4
4 Vegetasi hutan batugamping pamah monsun 3
5 Vegetasi hutan batugamping pamah pada bentang alam karst 4
6 Vegetasi hutan pamah (non dipterokarpa) 5
7 Vegetasi hutan pamah monsun malar hijau 4
8 Vegetasi hutan pamah monsun merangas 2
9 Vegetasi hutan pantai 3
10 Vegetasi hutan pantai monsun 3
11 Vegetasi hutan pegunungan atas 3
12 Vegetasi hutan pegunungan bawah 4
13 Vegetasi hutan pegunungan bawah monsun (monsoon lower mountain forest) 3
14 Vegetasi hutan rawa air tawar pada bentang alam karst 3
15 Vegetasi hutan ultrabasa pegunungan 3
16 Vegetasi mangrove 4
17 Vegetasi savana monsun pamah 2
18 Vegetasi savanna pegunungan monsun 2
19 Vegetasi terna rawa gambut 1
20 Vegetasi terna tepian danau 3
21 Vegetasi terna tepian sungai 4

SUMBER : Kesepakatan Pakar dan Tim Ahli


Data : P3E Suma 2018
CONTOH SKORING SETIAP JENIS KLASIFIKASI PENUTUPAN LAHAN TERHADAP
JASA LINGKUNGAN PENYEDIAAN PANGAN

NO PENUTUPAN LAHAN SKOR


1 Badan Air 4
2 Bandara/ Pelabuhan 1
3 Belukar 3
4 Belukar Rawa 3 BOBOT JL PENYEDIAAN PANGAN
5 Hutan Lahan Kering Primer 3 BENTANGLAHAN 0,28
6 Hutan Lahan Kering Sekunder 3 TIPE VEGETASI ASLI 0,12
7 Hutan Mangrove Primer 5 PENUTUPAN LAHAN 0,60
8 Hutan Mangrove Sekunder 4
9 Pemukiman 1
10 Perkebunan 3
SUMBER : Kesepakatan Pakar dan Tim Ahli
11 Pertambangan 1 Data : P3E Suma 2018
12 Pertanian Lahan Kering 3
13 Pertanian Lahan Kering Campur 3
14 Sawah 5
15 Tambak 5
16 Tanah Terbuka 1
FORMULASI PERHITUNGAN KINERJA JASA LINGKUNGAN /
LAYANAN JASA LINGKUNGAN

 Formulasi Perhitungan Kinerja/Layanan Jasa Lingkungan :

=f {Bentanglahan, Vegetasi, Penutup Lahan}


=(wbl x sbl)+(wveg x sveg)+(wpl x spl)
z

Keterangan :
wbl = bobot Bentanglahan
sbl = skor Bentanglahan
wveg = bobot vegetasi
sveg = skor vegetasi
wpl = bobot penutup lahan
spl = skor penutup lahan
3. Perhitungan Daya Dukung
Daya Tampung Indikatif,
z
dengan mempertemukan
ketersediaan dan kebutuhan
menggunakan system grid.
(Status terlampaui tidak
terlampaui)
Metode

- Sistem grid skala ragam beresolusi 30” x 30” (±0,9km x


0,9km).
- Pendekatan yang mampu merepresentasikan DDLH
wilayah dalam bentuk informasi spasial, tanpa harus
menyamakan
z skala dari berbagai jenis data yang
tersedia.
- Sistem grid skala ragam yang digunakan mengacu pada
sistem grid Indonesia berbentuk dasar persegi dengan
elemen utama, antara lain sistem koordinat geodetik dan
datum geodetik World Geodetic System 1984 (WGS84);
titik asal sistem koordinat grid, yaitu titik (90° BT, 15° LS);
sistem penomoran; dan resolusi grid (Riqqi, 2011).
- Pendekatan kuantitatif dengan menghitung selisih dan
perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan untuk
masing-masing jasa Lingkungan pangan dan air.
- Asumsi status DDLH hanya didasarkan pada potensi
sumber daya yang ada di wilayah tersebut tanpa
memperhatikan adanya aliran materi.
- Nilai
z kebutuhan dihitung berdasarkan Angka Kecukupan
Energi (AKE) populasi untuk bahan pangan; dan
kebutuhan air domestik dan kebutuhan lahan untuk air.
- Ketersediaan dihitung berbasis jasa lingkungan, yaitu
dengan menggunakan metode pembobotan berdasarkan
Indeks Jasa Lingkungan Penyedia Bahan Pangan
(IJLPBP) untuk bahan pangan; dan Indeks Jasa
Lingkungan Penyedia Air (IJLPA) untuk air bersih.
DATA YANG DIBUTUHKAN

Data Spasial Data Non spasial

1. Peta Kinerja Jasa Lingkungan 1. Data jumlah penduduk


Pangan dan Air (Nilai Indeks 2. Data Produksi Pangan
Pangan dan Air) (tanaman pangan,
2. Peta Administrasi hortikultura, perkebunan,
peternakan dan
3. System Grid resolusi 30”x 30” perikanan) dan
(900 m x 900 m) kandungan energi setiap
4. Peta Penutupan Lahan bahan pangan
5. Peta Jaringan Jalan 3. Potensi Air Permukaan
* Pemetaan Indikatif D3TLH

Ketersediaan Pemanfaatan Status Daya


Sumber Daya Sumber Daya Dukung

Grid Ketersediaan Pemanfaatan Ambang Batas


Air Air Air
- Air Permukaan - Perkapita
- Land Use dan Status Daya
Land Cover Dukung Air

Ketersediaan Kebutuhan Ambang Batas


Pangan Pangan Pangan
- Pertanian - Perkapita
- Peternakan Status Daya
- Perikanan Pangan

Kabupaten/Kota Status Daya


Dukung
Lanjut Praktek Pengolahan
Data
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai