Anda di halaman 1dari 53

PRINSIP BIOLOGI KONSERVASI

TIM BIOLOGI DASAR


FMIPA-UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BIODIVERSITAS
“Kekayaaan hidup di bumi, jutaan tumbuhan,
hewan, dan mikroorganisme, genetika yg
dikandungnya, dan ekosistem yang
dibangunnya menjadi lingkungan hidup”

Dipertimbangkan dari 3 tingkatan:


1. Genetik
2. Spesies
3. Komunitas
Kategori Biodiversitas
Berdasarkan Tingkatannya
• Ekosistem → mencakup keanekaragaman bentuk &
susunan bentang alam (daratan & perairan), di mana
organisme hidup (tumbuhan, hewan, mikroba)
berinteraksi & membentuk keterkaitan dgn lingk
fisiknya.
• Spesies → keanekaragaman spesies flora & fauna
yg ditunjukkan oleh jml spesies yg ada di bumi,
mewakili aneka ragam adaptasi evolusi dan
ekologi pd lingkungan tertentu.
• Genetik → keanekaragaman individu di dalam suatu
spesies krn perbedaan genetis antar individu.
Gen: materi pembawa sifat yg dimiliki setiap organisme
& dpt diwariskan ke generasi berikutnya. Tiap individu di
dlm suatu jenis membawa susunan gen yg berbeda.
The Three Levels of Biodiversity

Biodiversity has three main


components
– Genetic diversity Genetic diversity in a vole population

– Species diversity
– Ecosystem diversity

Species diversity in a coastal redwood ecosystem

Community and ecosystem diversity


across the landscape of an entire region
PERAN BIODIVERSITAS
Biodiversitas mempunyai peranan penting
dalam kehidupan manusia:
❑ Sumber pangan
❑ Sumber sandang
❑ Bahan bangunan
❑ Sumber pendapatan
❑ Sumber plasma nutfah
❑ Sumber bahan obat-obatan
❑ Sumber keilmuan
❑ Ekologi
❑ Keindahan
Manusia mempunyai peranan terhadap Biodiversitas:
Jumlah Biodiversitas akan terus berkurang disebabkan aktivitas
manusia yang bersifat merugikan:
❑ Pembukaan hutan
❑ Pengurukan lahan basah
❑ Pertambangan
❑ Pencemaran lingkungan
❑ Perburuan

Aktivitas manusia yang menguntungkan biodiversitas disebabkan


kegiatan manusia yang dapat meningkatkan biodiversitas :
❑ Penghijauan
❑ Penangkaran
❑ Perkawinan silang
❑ Perlindungan alam
KRISIS BIODIVERSITAS
Ancaman Biodiversitas, Kerusakan habitat & SDA-hayati terus
meningkat. Penyebab:

• secara alami: gempa bumi,


longsor, kebakaran hutan,
tsunami, gunung berapi,
erosi, hujan asam, dll.
• Gangguan hama dan penyakit
• Kegiatan manusia:
perambahan kawasan hutan,
eksploitasi SDA, konvensi
kawasan, penggembalaan,
pertambangan, perburuan liar,
pencemaran, dll.
• Invasi spesies asing
• Perubahan Iklim global
KONSERVASI SPESIES
KONSERVASI Pelestarian/Perlindungan

Konservasi pertama kali dikemukakan oleh Theodore Roosevelt 1902.


Konservasi berasal dari kata “conservation”,
con (together)
servare (to keep, to save what we have).
❑ Konservasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memelihara
milik kita (to keep, to save what we have)
Kitamemanfaatkannya secara bijaksana (wise use).
❑ Konservasi tidak hanya diartikan sebagai menjaga atau memelihara
lingkungan alam (pengertian konservasi fisik), tetapi juga bagaimana
nilai-nilai dan hasil budaya dirawat, dipelihara, dijunjung tinggi, dan
dikembangkan demi kesempurnaan hidup manusia.
Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
dilakukan melalui kegiatan:

❑ Perlindungan sistem penyangga


kehidupan
❑ Pengawetan keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa
beserta ekosistemnya
❑ Pemanfaatan secara lestari
sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya
Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan
❑ Sistem penyangga kehidupan merupakan
satu proses alami dari berbagai unsur
hayati dan non hayati yang menjamin
kelangsungan kehidupan makhluk.
❑ Perlindungan sistem penyangga
kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya
proses ekologis yang menunjang
kelangsungan kehidupan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan mutu kehidupan manusia.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut Pemerintah menetapkan:


a. wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga
kehidupan
b. pola dasar pembinaan wilayah perlindungan sistem penyangga
kehidupan
c. pengaturan cara pemanfaatan wilayah pelindungan sistem penyangga
kehidupan
Kriteria Penetapan Kawasan Taman Nasional
1. Kawasan yg ditetapkan mempy luas yang
cukup untukmenjamin kelangsungan proses
ekologis scr alami.
2. Memilki sumberdaya alam yang khas dan
unik baik flora maupun satwa dan
ekosistemnya serta gejala-gejala alam yang
masih utuh dan alami
3. Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang
masihutuh sebagai pariwisata alam
4. Memiliki keadaan alam yang asli dan alami
untukdikembangkan.
5. Merupakan kawasan yg dpt dibagi ke dalam
zona inti,zona pemnafaatan, zona penyangga
dan zona lain.
Pengawetan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Dan
Satwa Beserta Ekosistemnya
Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa
bertujuan untuk:
❑ menghindarkan jenis tumbuhan dan
satwa dari bahaya kepunahan
❑ menjaga kemurnian genetik dan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan
satwa
❑ memelihara keseimbangan dan
kemantapan ekosistem yang ada agar
dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan
manusia secara berkelanjutan

Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dilakukan melalui upaya:


1. penetapan dan penggolongan yang dilindungi dan tidak dilindungi
2. pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa serta habitatnya
3. pemeliharaan dan pengembangbiakan
Pemanfaatan Secara Lestari Sumber Daya Alam
Hayati Dan Ekosistemnya
Pemanfaatan secara lestari
sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya dilakukan melalui
kegiatan:
❑ pemanfaatan kondisi
lingkungan kawasan
pelestarian alam
❑ pemanfaatan jenis tumbuhan
dan satwa liar.

Yang dimaksud dengan kondisi lingkungan:


potensi kawasan berupa ekosistem, keadaan iklim, fenomena
alam, kekhasan jenis tumbuhan dan satwa, dan peninggalan
budaya yang berada dalam kawasan tersebut.
KONSERVASI SPESIES
Tujuan biologi konservasi
untuk melestarikan biodiversitas
dgn:
❑ Mencegah kepunahan
spesies yang disebabkan
oleh aktivitas manusia
❑ Mempertahankan jumlah
populasi besar yang
menopang keragaman
genetik
❑ Melestarikan interaksi
komunitas yang menopang
ekosistem
UU nomor 5 thn 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
Pengertian konservasi sumber daya alam hayati
adalah, "pengelolaan sumber daya alam hayati yang
pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk
menjamin kesinambungan persediaannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya.“

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22


Tahun 2009
“Hari Konservasi Alam Nasional” 10 Agustus.
Ikon Dalam Mempromosikan Konservasi

Umbrella Species Flagship Species Keystone Species


memainkan peranan yang
spesies yang membutuhkan spesies yang dipilih sebagai penting di dalam struktur,
area yang luas sehingga duta besar, ikon atau fungsi atau produktifitas
perlindungan jenis ini juga simbol untuk dari habitat atau ekosistem
melindungi hewan lain mendefinisikan suatu (habitat, tanah, dan
yang juga menempati habitat, isu, kampanye atau pemencar biji, dll). Jika
daerah yang sama. dampak lingkungan. hilangnya jenis ini akan
Flagship species biasanya mengakibatkan perubahan
relatif berukuran besar, dan yang signifikan atau fungsi
kharismatik yang salah yang bisa
berefek pada skala yang
lebih besar
PENGARUH POLUTAN THDP
BIODIVERSITAS
Encyclopaedia Britannica

POLUSI
POLUTAN
Penambahan zat atau
PENCEMARAN bahan berbahaya apa
pun ke lingkungan.
Penambahan ini
Zat dan bahan memberikan dampak
berbahaya penyebab negatif pada lingkungan
polusi dan kehidupan di
dalamnya.
Pencemaran Lingkungan
Pengertian tentang pencemaran lingkungan dijelaskan dalam Undang-Undang No.
thn 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup

masuknya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain


ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia maupun proses alam. Akibatnya,
kualitas lingkungan menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya

5 Jenis pencemaran lingkungan


❑ Pencemaran Udara
❑ Pencemaran Tanah
❑ Pencemaran Air
❑ Pencemaran Suara
❑ Pencemaran Cahaya.
Pencemaran Udara
Terjadi akibat peningkatan jumlah gas dan zat berbahaya di
udara, sehingga kualitas udara yang kita hirup semakin
memburuk

Jenis polutan pencemar udara


❑ Gas Karbon Monoksida (CO)
dan Karbon Dioksida (CO2)
❑ Gas SO dan SO2
❑ Gas Kloro Fluoro Karbon (CFC)
❑ Hidrokarbon (HC) dan Nitrogen
Oksida (NO)
❑ Gas-gas lainnya
Infeksi Saluran Pernapasan
pada manusia dan hewan
Pencemaran Tanah

Akibat sampah, limbah, dan racun-racun sisa industri lainnya


dibuang tanpa prosedur yang baik ke tanah. Akibatnya, tanah
pun terkontaminasi

❑ Pencemaran tanah memiliki dampak negatif bagi kesehatan


manusia.
Zat timbale yang menyebabkan kerusakan otak
Zat benzene yang berdampak pada penyakit leukimia
Zat merkuri berdampak pada gangguan ginjal dsb

❑ Pencemaran tanah juga dapat merusak ekosistem darat.


Kualitas tanah yang terganggu, dapat merusak struktur rantai
makanan yang sudah ada. Akibatnya keseimbangan ekosistem di
sekitar wilayah pencemaran tanah menjadi terganggu pula.
▪ Pembuangan sampah plastik
▪ Penggunaan pestisida
▪ Limbah beracun
▪ Kebocoran bahan kimia
▪ Tumpahan minyak
Pencemaran Air
Ketika zat sisa atau limbah yang berisi zat kimia berbahaya,
sampah, dan benda lain, masuk ke air, baik itu laut, sungai,
hingga danau ataupun badan air lainnya.

Polutan air dapat berupa sampah plastik yang kemungkinan ditelan ataupun
menjerat hewan laut dan mengakibatkan luka yang mengarah pada kematian.
Polutan air juga dapat berupa tumpahan minyak, limbah industri, dan juga
mikroorganisme pembawa penyakit seperti bakteri dan virus.
Pencemaran Suara
Akibat kebisingan, melebihi ambang batas yang bisa ditoleransi
manusia. Ukuran kebisingan suara dihitung menggunakan
desibel.

Sumber suara Desibel


Desibel adalah perbandingan
tingkat Intensitas Suara dengan Nilai Ambang Suara 0 dB
Batas Ambang suara yang dapat Suara dengungan
40 dB
Kulkas
didengar oleh Manusia atau Volume
terendah yang dapat didengar oleh Percakapan normal 60 dB
Manusia pada suatu ruangan yang Mesin Pemotong
90 dB
rumput
sunyi dengan asumsi pendengaran
orang tersebut adalah normal. Nilai Sepeda Motor 95 dB
Ambang Suara tersebut adalah 0dB Konser Rock 110 dB
atau Log 1. Sirine Ambulan 120 dB
❑ Seseorang yang berada di lingkungan dengan tingkat kebisingan 85dB
diatas 8 jam akan mengalami kerusakan alat pendengaran
❑ Burung akan kesulitan menemukan pasangannya
❑ Mengganggu hewan untuk berburu & bertahan hidup
❑ Spesies mangsa tidak mendengar predator yg mendekat, shg lebih
cepat dimangsa
❑ Walaupun cuma satu spesies yg terkena dampak kebisingan scr
langsung, dampak ini dapat menyebar ke dlm komunitas ekologi
❑ Gangguan otak dan pendengaran pada hewan laut
❑ Sapi menjadi gelisah dan cenderung sulit melakukan produksi susu
❑ Kumbang mengubah perilaku menjadi saling membunuh.
❑ Mengurangi habitat hewan dan secara langsung memengaruhi
kebugaran dan pada akhirnya jumlah populasi
Pencemaran Cahaya
cahaya dari teknologi modern seperti lampu, mengubah persepsi
siang-malam makhluk hidup, sehingga mengganggu
keseimbangan ekosistem
Kebanyakan hewan
sensitif terhadap cahaya
gelombang pendek, yang
menciptakan warna biru
dan violet.
Gelombang pendek ini
dikenal bisa menekan
produksi melatonin yang
diketahui bisa menganggu
tidur dan mengacaukan
ritme sirkadian dari
banyak hewan, termasuk
manusia
❑ Burung yang berkicau di jam-jam tidak biasa karena terkecoh cahaya
terang di malam hari
❑ Burung kurang tidur
❑ Hewan kesulitan mendapatkan makanan karena jadwal siang dan
malam yang tertukar
❑ Memengaruhi panggilan prakawinan banyak spesies katak dan kodok.
❑ Burung kesulitan melihat bintang ketika migrasi di malam hari
❑ Gangguan pada pola pertumbuhan tanaman (Pohon ek)
❑ Tukik sulit menggunakan cahaya alami dan kelandaian pantai sebagai
pemandu alami untuk merangkak dari pasir ke laut
❑ Tenganggu siklus reproduksi dari ikan badut.
DISTRIBUSI GEOGRAGI
BIODIVERSITAS

Pembagian fauna di Indonesia beserta wilayahnya itu dipengaruhi oleh


garis Wallace dan Weber
WALLACE WEBER
❑ Garis Wallace merupakan ❑ Garis Weber merupakan
garis khayal yang garis khayal yang
membagi flora dan fauna membagi flora dan fauna
di wilayah barat dan di wilayah tengah dan
tengah Indonesia. timur Indonesia.
❑ Garis Wallace bermula ❑ Garis Weber bermula
dari ujung utara dari ujung utara
Kalimantan dan Sulawesi, Kepulauan Maluku
menuju ke selatan, hingga sisi barat Paparan
melalui selat Makasar Sahul, menuju sisi timur
dan melewati selat Nusa Tenggara Timur.
antara Pulau Bali dan
Lombok.
TIPE ASIATIS
Fauna Asiatis juga disebut fauna barat.
• Fauna Asiatis memiliki ciri dan tipe yang mirip
fauna Asia.
• Fauna Asiatis tersebar di wilayah barat
Indonesia, yaitu Sumatera, Jawa, Bali, dan
Kalimantan.
• Contoh : babi hutan, badak bercula satu,
banteng, bekantan, biawak, buaya, burung
hantu, elang, gagak, gajah, harimau, jalak,
kadal, kerbau, kura-kura, kutilang, macan,
merak, monyet, orang utan, pesut, rusa, tapir,
tokek, trenggiling dan ular.
Flora paparan Sunda:
• Flora endemik, contoh bunga Rafflesia
Arnoldi.
• Flora di pantai timur terdiri dari mangrove
dan rawa gambut.
• Flora di pantai barat terdiri dari berbagai
macam vegetasi di antaranya adalah
meranti-merantian, hutan rawa air tawar,
rawa gambut, kemuning, dan rotan.
TIPE PERALIHAN
• Fauna Peralihan merupakan fauna Indonesia di
bagian tengah. Umumnya, fauna peralihan
merupakan hewan endemik yang berbeda dari
fauna Asiatis maupun Australis.
• Wilayah fauna peralihan terbentang dari
Kepulauan Wallace, yaitu Sulawesi, Maluku,
Nusa Tenggara, dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya.
• Contoh : anoa, babi rusa, banteng, beruang,
biawak, burung maleo, burung mandar, burung
rangkong, ikan dayung, kakatua nuri, komodo,
kuda, kuskus, monyet hitam, monyet saba,
tarsius, sapi, dan ular.
Flora Peralihan
• Di Sulawesi ada 4.222 jenis flora yang
berkerabat dengan wilayah lain yang relatif
kering di Filipina, Maluku, Nusa Tenggara, dan
Jawa.
• Flora di daerah peralihan yang ada di habitat
pantai, dataran rendah dan ultra basis mirip
dengan flora Irian.
• Jenis tumbuhan gunung mirip dengan yang
berada di Kalimantan.
• Flora Sulawesi ini percampuran antara
Indonesia bagian barat dan bagian timur.
• Jenis flora di Sulawesi banyak yang mempunyai
kesamaan dengan wilayah kering di pulau
Jawa, Maluku, dan Nusa Tenggara.
• Flora dataran rendah Sulawesi banyak mirip
dengan flora dataran rendah yang berada di
Papua.
TIPE AUSTRALIS

• Fauna Australis juga dikenal dengan


nama fauna timur.
• Fauna Australis ini mirip dengan fauna
di Benua Australia.
• Fauna Australis bisa ditemukan di
wilayah Papua, Halmahera, dan
Kepulauan Aru.
• Contoh: beruang, biawak, buaya,
burung nuri, cendrawasih, kadal,
kanguru tanah, kanguru pohon,
kasuari, kelelawar, kuskus, landak
Irian, oposum layang, ular, walabi.
• Flora Paparan Sahul adalah flora di
daerah Irian Jaya, terdiri dari tiga
macam, yaitu :
• Pohon sagu, pohon nipah, dan
mangrove.
• Hutan hujan tropik.
• Jenis Pemetia Pinnata (motea).
PENGELOLAAN
BIODIVERSITAS

Upaya Pengelolaan Biodiversitas:


❑ Konservasi insitu
❑ Konservasi eksitu
❑ Restorasi
❑ Rehabilitasi
❑ Lansekap terpadu
❑ Formulasi kebijakan dan kelembagaan.
Upaya Konservasi Biodiversitas
❑ konservasi berbasiskan kawasan
❑ konservasi berbasiskan spesies.
Dalam pemilihan lokasi yang akan dikonservasi (konservasi berbasis
kawasan) kawasan mana yang akan dikonservasi, pun biasanya juga
berdasarkan pertimbangan jenis apa saja yang terdapat di ekosistem
tersebut.

Pelestarian in situ adalah Pelestarian ex situ adalah


pelestarian dengan cara pelestarian dengan cara
melakukan perlindungan melakukan perlindungan
agar tumbuhan dan dan pemeliharaan
hewan dapat hidup tumbuhan dan hewan di
sesuai dengan habitat luar habitat aslinya.
aslinya.
KONSERVASI IN SITU
KONSERVASI IN SITU
Restorasi
❑ Metode, baik insitu maupun eksitu, untuk
membangun kembali spesies, varietas genetik,
komunitas, populasi, habitat dan proses-proses
ekologis.
❑ Restorasi ekologis biasanya melibatkan upaya
rekonstruksi ekosistem alami atau semi alami di
daerah-daerah yang mengalami degradasi, termasuk
reintroduksi spesies asli, sedangkan rehabilitasi
melibatkan upaya untuk memperbaiki proses-proses
ekosistem, misalnya Daerah Aliran Sungai (DAS),
tetapi tidak diikuti dengan pemulihan ekosistem dan
keberadaan spesies asli.
❑ Restorasi dapat dilakukan melalui kegiatan
pemeliharaan, perlindungan, penanaman,
pengkayaan jenis tumbuhan dan satwa liar, atau
pelepasliaran satwa liar hasil penangkaran atau
relokasi satwa liar dari lokasi lain.
Rehabilitasi
❑ Undang undang No. 41/1999 tentang Kehutanan
pasal 40 disebutkan bahwa rehabilitasi hutan dan
lahan dimaksudkan untuk memulihkan,
mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan
dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas, dan
peranannya dalam mendukung sistem penyangga
kehidupan tetap terjaga.
❑ Rehabilitasi hutan dan lahan diselenggarakan
melalui kegiatan reboisasi, penghijauan,
pemeliharaan, pengayaan tanaman, atau
penerapan teknik konservasi tanah secara vegetatif
dan sipil teknis, pada lahan kritis dan tidak
produktif (pasal 41 ayat (1)).
❑ Kegiatan rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan di semua hutan dan kawasan
hutan kecuali cagar alam dan zona inti taman
nasional.
Pengelolaan Lansekap Terpadu
❑ Meliputi alat dan strategi di bidang
kehutanan, perikanan, pertanian,
pengelolaan satwa liar dan
pariwisata untuk menyatukan unsur
perlindungan, pemanfaatan lestari
serta kriteria pemerataan dalam
tujuan dan praktek pengelolaan.
❑ Mengingat bahwa tataguna lahan
tersebut mendominasi keseluruhan
bentuk lansekap, baik di pedalaman
maupun wilayah pesisir, reinvestasi
untuk pengelolaan
keanekaragaman hayati memiliki
peluang besar untuk dapat
diperoleh.
Formulasi Kebijakan dan Kelembagaan

❑ Metode yang membatasi penggunaan


sumberdaya lahan melalui zonasi,
pemberian insentif dan pajak untuk
menekan praktek penggunaan lahan
yang secara potensial dapat merusak
❑ Pengaturan kepemilikan lahan yang
mendukung pengurusannya secara
lestari
❑ Menetapkan kebijakan pengaturan
kepentingan swasta dan masyarakat
yang menguntungkan bagi konservasi
keanekaragaman hayati
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai