Anda di halaman 1dari 23

MATERI III

POTENSI SUMBERDAYA LAHAN


(SDL) SEBAGAI BASIS MEDIA
TUMBUH BAGI MAHLUK HIDUP

Oleh :
Tim Pengajar Pengantar Ilmu Pertanian
Fakultas Pertanian Untad,
Pengelolaan Tanah dalam Pertanian Berkelanjutan

• Pertanian berkelanjutan didefinisikan sebagai pertanian


yang dapat mengarahkan pemanfaatan oleh manusia lebih
besar, efisiensi penggunaan sumberdaya lahan lebih besar
dan seimbang dengan lingkungan baik dengan manusia
maupun dengan hewan.
• Dumenski (1994) dalam Winarso (2005) menyatakan bahwa
pengelolaan berkelanjutan akan memperhatikan dan
memadukan teknologi yang mencakup 4 (empat) pilar
utama:
a. Melindungi lingkungan
b. Secara ekonomi sangat produktif dan layak
c. Secara sosial diterima, dan
d. Mengurangi resiko.
Beberapa pakar menilai, ada 3 (tiga) pilar yang berkaitan
dengan pembangunan pertanian berkalanjutan yaitu:

1. Bernilai Ekonomis (Economically viable)


2. Bersahabat dengan Lingkungan (Environmentally
sound)
3. Berwatak Sosial (Socially just)

Social Equity

The quest for


sustainability

Economic Environmental
Vitality Integrity
Dua Paradigma Pembangunan Pertanian

• Pertanian Industrial = linear

• Pertanian Berkelanjutan = cyclic


Terminologi Pertanian Berkelanjutan:
1. Pertanian alami (natural farming)
2. Pertanian organik (organic farming)
3. Pertanian biodinamik (biodynamic farming)
4. Pertanian rendah input luar (low external
input agriculture-LEIA)
5. Pertanian ekologis (ecological agriculture)
1. Pertanian Alami (Natural Farming)

Suatu sistem pertanian yang ditemukan oleh


Masanobu Fukuoka  yang berupaya untuk
mengikuti alam dengan cara meminimalkan
campur tangan manusia:
tanpa mekanisasi, tanpa pupuk sintesis atau
kompos yang disiapkan, tanpa penyiangan
dengan pengolahan atau penggunaan
herbisida, dan tanpa ketergantungan bahan-
bahan kimiawi
2. Pertanian Organik (Organic Farming)

Suatu sistem pertanian yang mendorong


kesehatan tanah dan tanaman melalui praktek,
spt daur -ulang unsur hara dari bahan-bahan
organik (spt: kompos dan sampah tanaman),
rotasi tanaman, pengolahan yang tepat dan
menghindari pupuk sintesis serta pestisida
3. Pertanian Biodinamik
(Biodynamic Farming)
Suatu sistem pertanian holistik yang berupaya
menghubungkan alam dengan kekuatan-
kekuatan kosmik nan kreatif.
Tujuan  menciptakan suatu organisme
pertanian yang secara menyeluruh sesuai
dengan habitatnya  kompos dan preparasi-
preparasi khusus (misalnya semprotan yang
berasal dari tanaman), tidak menggunakan
pupuk sintetis dan pestisida, dan sebagainya.
4. Pertanian Rendah Input Luar (LEIA)

 Utamanya berdasarkan penggunaan


input lokal, yakni dari lahan dan lingkungan
sekitarnya).

Sesedikit mungkin memanfaatkan


pasokan yang diperoleh melalui pertukaran
atau pembelian.
5. Pertanian Ekologis (Ecological Farming)

Praktek-praktek usahatani yang meningkat


kan lingkungan, atau setidaknya tidak
membahayakan lingkungan.

 ditujukan untuk menekan penggunaan


input kimia, daripada sama sekali tidak
memanfaatkannya seperti dalam pertanian
organik.
FAO (1990) merevisi batasan dengan adanya pengukuran
berkenjutan pertanian saat ini dan perkembangan masa depan,
dengan kriteria sebagai berikut:
a.Kebutuhan pangan saat ini dan generasi yang akan datang.
b.Memberikan lapangan pekerjaan yang cukup, pendapatan
layak dan kehidupan manusia yang diinginkan dalam produksi
pertanian.
c. Memelihara dan jika mungkin meningkatkan kapasitas produksi

sumberdaya alam secara keseluruhan tanpa mengganggu siklus


alam dan keseimbangan ekologi, merusak identitas sosial
budaya komunitas pedesaan/kontaminasi lingkungan.
d. Sektor pertanian lebih lentur melawan faktor-faktor alami dan
sosial ekonomi yang merusak, resiko lain serta meningkatkan
kepercayaan diri penduduk pedesaan.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pertanian
berkelanjutan dapat mempertahankan produktivitas tanah untuk
generasi mendatang baik secara ekologi, ekonomi dan budaya.
MULTIDISIPLIN PENGELOLAAN TANAH BERKELANJUTAN

Pengelolaan tanah berkelanjutan atau Sustainable


Soil Management (SSA) harus menggunakan
pendekatan multidisiplin tidak terbatas pada bidang
Ilmu Tanah saja. Menurut Steiner (1996) dalam
Winarso (2005) ada tiga aspek sistem penggelolaan
tanah berkelanjutan yaitu:
1.Aspek biofisik yaitu pengelolaan tanah
berkelanjutan harus memelihara dan meningkatkan
kondisi fisik dan biologi tanah untuk produksi
tanaman dan keragaman hayati (biodiversity).
2. Aspek sosial budaya yaitu pengelolaan tanah berkelanjutan
harus cocok atau sesuai dengan kebutuhan manusia baik secara
sosial dan budaya pada tingkatan nasional dan regional.

3. Aspek ekonomi yaitu pengelolaan tanah berkelanjutan harus


mencakup semua penggunaan lahan.

Berdasarkan ketiga aspek tersebut maka budidaya pertanian


berkelanjutan meliputi ilmu-ilmu tanah, budidaya pertanian,
ekonomi, lingkungan, geografi, sosiologi, merupakan disiplin
ilmu yang saling terintegrasi dalam penerapan pertanian
berkelanjutan untuk mendapatkan hasil yang tinggi dalam
jangka waktu yang lama serta tetap memelihara kesehatan
tanah dan kualitas lingkungan.
Usaha pertanian berkelanjutan

Kesuburan

Biologi
Tanah

Biodiversita
s
kg/ha

Produksi

Hara terangkut
Erosi

Waktu, tahun
Keberlanjutan produksi
Pengelolaan tanaman/hewan
Masukan

Kualitas tanah
Kimia tanah Fisika tanah Biologi Tanah
•BOT •Pemadatan, celahan •Dekomposer
•Penjerapan hara •Penahanan air •Ecosystem
•Keracunan/ •Aerasi engineer
kekahatan •Symbiont
•Kemasaman

Kualitas Lingkungan •Banjir


•Run-off •Kekeringan + •Efek rumah kaca
•Erosi Kebakaran •Cadangan C
•Pencucian •Longsor •Biodiversitas
Plot •Kualitas air Global

Bentang lahan
Pengelolaan tanah tepat

Input
Input Output
Output

Degradasi Produksi berkelanjutan

Degradasi kesuburan tanah (fisik, kimia dan biologi)

* reversible (dapat diperbaiki)==>


kehilangan hara, bahan organik dan kemasaman
* irreversible (sukar/ tidak dapat diperbaiki)
==> hilangnya lapisan tanah akibat erosi
Pengelolaan Tanah

Masalah Pemecahan Masalah


1. Daya olah tanah ~ 1. Penambahan BO (mulsa/
keadaan fisik tanah dibenamkan), Pengolahan
(struktur, kelembaban, tanah
aerasi tanah) 2. Pengaturan pola tanam,
2. Efisiensi penggunaan pemupukan
hara rendah 3. Pengaturan pola tanam,
3. Pengendalian gulma penyiangan, herbisida
4. Pemberantasan hama 4. Pengaturan pola tanam,
dan penyakit herbisida
Pengelolaan Tanah

1. Mekanik
2. Kimia
3. Biologi
4. Kombinasi kedua atau
ketiganya
Pengelolaan Tanah Secara Biologi: Titik Awal Sistem
Pertanian Berkelanjutan
Sistem Pola Tanam
Eksudasi akar Kualitas Ketahanan terhadap
masukan penyakit
Pengelolan
Masukan Bahan Organik BO untuk
pencegahan
hama
Pencegahan hama
secara biologi
BIOTA
menguntungkan BIOTA merugikan

Kesuburan Tanah Hama dan


Inokulasi dan pengelolaan
makrofauna penyakit
Produksi Tanaman
Pengaruh Pengaruh
menguntungkan merugikan
Keterlibatan biologi tanah
1. AIR MASALAH
Jumlah, buffering, kekeringan,
sedimen, kualitas air, longsor

2. BIODIVERSITAS
Hama dan penyakit; Relevansi
Global Lokal Kriteria dan
Atas tanah  Bawah tanah indikator
Dapat
3. KEINDAHAN LANSEKAP diukur
Nilai spiritual, potensial
ecotourism

4. KUALITAS UDARA
Asap, Polusi Udara, Emisi C
Pengelolaan Tanah Secara Terpadu
Untuk Mencapai Pertanian Sehat:
Sistem
Pemulihan Fungsi DAS
Peng- Banjir,
1 Dampak kekeringan,
gunaan
Lahan Penutupan lahan, input longsor,
BO, gangguan’ tanah polusi 2
3b 3a
Teknik Fungsi:
Alternatif
•Struktur tanah:
~ AF, BO
makroporositas, infiltrasi ~
makrofauna dan perakaran
tanaman
Produksi •Kekuatan tanah ~ perakaran

On site costs and benefits Off site costs and benefits

4a 4a 4b
DEGRADASI DAN POLUSI TANAH

Tanah yang digunakan untuk pertanian mengalami


penurunan kesuburannya karena berbagai penyebab
antara lain: erosi, terpolusi tidak seimbang unsur hara
dalam tanah, adanya ketergantungan tanah terhadap
masukan aspek pupuk, pestisida dan produksi
tanaman lebih rendah.

Degradasi berdasarkan penyebabnya dikenal


degradasi fisik, kimia dan biologi.

Degradasi tanah pada saat ini penting diperhatikan


karena dapat merugikan baik pada skala lokal,
regional maupun global.

Anda mungkin juga menyukai