(Madigan, 2012)
Kondisi pada tiap horizon dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Horizon O, yaitu lapisan tanah paling atas. Terdiri dari material yang
tidak terdekomposisi.
2. Horizon A, yaitu surface soil yang mengandung komponen organik
tinggi, berwarna gelap dan digunakan dalam bidang pertanian. Pada
lapisan tanah ini jumlah mikroorganisme dan aktivitasnya sangat
tinggi.
3. Horizon B, yaitu lapisan subsoil yang terdiri dari mineral, humus,
dan hasil aktivitas metabolisme pada surface soil juga dapat
terakumulasi di lapisan ini. Kandungan material organik rendah,
jumlah dan aktivitas mikroorganisme pada lapisan ini lebih rendah
dibandingkan dengan surface soil.
4. Horizon C, yaitu lapisan soil base yang banyak mengandung
bebatuan dan aktivitas mikroorganisme pada lapisan ini sangat
rendah.
(Madigan, 2012)
Jenis-jenis tanah
Aluvial
terbentuk dari bahan endapan muda
(alluvium), mempunyai tekstur lebih halus
dari pasir berlempung pada kedalaman 25-
100 cm
Andosol
terdiri dari abu volkan, bahan amorf atau
bahan piroklastik
Grunusol
mempunyai kadar liat > 30% setebal 50 cm
dari permukaan tanah
Organosol
terdiri dari bahan organik dengan ketebalan
lebih dari 50cm, kadar C organik lebih dari 12
%.
Litosol
sangat dangkal dengan ketebalan kurang dari
25 cm diatas batuan kukuh. Tanah ini
mempunyai susunan berlapis atau kadar C
organiknya tidak teratur
Nostoc sp. (fiksasi N2)
Thiobacillus spp. (oksidasi H2S)
Actinobacteria (mengurai senyawa posfat)
Pseudomonas (melarutkan posfat
°radasi berbagai hidrokarbon)
Mekanisme komposting tanah oleh mikroba
Definisi
Tujuan
Faktor-faktor
Mikroba Kompos
Contoh aktivator/starter : Effective Microorganism 4 (EM4)
Mekanisme/proses komposting
Definisi
Kompos adalah hasil penguraian bahan organik melalui
proses biologis dengan bantuan organisme pengurai.
Proses penguraian dapat berlangsung secara aerob
maupun anaerob
Pengomposan merupakan proses dimana bahan-bahan
organik mengalami penguraian secara biologis ,
khususnya oleh mikroba-mikroba yang dapat
memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi
(J.H.Crawford, 2003)
Tujuan Komposting :
1. Mengubah bahan organik yang biodegradable
menjadi bahan yang stabil
2. Membunuh mikroba pathogen, telur insect &
organisme lain
3. Menyediakan nutrient yang cukup untuk
menunjang kesuburan tanah / tanaman
Faktor-faktor yang Mempengaruhi proses
Pengomposan
1. Rasio C/ N
2. Ukuran Partikel
3. Aerasi
4. Porositas
5. Kelembaban
6. Suhu
7. Kadar pH
(Adi Budi Yulianto, 2009)
Mikroba Kompos
Menurut Rao (1994) mikroba yang
berperan dalam proses pengomposan ada
dua jenis yang dominan, yaitu: bakteri
dan jamur. Jenis- jenis bakteri penting
yang mempengaruhi proses pengomposan
dapat dikelompokkan berdasarkan asal
bakteri, kebutuhan oksigen, suhu, dan jenis
makanannya.
Mikroba yg terkandung di dalam
Starter/aktivator:
Secara global terdapat 5 golongan yang pokok
yaitu:
◦ Bakteri fotosintetik
◦ Lactobacillus sp
◦ Streptomycetes sp
◦ Ragi (yeast)
◦ Actinomycetes
Effective Microorganism 4 (EM4)
Merupakan mikroorganisme (bakteri) pengurai yang
dapat membantu dalam pembusukan sampah
organik
Berisi sekitar 80 genus mikroorganisme fermentasi,
di antaranya bakteri fotositetik, Lactobacillus sp.,
Streptomyces sp.,Actinomycetes sp. dan ragi
Digunakan untuk pengomposan modern.
Diaplikasikan sebagai inokulan untuk meningkatkan
keragaman dan populasi mikroorganisme di dalam
tanah dan Kompos yang dihasilkan ramah lingkungan