Sampah
Kompos
Kompos merupakan pupuk organik berasal sampah organik perkotaan, limbah peternakan
dan limbah pertanian (Benito et al., 2003). alah satu bahan baku perbuatan kompos yang baik
adalah sampah organik perkotaan (Himanen dan Hänninen, 2011). Pembuatan kompos atau
pengomposan diartikan sebagai proses dekomposisi bahan organik agar menjadi stabil. Selain
itu, perlakuan pengomposan dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman karena
perubahan bentuk dari tidak tersedia menjadi tersedia walaupun jumlahnya sedikit.
Pengomposan dapat meningkatkan unsur hara N, P, K, Mg, serta menurunkan C/N ratio dan
kadar air Beberapa kegunaan kompos adalah memperbaiki struktur tanah, memperkuat daya
ikat agregat (zat hara) tanah berpasir, meningkatkan daya tahan dan daya serap air,
memperbaiki drainase dan pori-pori dalam tanah, menambah dan mengaktifkan unsur hara
(Susetya, 2016).
Manfaat Kompos
Manfaat kompos dari segi fisik berguna untuk meningkatkan laju infiltrasi
air di tanah sehingga dapat memodifikasi warna
tanah dan meningkatkan kapasitas penyerapan
panas. Dengan retensi panas yang lebih baik,
pertumbuhan tanaman akan semakin baik.
Kompos juga berguna dalam mencegah erosi
tanah pada tanah-tanah dengan kemiringan yang
tinggi (Gaur, 1994). Kompos dari aspek kimia berguna untuk mengkonservasi materi organik yang
mengembalikan nutrien di dalam tanah. Kompos yang terbuat dari bahan organik juga mengandung
unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Manfaat kompos dari aspek biologi yaitu
untuk
memproduksi substansi yang lengket yang
membantu pembentukan struktur tanah yang
baik. Amonifikasi, nitrifikasi, dan fiksasi nitrogen
juga meningkat karena perbaikan aktivitas
biologis. Kompos juga merangsang mikoriza
yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman
dan memainkan peranan penting dalam transfer
beberapa nutrien dari tanah ke tanaman. (Gaur, 1994).
Prinsip Pengomposan
Umumnya nilai C/N rasio pupuk kandang kotoran kambing diatas 30, sehingga pupuk
kandang kotoran kambing harus dikoposkan terlebih dahulu sebelum digunakan ke tanaman.
Prinsip Pengomposan adalah untuk menurunkan rasio C/N bahan organic sama dengan rasio
C/N tanah (<20) (Siboro et al., 2013).
Metode Takakura merupakan metode komposting yang diperkenalkan di Indonesia oleh Mr.
Takakura pada tahun 2004. Metode ini terbukti dapat mengolah 1,5kg sampah organik
perhari tanpa menimbulkan aroma tidak sedap. Jenis sampah rumah tangga yang dapat diolah
dengan metode ini adalah sisa sayuran, sisa nasi, sisa ikan, dan sampah organik lainnya.
Sebelum sampah dapat dimanfaatkan, perlu terlebih dahulu digolongkan/dipisahkan antara
sampah yang bisa didaur ulang seperti sampah organik yang sebagian besaar berasal dari
sampah rumah tangga. Metode ini memanfaatkan proses fermentasi yang melibatkan bakteri
aerobik. Kompos yang dibuat dengan menggunakan Metode Takakura terbukti memiliki
makronutrien yang paling diperlukan yaitu N, P, K dan rasio C/N dengan kadar optimal.
Definisi Starter
Starter atau sering disebut Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah larutan
hasil dari fermentasi yang berbahan dasar dari sumber daya yang telah tersedia.
Larutan starter/MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga
mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organic, perangsang
pertumbuhan, dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga
starter/MOL dapat digunakan sebagai pendekomposer, pupuk hayati dan sebagai
pestisida organik (Purwasasmita, 2009).