Anda di halaman 1dari 10

PUPUK HAYATI

DISUSUN OLEH :
YENI ANGGRAINI (2241038)

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH


Novriani, S.P.,M.Si Kesuburan Tanah Dan Pemupukan
A. Pengertian Pupuk Hayati

Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok fungsional
mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat
tersedia bagi tanaman. Pemakaian istilah ini relatif baru dibandingkan dengan saat
penggunaan salah satu jenis pupuk hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan
Rhizobium yang sudah lebih dari 100 tahun yang lalu.
Pupuk hayati dapat didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yang
berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah
bagi tanaman. Memfasilitasi tersedianya hara ini dapat berlangsung melalui peningkatan
akses tanaman terhadap hara misalnya oleh cendawan mikoriza arbuskuler, pelarutan oleh
mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan oleh fungi, aktinomisetes atau cacing tanah.
Penyediaan hara ini berlangsung melalui hubungan simbiosis atau non simbiosis.
Secara simbiosis berlangsung dengan kelompok tanaman tertentu atau dengan kebanyakan
tanaman, sedangkan non simbiosis berlangsung melalui penyerapan hara hasil pelarutan
oleh kelompok mikroba pelarut fosfat, dan hasil perombakan bahan organik oleh kelompok
organisme perombak. Kelompok organisme perombak bahan organik tidak hanya
mikrofauna tetapi ada juga makrofauna (cacing tanah).
B.Sejarah Pupuk Hayati

• Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian itu sendiri.
Penggunaan pupuk diperkirakan sudah mulai pada permulaan dari manusia mengenal bercocok tanam
>5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari pemupukan untuk memperbaiki kesuburan tanah terdapat
pada kebudayaan tua manusia di negeri-negeri yang terletak di daerah aliran sungai-sungai Nil,
Euphrat, Indus, di Cina, Amerika Latin, dan sebagainya. Lahan-lahan pertanian yang terletak di
sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara
melalui banjir yang terjadi setiap tahun.
C. Fungsi Pupuk Hayati

Pupuk hayati memiliki peran utama dalam budidaya tanaman, yakni sebagai pembangkit kehidupan
tanah (soil regenerator) dan menyuburkan tanah kemudian tanah memberi makan tanaman (Feeding
the soil that feed the plant). Mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk bekerja dengan cara
(Simanungkalit RDM et al. 2006):
1. Penambat zat hara yang berguna bagi tanaman. Beberapa mikroorganisme berfungsi
sebagai penambat N, tanpa bantuan mikroorganisme tanaman tidak bisa menyerap nitrogen dari
udara. Beberapa berperan sebagai pelarut fosfat dan penambat kalium
2. Aktivitas mikroorganisme membantu memperbaiki kondisi tanah baik secara fisik, kimia
maupun biologi.
3. Menguraikan sisa-sisa zat organik untuk dijadikan nutrisi tanaman.
4. Mengeluarkan zat pengatur tumbuh yang diperlukan tanaman sperti beberapa jenis
hormon tumbuh.
5. Menekan pertumbuhan organisme parasit tanaman. Pertumbuhan mikroorganisme baik
akan berkompetisi dengan organisme patogen, sehingga kemungkinan tumbuh dan
berkembangnya organisme patogen semakin kecil.
D. Kualitas Pupuk Hayati

1. Jumlah populasi mikroorganisme dimana jumlah mikroorganisme hidup yang terdapat dalam pupuk
harus terukur. Bila jumlahnya kurang maka aktivitas mikroorganisme tersebut tidak akan
memberikan pengaruh pada pertumbuhan tanaman.
2. Efektifitas mikroorganisme dimana tidak semua mikroorganisme memberikan pengaruh positif pada
tanaman. Bahkan beberapa diantaranya bisa menjadi parasit. Hanya mikroorganisme tertentu yang
bisa dijadikan sebagai pupuk hayati. Sebagai contoh, jenis Rhizobium yang bisa menambat nitrogen,
atau Aspergillus niger sebagai pelarut fosfat.
3. Bahan pembawa dimana fungsinya sebagai media tempat mikroorganisme tersebut hidup. Bahan
pembawa harus memungkinkan organisme tetap hidup dan tumbuh selama proses produksi,
penyimpanan, distribusi, hingga pupuk siap digunakan.
4. Masa kadaluarsa dimana sebagai mana mahluk hidup lainnya mikroorganisme tersebut memiliki
siklus hidup. Apabila mikroorganisme dalam pupuk hayati telah mati, pupuk tersebut tidak bisa
dikatakan sebagai pupuk hayati. Untuk memperpanjang siklus hidup tersebut, produsen pupuk
biasanya mengemas mikroorganisme tersebut dalam keadaan dorman. Sehingga perlu aktivasi
kembali sebelum pupuk diaplikasikan pada tanaman. Pupuk hayati yang benar seharusnya
mencantumkan tanggal kadaluarsa dalam kemasannya
E. Macam-Macam Pupuk Hayati
1. Agronik Farming, yaitu pupuk hayati yang mengandung unsur hara makro berupa N, P, K dan unsur hara mikro berupa
MgO, SO4, CaO. Mikroorganisme didalamnya besifat majemuk yaitu mikroba pelarut fosfat 6.650.000 cfu/g dan
Azospirilium 1.000.000 cfu/g. Cara pemakaiannya yaitu dengan mencampurkan 1 cc pupuk tersebut ke dalam 1 liter air.
2. Pupuk Hayati EMAS (Enhanching Microbial Activities In The Soil), yaitu pupuk hayati yang bersifat majemuk dengan
memiliki 4 jenis mikroba didalamnya berupa Azospirilium lipoverum, Azotobacter beijerinckii, Aeromonas punctata,
Aspergillus niger. Cara penggunaannya yaitu dengan melakukan kombinasi dengan 25-50 % dosis pupuk kimia. Penggunaan
pupuk ini setara dengan menggunakan 100% pupuk hayati, sehingga penggunaan pupuk ini akan mengurangi biaya total
pemupukan.
3. M-BIO merupakan kultur campuran mikroba yang menguntung dengan paten CMF-21 diantaranya bakteri pelarut Fosfat,
Lactobacillus sp, Yeast, dan Azospirilium sp. kandungan pupuk ini yaitu N, P, K, S, Mo, Fe, Mn, dan B. Cara pemakaian
pupuk ini yaitu dengan melakukan penyemprotan (penyiraman) dengan konsentrasi 1 ml M-BIO per liter air setiap
minggu. Keunggulannya yaitu mempercepat dekomposisi bahan-bahan organik secara fermentasi, melatutkan P yang
tidak tersedia menjadi bentuk P yang tersedia bagi tanaman, mengikat Nitrogen udara, menghasilkan berbagai enzim
dan hormon sebagai senyawa bioaktif untuk pertumbuhan tanaman, dan menurunkan kadar BOD dan COD perairan dan
menekan bau busuk.
4. Pupuk Hayati Mikroriza Zeoriza.
2.6 Teknologi Pembuatan Pupuk Hayati
Ada tiga macam pupuk Hayati dan cara pembuatannya
E. Macam-Macam Pupuk Hayati
A. Pupuk Cair
1. Siapkan bahan baku (100 kg kotoran ternak)
2. Siapkan mikroba yang akan digunakan (azospirillum, azotobacter, dan trichoderma),
sebanyak 0,5% untuk masing2 jenis mikroba, boleh juga digunakan mikroba jenis lain.
3. Tambahkan 20% air.
4. Campur semua bahan itu dalam drum dan digaduk hingga tercampur rata. Setelah itu drum
ditutup rapat dan disimpan di tempat teduh selama 21 hari.
5. Setiap 3 hari, ia mengecek suhu larutan. Suhu dijaga pada 27-30oC supaya mikroba tidak
mati kepanasan.
6. Jika suhu melebihi 30oC, turunkan dengan mengaduk dan menambahkan air secukupnya.
7. Proses pembuatan selesai bila cairan dalam drum tidak berbau, warna hitam kental, dan
suhu stabil 27oC. Itu dicapai pada 21 hari kemudian.
8. Saring cairan nutrisi untuk memisahkan cairan dan sisa-sisa kotoran.
9. Pupuk hayati hasil saringan itu siap digunakan. Encerkan 1 ltr pupuk cair, dalam 10-20 liter
air bersih. Hasil pengenceran itulah yang ia gunakan sebagai penyubur dengan cara
dikocorkan ke tanah dekat pangkal batang beragam sayuran itu.
E. Macam-Macam Pupuk Hayati
B. Pupuk Padat
1. Siapkan bahan baku dengan memanfaatkan limbah rumah tangga, jerami, serbuk gergaji, dan
kotoran ternak, dengan perbandingan 1 :1.
2. Susun semua bahan baku itu seperti kue lapis masing-masing setinggi 30 cm. Di antara 2
bahan itu disemprotkan cairan mikroba berdosis 0,5% secara merata di atasnya.
3. Proses pembuatan pupuk hayati padat juga berlangsung selama 3 pekan.
4. Aduk tumpukan setiap 3 hari, untuk menjaga suhu 27-30ºC.
5. Setelah 21 hari semua bahan baku berubah warna menjadi hitam dan remah, berarti proses
pembuatan pupuk hayati berhasil dan siap pakai.
E. Macam-Macam Pupuk Hayati
C. Pupuk Hayati dari Akar

1. Buat larutan nutrisi dengan cara melarutkan 100 g gula merah, gula pasir, atau molase ke
dalam 1 liter air.
2. Tumbuk15 g akar beragam tumbuhan dan masukkan ke dalam larutan nutrisi.
3. Tambahkan 5 g tanah subur dan 5 g kompos.
4. Campur semua bahan itu dalam drum atau ember yang memiliki pompa sirkulasi.
5. Peram selama 2 hari, cairan dalam drum sudah bisa digunakan sebagai starter.
6. 10% starter dibiakkan kembali dalam 2,5-5% larutan nutrisi. Tambahkan juga 10% bahan
hijauan yang sudah dihancurkan.
7. Fermentasi selama 5 hari. Selama proses fermentasi sesekali cairan dalam drum diaduk.
Setelah itu pupuk hayati siap digunakan.
8. Encerkan larutan itu, 1 liter pupuk dengan 10-50 liter air. Hasil pengenceran itulah yang
digunakan sebagai penyubur.
F. Beberapa jenis bacteri yang menyemat nitrogen
udara dan banyak digunakan sebagai pupuk hayati

Anda mungkin juga menyukai