Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR DASAR AGRONOMI

PEMUPUKAN SUSULAN PERTAMA

PADA TANAMAN KEDELAI

DI SUSUN OLEH

NAMA : ANJELUS ORINLA SURYADI ARNO

KELAS :A

KELOMPOK : A 2

JURUSAN TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI HOLTIKULTURA

POLITEKNIK PERTANIAN NEGRI KUPANG

TAHUN 2020/2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan pupuk dalam meningkatkan produksi pertanian terus meningkat sesuai


dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan jumlah petani, kenaikan tingkat
intensifikasi semakin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian.
Pupuk merupakan salah satu faktor peningkatan proses produksi selain lahan, tenaga kerja dan
modal. Pemupukan memegang peran penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian.
Anjuran pemupukan terus ditingkatkan melalui program pemupukan berimbang, penurunan
efisiensi pemupukan terjadi karena berbagai faktor tanah dan lingkungan yang harus dicermati.
Selain memperhatikan faktor tanah dan lingkungan, dalam metode pemberian pupuk juga perlu
diperhatikan, karena sebagian besar petani menggunakan pupuk yang terbuat dari bahan kimia
yang bersifat panas jika terkena batang atau daun dari tanaman. Takaran pupuk yang digunakan
untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat
dipahami karena setiap jenis tanah, memiliki karateristik dan susunan kimia tanah yang berbeda.
Beberapa hal penting yang perlu dicernati untuk mendapatkan efisiensi dalam pemupukan antara
lain: jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk tersebut, waktu pemupukan san syarat
pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan. Dengan tingginya hasil tanaman yang
dipanen, berarti jumlah unsur hara yang diambil oleh tanaman dari dalam tanah akan banyak
pula karena pengambilan unsur hara dari dalam tanah berlangsung secara pararel terhadap
pembentukan bahan kering atau produksi tanaman. Sehingga untuk tahun-tahun pertanaman
berikutnya unsur hara yang berada didalam tanah lambat laun akan terus berkurang.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum pupuk dan pemupukan abtara lain: untuk mengetahui metode atau
cara yang baik dalam pemberian pupuk, apakah pemberiannya berada di bawah tajuk tanaman
atau tepat pada bagian batang tanaman.

  
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pupuk

Pupuk adalah zat yang ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang dengan baik.
Pupuk dapat dibuat dari bahan organik ataupun non-organik. Dalam pemberian pupuk perlu
diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat
makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan.
Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun.

2.2 Jenis-jenis Pupuk

Pupuk terdiri atas beberapa jenis, antara lain:

2.2.1. pupuk kimia

Seperti namanya pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat secara kimia atau sering juga disebut
dengan pupuk buatan. Pupuk kimia bisa dibedakan menjadi pupuk kimia tunggal dan pupuk kimia majemuk.
[u[uk kimia tunggal hanya memiliki satu macam hara, sedangkan pupuk kimia majemuk memiliki kandungan
hara lengkap. Pupuk kimia yang sering digunakan antara lain Urea dan ZA untuk hara N; pupuk TSP, DSP, dan
SP-26 untuk hara P, Kcl atau MOP untuk hara K. sedangkan pupuk majemuk biasanya dibuat dengan
mencampurkan pupuk tunggal. Komposisi haranya bermacam-macam, tergantung produsen dan komoditasnya.

2.2.2. Pupuk Organik 

Pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan organik oleh jasad renik atau
mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik seperti namanya
pupuk yang dibuat dari bahan –bahan orgaik atau alami. Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain
adalah pupuk kandang, kompos, kascing, gambut, rumput laut dan guano. Berdasarkan bentuknya pupuk organik
dapat dikelompokan menjadi pupuk organik padat dan organik cair. Berberapa orang juga mengelompokan
pupuk-pupuk yang ditambang seperti dolomit, fosfat alam, kiserit, dan juga abu (yang kaya K) ke dalam golongan
pupuk organik. Beberapa pupuk organik yang diolah dipabrik misalnya adalah tepung darah. Tepung tulang, dan
tepung ikan. Pupuk organik cair antara lain adalah compost tea, ekstra tumbuhan-tumbuhan, cairan fermentasi
limbah cair peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain.
 

2.2.3. Pupuk Hayati

Nama lain pupuk hayati adalah biofertilizer. Ada yang juga menyebutnya pupuk bio. Apapun
namanya pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk yang hidup. Sebenarnya nama pupuk kurang cock, karena
pupuk hayati tidak mengandung hara. Pupuk hayati tidak mengandung N, P, dan K. kandungan pupuk hayati
adalah mikroorganisme yang memiliki peranan positif bagi tanaman. Kelompok mikroba yang sering digunakan
adalah mikroba-mikroba yang menambat N dari udara, mikroba yang melarutkan hara (terutama P dan K),
mikroba-mikroba yang merangsang pertumbuhan tanaman. Kelompok mikroba penambat N sudah dikenal dan
digunakan sejak lama. Mikroba penambat N ada yang bersimbosis dengan tanaman dan ada juga yang bebas
(tidak bersimbosis). Contoh mikroba yang bersimbosis dengan tanaman antara lain adalah Rhizobium sp
sedangkan contoh mikroba penambat N yang tidak bersimbiosis adalah Azosprillium sp dan Azotobacter sp.

BAB 3

.KESIMPULAN

• Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan merupakan tanaman semusim.
Morfologi tanaman kedelai didukung oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan
biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal.

• Tanah dan iklim merupakan dua komponen lingkungan tumbuh yang berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman kedelai.

• Varietas memegang peranan penting dalam perkembangan penanaman kedelai karena untuk
mencapai produktivitas yang tinggi sangat ditentukan oleh potensi daya hasil dari varietas unggul yang
ditanam
. • Tujuan pembentukan varietas unggul kedelai ini yaitu untuk meningkatkan produktivitas kedelai yang
tidak dapat dipecahkan melalui pendekatan agronomi.

• Tanaman kedelai dapat tumbuh di berbagai agroekosistem dengan jenis tanah, kesuburan tanah,
iklim, dan pola tanam yang berbeda sehingga kendala satu agroekosistem akan berbeda dengan
agroekosistem yang lain.

• Pertumbuhan tanaman kedelaiyang optimal tidak akan mempunyai produktivitas yang baik bila hama
dan penyakit tidak dikendalikan dengan baik.

• Salah satu faktor penting yang dapat menentukan produktivitas kedelai yaitu penanganan panen dan
pascapanen. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain saat dan umur panen, penjemuran,
pembijian, pembersihan biji, dan penyimpanan.

Anda mungkin juga menyukai