Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN PANEL/MATERIAL CETAK

BEBAK

MATA KULIAH ILMU BAHAN BANGUNAN

OLEH :

KELOMPOK : 1. PANEL KAYU(BEBAK)

MAHASISWA :

1. JEREMIAS BRIA (22121042)


2. HELENA PRICILLA ENO BEREK (22121043)
3. FRANSISKUS YURNUS RAYMOND (22121044)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR-FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

2022

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
2. Permasalahan
3. Lingkup penelitian
4. Manfaat penelitian
5. Tujuan dan sasaran penelitian

METODE
1. Metode
2. Jadwal penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil
2. Pembahasan

KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Lampiran 1
2. Lampiran 2
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Bahan bangunan adalah bahan yang dipakai untuk membuat barang bangunan atau bahan yang
memberikan sifat-sifat tertentu di dalam teknik bangunan, dalam arti yang luas. Bahan
bangunan adalah semua bahan-bahan baik sebagai bahan pokok maupun penolong yang
diperlukan untuk membangun suatu bangunan tertentu. Bahan bangunan tersebut di atas
termasuk berbagai jenis kayu dan bambu, berikut barang-barang yang dibuat daripadanya
seperti : papan jati, plywood gedek, dan lain-lain. Berbagai macam bahan galian dan barang
barang dibuat daripadanya seperti batu kapur, tras, tanah liat dan lain-lain. Bahan-bahan yang
dibuat dari logam seperti paku, besi, besi konstruksi, lembaran seng, dan lain-lain.

Barang-barang yang memberikan sifat tertentu dan suara seperti lembaran asbes lantai karet dan
lain-lain. Berbagai cat yang fungsinya sebagai pelindung dan pemberi warna. Penggunaan
bahan bangunan secara maksimal dapat diketahui melalui sifat material, tampilan fisik, dan
durabilitasnya. Sifat material ditentukan oleh sifat fisik, sifat mekanis, kimiawi, dan sifat
khusus. Tampilan fisik ditentukan oleh ukuran dan durabilitasnya dipengaruhi oleh perubahan
material akibat penggunaannya, lama pemakaian, keadaan lingkungan, kondisi penggunaan, dan
perawatan.

Menggunakan bahan-bahan bangunan yang ramah lingkungan, tentu mengurangi kerusakan


lingkungan. Hal ini karena bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan tidak lagi digunakan
dalam jumlah besar. Dampak seperti pencemaran air, udara, dan tanah bisa dikurangi secara
signifikan.

Membangun konstruksi rumah dengan bahan yang ramah lingkungan bisa menghemat waktu.
Anda bisa membeli sebagian besar bahan bangunan dari usaha lokal yang di sekitar, sehingga
secara tidak langsung membantu perekonomian mereka. Selain itu waktu dan jarak tempuh
yang dekat membuat Anda lebih hemat bahan bakar yang menjadi penyebab polusi udara.

Bahan bangunan yang ramah lingkungan bisa didapat dari barang bekas maupun hasil daur
ulang. Menggunakan bahan-bahan tersebut tentu membuat Anda menjadi lebih hemat uang
daripada harus membeli bahan baru yang secara kualitas masih sama.

Karena hal tersebut, pada kesempatan ini penulis berkesempatan untuk melakukan penelitian
terhadap salah satu bahan bangunan yang ada di daerah NTT yaitu material Bebak.

Selain itu juga penulisan ini dibuat sebagai salah satu tugas besar dalam mata kuliah Ilmu
Bahan Bangunan.
2. Permasalahan
a. Identifikasi masalah
 Kebutuhan bahan bangunan yang meningkat
Industri bahan bangunan di Indonesia terus berkembang pesat seiring
meningkatnya kondisi perekonomian nasional, dimana kesejahteraan
masyarakat memberikan kontribusi besar dalam pengembangan industri
bahan bangunan karena bahan bangunan merupakan komponen utama
dalam pembangunan fisik berupa sarana dan prasarana infrastruktur. Hal
tersebut disampaikan Menteri Perindustrian dalam sambutannya yang
dibacakan Dirjen Industri Agro Panggah Susanto pada pembukaan
Pameran Industri Keramik dan Bahan Bangunan di Plasa Pameran Industri,
Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa – 19 November 2013.

Pameran yang berlangsung selama empat hari, mulai tanggal 19 – 22


November 2013, diikuti sebanyak 33 peserta yang terdiri
dari 10perusahaan keramik yang memproduksi ubin keramik (tile),
tableware dan sanitair; 4 perusahaan kaca yang memproduksi kaca
lembaran dan hias; 5 perusahaan semen; 2 perusahan cat; 10 industri kecil
keramik hias; Balai Besar Keramik (BBK) Bandung; dan Lembaga
pendidikan SMK provinsi Yogyakarta. Tahun ini, pameran memilih
tema “Dari Sumber daya Alam Indonesia untuk Produk Berkualitas dan
Ramah Lingkungan” karena berkaitan dengan bahan baku yang umumnya
bersumber pada sumber daya alam (SDA) Indonesia dan pemenuhan
kualitas produk serta kecenderungan masyarakat saat ini untuk
menggunakan produk ramah lingkungan.

Dapat disampaikan, industri keramik nasional telah menempatkan Indonesia


sebagai salah satu negara produsen keramik tile terbesar ke enam di dunia
setelah China, Italy, Spanyol, Turki dan Brazil dengan nilai ekspor rata-rata
per tahun sekitar USD 200 juta dan kapasitas produksi pada tahun 2013
mencapai 420 juta m2.

Sementara itu, pada tahun 2012, total kapasitas produksi industri semen
mencapai 59,7 juta ton dari 11 produsen yang tersebar di Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Sedangkan, kebutuhan semen
tahun 2012 mencapai 54,9 juta ton dengan produksi sebesar 51,4 juta ton
dan diharapkan konsumsi semen nasional pada tahun-tahun mendatang
dapat terus meningkat.
Industri kaca sebagai industri padat modal dan padat energi telah
mencapai volume penjualan pada tahun 2012 sebesar 1,15 juta ton atau
meningkat sebesar 6,5% dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan,
konsumsi industri cat nasional pada tahun 2012 mencapai 820 ribu ton atau
meningkat sekitar 9% dibanding tahun sebelumnya, sehingga diharapkan tingginya
permintaan cat di dalam negeri dapat menjadi peluang untuk
mengembangkan industri cat nasional.

“Salah satu indikator berkembangnya industri bahan bangunan


adalah banyaknya bermunculan toko bahan bangunan yang memiliki
konsep modern seperti pasar swalayan dengan bangunan yang luas dan
jumlah barang yang sangat banyak sehingga menjadi tempat one stop
shopping untuk membeli bahan bangunan,” tegas Menperin.
Saat ini, kebijakan strategis yang dilakukan pemerintah dalam
pengembagan industri bahan bangunan adalah pemanfaatan teknologi
ramah lingkungan yang dikenal dengan Teknologi Hijau, yang merupakan
teknik untuk menghasilkan energi dan/atau produk yang tidak mencemari
lingkungan hidup, dimana akan dapat melahirkan banyak inovasi dan
perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Lingkup Teknologi Hijau
mencakup bidang-bidang, antara lain energi terbarukan (renewable
energy); bangunan hijau/ramah lingkungan (green building); kimia hijau
(green chemistry); dan teknologi nano hijau (green nanotechnology).

Menurut Menperin, bangunan hijau (green building) mendapat perhatian


penting di bidang teknologi hijau. Segala sesuatu yang berkaitan dengan
pembangunan rumah atau infrastruktur yang ramah lingkungan saat ini
telah menjadi trend, seiring dengan meningkatnya kesadaran pelestarian
lingkungan. Penerapannya mulai dari pemilihan bahan bangunan hingga
lokasi tempat bangunan yang akan didirikan, diharapkan telah
mempertimbangan kelestarian lingkungan hidup. ”Untuk mendapatkan
bangunan hijau diperlukan bahan bangunan yang mendukung. Oleh karena
itu, industri bahan bangunan harus dapat mengembangkan produknya
dengan memanfaatkan bahan baku lokal secara maksimal melalui
pengembangan teknologi proses, desain maupun peningkatan sumber
daya manusi”.
Dalam upaya menjamin kualitas produk, maka diperlukan standar yang
dapat memenuhi spesifikasi minimal yang dipersyaratkan. Pada industri
bahan bangunan telah banyak produk yang memiliki standar baik yang
bersifat wajib maupun tidak. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang sudah
diberlakukan secara wajib, antara lain untuk produk semen, kaca lembaran
dan ubin keramik, sedangkan untuk produk cat saat ini sedang disusun SNI
yang akan diberlakukan secara wajib.
 Bahan bangunan ramah lingkungan
 Ukuran bahan bangunan yang dikembangkan
 Ketahanan material yang dikembangkan
b. Rumusan masalah
 Bagaimana menentukan fungsi dari bahan bangunan bebak?
 Bagaimana spesifikasi bahan bangunan bebak?
 Bagaimana menentukan kelebihan dan kekurangan bahan bangunan bebak?
3. Lingkup penelitian
Lingkup penelitian adalah Mengkaji dan mengenali bahan bangunan bebak yang ada di daerah
NTT.
4. Manfaat penelitian
-Memberikan pengetahuan tentang bagaimana kualitas dari bahan bangunan bebak
pada penggunaan wallpaper berbahan dasar bebak kepada orang lain khususnya
masyarakat di daerah NTT.
- Memberikan sumbangan ide baru untuk penelitian material bahan bangunan bebak
terkhususnya wallpaper dinding berbahan dasar bebak kepada sesama.
5. Tujuan dan sasaran penelitian
a. Tujuan
- Mengetahui fungsi dari bahan bangunan bebak
- Mengetahui spesifikasi bahan bangunan bebak
- Mengetahui kelebihan dan kekurangan bahan bangunan bebak
b. Sasaran
Penelitian ini dilakukan di daerah NTT,lebih tepatnya di Kupang Desa penfui
Timur.sasaran dari penelitian ini juga yaitu mahasiswa yang berjurusan
Arsitektur..

METODE
1. Metode
a. Objek penelitian
- Bahan baku
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah bebak yang nantinya
akan diolah menjadi wallpaper dinding
- Bahan pendukung
a. Lem kayu
Digunakan untuk merekatkan bagian- bagian bebak
b. Paku
Untuk memaku dan menguatkan bagian kayu bebak saat dengan yang
lain
c. Pernis / Vernis
Digunakan untuk hasil akhir pengerjaan sebagai bentuk untuk menambah
estetika
- Sumber bahan
Bahan baku utama dalam pengerjaan ini yakni bebak dapat diambil atau
didapat dari meubel, selain itu bahan pendukung ini bis adidapat dari took
bangunan
- Ukuran bahan
- Ukran panel atau ukuran cetakan
b. Alat penelitian
- Alat 1
- Alat 2
- Alat 3
c. Langkah penelitian
- Pengumpulan material
- Pembuatan rangka panel atau rangka cetakan
- Pengerjaan panel atau mencetak material
- Pengujian material
2. Jadwal penelitian
ISI DAN PEMBAHASAN
1. Isi

Anda mungkin juga menyukai