Anda di halaman 1dari 5

Green Material untuk Green Building

Green Material memiliki arti yang lebih luas dari material ramah lingkungan. Green
Material dapat secara dinamis memberikan dampak terhadap penghematan listrik, penghematan
air, meningkatkan kesehatan dan kenyamanan, dan efisiensi manajemen perawatan bangunannya.

Produk-produk Green Material tidak dapat saling berdiri sendiri, tetapi memerlukan
kombinasi dari pemilihan material Green yang sebaiknya telah dionsultasikan kepada ahli Green
Building. Misalnya dalam membanguun sebuah dinding. Dinding tersebut dapat dikatakan Green
apabila menggunakan bahan dinding utama (misalnya batako,kayu,gipsum) yang Green,
menggunakan insulasi panas yang Green, mengunakan cat/coating yang Green, hingga
menggunakan panel akustik dan hiasan dinding yang Green. Apabila hal tersebut diterapkan di
seluruh bangunan, ditambah analisis penggunaan lisrik, analisis desain pasif, hingga survey
kenyamanan penghuninya, bangunan tersebut dapat menjadi sebuah Green Building.

http://greenlistingindonesia.com/berita-150-green-material-untuk-green-building.html

Green Material adalah material yang mengandung aspek ramah lingkungan yang mampu
memberikan kontribusi di dalam rangka mencapai bangunan ramah lingkungan. Green Material
adalah bahan-bahan yang dipakai dalam bangunan yang melapisi lantai, dinding, dan bagian atas
beserta isi dalam ruangan tersebut. Dalam memilih material yang dianggap ramah lingkungan
berarti material tersebut mampu memberikan kontribusi dalam pencapaian terbentuknya Green
Building.

Aspek yang dinilai dalam melihat material yang ramah lingkungan yakni:

-Mampu mendukung konservasi energi

-Mampu mendukung konservasi/penghematan air

-Kandungan zat emisi yang lebih minimal

-Memberikan kontribusi dalam menciptakan kualitas dalam ruang yang sehat

-Memberikan kontribusi terhadap kemampuan menciptakan bangunan ramah lingkungan dan


kesehatan

1. Material yang mampu mendukung konservasi energi

Material yang mampu mengurangi kebutuhan energi yang dibutuhkan bangunan gedung
seperti kaca low e glass, double glassing, triple glassing, material insulasi yang diletakkan di
dinding maupun atap, penutup dinding yang mampu memantulkan panas maupun stiker kaca
yang mampu mereduksi panas. Cat saat ini juga sudah ada yang mampu mereduksi panas.
Pemilihan material yang mampu mengurangi penggunaan energi secara tidak langsung akan
meningkatkan kualitas Green Building.
2. Material yang mendukung konservasi air

Material yang mampu memberikan kontribusi penghematan air. Seperti pipa yang
berkualitas sehingga tidak mudah bocor, water fixture yang didesain hemat air, shower, keran
tekan atau otomatis, closed save water.

3. Material Lokal

Menggunakan material local maksudnya adalah mengurangi beban gas emisi akibat
transportasi yang jauh. Artinya semakin sedikit gas emisi yang terkandung dalam material akibat
jarak transportasi ataupun proses di pabrik maka semakin ramah lingkungan material tersebut.
Saat ini yang dapat dikatakan regional material adalah semua material yang diproduksi dekat
dengan lokasi proyek. Seperti pasir, batu kali, bata merah, bata ringan, besi, alumunium, gipsum
dan lain-lain.

4. Material yang berkontribusi terhadap kualitas udara dalam ruang

Material yang mampu meningkatkan kualitas udara dalam ruang atau tidak mencemari
udara dalam ruang. Hal tersebut biasanya memilih material yang non toxid, tidak mengandung
asbestos, timbale, voc, toluene daan lain-lain. Contoh material yang terkait ini adalah: cat water
base, lem, atap non asbes, karpet dengan low voc, antimicrobial dan lain-lain.

5. Material dengan dampak lingkungan rendah

Dalam kategori ini material dianggap memiliki dampak lingkungan rendah jika masuk
dalam kategori:

-Material bekas

Penggunaan material bekas berarti mengurangi pemanfaatan sumber daya alam baru. Sehingga
ada penghematan sumber daya alam.

-Material daur ulang (recycle)

Penggunaan material yang mengandung bahan bekas atau recycled material saat ini banyak
dijumpai dipsaran seperti karpet, vinyl, besi baja, alumunium dan lain-lain. Semakin tinggi
kandungan material bekas dalam suatu material baru berarti kontribusi sebagai material hijau
nilainya makin tinggi.

6. Material dari sumber terbarukan

Material yang berasal dari sumber yang relatif mudah untuk diperbaharui seperti bamboo,
cotton, rottan, material dari tanaman yang masa panennya dibawah 10 tahun masuk kategori ini.
Contoh material inni adalah parquet bamboo, panel, tekstil, furniture, aksesoris rumah seperti
kursi rotan, kursi eceng gondola, korden kain katun dan lain-lain.
7. Material yang diproduksi dengan sistem

Material diolah dengan cara-cara yang ramah lingkungan, tidak mencemari lingkungan
sekitar pengolahan memberikan kesehatan dan keselamatan bagi pekerja dan pengguna dalam
proses produksinya. Sudah banyak material yang diproduksi dengan standar seperti, semen, baja,
alumunium, gipsum, cat penutup atap, penutup jendela, dan lan-lain.

8. Material modular

Material modular adalah material yang mempermudah pemasangan di lokasi proyek


karena sudah dibuag modul dari pabrik sehingga menghemat waktu pasang dan mengurangi
limbah. Contoh material ini adalah atap alumunium, dinding panel, cladding dinding alumunium,
GRC cetak, precast.

9. Material Kayu bersertifikat

Material kayu mempunyai ijin dari departemen perhutanan berupa eko label. Secarara
Internasional, kayu harus bersertifikat seperti FSC dll.

10. Material dengan keunggulan ramah lingkungan

Material yang paling banyak jenisnya saat ini dan terus berkembang di masa yang akan
dating, yaitu material yang mampu berkontribusi pada aspek ramah lingkungan maupun
kesehatan manusia. Teknologi baru akan memunculkan berbagai jenis material baru yang lebih
baik dari material lama. Seperti struktur yang ringan dengan nanotechnology, cat antibakteri,
kain/fabric anti stain dll. Adapaun zat yang ditambahkan pada material sehingga mempunyai
kekuatan ramah lingkungan ini antara lain:

-Nanotechnology -Antimicrobial -Fire retardant

-Microfiber -Anti fungus -Moisture resistant

-Self Cleaning Material -Low voc -Antibacterial: silver lionization

Dalam meningkatkan kualitas bangunan ramah lingkungan melalui pemilihan Green


Material harus bisa selektif memilih diantara material yang sejenis. Melihat lebih detail dari
spesifikasi teknis bagaimana material tersebut memiliki nilai lebih terhadap aspek Green
Material. Dengan demikian pemilihan material Green Material yang tepat akan meningkatkan
kualitas bangunan dan performa Green Building suatu bangunan ataupun lingkungan binaan.

http://greenlistingindonesia.com/berita-211-pemilihan-green-material-dalam-bangunan.html
SKRIPSI PERANCANGAN TUGAS AKHIR APARTEMEN SEWA
DENGAN KONSEP GREEN ARCHITECTURE DI MAKASSAR
OLEH:SHEDDY H WAIRATA, JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR, 2013

Dalam efisiensi penggunaan material


a)Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam
pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa bekisting dapat digunakan
untuk bagian dalam bangunan.
b)Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih bisa digunakan,
misalnya sisa bongkaran bangunan lama.
c)Menggunakan material yang masih berlimpah maupun jarang ditemui dengan sebaik-baiknya.

Material Bangunan dan Spesifikasinya


Ada 2 (dua) hal penting yang menjadi tujuan dari pemilihan material
bangunan, yakni:
 Minimalisasi penggunaan sumber daya alam secara berlebihan.
 Menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman dan tidak membahayakan penghuni bangunan.
Pertimbangkan kriteria berikut dalam memilih material bangunan:
1) Jumlah sumber material yang ada (resourcequantity)
2) Material yang dapat di daur ulang. Banyak produk pintu, lemari, dan beberapa material dari
logam ataupun kaca dapat didaurulang dan digunakan kembali.
3 )Bahan daur ulang(recycle content)
4) Material yang dapat diperbarui (renewability and use of sustainable management practices),
seperti kayu, serat tanaman,serat wol dan jenis material lain yang dapat diperbarui setelah masa
panen.
5) Material yang digunakan berdasarkan kondisi lingkungan setempat (regionally appropriate
material)
6) Peluang material untuk didaur ulang atau digunakan kembali.
 Logam (metal), dapat digunakan kembali jika dipisahkan
sesuai jenisnya. Elemen bangunan dari logam seperti baja (steel) dan aluminium memiliki
potensi untuk daur ulang yangtinggi. Sekitar 50%-70% penghematan energi dan polusi
dariproduksi baja dapat dihindari dengan jalan mendaur ulang (recycling). Sedangkan untuk
aluminium, lebih dari 85% energi dapat dihemat dan polusi dapat dihindari dalam produksinya
dengan mendaur ulang (remelting).
 Sebagian besar plastik dapat didaur ulang. Namun tingkat kemampuan daur ulangnya tidak
terlalu tinggi dikarenakan jenis penggunaannya yang beragam sehingga sulit dipisahkan.
Beberapa jenis plastik, seperti polyvinil chloride (PVC) murni akan mudah didaur ulang jika
didesain agar mudah diuraikan.
 Bahan kaca dapat didaur ulang jika dipisahkan dari unsur lain yang dapat
mengkontaminasinya.
 Beton (concrete) dan jenis produk mansory yang lain serta keramik adalah contoh material
yang biasanya sulit untuk dihancurkan dan digunakan kembali. Beberapa contoh hasil daur ulang
dari material ini adalah penghancurannya hingga berbentuk kerikil-kerikil kecil yang dipakai
dalam pembuatan jalan.
Material-material dipilih dengan hati-hati untuk meminimalisir dampak negatif lingkungan.
Material bangunan dipilih seperti beton yang dapat didaur ulang seperti precast. Dan juga, beton
jenis low-volatile organic compound dan produk bangunan yang rendah kadar formal dehida,
termasuk karpet dan cat yang digunakan melalui proyek untuk mengurangi gangguan pada
bangunan, sehingga kualitas udaranya juga meningkat.

Sistem material
Bahan bangunan yang dimaksud adalah penggunaan material bangunan baik struktur maupun
non struktur.
Untuk elemen non struktur :
a)Lantai
Syarat dari lantai ;
1)Dapat menahan beban yang dating dari perlengkapan ruang dan manusia yang ada didalamnya
2) Tidak terlalu licin
3) Tidak menghantarkan panas
4)Berfungsi sebagai akustik ruang dengan beberapa sistem modifikasi akustik disesuaikan
dengan fungsi ruang
b) Dinding
Syarat fungsi dinding :
(1)Sebagai pelindung dari pengaruh alam, misalnya radiasi matahari, pelindung terhadap
pengaruh bahan kimia dan mudah dibersihkan
(2)Tahan terhadap pengaruh bahan kimia dan mudah dibersihkan
(3)Berfungsi sebagai akustik ruang dengan beberapa sistem modifikasi akustik disesuaikan
dengan fungsi ruang
c)Plafond
Syarat plafond :
(1)Tidak menimbulkan radiasi panas
(2)Kuat dan awet
(3)Sebagai akustik ruang (acoustical celling board)
(4)Ketinggian plafond disesuaikan dengan tuntutan masing-masing ruang.

Anda mungkin juga menyukai