Anda di halaman 1dari 21

PENGKONDISIAN PENGHAWAAN

dan
VENTILASI ALAM
IR. MEI SUTRISNO Ph.D
Pelajari Materi Kuliah
kemudian jawab pertanyaan di slide
terakhir dan kirimkan ke email saya di
akhir jam kuliah
Pengkondisian Udara
Tujuan Pengkondisian Ruang:

Mencapai kondisi ruang yang baik bagi kesehatan dan


nyaman untuk menjalankan pemakaian fungsi ruang .

Aspek pengkondisian:
• Beban Pengkondisian
• Unsur penghawaan
• Unsur temperatur & Unsur kelembaban

Ketiga aspek tersebut bisa terpisah atau menjadi satu


kesatuan dalam Solusi teknologi yang dihasilkan
KARAKTERISTIK PENGHUNI PEMUKIMAN DI
KOTA BESAR AKIBAT PEMANASAN GLOBAL
ELEMEN PERBANDINGAN KETERANGAN
DENGAN LINGKUNGAN
PEDESAAN
RADIASI 15-20% BERKURANG HALANGAN DARI
ULTRAVIOLET 30% BERKURANG BANGUNANLAIN

TEMPERATUR MENINGKAT 0,50-10 C


PERTAHUN
TINGKAT KELELAHAN 5-10% LEBIH CEPAT
RATA-RATA TINGKAT 5-25 KALI LIPAT
POLUSI
KECEPATAN ANGIN 20-30% BERKURANG HALANGAN DARI
BANGUNAN LAIN
Beban Pengkondisian thermal dalam ruang
• Beban pengkondisian disebabkan:
– Panas matahari:
• Radiasi panas matahari langsung (radiasi)
• Konduksi panas matahari melalui atap, plafond, dinding
– Panas penghuni
• Panas individu sesuai dengan aktifitasnya
• Akumulasi panas dari kumpulan orang
– Beban peralatan
• Lampu penerangan
• Alat-alat yang tersimpan dalam ruang yang dikondisikan
seperti mesin, kulkas dan sebagainya
TUJUAN PENGKONDISIAN UDARA SECARA UMUM
• Melakukan pengkondisian udara yang terkait dengan
temperatur dan kelembaban nisbi serta kebersihan udara
untuk kenyamanan penghuni

Tujuan pengkondisian ventilasi alami:


a) menghilangkan pengaruh gas yang tidak menyenangkan
b) menghilangkan uap air yang timbul berlebihan
c) menghilangkan kalor panas yang berlebihan.
d) kenyamanan termal.
KONSEP VENTILASI
• Ventilasi merupakan proses untuk mencatu udara
segar ke dalam gedung dalam jumlah yang sesuai
kebutuhan.
• Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan
tekanan udara antara di luar dan di dalam gedung
dan yang umumnya terkait pula dengan adanya
perbedaan temperatur, yang menyebabkan
terjadinya aliran udara yang dibawa oleh angin dari
luar ke dalam ruangan melalui ventilasi
• Udara luar memenuhi kriteria sebagai udara yang
sehat dan nyaman
Persyaratan SNI SNI 03-6572-2001
Ventilasi alami yang disediakan harus terdiri dari bukaan permanen,
jendela, pintu atau bukaan lain, dengan :
a) luas bukaan ventilasi tidak kurang dari 5% terhadap luas
lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi (standar ini
DIGUNAKAN UNTUK EVALUASI PERHITUNGAN) ; dan
b) Beberapa pertimbangan adalah arah angin yang menghadap
ke :
– 1) halaman berdinding dengan ukuran yang sesuai, atau
daerah yang terbuka keatas.
– 2) teras terbuka, pelataran parkir, atau sejenismya; atau
– 3) ruang yang bersebelahan yang memenuhi syarat ventilasi
alami
Contoh Aliran Sirkulasi Udara
Perancangan Sistem Ventilasi Alami.
Perancangan sistem ventilasi alami dilakukan dengan berbagai
pendekatan sebagai berikut :
a) Kebutuhan ventilasi udara yang diperlukan sesuai fungsi ruangan,
misal minimum kebutuhan aliran 60m3/jam untuk satu orang untuk
rumah tinggal
b) Menghitung ventilasi gaya angin atau ventilasi gaya termal
Ventilasi Gaya Angin dipengaruhi oleh:
– a) Kecepatan rat-rata.
– b) Arah angin yang kuat.
– c) Variasi kecepatan dan arah angin.
– d) hambatan setempat, seperti bangunan yang berdekatan untuk
mendapatkan hasil terbaik kecepatan angin diukur sesuai kondisi setempat
Q = CV . A . V
• Q = laju aliran udara, m3/jam
• A = luas bebas dari bukaan inlet dalam m2; Aoutlet sebaiknya
direncanakan sama dengan inlet
• V = kecepatan angin, m/jam.
• CV = effectiveness dari bukaan (MENURUT SNI: CV dianggap sama
dengan 0,5 ~ 0,6 untuk angin yang tegak lurus dan 0,25 ~ 0,35
untuk angin yang diagonal). Catatan untuk memilih angka
tersebut maka lihat hambatan angin terhadap bukaan ventilasi,
semakain besar hambatan angin semakin kecil tapi tetap dalam
angka tersebut. Lihat pula standar Barat halaman berikutnya)
• Inlet sebaiknya langsung menghadap ke dalam angin yang kuat.
Jika tida ada tempat yang menguntungkan, aliran yang dihitung
dengan persamaan tersebut akan berkurang, jika penempatannya
kurang lazim, akan berkurang lagi
• Qwind = K x A x V, where ---------- rumus ini sama istilah saja beda
Qwind = volume of airflow (m³/h)
A = area of smaller opening (m²)
V = outdoor wind speed (m/h)
K = coefficient of effectiveness

• The coefficient of effectiveness depends on the angle of the wind and the relative
size of entry and exit openings. It ranges from about 0.4 for wind hitting an
opening at a 45° angle of incidence to 0.8 for wind hitting directly at a 90° angle.

• Untuk teori dari literatur Barat di atas ada perbedaan koefisien dengan SNI, di sini
angkanya lebih besar. Koefisien diambil dari hasil empiris penelitian. Perbedaan
ini disebabkan kondisi lingkungan yang berbeda karena lingkunan di sana lebih
baik seperti jalan lebih lebar dan kepadatan bangunan lebih rendah. Dengan
demikian apabila menghitung untuk perencanaan ventilasi pada lingkungan yang
baik bisa juga menggunakan standar Barat. Tapi untuk kondisi umum kota-kota di
Indonesia gunakan SNI.
Arah ngin tegak lurus pada bagian tusuk sate

Arah ngin tegak lurus pada bagian tusuk sate


Bangunan A

Arah ngin
45 derajat

Bangunan B

Bang
C Bang
Arah ngin tegak lurus
D
Ruang terbuka

Gambar arah angin dalam lingkungan


Penempatan inlet & outlet:
• Inlet sebaiknya pada sisi arah udara tekanan tinggi dan tempat teduh
dari bangunan yang berlawanan langsung dengan outlet udara
bertekanan rendah atau berada pada dinding yang berbeda agar
menghasilkan cross ventilation (ventilasi silang);
• Pada ventilator atap, atau pada cerobong.
• Untuk efisiensi perlu membuat tanaman pada area inlet, dan perlu
diperhatikan bahwa pada setiap musim arah angin berubah sehingga
tanaman pohon sebaiknya sekeliling bangunan atau paling tidak pada
sisi inlet dan outlet sesuai arah angin
• Kecepatan angin yang nyaman untuk dipergunakan sebagai ventilasi:
Bila bukaan normal 5%-10% pada dinding terkait dengan temperatur
ruang luar lebih sejuk, maka terjadi aliran udara.
Efektifitas Bukaan
• Luas bukaan efektif dihitung tegak lurus
terhadap bidang ventilasi, bila terdapat
kemiringan seperti kaca nako yang dihitung
adalah luas efektif nya.

Lebar efektif
Lebar efektif
Data Empiris dari Percobaan Ventilasi ALam
• Bila kecepatan angin 100 fpm dan luas ventilasi 1sqft =
jumlah udara berganti = 100 cubft/minute atau = (100) x
0,028m3= 2,8m3/minute atau 168 m3/jam. Untuk
kondisi ruang normal dihitung dengan data empiris 2
bukaan akan menurunkan 30 F , atau 1,50 C. ( percobaan
dilakukan pada vol ruang = 3X6X7 m3)
• Bila kecepatan udara100s/d200 fpm untuk kondisi ruang
normal jumlah udara berganti = 2,8 s/d 5,6 m3/menit
atau 168 s/d 336m3/jam atau rata2=252 m3/jam maka
untuk 2 bukaan akan menurunkan 4-50 F, atau 2 s/d 2,50
C. (Vol ruang = 3x12x7 m3)
Syarat Perhitungan Penggunaan Data empiris
1. Ventilasi alam adalah pengkondisianruang dalam sehingga menghasilkan temperatur ruang
dalam paling tidak menjadi sama dengan ruang luar. Ini menunjukkan bila ruang luar
temperaturnya tinggi maka penggunaan ventilasi menjadi tidak efektif
2. Dengan sistem ventilasi ini maka perlu ada pemecahan disain yang mengkondisikan
temperatur ruang luar dalam keadaan nyaman, seperti menanam pepohonan.
3. Perencanaan tergantung dari:
– kecepatan angin yang harus disurvey lebih dulu (yang dipakai contoh adalah kondisi tertentu
hasil penelitian di suatu daerah yakni 9000-18000 m/jam). Kemudian perhatikan tingkat kenaikan
kecepatan untuk tiap ketinggian ambil prosentase kenaikannya (bukan angka nominalnya)
– Arah angin dengan base line terhadap bangunan, disederhanakan menjadi dua kondisi yakni
sudut datang ke arah 90 derajat, untuk kondisi lingkunan baik (K=0,8) dan 45derajat (K=0,4).
– Koefisien bukaan dibuat untuk fungsi standar umum dengan tinggi plafond standar
yaitu 4m dari muka tanah dan untuk setiap lantai ketinggian ditambah 4m.
– Bukaan ventilasi terdapat pada 3 (atau lebih) bidang dinding yang berbeda maka
efektifitas bukaan sempurna (=100%) artinya temperatur akan sama dengan titik inlet.
Keadaan ini secara teori diberi koefisien = 2. Dalam perhitungan angka 2 tidak dipakai
yang dipakai adalah angka prosentase yang 100%.
– 2 arah bukaan dinding yang berbeda koefisien efisiensi aliran = 1,5 => efektifitas=
1,5/2 x 100% =75%
– 1 arah bukaan dinding yang sama = 1,0 => efektifitas = ½ x 100% = 50%
Grafik Kecepatan angin dan ketinggian
Data grafik menunjukkan
Ketinggian 4m v=5m/detik untuk
Standar bangunan satu lantai
Setelah ketinggian 5m, v=6m/detik
Atau v=21.600 m/jam
Untuk ketinggian 8m, atau lantai kedua
v=8m/detik atau 28.800m/jam
Jadi kenaikan v setiap 4m berikutnya
Adalah sebesar 33,33 % dari v awal
Untuk lantai ketiga v=10m/detik atau
36.000m/jam atau 66,66% dari v awal
Catatan:
Kondisi ini adalah hasil penelitian di
Suatu tempat yang kemungkinan
Ada perbedaan dengan tempat lain.
CONTOH

• Hitung kebutuhan bukaan pada ruang 8x9m2 tinggi plafond 4m dari


tanah
• Kecepatan angin luar 9000m-18000m/jam,
• Kasus A: 2 arah bukaan tegak lurus
• JAWAB A: rumus: Qwind = K x A x V
Q yang harus bersirkulasi: 8x9x3m3= 216 m3
K: sudut tegak lurus K=0,8 bila dengan 2 arah satu sisi inlet dan sisi
lain otlet
efisiensi K=75% x0,8=0,6
Maka:
A untuk angin 9000m/jam = 216/0,6x9000= 0,04m2 atau 400 cm2
atau masing-masing inlet dan outlet = 20x20 cm2 atau 10x40cm2
atau 5x80cm2
Kasus B
Contoh
ventilasi 3 arah bukaan ukuran sama besar, inlet pertama: arah angin
dengan sudut 45derjat dan inlet kedua arah angin sudut tegak lurus ---
- asumsi bukaan pertama, inlet tegak lurus arah angin, bukaan2 inlet
pada 45 derajat arah angin, bukaan 3 outlet berlawanan dengan arah
angin
Kasus B untuk
K bukaan 2 inlet ukuran ventilasi sama besar maka efisiensi 100%
K= {(0,8+0,4)/2}X100% = 0,6
A untuk angin 9000m/jam = 216/0,6x9000 = 400cm2 pada DUA lubang
INLET atau masing-masing 200cm2 atau 20x10 cm2, outlet =400cm2
Soal: Jawab pertanyaan di bawah dengan semaksimal
yang saudara bisa selesaikan sesuai jam kuliah,
kirimkan dengan email pribadi (ada nama saudara) ke
meisutrisno@polban.ac.id
1. Bila kasus C adalah bukaan dua arah tapi
arah angin pada inlet ventilasiny dengan
sudut 45derajat
2. Apa bila bangunan tersebut tiga lantai
berapa luas ventilasi lantai 2 dan lantai 3
3. Bagaimana Apa bila bangunan C tersebut
hanya dengan satu arah bukaan saja,
berapa luas ventialsi pada lantai pertama
• Catatan untuk soal di atas gunakan standar
koefisien SNI pada lingkungan padat

Anda mungkin juga menyukai