dan
VENTILASI ALAM
IR. MEI SUTRISNO Ph.D
Pelajari Materi Kuliah
kemudian jawab pertanyaan di slide
terakhir dan kirimkan ke email saya di
akhir jam kuliah
Pengkondisian Udara
Tujuan Pengkondisian Ruang:
Aspek pengkondisian:
• Beban Pengkondisian
• Unsur penghawaan
• Unsur temperatur & Unsur kelembaban
• The coefficient of effectiveness depends on the angle of the wind and the relative
size of entry and exit openings. It ranges from about 0.4 for wind hitting an
opening at a 45° angle of incidence to 0.8 for wind hitting directly at a 90° angle.
• Untuk teori dari literatur Barat di atas ada perbedaan koefisien dengan SNI, di sini
angkanya lebih besar. Koefisien diambil dari hasil empiris penelitian. Perbedaan
ini disebabkan kondisi lingkungan yang berbeda karena lingkunan di sana lebih
baik seperti jalan lebih lebar dan kepadatan bangunan lebih rendah. Dengan
demikian apabila menghitung untuk perencanaan ventilasi pada lingkungan yang
baik bisa juga menggunakan standar Barat. Tapi untuk kondisi umum kota-kota di
Indonesia gunakan SNI.
Arah ngin tegak lurus pada bagian tusuk sate
Arah ngin
45 derajat
Bangunan B
Bang
C Bang
Arah ngin tegak lurus
D
Ruang terbuka
Lebar efektif
Lebar efektif
Data Empiris dari Percobaan Ventilasi ALam
• Bila kecepatan angin 100 fpm dan luas ventilasi 1sqft =
jumlah udara berganti = 100 cubft/minute atau = (100) x
0,028m3= 2,8m3/minute atau 168 m3/jam. Untuk
kondisi ruang normal dihitung dengan data empiris 2
bukaan akan menurunkan 30 F , atau 1,50 C. ( percobaan
dilakukan pada vol ruang = 3X6X7 m3)
• Bila kecepatan udara100s/d200 fpm untuk kondisi ruang
normal jumlah udara berganti = 2,8 s/d 5,6 m3/menit
atau 168 s/d 336m3/jam atau rata2=252 m3/jam maka
untuk 2 bukaan akan menurunkan 4-50 F, atau 2 s/d 2,50
C. (Vol ruang = 3x12x7 m3)
Syarat Perhitungan Penggunaan Data empiris
1. Ventilasi alam adalah pengkondisianruang dalam sehingga menghasilkan temperatur ruang
dalam paling tidak menjadi sama dengan ruang luar. Ini menunjukkan bila ruang luar
temperaturnya tinggi maka penggunaan ventilasi menjadi tidak efektif
2. Dengan sistem ventilasi ini maka perlu ada pemecahan disain yang mengkondisikan
temperatur ruang luar dalam keadaan nyaman, seperti menanam pepohonan.
3. Perencanaan tergantung dari:
– kecepatan angin yang harus disurvey lebih dulu (yang dipakai contoh adalah kondisi tertentu
hasil penelitian di suatu daerah yakni 9000-18000 m/jam). Kemudian perhatikan tingkat kenaikan
kecepatan untuk tiap ketinggian ambil prosentase kenaikannya (bukan angka nominalnya)
– Arah angin dengan base line terhadap bangunan, disederhanakan menjadi dua kondisi yakni
sudut datang ke arah 90 derajat, untuk kondisi lingkunan baik (K=0,8) dan 45derajat (K=0,4).
– Koefisien bukaan dibuat untuk fungsi standar umum dengan tinggi plafond standar
yaitu 4m dari muka tanah dan untuk setiap lantai ketinggian ditambah 4m.
– Bukaan ventilasi terdapat pada 3 (atau lebih) bidang dinding yang berbeda maka
efektifitas bukaan sempurna (=100%) artinya temperatur akan sama dengan titik inlet.
Keadaan ini secara teori diberi koefisien = 2. Dalam perhitungan angka 2 tidak dipakai
yang dipakai adalah angka prosentase yang 100%.
– 2 arah bukaan dinding yang berbeda koefisien efisiensi aliran = 1,5 => efektifitas=
1,5/2 x 100% =75%
– 1 arah bukaan dinding yang sama = 1,0 => efektifitas = ½ x 100% = 50%
Grafik Kecepatan angin dan ketinggian
Data grafik menunjukkan
Ketinggian 4m v=5m/detik untuk
Standar bangunan satu lantai
Setelah ketinggian 5m, v=6m/detik
Atau v=21.600 m/jam
Untuk ketinggian 8m, atau lantai kedua
v=8m/detik atau 28.800m/jam
Jadi kenaikan v setiap 4m berikutnya
Adalah sebesar 33,33 % dari v awal
Untuk lantai ketiga v=10m/detik atau
36.000m/jam atau 66,66% dari v awal
Catatan:
Kondisi ini adalah hasil penelitian di
Suatu tempat yang kemungkinan
Ada perbedaan dengan tempat lain.
CONTOH