Curah hujan jangka pendek dinyatakan dalam intensitas per jam yang disebut intensitas curah
hujan (mm/jam). Intensitas curah hujan rata-rata dalam t jam (I t), dinyatakan dengan rumus
Rt
sebagai berikut : It
t
dimana : Rt = curah hujan selama t jam.
Besarnya intensitas curah hujan itu berbeda-beda yang disebabkan oleh lamanya curah hujan
atau frekwensi kejadiannya. Beberapa rumus intensitas curah hujan yang dihubungkan
dengan hal-hal ini, telah disusun sebagai rumus-rumus eksperimentil. Beberapa di antaranya
yang sering digunakan (di Jepang) adalah sebagai berikut :
a'
1) I (Rumus Talbot, 1881)
t b
Rumus ini dikemukakan oleh Prof. Talbot dalam tahun 1881 dan disebut jenis Talbot.
Rumus ini banyak digunakan karena mudah diterapkan di mana tetapan-tetapan a dan b
ditentukan dengan harga-harga yang diukur.
a
2) I (Rumus Sherman, 1905)
tn
Rumus ini dikemukakan oleh Prof. Sherman dalam tahun 1905 dan disebut jenis
Sherman. Rumus ini mungkin cocok untuk jang waktu curah hujan yang lamanya lebih dari 2
jam.
a
3) I (Rumus Ishiguro, 1953)
t b
Rumus ini disebut rumus Mononobe dan merupakan sebuah variasi dari rumus. Rumus
1) sampai 3) adalah rumus-rumus intensitas curah hujan untuk curah hujan jangka pendek.
Rumus 4) digunakan untuk menghitung intensitas curah hujan setiap waktu berdasarkan data
curah hujan harian.
a, b, n, m : tetapan
Umpamanya, dalam Gbr, jika diambil intensitas curah hujan yang lamanya 20 menit
dengan kemungkinan 20 tahunan, maka harus digunakan kurva:
426
I 20
t 0,33
Perhitungan dengan cara kuadrat terkecil (least square): Cara ini adalah cara untuk
menentukan tetapan-tetapan a, b dan n dalam rumus-rumus 1), 2) dan 3) yang
dikemukakan dalam (1) berdasarkan cara kuadrat terkecil dengan menggunakan data
curah hujan. Cara perhitungan adalah sebagai berikut:
1) Pertama-tama diambil 8 jenis lamanya curah hujan t (menit), 5, 10, 20, 30, 40, 60,
80 dan 120 menit. Semua curah hujan yang bersangkutan dengan ke delapan hal
ini disusun bersama data curah hujan sebuah stasiun pengamatan.
[Jenis I]
a'
I
t b
a
It I 2
I 2t I
I I
N I 2
b
I It N I t 2
N I I I
2
[Jenis II]
a
I
tn
log I log t 2 log t log I log t
N log t log t log t
log a 2
n
log I log t N log t log I
N (log t ) 2
log t log t
[Jenis III]
a
I
t b
I t I I t I
2 2
a
N I I I
2
I I t
N I 2 t
b
N I 2
I I
N : Banyaknya data
Cara ini membutuhkan perhitungan dan pekerjaan yang banyak seperti pembacaan dan
penyusunan data curah hujan untuk setiap t pada kertas-kertas pencatat curah hujan otomatis
sepanjang pengamatan yang lalu.
Contoh perhitungan :
Data curah hujan untuk setiap lamanya curah hujan t menit disusun dengan menggunakan
data curah hujan tahun-tahun yang telah lalu dari sebuah stasiun pengamatan. Kemudian
diadakan perhitungan kemungkinan lebih (perhitungan ini tidak dicantumkan di sini). Harga-
harga dalam tabel di bawah ini adalah harga-harga dengan kemungkinan 10 tahun. Dengan
harga-harga ini, maka dihitung harga-harga intensitas curah hujan sesuai dengan rumus. Dari
hasil-hasil ini dapat ditentukan rumus mana yang paling cocok.
Lamanya curah
5 10 20 30 40 60 80 120
hujan t (menit)
Intensitas curah
150,8 105,2 76,5 62,3 54,5 46,1 39,9 32
hujan I (mm/jam)
[Penyelesaian] :
Pertama-tama ditentukan harga setiap suku dari ketiga jenis rumus pada Tabel 4.2.
Perhitungan harga tetapan-tetapan itu adalah sebagai berikut :
[Jenis I] :
a'
I
t b
≡ 3.847
≡ 24
[Jenis II] :
a
I
tn
a = 102,50797
a ≡ 322
≡ 0,48
[Jenis III] :
a
I
t b
≡ 357
≡ 0,17
Harga-harga ini didistribusikan ke dalam rumus (4,8), (4,9) dan (4,10), sehingga rumus-
rumus intensitas curah hujan itu menjadi sebagai berikut :
a' 3.847
I= I = .......................................................(1)
t b t 24
a 322
I= I = ..........................................................(2)
tn t 0 , 48
a 375
I= I = .........................................................(3)
t b t 017
Selanjutnya harus dilakukan pemeriksaan mengenai rumus intensitas yang paling cocok
digunakan, yaitu yang paling mendekati data intensitas hujan di lapangan.
Harga-harga I dari rumus-rumus (1), (2) dan (3) yang didapat dengan menggantikan
harga-harga t dalam kolom 2) pada Tabel 4.3, tercantum dalam kolom pada tabel yang sama.
Dengan menelaah deviasi rata-rata M(|α| = ά dan Gambar 4.3, dapat ditentukan bahwa untuk
keadaan ini, Jenis II yakni I = a/tn memberikan hasil yang optimum sebagai rumus intensitas
curah hujan yang digunakan.