Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

BAHAN MATERIAL TERBARUKAN

OLEH:
WAODE NURNAYLAH ADSANA SHALIHI
E1B122091

JURUSAN S1 ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap material bangunan mempunyai siklus hidup, dimulai dari pengambilan bahan baku
di tempat asal dan berakhir di tempat pembuangan. Namun, pemanfaatan berbagai jenis material
bangunan dalam proses konstruksi telah menyisakan material dalam jumlah yang relatif besar.
Fakta bahwa pembangunan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan berupa
penurunan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh meningkatnya volume limbah yang
dihasilkan oleh aktivitas konstruksi. Salah satu penyebab timbulnya limbah konstruksi adalah
penggunaan sumberdaya yang melebihi apa yang diperlukan untuk proses konstruksi (Ervianto,
2012). Pengetahuan bahan bangunan ditinjau dari sisi ekologis sangatlah penting. Penggunaan
material pada bangunan harus disadari memiliki dampak yang begitu jauh terhadap lingkungan.
Oleh karena itu, penggunaan material harus dilakukan secara optimal. Artinya material tersebut
harus dapat dimanfaatkan terus menerus dengan semaksimal mungkin. Dengan demikian
permintaan terhadap material baru dapat dikurangi. Penggunaan material baru menandakan
adanya konsumsi terhadap sumber daya alam dalam jumlah besar dan menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan yang begitu besar pula. Terkadang nilai dari material bekas pakai
lebih tinggi jika dibandingkan dengan material baru. Penggunaan material bekas merupakan
salah satu gerakan sustainable karena memanfaatkan kembali barang bekas merupakan upaya
untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan. 

Adapun yang dimaksud dengan sustainable adalah pembangunan yang memperhatikan


aspek keberlanjutan, yaitu penggunaan sumber daya alam yang memperhatikan daya dukung
lingkungan untuk menghindari terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Daur ulang dapat
menjadi salah satu solusi yang sangat baik dalam menghadapi permasalahan kerusakan
lingkungan akibat limbah konstruksi dan sebagai upaya optimalisasi penggunaan bahan material
bangunan. Dengan jumlah pemakaian sumber daya yang begitu besar pada bangunan, penerapan
daur ulang semestinya memiliki potensi yang sangat besar pada dunia arsitektur. Dalam lingkup
bangunan, kegiatan daur ulang mencakup recycle (pengolahan material kembali) dan reuse
(penggunaan material kembali). Reuse merupakan tingkatan tertinggi dalam sistem daur ulang
karena tidak memerlukan energi untuk merubah bentuknya atau mengolahnya menjadi bahan
layak pakai, proses nya tidak membutuhkan energi, dapat dilakukan dalam skala kecil ataupun
besar, tidak membutuhkan pabrikasi, membutuhkan modal yang sangat kecil, proses tidak
melibatkan proses fisika dan kimia, serta tidak mengalami perubahan bentuk produk. Sementara
recycle membutuhkan energi dan modal yang relatif besar, bahan mengalami perubahan wujud
fisik, membutuhkan teknologi yang relatif tinggi, biasanya dilakukan secara massal/bersifat
pabrikasi, dan melibatkan proses fisika dan kimia sehingga biaya yang diperlukan relatif lebih
besar. Namun proses ini tetap akan lebih baik secara ekologis apabila dilihat dari sudut pandang
konservasi sumber daya alam, hal ini disebabkan bahan mentah dalam konsep daur ulang tidak
lagi diambil dari alam melainkan dengan memanfaatkan sampah.
B. Rumusan Masalah

1. Jeaskan secara singkat konsep bahan dan material terbarukan


2. Sebutkan apa saja bahan dan material terbarukan

C. Tujuan

1. Agar mengetahui konsep bahan dan meterial terbarukan


2. Agar mengetahui apa saja bahan dan material terbarukan
BAB II
PENDAHULUAN

1. Definisi material ramah lingkungan

Menurut artikel yang di muat oleh Garvin pada tahun 2015, material terbarukan adalah
material yang dapat diproduksi atau dihasilkan cukup cepat untuk mengimbangi seberapa cepat
material tersebut habis. Sedangkan material tak terbarukan ialah material yang memakan waktu
lama untuk memperbaharui dan umumnya digunakan lebih cepat daripada material tersebut
dapat di regenerasi. Sejarah kantong plastik, diciptakan untuk menyelamatkan lingkungan
Kantong plastik pertama kali dibuat pada tahun 1959 oleh Sten Gustaf Thulin untuk mengganti
kantong kertas. dan pada akhirnya kantong plastik ini menjadi sampah, susah terurai, dan malah
mencemari lingkungan  proses produksinya tidak memakan konsumsi energi yang besar, namun
daur hidupnya yang baru bisa terurai dalam 500 – 1000 tahun menyebabkan timbulan sampah
plastik menjadi masalah serius jika tidak dikelola dengan baik. 

a. Sumber material

Material Terbarukan dari sumber yang secara alami tidak akan habis,bahkan
berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Contoh sumber dan material terbarukan:
kayu yang menjadi materi pembuatan kertas,daun pisang sebagai pembungkus makanan,jagung
atau singkong untuk membuat bioplastik, dll.

b. Konsumsi Energi

Menurut BBC menunjukkan produksi kantong kertas yang dikenal ramah lingkungan
justru menggunakan energi 4 kali lipat lebih tinggi dari pada kantong plastik, dan juga
menghasilkan emisi yang lebih besar. Semakin besar penggunaan suatu energi dalam proses
pembuatan material ataupun produksi, semakin besar pula emisi yang dihasilkan.  Dari emisi
tersebut, muncullah jejak karbon, yang berasal dari pemanfaatan listrik, minyak bumi, serta
energi-energi lain dalam produksi material dan produk.  Selain memberikan dampak negatif
kepada lingkungan, jejak karbon yang berlebih dapat menyebabkan pemanasan global.

c. Daur Hidup

Material disebut ramah lingkungan bila dapat digunakan berkali-kali atau dalam jangka
waktu yang lama. Namun untuk dapat digunakan secara berkelanjutan,tentunya dibutuhkan
materi produksi yang dapat mengakomodir kebutuhan tersebut materi yang digunakan dalam
kemasan tersebut harus memiliki kapasitas untuk dapat terurai dalam waktu yang cepat, atau
setidaknya bisa didaur ulang.
2. Bahan dan Material Terbarukan

a. Atap Rumah Tanah Liat

 
  Pastinya, kamu sangat familiar dengan jenis atap rumah berbahan tanah liat. Termasuk 
jenis genteng yang paling populerdi Indonesia, jenis atap rumah ini diproduksi melalui proses
Press dan pembakaran. Jenis atap rumah tanah liat memiliki
keunggulan seperti harganya yang ekonomis,tahan lama dan cukup kuat saat dipijak. Akan tetapi
jenis atap rumah tanah liat memiliki sejumlahkekurangan, seperti mudah berlumut sehingga
harus dilapisi cat terlebih dulu, memerlukanketelitian saat pemasangan agar terhindar dari
kebocoran, tidak terlalu kuat dalam menahan angindan idealnya harus dipasangkan pada
rangka yang kuat.

b. Atap Rumah Aspal

Selain tanah liat, jenis atap rumah lain yang populer di Indonesia adalah aspal.
Dibuatdengan memadukan fiberglass dan aspal yang dilapisi mineral, jenis atap rumah ini
tersedia dalamdua model, yakni datar dan bergelombang. Untuk jenis atap rumah aspal model
gelombang,instalasi dilakukan dengan menyekrupnya ke balok gording, sedangkan jenis atap
rumah aspal berbentuk datar bisa ditempel melalui multipleks yang disekrup di rangka. Banyak
orang memilih jenis atap rumah aspal karena praktis dalam pemasangan, berbobot ringan, tahan
api, tahan angin,anti jamur, dan bisa dikenakan pada atap rumah berbentuk miring hingga 90°.
Sayangnya, jenisatap rumah aspal terkenal dengan harganya yang mahal dan tidak ramah
lingkungan

c. Atap Rumah Metal

Jika kamu mengutamakan durabilitas, atap rumah berbahan genteng


metal bisa kamu pilih. Jenisatap rumah ini menggunakan perpaduan berbagai bahan seperti
alumunium, besi, tembaga dan seng.Saat ini, jenis atap rumah metal banyak digunakan pada
bangunan seperti sekolah atau bengkel. Keunggulannya, jenis atap rumah metal sangat praktis
untuk dipasang, memiliki bobot yangringan, anti terhadap karat, anti pecah, anti bocor, tidak
menimbulkan panas, tahan api, tahan angindan fleksibel untuk dipasang di berbagai bidang.
Dibalik banyaknya kelebihan, jenis atap rumahmetal terkenal dengan harganya yang mahal serta
memerlukan ketelitian tinggi saat memasangnya.

d. Atap Rumah Keramik


Kamu ingin membangun hunian dengan arsitektur rumah Mediterania? Kamu bisa memilih
jenisatap rumah berbahan keramik. Sentuhan keramik juga bisa kamu tambahkan pada bagian
depansebagai keramik terasrumah.Tawarkan finishing glasur yang estetis, jenis atap rumah
keramiksiap memberikan kesan mewah pada rumahmu Bukan hanya itu, jenis atap rumah
keramik unggul karena awet, tahan lama, tahan terhadapapi, minim perawatan, ramah
lingkungan dan menggunakan sistem Interlock Seperti genteng untuk pemasangannya. 
Kekurangan dari jenis atap rumah keramikyaitu sangat mudah pecah, kurangtahan terhadap
angin, tidak bisa dipasangkan pada atap rumah dengan kemiringan lebih dari 30°supaya air tidak
bocor dan mengalir sempurna, serta pemasangan yang memerlukan baut agar tidakmudah lepas

e. Atap Rumah Beton

Jenis atap rumah beton saat ini banyak  diaplikasikan pada rumah minimalis karena mengusung
gaya modern. Selain ekstetik, tentunya jenis atap rumah ini pun sangat kokoh karenadibuat dari
beton cor dan tulangan besi. Dengan kelebihan genteng betonyang tahan lama,
minim perawatan dan tahan terhadap api, jenis atap rumah betol memiliki
sejumlah kekurangan sepertidurabitas yang kurang prima terhadap angin dan berbobot berat
sehingga berpengaruh pada durasi pemasangan. Harga jualnya juga tinggi
f. Dinding

Batu bata merupakan material yang paling lazim digunakan orang-orang untuk dijadikan dinding
rumah. Seiring berjalannya waktu dan semakin banyak pilihan gaya rumah, makin banyak
pulaalternatif bahan yang digunakan untuk dinding. Berikut beberapa pilihan bahan material
bangunanalternatif material

g. Batako

Dibandingkan menggunakan batu bata yang bentuknya kecil, orang-orang bisa memilih
menggunakan batako atau beton ringan aerasi yang bentuknya lebih besar. Dengan
menggunakan bahan material alternatif tersebut kamu bisa berhemat, baik waktu atau biaya
pembangunan
h. Mycelium

Bahan bangunan alternatif selanjutnya berasal dari sejenis jamur. Cara ditumbuhkannya dengan
menaruhnya di sekitar bahan-bahan organik seperti, batang jerami atau yang lainnya.Setelah
tumbuh sesuai dengan bentuk yang diinginkan, jamur ini akan dikeringkan menjadi batu bata
yang kuat.

i. Bambu dan Jerami

Material yang berasal dari alam dapat memberikan kesan natural di rumah.
Contohnya, bahan bangunan seperti bambu merupakan bahan yang cocok dijadikan dinding kare
na kuat.Bambu sangat mudah ditemukan apa lagi di negara tropis seperti Indonesia. Selain
bambu, jeramiyang dipadatkan juga bisa menjadi pilihan dinding rumah dengan kesan alami.
j. Ferrock 

Bahan bangunan lainnya yang bisa dijadikan sebagai alternatif adalah ferrock.
Ferrock berasal dari daur ulang bahanbahan bekas termasuk, debu baja dari industri baja sehingg
a menghasilkan bangunan yang lebih kuat dari beton. Hal yang lebih menarik lagi, bahan ini
sangatunik karena bisa menyerap dan menahan CO2 pada saat proses pengeringan dan
pengerasan.

k. Tanah Lempung

Berdasarkan penelitian di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, tanahlempung


dikatakan bisa menjadi pilihan material dinding yang relatif lebih murah dari pada batamerah.
Sebab, tanah lempung yang dibentuk menjadi batu bata memiliki beberapa kelebihanlainnya
yaitu ramah lingkungan, hemat energi, tidak meninggalkan sisa banyak blok. Selain
itu, bentuknya lebih berseni karena mudah dibentuk sesuai keinginan.
l. Beton Rumput

Bahan ini biasanya digunakan pada jalur pejalan kaki namun, memiliki lubang-lubang
yangcukup untuk rumput di sela-selanya. Jika kamu memilih bahan material ini sebagai
pondasi bangunan maka akan mengurangi pemakaian beton dan juga bisa menjadi
jalan masuknya air hujanke tanah.

m. Tanah yang Dipadatkan

Memakai tanah pada bahan bangunan akan merasakan kesan alam pada hunian.
Bahkansebenarnya dinding yang mirip dengan beton bisa saja dibuat dengan memadatkan tanah
di rangkakayu. Pemadatan tanah adalah teknologi yang digunakan oleh peradaban manusia sejak
ribuantahun lalu dan ternyata mampu bertahan hingga sekarang, Selama tumbuh, kayu menyerap
gas CO2. Kemudian, cara pengolahannya untuk menjadisebuah bahan bangunan tidak
menghabiskan banyak energi. Hutan yang mana jadi penghasil kayuharus dikelola dengan baik
agar bisa berkelanjutan menghasilkan kayu.
n. Plastik Daur Ulang

Plastik sudah terbukti sangat merusak lingkungan makhluk hidup. Maka dari itu, sekarang para
peniliti membuat bahan bangunan alternatif bangunan yang didalamnya mengandung plastikdaur
ulang dan sampah. Sehingga, bisa mengurangi emisi gas rumah kaca. Hasil yang akan
kamudapatkan adalah bahan bangunan yang ringan dan bisa membantu pengurangan sampah.

o. HemCrete

Hemcrete adalah beton yang dibuat dari serat tanaman hemp. Serat tersebut dicampur dengan
kapur untuk membentuk sebuah bahan yang mirip beton namun, kuat dan ringan. Bahan
alternatif bangunan ini sangat ringan, energi yang diperlukan untuk memindah kannya sanga
trendah karena hemcrete tumbuh sendiri dengan cepat di alam dan berkelanjutan. Namun, seperti
yang kita tahu tanaman hemp berasal dari ganja industri yang mana peredarannya tak lazim
digunakan di Indonesia.
Padahal menurut situs Livescience disebutkan bahwa hemp memiliki kandungan zat psikoaktif
psychotropic chemical tetrahydrocannabinol  (THC) yang rendah, yakni di bawah 0,5 %.
Sementara, tanaman mari juana yang lainnya biasanya mengandung THC hingga15 %. Beberapa
negara contohnya di Inggris, seorang petani bernama Nick Voase membuat sendiri rumahnya
yang ramah lingkungan dengan bahan bangunan dari tanaman hemp.
p. Lantai

Lantai homogeneous tile (HT) disebut yang terbaru saat ini, bahkan diklaim lebih kuat dan kokoh
dari keramik. Sebagaimana namanya “homogeneous”, struktur material anyar ini hanya terdiri
dari satu lapisan. Beda dengan keramik yang memiliki dua lapisan, yakni terdiri dari tanah liat
dan glasur Meski terdengar baru, namun demikian, sebenarnya homogeneous tile ini adalah
sejenis ubin tiruan dari granit alam. Tetapi, dengan adanya perkembangan teknologi terkini,
homogeneous pun kini telahhadir
dengan beragam corak dan motif. Dalam pengaplikasiannya, selain sebagai penutup lantai kering
, material lantai ini juga sangat cocokdigunakan sebagai pelapis di media yang lembab atau
basah, seperti dinding dan lantai di kamarmandi. Soal daya kokoh memang harus diakui
keunggulan homogeneous tile Hal ini disebabkanoleh bahan pembuatnya yang lebih banyak
menggunakan hard material,seperti silica dan feldspar Material lantai jenis ini memiliki
kekuatan tekan di atas 450 kg/cm2.Sedangkan keramik hanya 300 kg/cm2.Homogeneous tile
juga lebih unggul soal dayaserap. Homogeneous tile sebagai material lantai terbaru ini punya
daya serap air yang sangat kecil,yaitu di bawah 0,5% saja karena melalui proses pembakaran
hingga suhu 1230 derajat Celsius.Sementara, keramik di atas 10%. Keunggulan kualitas inilah
yang kemudian juga berimbas pada perbedaan harga kedua material ini. Seperti misalnya, produk
homogeneous tile keluaran Granitoyang berisi 3 lembar, kini dijual dengan kisaran mulai
Rp200.000 hingga Rp300.000/boks.

BAB III
KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Setiap materi tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai pengguna
memaksimalkan konsep material ramah lingkungan adalah memilih produk bermateri ramah
lingkungan dengan tepat, tepat sesuai penggunaannya, tahan lama, dan berkelanjutan
penggunaan material terbarukan sesuai dengan kapasitasnya, menggunakan material tak
terbarukan sesuai kebutuhannya.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3


1. Definisi material ramah lingkungan ....................................................................... 3
2. Bahan dan Material Terbarukan ............................................................................. 4

BAB III KESIMPULAN ...................................................................................................14


1. KESIMPULAN ......................................................................................................14

Anda mungkin juga menyukai