Anda di halaman 1dari 12

EKOLOGI BAHAN

BANGUNAN
DISUSUN OLEH
Zulkifli ( F221 16 024 )
Moh. Nurfauzi ( F221 16 044 )
Moh. Noor Ayziffy ( F221 16 087 )
Definisi Ekologi

 Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal


balik organisme dengan alam sekitarnya

 EKOLOGI berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang


artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti
ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara
makhluk hidup dan lingkungannya.

 Istilah ekologi mula – mula dipakai oleh sarjana Jerman


Ernest Haeckel(1869). Sedangkan Anthony Van
Leeuwenhoek yang pertama kali mengkaji tentang rantai
makanan dan populasi.
Pengaruh Bahan Bangunan Terhadap Kondisi
Bumi
 Dampak penggunaan bahan bangunan selalu
dikaitkan dengan kerusakan lingkugan, eksploitasi
sumber daya alam yang tak terbarukan, polusi dan
penggunaan energi. Bahan bangunan yang umum
dan populer digunakan masyarakat adalah batu
bata, dan beton baik berupa bataco maupun
panil dinding beton. Pengguna bangunan memilih
bahan tersebut karena alasan harga, kekuatan,
kepercayaan atau kelaziman pengunaan bahan
tersebut dan tidak berani beralih pada bahan lain,
serta ketidaktahuan. Bila mereka tidak
mengunakan bahan bangunan tersebut mereka
kawatir terhadap kekuatan bangunannya atau
aspek lain seperti status sosial.
 Bangunan diperkirakan menyumbang 40 % lebih
dari seluruh total emisi karbon (CO2) di dunia ini.
Ini semua dikarenakan bangunan perlu energi
dalam pembangunannya, penyediaan bahan
bangunan sampai kebutuhan listrik ketika
bangunan sudah digunakan.
Ekologi Bahan Bangunan
Ekologi bahan bangunan berkaitan dengan Konsep ekologi Arsitektur yaitu penggunana material
ramah lingkungan
Penggunaan material-material yang ramah lingkungan akan sangat bermanfaat bagi alam dan
manusia. Membuat keseimbangan yang sangat baik. Seorang arsitek tidak bisa mengesampingkan
bahan atau material yang akan digunakan karena sangat berpengaruh terhadap alam, mulai dari
dampak yang akan terjadi jika menggunakan bahan yang akan merusak alam di masa depan.

Adapun prinsip-prinsip ekologis dalam penggunaan bahan


bangunan :
 Menggunakan bahan baku, energi, dan air seminimal mungkin.
 Semakin kecil kebutuhan energi pada produksi dan transportasi,
semakin kecil pula limbah yang dihasilkan.
 Bahan-bahan yang tidak seharusnya digunakan sebaiknya
diabaikan.
 Bahan bangunan diproduksi dan dipakai sedemikian rupa
sehingga dapat dikembalikan kedalam rantai bahan (didaur
ulang).
 Menggunakan bahan bangunan harus menghindari
penggunaan bahan yang berbahaya (logam berat, chlor).
 Bahan yang dipakai harus kuat dan tahan lama.
 Bahan bangunan atau bagian bangunan harus mudah
diperbaiki dan diganti.
Bahan Bangunan Ramah Lingkungan
 Karena bangunan emisi karbon
Dengan latar belakang yaitu
(CO2) kita dapat menurunkan
tingkat tekhnologi, pengaruh
kadar emisi karbon tersebut yang
dilepas bangunan dengan terhadap ekologi dan
mendesain "green building" atau kesehatan manusia maka
bangunan hijau. Demikian pula bahan bangunan yang ramah
untuk rumah tinggal, semakin lingkungan dapat dibuat
"green" rumah maka semakin kecil penggolongannya menurut
pula jejak karbon yang dilepas dari penggunaan bahan mentah
rumah tersebut. Artinya bahwa dan tingkat transformasi
rumah tersebut disebut "ramah (perubahan)nya adalah
lingkungan". Tingkat perubahan sebagai berikut:
transformasi bahan bangunan
menentukan sejauh mana material Rumah Seng - Arsitek Putu Mahendra
tersebut dikatakan cukup ramah
lingkungan. • Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan kembali
(regeneratif)
Para ahli telah meneliti material- • Bahan bangunan alam yang dapat digunakan kembali
material tersebut yang (recycling)
menghasilkan perhitungan berapa • Bahan bangunan buatan yang dapat digunakan kembali
besar energi dan biaya yang (recycling dalam fungsi yang berbeda)
dibutuhkan saat memproses • Bahan bangunan alam yang mengalami perubahan
material tersebut. transformasi sederhana
• Bahan bangunan komposit
• Bahan bangunan yang mengalami beberapa tingkat perubahan
transformasi
Bahan Bangunan Yang Dapat Dibudidayakan Kembali

 Seperti bahan bangunan nabati misalnya kayu,


rotan, rumbia, alang-alang, serabut kelapa, ijuk,
kulit kayu, kapas, kapuk, dan lain-lain.
Adapun bahan bdari hewani seperti kulit binatang, Material rotan
wool dan sebagainya.
Semua bahan bangunan tersebut dapat
dibudidayakan kembali misalnya, kayu membusuk
atau terbakar menjadi karbon yang pada tanah
bisa berfungsi sebagai pupuk pohon kayu generasi Material rumbia

berikutnya. Persiapan dan penggunaan bahan


bangunan ini dilakukan ditempat pelaksaan
bangunan dengan penggunaan energi yang kecil
dan dengan tekhnologi (kepandaian)
pertukangan yang sederhana.
Material kayu
Bahan Bangunan Alam Yang Dapat
Digunakan Kembali (Recycling)
 Bahan bangunan alam yang dapat
digunakan kembali adalah bahan
bangunan yang tidak dapat dihasilkan
lagi (regeneratif), akan tetapi karena Material tanah
liat
kebutuhan bahan tersebut dengan
persiapan khusus dapat digunakan lagi.
Contoh bahan bangunan ini adalah
tanah, tanah liat (lempung), tras, kapur, Material batu kapur
batu kali, batu alam, pasir, dan
sebagainya.

Material batu kali


Bahan Bangunan Buatan Yang Dapat
Digunakan Kembali (Recycling Dalam
Fungsi Yang Berbeda)
 Bahan bangunan ini didapat dari seperti limbah, potongan,
sampah, ampas, dan sebagainya dari perusahaan industri.
Biasanya material ini dalam bentuk: bahan
pembungkus/kemasan (misalnya kardus dan kertas, kaleng Botol bekas
bekas, botol bekas, dan sebagainya), mobil bekas (atap mobil
bekas, kaca mobil bekas dan sebagainya), ban mobil bekas,
serbuk kayu, potongan kain sintetis, potongan kaca, potongan
seng dan sebagainya. Janganlah menganggap remeh bahan
bangunan recycling. Dengan kreatifitas desain arsitektur rumah
yang tinggi akan menghasilkan karya arsitektur yang bernilai Material ban mobil bekas
dari segi fisik ataupun maknanya. Golongan bahan bangunan
ini lambat laun akan hilang apabila pembangunan ekologis
telah tercapai di dalam masyarakat yang hidup seimbang
dengan lingkungan alamnya.

Material serbuk kayu


Bahan bangunan alam yang mengalami
perubahan transformasi sederhana
 Bahan bangunan ini disediakan secara industri
rumah , seperti misalnya batu bata, genteng tanah
liat. Kedua bahan bangunan tersebut berbahan
mentah tanah liat yang terdapat dimana saja.
Setelah dibentuk tanah liat ini kemudian dibakar.
Bahan bangunan ini adalah bahan bangunan
tertua yang diciptakan manusia. Proses pembuatan
yang sederhana dari batu bata dan genteng
biasanya dilakukan oleh rakyat di desa-desa
setempat. Sehingga kegiatan ini mendukung
peningkatan ekonomi rakyat.
Bahan Bangunan Komposit

 Adalah merupakan bahan bangunan yang


tercampur menjadi satu kesatuan dan tidak dapat
dibagi-bagi lagi menjadi bagian bangunan.
Contohnya, batu buatan yang tidak dibakar (batako
genteng beton dan conblock) yaitu campuran
antara pasir dan semen. Bahan bangunan batu
buatan yang tidak dibakar ini meskipun tergolong
bahan bangunan komposit dan kurang ramah
terhadap lingkungan, material ini biasanya diproses Material Batako
oleh industri rumah yang dimiliki oleh rakyat. Jadi,
masih tergolong agak ramah lingkungan.
Contoh lain adalah bahan bangunan yang dilebur
(logam dan kaca). Kemudian juga bahan bangunan
sebagai pengikat/perekat (semen merah, kapur
merah, kapur padam, kapur kering dan semen).
Termasuk bahan bangunan komposit seperti beton
bertulang, pelat serat (fiber) semen, beton komposit,
cat kimia, perekat, dan dempul. Material kaca
Bahan Bangunan Yang Mengalami
Beberapa Tingkat Perubahan Transformasi
 Ialah bahan bangunan sintetik (plastik). Bahan
bangunan sintetik mamakai bahan mentah
fosil (minyak bumi, arang atau gas). Dalam
proses pembuatannya bahan bangunan
sintetik banyak memerlukan energi. Contoh
bahan bangunan ini misalnya, pipa air bersih Material PVC
dan kotor dari PVC, lapisan lantai, selang, zat
pelengkap cat, peralatan listrik, profil plastik,
busa yang elastis, topi pelindung, pelat
transparan plastik bergelombang, alat
perlengkapan pintu dan jendela, perekat
yang tahan cuaca, karet sintetis, bahan
penutup celah bangunan, cat kedap air, dan
sebagainya. Alat perlengkapan Pintu dan Jendela
Sumber

 https://finifio.wordpress.com/2013/10/25/prinsip-prinsip-ilmu-ekologi-
dalam-perancangan-arsitektur/
 https://thatprettylittleliar.wordpress.com/2015/02/12/prinsip-prinsip-ilmu-
ekologi-dalam-perancangan-arsitektur/
 https://finifio.wordpress.com/2013/10/25/prinsip-prinsip-ilmu-ekologi-
dalam-perancangan-arsitektur/

Anda mungkin juga menyukai