Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga laporan
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Adapun judul laporan ini adalah “Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Korea” sebagai
pemenuhan mata kuliah ” Sejarah dan Perkembangan Arsitektur”.
Harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dunia Arsitektur dewasa ini juga dihadapkan pada suatu isu bau. Krisi energikarena sumber daya
alam yang dieksploitasi sejak industrialisasi dunia kini terasagejalanya. Perubahan iklim,
pemanasan global, dan bencana lainnya menjadi salahsatu penyebabnya. Seprtinya pernyataan
tentang isu berkelanjutan melalui konferensiinternasional yang menghasilkan pernyataan :
“... Sustainable development is development that meets the needs of the present without
compromising the ability of future generation to meet their own needs...”
(Bruntdland report, 1987 )Pemanasan global merupakan isu utama yang saat ini sedang di
pecahkan caramengatasinya. Arsitektur juga dapat berefek negatif terhadap kondisi lingkungan,
olehsebab itu perlu adanya konsep arsitektur baru yang ramah lingkungan. Green Architecture
merupakan salah satu solusinya. Bagian dari arsitektur hijau adalaharsitektur Bioklmatik yang
merupakan perancangan gedung yang menyesuaikandengan iklim tempat bangunan berada.
Namun saat ini sedikit yang mengetahuibahawa arsitektur bioklimatik juga memilki aspek
keindahan tersendiri yang jugamemiliki fungsi yang menguntungkan bangunan tersebut. Penting
bagi arsitek-arsitekmuda untuk mengetahui aspek estetika dari arsitektur bioklimatik ini sehingga
padamasa depan Indonesia dapat memiliki bangunan yang ramah lingkungan serta sesuaidengan
iklimnya.
Bioklimatik berasal dari bahasa asing yaitu Bioclimatology. Menurut Kenneth Yeang “
Bioclimatology is the study of the relationship between climate and life, particulary the effect of
climate on the health of activity of living things”. Bioklimatik adalah Ilmu yang mempelajari
antara hubungan iklim dan kehidupan terutama efek dari iklim pada kesehatan dan aktivitas
sehari-hari. Bangunan Bioklimatik adalah bangunan yang bentuk bangunanya disusun oleh
desain penggunaan teknik hemat energi yang berhubungan dengan iklim setempat dan data
meteorologi, hasilnya adalah bangunan yang berinteraksi dengan lingkungan, dalam penjelmaan
dan operasinya serta penampilan berkualitas tinggi. Maka berdasarkan dari penjelasan tersebut
bisa kita simpulkan Arsitektur Bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek
untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk
arsitektur dengan lingkungannya dalam kaitan iklim daerah tersebut. Pada akhirnya bentuk
arsitektur yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh budaya setempat, dan hal ini akan berpengaruh
pada ekspresi arsitektur yang akan ditampilakan dari suatu bangunan, selain itu pendekatan
bioklimtaik akan mengurangi ketergantungan karya arsitektur terhadap sumber – sumber energi
yang tidak dapat dipengaruhi Hal ini dapat dikonseptualisasikan sebagai desain bangunan yang
memanfaatkan berbagai elemen biofisik. Unsur-unsur biofisik terutama diambil dari ekosfer,
bukan litosfer yaitu, panas, cahaya, lanskap, udara, hujan dan bahan Parameter Baru untuk
Bioklimatik Rumah - Price & Mayers 2005 Inti dan Tujuan dari Arsitektur Bioklimatik, yaitu:
Rancangan Bioklimatik merupakan rancangan didasarkan pada respon terhadap siklus dan iklim
setempat. Merancang yang didasarkan iklim mempunyai dasar: Menghemat penggunaan energi
sehingga mempunyai konsumsi biaya yang rendah dalam operasionalnya. Masalah Ekologi
desain dengan iklim menggunakan perangkat non mekanik sehingga ramah lingkungan. (Bio)
Regionalisme dari rancangan terhadap iklim merupakan cara pandang sebuah komunitas
masyarakat terhadap lingkungan binaan. Perancangan dengan menggunakan konteks bioklimatik
mempunyai ketergantungan terhadap kondisi unik dari alam sekitarnya. Dengan memahami
karakteristik alam lingkungannya, hasil rancangan merupakan sistem yang dipersiapkan untuk
beradaptasi secara maksimal terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam alam
lingkungannya. Kondisi-kondisi spesifik dari iklim lingkungannya akan menggambarkan faktor-
faktor kritis yang harus ditangani dalam rancangan bangunan tersebut. Tempat hunian
mempunyai tingkat kebutuhan terhadap kenyamanan yang cukup tinggi. Terutama dalam
kenyamanan fisik.
BAB II
PEMBAHASAN
Pria bernama lengkap Kenneth Yeang yagn dikenal sebagai ahli ekologi dan arsitek ini
lahir di Penang, Malaysia 65 tahun silam. Dialah arsitek di Asia yang paling konsisten
membawa angin perubahan dalam pembangunan berwawasan lingkungan. Hasil
karyanya tidak hanya di Asia, tetapi juga berdiri di daratan Eropa dan Australia.
Alam merupakan sumber inspriasi terbesar Ken. Hal ini tampak pada karya-karya
arsitekturnya yang selalu mampu beradaptasi dengan alam sekitar. Bagi Ken, sebuah
karya arsitektur itu bukan merupakan sebuah obyek yang independen, melainkan
bangunan yang berintergrasi dengan baik terhadap karakteristik lingkungan tempat
bangunan itu berada, baik terhadap topografinya, air tanah, vegetasi, maupun spesies
yang lainnya.
Di ekosistem, tidak ada istilah sampah karena hasil akhir dari sebuah proses merupaka
nawal dari suatu proses yang lain. Begitu juga dengan energy. Hal inilah yang harus
diadopsi dan diimitasi dari proses perputaran energy dalam ekosistem. Prinsip
penggunaan energy matahari yagn kemudian terurai melalui proses fotosintesis inilah
yang sering diadopsi oleh Ken Yeang dengan menggunakan solar system (photovoltaic
system) di setiap design bangunannya.
Merenovasi suatu bangunan yang telah ada untuk menjadi lebih hijau, menurut Ken,
sama pentingnya dengan membangun gedung hijau yang baru. Cara yang mudah
digunakan pada bangunan yang telah dibangun, seperti lebih mengutamakan
penggunaan cahaya matahari yang maksimal untuk penerangan bangunan. Cara lain
yang dapat diterapkan adalah pengurangan energy untuk pendingin ruangan dengan
penghawaan alami.
Selain praktisi, Ken Yeang dikenal sebagai akademisi dengan mengajar dan
memberikan kulliah di berbagai institusi pendidikan arsitektur di seluruh dunia, termasuk
University of Sheffield, royal Melbourne Institute of Technology, Curtin University, dan
beberapa universitas lain.
Melalui konsultan arsitek yang didirikannya, penyandang gelar PhD dari Cambridge
University ini telah menerima lebih dari 20 penghargaan termasuk Aga Khan Award for
Architecture (1995) dan The Australian Institute of Architecture International Award
(1997 dan 1999).
1. Core Pusat
2. Core Ganda
Core ganda memiliki banyak keuntungan, dengan memakai dua core dapat dijadikan
sebagai penghalang panas yang masuk kedalam bangunan. Penelitian harus
menunjukkan penggunaan pengkondisian udara secara minimum dari penempatan
service core ganda yang tampilan jendala menghadap utara dan selatan, dan core
ditempatkan pada sisi timur dan barat. Penerapan ini juga dapat diterapkan pada
daerah beriklim sejuk
2. Menetukan Orientasi
Bangunan tingkat tinggi mendapatkan penyinaran matahari secara penuh dan radiasi
panas. Orientasi bangunan sangat penting untuk menciptakan konservasi energi.
Secara umum, susunan bangunan dengan bukaan menghadap utara dan selatan
memberikan keuntungan dalam mengurangi insulasi panas.Orientasi bangunan yang
terbaik adalah meletakkan luas permukaan bangunan terkecil menghadap timur – barat
memberikan dinding eksternal pada luar ruangan atau pada emperan terbuka.
Kemudian untuk daerah tropis peletakan core lebih disenangi pada poros timur-barat.
Hal ini dimaksudkan daerah buffer dan dapat menghemat AC dalam bangunan.
3. Penempatan Bukaan Jendela
Bukaan jendela harus sebaiknya menghadap utara dan selatan sangat penting untuk
mendapatkan orientasi pandangan. Jika memperhatikan alasan easthetic, curtain wall
bisa digunakan pada fasad bangunanyang tidak menghadap matahari. Pada daerah
iklim sejuk, ruang transisional bisa menggunakan kaca pada bagian fasad yang lain
maka teras juga berfungsi sebagai ‘ruang sinar matahari’, berkumpulnya panas
matahari, sperti rumah kaca. Penempatan bukaan jendela pada bangunan bioklimatik
dapat dilihat pada gambar 13 berikut ini.
Menggunakan kaca jendela yang sejajar dengan dinding luar dengan menggunakan
kaca dengan sistem Metrical Bioclimatic Window (MBW). MBW didesain sebagai sistem
elemen dengan fungsi yang dikhususkan untuk ventilasi, perlindungan tata surya,
penerangan alami, area visualisasi, dan kebebasan pribadi serta sistem luar yang aktif.
Sistem MBW disadur dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sistem ini
bermaksud mengatur kondisi ternal ruangan dengan menggunakan maksud bioklimatik
teknik, yaitu :
· Penurunan perolehan panas oleh radiasi surya.
· Control perolehan panas oleh konveksi dan penggunaan ventilasi silang ataupun
dengan pemilihan cerobong asap.
Dengan penggunaan teknik diatas, maka pencahayaan lebih maksimal dan udara pada
malam hari dapat menjadi lebih sejuk.
4. Penggunaan Balkon
Menempatkan balkon akan membuat area tersebut menjadi bersih dari panel – panel
sehingga mengurangi sisi panas yang menggunakan panas. Karena adanya teras –
teras yang lebar akan mudah membuat taman dan menanam tanaman yang dapat
dijadikan pembayang sinar yang alami, dan sebagai daerah fleksibel akan mudah untuk
menambah fasilitas – fasilitas yang akan tercipta dimasa yang akan datang.
MenurutYeang, penempatan teras pada bagian dengan tingkat panas yang tinggi dapat
mengurangi penggunaan panel – panel anti panas. Hal ini dapat memberikan akses ke
teras yang dapat juga digunakan sebagai area evakuasi jika terjadi bencana seperti
kebakaran. Penggunaan balkon pada bangunan bioklimatik dapat dilihat pada gambar
14 berikut ini.Atrium sebaiknya tertutup, tetapi diletakkan diantara ruangan. Puncak
bangunan sebaiknya dilindungi oleh sirip – sirip atap yang mendorong angin masuk
kedalam bangunan. Hal ini juga bisa di desain sebagai fungsi Wind scoopsuntuk
mengendalikan pengudaraan alami yang masuk kedalam bagian gedung.
Penghematan energi dalam masa kontemporer ini sudah seharusnya merupakan bagiandari gaya
hidup kita karena harga energi yang semakin mahal. Termasuk diantaranyaadalah kegiatan atau
upaya penghematan energi operasionalisasi bangunan. Untuk itumaka dibutuhkan kiat dan
strategi perancangan bangunan yang berorientasi pada aspek konservasi energi.Pengertian
konservasi energi tidak sekedar hanya penghematan pemakaian energi tetapi juga dalam hal
mengupayakan penggunaan sumber energi yang masih berkesinambungan (sustainable),
misalnya perhatian pada penggunaan sumber energi matahari, angin,biogas untuk operasional
teknik pada bangunan. Artinya pada bangunan juga harusditerapkan strategi desain yang
mengarah pada peluang penggunaan energi yangterbarukan tersebut.Di beberapa negara,
terutama di negara maju, pemakaian energi pada sektor bangunansudah mencapai lebih dari 30%
terhadap total konsumsi energi bagi semua sektor.Konsumsi energi terbesar di bangunan pada
umumnya adalah untuk pemakaian sistimpenghawaan mekanik yang dapat mencapai sekitar 35%
dan untuk penerangan buatansekitar 20%. Untuk mengupayakan penghematan energi pada
bangunan gedung,
dibutuhkan suatu strategi desain yang dapat dipakai untuk menurunkan angka pemakaianenergi
pada operasional bangunan.Di Indonesia pernah disusun RIKEN, Rencana Induk Konservasi
Energi Nasional yangmana ditetapkan bahwa sampai tahun 2005 ditargetkan adanya penurunan
konsumsienergi bangunan sebesar 10%. Untuk mendukung kebijaksanaan tersebut,
makaditerbitkanlah Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi Pada
BangunanGedung oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun 1993
Dalam praktek, tidak banyak dari para perancang yang mengedepankan aspek lingkungandan
penghematan energi untuk diterapkan sebagai konsep utama desain pada saatmelakukan tugas
profesi merancang bangunan. Di Australia sebagai contoh, hanya sekitar31% dari para perancang
yang berpendapat bahwa pendekatan hemat energi adalah titik tolak utama dalam praktek
perancangan bangunan
Arsitektur bioklimatik adalah suatu konsep terpadu pada rancangan bangunan dimanasistim
struktur, ruang dan konstruksi bangunan tersebut dapat menjamin adanya kondisinyaman bagi
penghuninya. Penggunaan perangkat elektro-mekanik dan energi tak terbarukan adalah
seminimal mungkin, sebaliknya memaksimalkan pemanfaatan energidari alam sekitar bangunan
tersebut.
Dengan demikian, maka pendekatan bioklimatik pada desain arsitektur pada hakekatnya bertitik
tolak dari dua hal fundamental untuk menentukan strategi desain yang responsif terhadap
lingkungan global yaitu kondisikenyamanan manusia dan penggunaan energi secara pasif
Gambar 1. Prosentase jajak pendapat para arsitek Australia mengenai titik tolak dalam proses
perancangangedung. Pendapat terbanyak adalah pada aspek fungsi bangunan, disusul pendekatan
estetika dankontekstual.
Green Architecture
) yang diterapkan dalam kota dengan mengedepankan sistim alami bagikebutuhan ventilasi dan
pencahayaan bangunan
Pendekatan desain arsitektur bioklimatik dengan demikian mengandung keandalansebagai salah
satu tipe desain arsitektur yang hemat energi ditinjau dari penggunaanenergi saat pengoperasian
bangunan yang bersangkutan. Sebagai bagian dari kelompok eko-arsitektur, maka tujuan dari
arsitektur bioklimatik juga menghadirkan bangunan yangramah lingkungan, diantaranya turut
berperan serta dalam meredam efek rumah kacapada lingkungan urban, misalnya melalui upaya
pengurangan produksi gas CO2 dan CFCke atmosfer.Dalam praktek proses perancangan
arsitektur bioklimatik, digunakanlah diagrambioklimatik sebagai bagian dari strategi teknik
perancangan bangunan hemat energi.Kontrol akan variabel iklim dalam koridor kenyamanan
termis dilakukan melaluipenggunaan diagram bioklimatik. Pada diagram tersebut tergambar area
zona nyamantermis menurut fungsi waktu harian, untuk kondisi rencana di dalam ruang
maupunkeadaan di ruang luarSejumlah negara, dalam rangka kebijaksanaan penghematan energi
di berbagai sektor,telah menerapkan rancangan arsitektur dengan pendekatan bioklimatik
sepertiCommerzbank di Frankfurt, NMB Bank Amsterdam, Audubon House di New
York,Centre International Rogier di Brussels.Di Lingkungan berikim tropis lembab, penerapan
desan arsitektur dengan pendekatanbioklimatik pada kasus bangunan tinggi, diantaranya adalah
hasil karya Ken Yeang yaituMenara Mesiniaga setinggi 15 lantai di Kuala Lumpur yang
mendapatkan Aga KhanAward of Architecture pada Tahun 1995 dan Arcasia Award pada Tahun
1996. Menurutperancangnya, Menara Mesiniaga ini mampu mencapai efisiensi hingga 80%.
Perkembangan teknologi lampu hemat energitentu saja disambut baik dalam kaitannya dengan
pengembangan konsep arsitekturbioklimatik.
Dari uraian diatas, jelas bahwa arsitektur bioklimatik merupakan konsep yang dapatdiandalkan
dalam merancang bangunan hemat energi. Adanya permasalahan konsumsienergi pada akhir-
akhir ini khususnya pada sektor bangunan membutuhkan jawaban daripara perancang agar
menyajikan rancangan yang berwawasan hemat energi. Paramahasiswa jurusan arsitektur sudah
selayaknya mendalami topik arsitektur bioklimatik ini, karena merekalah yang dimasa
mendatang harus mampu menjawab permasalahanenergi bangunan.Oleh karena itu penulis
berpendapat bahwa topik Arsitektur Bioklimatik dalamkurikulum pendidikan Arsitektur S-1,
sebaiknya dijadikan mata kuliah wajib, karenamenjadi tolok ukur bagi keberhasilan
penghematan energi pada sektor bangunan dimasamendatang. Adapun landasan teoretis untuk
medalami arsitektur bioklimatik, sudahdisajikan secara tersebar dan terkandung pada sejumlah
mata kuliah lainnya yakni FisikaBangunan/ Sains Bangunan, Sains Arsitektur, Ilmu Lingkungan,
dan Utilitas serta RuangLuar. Dalam pendidikan tingkat pasca sarjana, topik arsitektur
bioklimatik menjadibagian dari program-program studi seperti teknologi bangunan, arsitektur
lingkungan,maupun arsitektur tropis. Untuk menguasai dengan baik topik ini para mahasiswa
perludibekali dengan ketrampilan penggunaan perangkat lunak yang dapat dipakai
untuk kebutuhan simulasi dalam rangka mengevaluasi desain dan menghitung energi
bangunan,misalnya program ECOTECH, TRNSYS, ENEGY+, ARCHIPAK, dsb
PENUTUP
A. KESIMPULAN
http://1.bp.blogspot.com/-
Ej2fmwaROac/Uab4HmTsfvI/AAAAAAAAAXQ/9YPrj3Sfa_U/s1600/
bio-design.jpg
https://architektur23zone.files.wordpress.com/2015/02/keysection.jpg
https://architektur23zone.files.wordpress.com/2015/02/75c89-
konseprumahramahlingkungan.jpg
https://aryndevi.files.wordpress.com/2013/12/greenbuildingseoul.jpg
http://archiholic99danoes.blogspot.co.id/2011/05/arsitektur-
bioklimatik.html
http://alvaroferanov.blogspot.co.id/2011/04/arsitektur-bioklimatik-
bioclimatic.html
https://www.scribd.com/doc/111751856/Makalah-Arsitektur-
Bioklimatik
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
ARSITEKTUR II
ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
NAMA : ARMANSYAH
NIM : 1606090054