Anda di halaman 1dari 20

KARAKTERISTIK BAHAN DINDING, ATAP DAN LANTAI

BANGUNAN TERHADAP RADIASI, SUHU DAN


KELEMBABAN SERTA PENGAPLIKASIANNYA

Oleh:
 Kelvin (170406071)
 Ricky (170406085)
 Daniel Halim (170406072)
 Prima Nicolaus S. (170406084)
 Fachreza Rizky A. (170406079)
 Ariesta Nugraha (170406095)

FISIKA BANGUNAN KELAS B


DOSEN : AGUS JHONSON, ST.,MT.

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………….............................. ii


BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………….............. 1
BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………............... 2
A. Karakteristik Material Atap……………………………………........................ 6
B. Karaktersistik Material Dinding…………………………………................…. 7
C. Karakterisik Material Lantai………………………….................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam mendesain bangunan, ada beberapa faktor penting yang perlu


diperhatikan. Kenyamanan bangunan merupakan hal yang penting dalam
mendesain bangunan. Faktor-faktor penentu tingkat kenyamanan salah satunya
adalah kenyamanan thermal. Desain atap, dinding, dan lantai sangatlah
berpengaruh pada kenyamanan thermal. Pemilihan material atap, dinding dan
lantai sangat mempengaruhi tingkat kenyamanan ruang di dalam bangunannya.
BAB II

PEMBAHASAN

Kenyamanan manusia didalam suatu bangunan dapat dibedakan menjadi


kenyamanan termal/suhu, kenyamanan visual/cahaya, dan kenyamanan
akustik/suara. Kenyamanan ini bersifat subjektif tergantung dari kondisi fisik
seseorang, seperti usia, jenis kelamin, warna kulit dan kemampuan beradaptasi
serta kondisi lingkungan. Akan tetapi kenyamanan ini memiliki standar yang
sama di setiap tempat yang harus dipenuhi oleh suatu bangunan. Kenyamanan
termal berhubungan dengan iklim dan kalor, beberapa aspek yang dapat
mempengaruhi kenyamanan termal antara lain:
1. SUHU UDARA
Suhu udara ini erat kaitannya dengan kalor. Kalor tercipta karena adanya
perbedaan suhu. Kalor mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah. Suhu udara
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu suhu udara normal dan suhu udara rata-rata
(MRT = Mean radiant temperature) yang merupakan suhu rata-rata lingkungan
sekitar seseorang. MRT dapat mempengaruhi tubuh seseorang sebesar 66%.
Kenyamanan termal akan tercipta jika perbedaan antara MRT dan suhu udara
normal kurang dari 50. Kenyamanan termal pada manusia adalah pada suhu
tubuh 370C dan jika naik sampai 50 atau turun sampai 20 maka akan timbul
ketidaknyamanan atau bahkan kematian. Sedangkan suhu udara lingkungan
dikatakan nyaman pada suhu sekitar 250C, diatas 260C maka tubuh manusia
sudah berkeringat. Maka dari itu, selain kemampuan tubuh manusia untuk
mempertahankan suhu diperlukan juga pengondisian lingkungan yang optimal.
Seperti penggunaan pakaian yang tebal di daerah dingin atau pemakaian kipas
angin pada daerah yang panas.
2. KELEMBABAN UDARA
Kelembaban udara adalah kandungan uap air di udara. Kelembaban udara
ini mempengaruhi pelepasan kalor dari tubuh manusia. Kelembaban udara yang
tinggi akan menyebabkan kalor di dalam tubuh manusia sulit dilepaskan sehingga
timbul ketidaknyamanan. Begitupun dengan kelembaban udara yang rendah akan
banyak mengambil kalor dari tubuh sehingga akan timbul kulit kering dan
sebagainya.
3. KECEPATAN ALIRAN ANGIN
Angin adalah udara yang bergerak. Udara yang bergerak ini membantu
mempercepat pelepasan kalor pada permukaan kulit seseorang. Angin akan
membantu mengangkat uap-uap air yang menghambat pelepasan kalor. Akan
tetapi jika angin ini terlalu kencang maka kalor yang dilepaskan tubuh menjadi
berlebih sehingga akan timbul kondisi kedinginan yang mengurangi kenyamanan
termal.
4. RADIASI MATAHARI
Radiasi matahari sampai ke bumi untuk menghangatkan permukaan bumi.
Begitupun pada suatu bangunan, radiasi matahari akan membuat ruangan terasa
hangat. Pada siang hari radiasi matahari ini melimpah sehingga jika terlalu banyak
akan mengakibatkan suhu udara di dalam ruangan meningkat, sebaliknya pada
malam hari radiasi matahari sangat minim sehingga menimbulkan kedinginan
pada tubuh seseorang. Maka dari itu diperlukan perancangan bangunan yang
dapat mengatasi kelebihan dan kekurangan dari efek radiasi matahari ini.

Keempat aspek tersebut adalah aspek lingkungan, terdapat aspek lain yang
merupakan aspek manusia yaitu:
1. AKTIVITAS MANUSIA
Aktivitas manusia pada umumnya menghasilkan kalor yang akan
dilepaskan ke lingkungan. Kalor ini berbeda-beda untuk setiap aktivitas. Aktivitas
berat seperti berolahraga, mengangkat beban dan pekerjaan berat lain yang
memerlukan energi yang besar akan menghasilkan kalor yang besar pula.
Sedangkan aktivitas seperti istirahat atau tidur menghasilkan kalor yang
minimum.
2. PAKAIAN
Kalor yang dilepaskan seseorang ke lingkungan dipengaruhi juga oleh
pakaian yang dikenakan. Ketika pakaian yang dikenakan adalah pakaian yang
tipis dan pendek maka pelepasan kalor akan banyak terjadi. Hal ini biasanya
dilakukan di daerah dengan suhu udara yang tinggi. Sebaliknya jika pakaian yang
dipakai adalah pakaian tebal dan panjang maka pelepasan kalor dari kulit akan
minimum. Biasanya pakaian seperti ini dipakai di daerah dengan suhu rendah.
Untuk dapat mencapai kenyamanan termal maka diperlukan pengondisian
udara yang baik. Pengondisian udara ini bisa secara alami atau buatan.
Pengondisian udara ini tergantung dari kebutuhan di setiap daerah. Untuk daerah
tropis maka pengondisian udara yang dibutuhkan adalah untuk mengurangi kalor
yang dalam suatu bangunan sedangkan di daerah dingin maka pengondisian udara
yang dimaksud adalah bertujuan untuk mempertahankan kalor di dalam ruangan.
Untuk daerah tropis seperti Indonesia, pengondisian udara secara alami adalah
dengan cara memanfaatkan aliran angin dan menghindari radiasi matahari
berlebih. Hal ini dapat dicapai dengan merancang sebuah bangunan dengan
memperhatikan arah aliran angin di lingkungan sekitar dan arah bukaan jendela
yang tidak menghadap matahari langsung. Sedangkan pengondisian udara buatan
adalah suatu rekayasa di dalam ruangan dengan menciptakan aliran udara secara
paksa. Hal yang sudah lazim adalah penggunaan kipas angin atau AC pada
ruangan untuk menurunkan suhu di dalam ruangan atau menggunakan heater
untuk menaikkan suhu udara di malam hari. Tentunya pengondisian udara buatan
ini memerlukan energi yang besar sehingga pada perancangan bangunan
pengondisian udara secara alami sangat dioptimalkan.

Pengondisian udara atau penghawaan secara alami dapat dilakukan dengan


beberapa hal berikut:
1. BUKAAN JENDELA ATAU VENTILASI YANG BAIK
Ventilasi adalah suatu celah atau lubang tempat mengalirnya udara untuk
tujuan pertukaran kalor. Ventilasi ini biasanya merupakan bukaan jendela pada
suatu bangunan. Arah bukaan jendela biasanya tergantung dari keadaan iklim
suatu daerah dengan memperhatikan arah radiasi matahari. Pada daerah tropis
maka orientasi bangunannya menghindari arah radiasi matahari langsung.
Biasanya untuk keperluan ini dirancang bangunan dengan orientasi Utara-Selatan,
artinya bukaan jendela terdapat di sisi Utara dan Selatan sehingga radiasi matahari
yang masuk melalui bukaan jendela dapat diminimumkan. Bukaan jendela ini
berkaitan juga dengan arah aliran angin. Untuk mendapatkan udara yang sejuk
maka arah bukaan jendela harus searah dengan arah aliran angin. Aliran angin ini
akan sangat membantu adanya konveksi di dalam ruangan sehingga kalor yang
ada di dalam suatu ruangan akan dilepaskan dengan mudah.
2. PERANCANGAN PLAFOND YANG TINGGI
Plafon yang dirancang dengan ketinggian hingga 3,15 m akan menurunkan
suhu ruangan 0,150C (mendesain rumah tropis , Bona Yudha Prasetya). Dengan
plafon yang tinggi maka akan tercipta ruang konveksi yang besar. Udara panas
akan cenderung naik ke atas, maka pada bangunan dengan plafon yang tinggi
udara panas akan berkumpul di atas sehingga aktivitas manusia yang berada di
bawah tidak akan terganggu dengan panas. Perancangan plafon ini akan maksimal
jika ditambah perancangan ventilasi di bagian atas ruangan sehingga udara panas
dari bagian atas ruangan akan bersirkulasi dengan udara segar dari luar.
3. PERANCANGAN ELEMEN PEMBAYANG PADA JENDELA
Bukaan jendela atau ventilasi merupakan hal yang bersifat permanen
karena merupakan bagian dari rancangan bangunan. Sedangkan untuk
pengondisian yang lebih fleksibel sesuai dengan keperluan aktivitas seseorang
maka dibutuhkan elemen pembayang. Elemen pembayang ini dapat bersifat
permanen atau dapat diatur (adjustable). Elemen pembayang permanen biasanya
berupa overhang di luar bangunan atau louver dan light-shelves di atas jendela.
Sedangkan elemen pembayang yang dapat diatur biasanya berupa tenda atau
gondola di luar bangunan atau roller dan curtain yang dipasang di dalam
bangunan.
4. PEMILIHAN MATERIAL BANGUNAN
Material bangunan biasanya digunakan pada dinding untuk berbagai
keperluan. Untuk meningkatkan kenyamanan termal, misalnya pada bangunan
dengan orientasi bukaan jendela Utara-Selatan maka dinding yang menghadap
Timur dan Barat haruslah memiliki material yang lambat dalam menghantarkan
kalor dari radiasi matahari. Sehingga pada malam hari ketika radiasi matahari
minimum, kalor yang merambat melalui dinding akan sampai di dalam ruangan
dan menghangatkan ruangan. Pemilihan material ini bertujuan untuk
memaksimalkan sirkulasi udara di dalam ruangan.
5. PENANAMAN VEGETASI DI SEKITAR BANGUNAN
Penanaman vegetasi ditujukan untuk memperoleh lebih banyak udara
segar di sekitar bangunan. Vegetasi yang rimbun juga akan menimbulkan efek
teduh yang akan meningkatkan kenyamanan. Vegetasi ini baiknya diletakkan
menghadap matahari langsung agar dapat berfotosintesis secara maksimal dan
menghasilkan lebih banyak oksigen yang akan masuk ke dalam ruangan.

Material pada dinding, atap dan lantai dapat mempengaruhi kenyamanan


thermal suatu bangunan, oleh karena itu kita harus selektif dalam memilih
material apa yang sesuai dengan karakteristik sekitar lingkungan bangunan.

A. KARAKTERISTIK DAN MATERIAL ATAP


Bangunan rumah tinggal memiliki dua jenis atap. jenis atap yang pertama
adalah atap datar. Atap datar terbuat dari material beton bertulang dengan kemiringan
1% sampai 2% untuk sirkulasi air, supaya tidak menggenang. Tetapi atap datar
memiliki kelemahan yatu menyerap panas.
Jenis atap yang kedua adalah atap miring yang memakai genteng
keramik. Alasan penggunaan etap miring yaitu meminimalisir radiasi kalor
matahari. Kelebihan lain dari ata miring adalah memiliki rongga dara yang lebin
besar maka suhu panas yang dihasilkan kedalam ruangan lebih kecil.
Terlebih mengenai standar kenyamanan thermal di Indonesia
berdasarkan hasil penelitian oleh Tri Harso Karyono pada 1993 di Jakarta yang
melibatkan 596 responden yang terdiri dari karyawan yang bekerja di 7
bangunan kantor adalah 26,4 derajat celcius.
B. KARAKTERISTIK DAN MATERIAL DINDING
Berikut ini adalah material-material yang digunakan sebagai pembentuk
diniding beserta kelebihan dan kekurangannya :
1. Batu Bata Merah

Bata merupakan bahan pembentuk dinding yang paling banyak digunakan


pada rumah tinggal. Batu bata merah dibuat dari adukan tanah liat ( dengan atau
tanpa bahan campuran ) yang diletakan kemudian di bakar dengan suhu tinggi .
Pembuatan bata merah pada umumnya dilakukan secara manual sehingga ukuran
nya pun tidak sama persis. Batu merah pada yang dipasarkan saat ini pada
umunya memiliki tebal 3-5 cm, lebar 7-11 cm,panjang 17-22cm, dengan berat 3
kg lebih.
Untuk membentuk dinding diperlukan pasangan batu merah untuk perekat
campuran pasir dan semen . Takaran semen dan pasir untuk dinding yang kedap
air adalah 1:4 atau 1:5 ( artinya satu takaran semen dicampur dengan 4 atau 5
takaran pasir ayak ). Untuk dinding yang kedap air , seperti kamar mandi ,
diperlukan campuran 1:2 atau 1 :3 ( artinya 1 takaran semen dicampur dengan 2
atau 3 takaran pasir ayak).
Memiki kelebihan :
 Memiliki sifat kedap air sehingga jarang terjadi rembesan pada tembok.
 Kuat & lebih tahan lama.
 Keretakan relatif jarang ditemui kecuali terjadi bencana alam , ( gempa
bumi atau tanah longsor).
 Memberikan suatu yang tepat pada ruangan (terlebih pada iklim tropis ).
Pada cuaca panas,material bata merah akan mereduksi panas sehingga
suhu ruangan lebih sejuk . Pada saat angina tau hujan , dinding bata tidak
terlalu berpengaruh pada suhu ruang.
Memiliki Kekurangan :
 Jika dibandingkan dengan bata ringan atau batako semen PC , bata merah
lebih mahal sehingga biaya yang dikeluarkan lebih tinggi mengingat
proses pembuatannya yang masih manual dan diperlukan tanah liat .
Khusus agar menghasilkan bata merah yang baik.
 Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan dengan material pembentuk
dinding lainnya sehingga kurang efisien karena membutuhkan waktu
pekerjaan yang lebih lama dan biaya pemasangan yang lebih besar.

2. Batako Putih (Tras)

Batako putih adalah batu cetak yang dibuat dari campuran tras, batu kapur,
dan air yang tidak dibakar seperti bata merah. Tras merupakan jenis tanah yang
berasal dari lapukan batu gunung berapi. Tras berwarna putih atau putih
kecoklatan. Batako putih yang ada dipasaran memiliki panjang 25-30 cm, tebal 8-
10 cm. dan tinggi 14- 18 cm.
Memiliki Kelebihan :
 Waktu pemasangan relatif lebih cepat.
 Harga relatif lebih murah.
Memiliki Kekurangan :
 Rapuh sehingga mudah retak. Dinding mudah retak.
 Jenis batako ini cenderung menyerap air sehingga dapat
menyebabkan kelembapan pada tembok.

3. Batako Semen PC

Batako semen Pc merupakan batako yang dibuat dari campuran semen PC


dengan pasir atau abu bata. Saat ini material pembentuk dinding ini banyak
dijumpai pada rumah tinggal karena harganya yang relatif murah. Ukuran dan
modelnya lebih beragam di bandingkan batako putih. Namun, batako semen PC
dipasaran memiliki panjang 36-40. Tinggi 18-20 cm, dan tebal 8-10 cm.
Batako semen PC ini biasanya memiliki dua atau 3 lubang pada sisi dalam
yang digunakan untuk mengisi adukan pengikat. Pada proses pembuatannya,
batako jenis ini diproduksi dengan di press dengan tangan atau mesin dapat
dilihat dari tekstur permukaannya. Batako yang di press menggunakan mesin
memiliki tekstur permukaan yang lebih halus.
Memiliki Kelebihan :
 Dilihat dari segi waktu, pemasangannya relatif lebih cepat
 Rangka beton pengakuannya lebih luas, antara 9 -12 m2.
Memiliki Kekurangan:
 Harganya relatif lebih mahal dibandingkan batako tras.
 Lebih murah di lubangi karena terdapat rongga pada bagian dalamnya .
 Dinding dan Batako jenis ini mudah terjadi retak rambut.
4. Bata Ringan ( hebel/Celcon )

Dinding bata ringan merupakan dinding dengan menggunakan teknologi


erasi . Produk ini dikembangkan oleh Joseph Hebel di Jerman pada tahun 1943
dan mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1995. Bata ringan dibuat dari bahan
baku pasir kuarsa, kapur, semen dan bahan pengembang yang dikatagorikan
sebagai bahan – bahan untuk beton ringan. Bahan baku yang telah dicampur air
dan bahan pengembang ditimbang dan diukur dalam mesin pencampur hingga
menjadi adonan. Adonan tersebut kemudian dituang kedalam cetakan baja.
Melalui proses kimia tercipta gas hydrogen yang membuat adonan mengembang
membentuk jutaan pori – pori kecil yang membuat bata ini menjadi ringan. Proses
akhirnya adalah memanggang bata dalam oven bertekanan tinggi yang disebut
autoclave chamber dengan uap panas hingga suhu 183 derajat celcius.
Bata jenis ini memiliki berat lebih ringan dan permukaannya yang lebih
halus. Dinding dari bahan bata ringan bisa langsung di beri acian tanpa harus
diplester terlebih dahulu. Bahan yang digunakan untuk acian adalah semen instan
atau semen khusus . Bata ringan memiliki ukuran 60 cm x20 cm dengan ketebalan
8-10 cm.
Memiliki Kelebihan :
 Waktu pemasangan relatif lebih cepat
 Rangka beton pengaku lebih luas antara 9 – 12 m2
 Mempunyai sifat kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya
rembesan air.
 Ringan , tahan api, dan mempunyai kekedapan api yang baik.
Memiliki Kekurangan :
 Harganya relatif lebih mahal.
 Karena tergolong jenis baru , tidak semua tukang pernah memasang bata
ringan.
 Masih jarang ditemukan di took bahan bangunan kecil dan hanya dijual
dalam jumlah 1 m3.

5. Papan Fiber Semen/GlaassfibreReinforced Cement(GRC)

Dinding papan fiber semen masih jarang digunakan pada dinding rumah
tinggal, tetapi saat ini sering dijumpai sebagai bahan plafon. Dinding jenis ini
dapat digunakan sebagai alternatif pilihan yang lebih efisien. Papan fiber semen
menggunakan serat fiber sehingga tahan terhadap gaya lentur dan tarik. Bahan ini
tahan terhadap cuaca, api, jamur dan juga rayap. Jika Anda ingin menambahkan
ruang dalam rumah tetapi tidak ingin repot dan cepat, papan ini juga mudah
diangkat, dipotong, dibor, dilem, dicat, dan dipola.
Penggunaan papan fiber menggunakan paku atau sekrup dengan jarak
antar sambungan sekitar 10 mm. Bisa dipasang dengan sambungan (nat) terbuka
atau tertutup. Jika menggunakan sambungan tertutup, diperlukan sealant jenis
silicone atau polyutethane yang memiliki daya rekat tinggi mudah dicat, dan
tingkat elastisitas yang baik agar terjadi retak dikemudian hari. Rangka untuk
pemasangannya dapat menggunakan kayu dan besi hollow / besi siku. Finishing
permukaan dinding dengan menggunakan papan GRC tidak berbeda dengan
finishing dinding pada umumnya, Anda dapat menggunakan cat atau pasangan
keramik yang dipasang seperti biasa.
Memiliki Kelebihan :
 Ringan serta memudahkan dalam pengakutannya.
 Waktu pemasangan lebih cepat.
 Tahan terhadap api dan rayap, jamur dan kelembapan.
 Kedap suara.
Memiliki kekurangan :
 Kurang kokoh sehingga mudah rusak jika terkena benturan.

6. Kayu

Kayu banyak digunakan sebagai dinding pada rumah – rumah tradisional


Indonesia dengan pertimbangan material yang mudah didapat dan tahan lama.
Saat ini jarang sekali orang menggunakan kayu sebagai bahan bangunan
rumahnya. Hal ini disebabkan harganya semakin melambung. Meskipun
demikian, tidak jarang orang rela mengeluarkan biaya lebih utuk menciptakan
suasana berbeda di rumahnya. Penggunaan kayu sebagai material pembentuk
dinding memiliki karakter alami sehingga akan memberikan karakter alami dan
nyaman pada penghuninya.
Ketika memilih kayu sebagai material pembentuk dinding , tentunya
banyak hal yang menjadi pertimbangan selain menciptakan kesan alami pada
ruang. Salah satunya adalah factor kekuatan . Jenis kayu yang dipilih harus kuat
sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai dinding. Anda dapat
menggunakan jenis kayu, seperti jati, dammar laut , meranti merah , bankirai ,
sono keeling atau ulin.
Kayu yang digunakan sebagai dinding biasanya berbentuk papan atau
kayu bulat. Papan biasanya memiliki tebal 2-3 cm dengan rangka bata kayu
berukuran 5/7 cm atau 5/10 cm. Selain papan, Anda juga bisa menggunakan
kayu bulat (dolken) dengan diameter 6/10 yang pemasangannya ditumpuk
horizontal, vertical, atau diagonal. Finishing pilihan untuk dinding jenis ini
adalah cat transparan (mechanic, pelitur, pinotek) untuk menampilkan
permukaan kayunya.
Meiliki Kelebihan :
 Memberikan nuansa alami.
 Mudah dikombinasikan dengan material pembentuk dinding lainnya.
 Mudah dibentuk dan dipasang sehingga relative lebih cepat.
Memiliki Kekurangan :
 Mudah surut hingga cepat terjadi renggang pada sambungannya.
 Tidak tahan terhadap rayap dan air (jenis-jenis kayu tertentu).
 Harganya relatif mahal.
 Mudah terbakar.

7. Bambu

Diantara berbagai macam material pembentuk dinding, bambu merupakan


material yang paling mudah didapat. Material ini banyak dijumpai dalam bentuk
anyaman dengan berbagai macam variasi motif. Di daerah pedesaan, anyaman
bambu masih banyak digunakan sebagai dinding karena harganya yang murah.
Namun, saat ini, bambu tidak hanya dalam bentuk anyaman, Anda dapat
menggunakan bambu utuh atau bambu yang dibelahi sebagai dinding. Salah satu
jenis bambu yang sangat bagus untuk dinding (anyaman atau utuh) adalah
bamboo hitam yang sering disebut bambu betung.
Pemasangnnya tidak sulit dan tidak memerlukan biaya yang mahal, hanya
dengan dipaku atau digapit antar bambu dengan menggunakan tali ijuk sebagai
pengikatnya. Untuk memberikan kesan alami, Anda dapat menggunakan cart
trasparan (vernis atau pinotec) sebagai finishing.
Memiliki Kelebihan :
 Dapat memunculkan kesan alami
 Murah dan mudah di dapat.
 Pengerjaannya mudah.
Memiki Kekurangan :
 Mudah terkena serangan serangga.
 Mudah terbakar.

C. MATERIAL DAN KARAKTERISIK LANTAI


Lantai adalah elemen yang esensial dalam desain rumah karena setiap
hari penghuni rumah akan melalui dan memijakkan kaki di lantai. Sebagai
salah satu permukaan terluas, pemilihan lantai sangat mempengaruhi kesan
penampilan yang diciptakan dalam sebuah ruang.
Lantai mempunyai beberapa jenis material. Yang biasa digunakan
sebagai permukaan lantai ada beberapa jenis, berikut contoh jenis lantai :
1. Keramik
Material ini lebih sering digunakan dikarenakan kemudahan
pemasangannya, harganya murah dan Keramik adalah material yang kuat, tahan
lama, serta memiliki banyak varian desain dan warna. keramik ada 2 macam jenis
: yaitu keramik licin/halus (digunakan untuk in door bersifat lantai kering) dan
keramik ber tekstur/kasar (digunakan untuk out door dan bersifat lantai mudah
basah, seperti; teras, kamar mandi, tempat cuci dan garasi). Karena
keunggulannnya, keramik sangat cocok digunakan untuk area sering dilalui
pengguna dan membutuhkan ketahanan terhadap kelembaban seperti kamar
mandi, ruang cuci pakaian, dan dapur.
Keunggulan keramik sebagai bahan penutup lantai:
1) Lebih kuat dan tahan lama.
2) Daya serap airnya rendah.
3) Perawatannya relatif paling mudah
4) Tersedia dalam ukuran, motif dan warna yang beragam.
5) Lebih sehat dibandingkan karpet lantai karena debu enggan menempel.
6) Mudah didapatkan.
7) Keramik menawarkan estetika yang langgeng waktu dan dapat
menyesuaikan diri dengan aksen tradisional ataupun modern.
Kekurangan keramik:
1) Bahan keramik mengantarkan dingin sehingga terkadang kurang
nyaman di kaki.
2) Sambungan antar keramik (nat) terkadang sulit dibersihkan karena debu
atau kotoran yang menumpuk.
3) Mudah pecah sehingga perlu lebih berhati-hati ketika proses
pemasangannya.

2. Granite
Granite adalah material lantai yang sifat lebih eksklusif tentu lebih mahal
harga serta mempunyai kualitas yang lebih baik dari pada keramik. Lantai granite
ada 2 (dua) macam yaitu; granite tile (granite hasil campuran bahan dengan sistem
pembakaran) mempunyai ukuran seperti halnya ukuran keramik, dan yang satunya
adalah granite alam berupa lembaran tidak beraturan dari batu granite yang
dipotong berupa lembar besar. Lantai ini tidak serta merta dapat langsung
digunakan bila ingin hasil yang bagus butuh di poles dengan alat poles khusus
lantai granite.

3. Marmer
Marmer adalah lantai yang terbuat dari batu alam asli yang dipotong
lembaran besar, memiliki tekstur khas, motif khas dan tentu dengan harga yang
cukup mahal. Marmer jika akan gunakan sebagai lantai perlu dipotong ulang
sesuai ukuran yang kita kehendaki dan setelah terpasang kemudian dilakukan
proses poles agar mendapatkan hasil kinclong.

4. Teraso
Teraso “terrazzo” adalah lantai yang terbuat dari serbuk, serpihan ataupun
pecahan granit, marmer, kaca atau batu. Teraso dibuat dengan proses
pencampuran bahan, dicetak dan dibakar kemudian ketika dipasang butuh proses
akhir yaitu poles agar lantai gilap.

5. Tegel
Lantai ini (seperti halnya teraso) dulu sering digunakan pada bangunan
lama, bahan dasar tegel adalah semen dan bubuk pewarna. Tegel ini ada
beberapa macam motif, yaitu; polos tanpa motif hanya warna solid, tegel
bermotif, tegel motif puzzle. Mudah pemasangannya namun harga tak kalah
dengan keramik ataupun granite tile, tegel juga harus melalui tahapan di poles
agar menjadi clink.

6. Parket
Parket adalah lantai yang terbuat dari kayu, serbuk kayu ataupun bahan
sintetis bermotif kayu. Parket ada 3 (tiga) macam, yaitu; pertama adalah parket
kayu solid terbuat dari kayu alami yang potong berdasar ukuran ketebalan lebar
panjang untuk lantai, yang kedua parket laminating flooring yang terbuat dari
serbuk kayu dan ketiga adalah parket sintetis “WPC wood plastic composite”
bahan terbuat dari biji plastik dan diproses membentuk serat serta motif kayu,
“WPC” sangat tahan air, panas, hujan dan tidak membutuhkan perawatan khusus
dibandingkan parket bahan kayu/serbuk kayu.

7. Lantai hardener
Lantai hardener atau sering disebut “epoxy floor hardener” bahasa yang
paling sederhana adalah lantai plesteran finishing epoxy. Lantai ini sering
digunakan untuk gudang, pabrik, bengkel ataupun garasi. Prosesnya adalah lantai
terbuat dari cor beton lalu finishing acian dengan pelapis epoxy dibagian atasnya.
Pembuatan lantai ini menggunakan mesin khusus “trowel” dan ada jasa khusus
yang spesial mengerjakan lantai epoxy floor hardener. Oya lantai ini sekarang
marak digunakan untuk toko, rumah tinggal, cafe/resto yang bergaya
“industrialisme”.

8. Batu alam
Lantai batu alam sering digunakan untuk ruang out door atau pun ruang
yang berkesan out door, disamping itu lantai batu alam juga sering digunakan
untuk lantai carport rumah tinggal. Pekerjaannya butuh ketelitian, seni yang
cukup tinggi sehingga mampu mendapatkan hasil susunan batu alam yang cantik
dan rapi.

9. Homogeneous Tile (HT)


Berbeda dengan keramik yang memiliki lapisan glazur pada permukaan
dan bagian bawahnya nampak seperti tanah liat yang dibakar, tampilan HT serupa
pada permukaan, sisi, maupun belakang. Secara estetika, penggunaan HT akan
menambah kesan mewah pada sebuah ruangan. Keunggulannya dibanding
keramik di antaranya: permukaan yang lebi rata, ukuran yang lebih presisi
memungkinkan nat hampir tidak terlihat; sehingga permukaan lantai akan terlihat
seperti kaca ukuran besar tanpa kesan terkotak-kotak.

10. Vinyl
Berbeda dengan pelapis lantai lain, bahan dari vinyl merupakan pilihan
jenis (papan) lembaran. Harga yang terjangkau dan instalasi yang mudah
membuatnya menjadi populer belakangan ini. Varian desain rancang vinyl pun
beraneka macam dapat menyerupai batu, kayu, maupun metal. Namun, hendaknya
kita waspada dengan kandungan sintetis PVC di dalam vinyl yang dapat
membahayakan orang yang sensitif terhadapnya.
11. Karpet
Untuk kehangatan dan kelembutan saat kaki Anda melangkah, karpet
adalah material lantai yang paling ideal. Instalasinya yang mudah dan harganya
yang terjangkau sering menjadikannya primadona untuk area ruang tidur, ruang
tamu, ataupun ruang baca. Kekurangannya adalah materialnya yang lembut
sangat menyerap air, noda sulit dihilangkan, dan biasanya memerlukan perawatan
bulanan agar tetap bersih dan bebas kutu.

Anda mungkin juga menyukai