Anda di halaman 1dari 14

Kenyamanan

Termal dan
Pencahayaan
GILDA APRIANA M. (E1B119032)
Kenyamanan Termal
Kenyamanan manusia di dalam suatu bangunan dapat dibedakan menjadi kenyamanan
termal/suhu, kenyamanan visual/cahaya dan kenyamanan akustik/suara. Kenyamanan ini
bersifat subjektif tergantung dari kondisi fisik seseorang, seperti usia, jenis kelamin, warna
kulit dan kemampuan beradaptasi serta kondisi lingkungan. Akan tetapi kenyamanan ini
memiliki standar yang sama di setiap tempat yang harus dipenuhi oleh suatu bangunan.
Kenyamanan termal berhubungan dengan iklim dan kalor. Ada beberapa aspek yang dapat
mempengaruhi kenyamanan termal, yaitu:
 Suhu udara

Kenyamanan termal pada manusia adalah pada suhu tubuh 370C dan jika naik sampai
50 atau turun sampai 20 maka akan timbul ketidaknyamanan atau bahkan kematian.
Sedangkan suhu udara lingkungan dikatakan nyaman pada suhu sekitar 250C, diatas
260C maka tubuh manusia sudah berkeringat. Maka dari itu, selain kemampuan tubuh
manusia untuk mempertahankan suhu diperlukan juga pengondisian lingkungan yang
optimal. Seperti penggunaan pakaian yang tebal di daerah dingin atau pemakaian
kipas angin pada daerah yang panas.

 Kelembaban udara

Kelembaban udara adalah kandungan uap air di udara. Kelembaban udara ini
mempengaruhi pelepasan kalor dari tubuh manusia. Kelembaban udara yang tinggi
akan menyebabkan kalor di dalam tubuh manusia sulit dilepaskan sehingga timbul
ketidaknyamanan. Begitupun dengan kelembaban udara yang rendah akan banyak
mengambil kalor dari tubuh sehingga akan timbul kulit kering dan sebagainya.
 Kecepatan aliran angin

Angin adalah udara yang bergerak. Udara yang bergerak ini membantu mempercepat
pelepasan kalor pada permukaan kulit seseorang. Angin akan membantu mengangkat
uap-uap air yang menghambat pelepasan kalor. Akan tetapi jika angin ini terlalu kencang
maka kalor yang dilepaskan tubuh menjadi berlebih sehingga akan timbul kondisi
kedinginan yang mengurangi kenyamanan termal.

 Radiasi matahari

Radiasi matahari sampai ke bumi untuk menghangatkan permukaan bumi. Begitupun


pada suatu bangunan, radiasi matahari akan membuat ruangan terasa hangat. Pada siang
hari radiasi matahari ini melimpah sehingga jika terlalu banyak akan mengakibatkan suhu
udara di dalam ruangan meningkat, sebaliknya pada malam hari radiasi matahari sangat
minim sehingga menimbulkan kedinginan pada tubuh seseorang. Maka dari itu diperlukan
perancangan bangunan yang dapat mengatasi kelebihan dan kekurangan dari efek radiasi
matahari ini.
 Aktivitas manusia

Aktivitas manusia pada umumnya menghasilkan kalor yang akan dilepaskan ke lingkungan.
Kalor ini berbeda-beda untuk setiap aktivitas. Aktivitas berat seperti berolahraga,
mengangkat beban dan pekerjaan berat lain yang memerlukan energi yang besar akan
menghasilkan kalor yang besar pula. Sedangkan aktivitas seperti istirahat atau tidur
menghasilkan kalor yang minimum.

 Pakaian

Kalor yang dilepaskan seseorang ke lingkungan dipengaruhi juga oleh pakaian yang dikenakan.
Ketika pakaian yang dikenakan adalah pakaian yang tipis dan pendek maka pelepasan kalor
akan banyak terjadi. Hal ini biasanya dilakukan di daerah dengan suhu udara yang tinggi.
Sebaliknya jika pakaian yang dipakai adalah pakaian tebal dan panjang maka pelepasan kalor
dari kulit akan minimum. Biasanya pakaian seperti ini dipakai di daerah dengan suhu rendah.
Untuk dapat mencapai kenyamanan termal maka diperlukan pengondisian udara yang baik.
Pengondisian udara ini bisa secara alami atau buatan. Pengondisian udara ini tergantung dari
kebutuhan di setiap daerah. Untuk daerah tropis maka pengondisian udara yang dibutuhkan
adalah untuk mengurangi kalor yang dalam suatu bangunan sedangkan di daerah dingin maka
pengondisian udara yang dimaksud adalah bertujuan untuk mempertahankan kalor di dalam
ruangan. Untuk daerah tropis seperti Indonesia, pengondisian udara secara alami adalah dengan
cara memanfaatkan aliran angin dan menghindari radiasi matahari berlebih. Hal ini dapat dicapai
dengan merancang sebuah bangunan dengan memperhatikan arah aliran angin di lingkungan
sekitar dan arah bukaan jendela yang tidak menghadap matahari langsung. Sedangkan
pengondisian udara buatan adalah suatu rekayasa di dalam ruangan dengan menciptakan aliran
udara secara paksa. Hal yang sudah lazim adalah penggunaan kipas angin atau AC pada ruangan
untuk menurunkan suhu di dalam ruangan atau menggunakan heater untuk menaikkan suhu udara
di malam hari. Tentunya pengondisian udara buatan ini memerlukan energi yang besar sehingga
pada perancangan bangunan pengondisian udara secara alami sangat dioptimalkan.
Pengondisian udara atau penghawaan secara alami dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut:
 Bukaan jendela atau ventilasi yang baik

Pada daerah tropis maka orientasi bangunannya menghindari arah radiasi matahari langsung.
Biasanya untuk keperluan ini dirancang bangunan dengan orientasi Utara-Selatan, artinya
bukaan jendela terdapat di sisi Utara dan Selatan sehingga radiasi matahari yang masuk melalui
bukaan jendela dapat diminimumkan. Bukaan jendela ini berkaitan juga dengan arah aliran
angin. Untuk mendapatkan udara yang sejuk maka arah bukaan jendela harus searah dengan
arah aliran angin. Aliran angin ini akan sangat membantu adanya konveksi di dalam ruangan
sehingga kalor yang ada di dalam suatu ruangan akan dilepaskan dengan mudah.

 Perancangan plafon yang tinggi

Plafon yang dirancang dengan ketinggian hingga 3,15 m akan menurunkan suhu ruangan 0,15 0C
(mendesain rumah tropis , Bona Yudha Prasetya). Dengan plafon yang tinggi maka akan tercipta
ruang konveksi yang besar. Udara panas akan cenderung naik ke atas, maka pada bangunan
dengan plafon yang tinggi udara panas akan berkumpul di atas sehingga aktivitas manusia yang
berada di bawah tidak akan terganggu dengan panas. Perancangan plafon ini akan maksimal
jika ditambah perancangan ventilasi di bagian atas ruangan sehingga udara panas dari bagian
atas ruangan akan bersirkulasi dengan udara segar dari luar.
 Perancangan elemen pembayang pada jendela

Bukaan jendela atau ventilasi merupakan hal yang bersifat permanen karena merupakan bagian dari
rancangan bangunan. Sedangkan untuk pengondisian yang lebih fleksibel sesuai dengan keperluan
aktivitas seseorang maka dibutuhkan elemen pembayang. Elemen pembayang ini dapat bersifat
permanen atau dapat diatur (adjustable). Elemen pembayang permanen biasanya berupa overhang
di luar bangunan atau louver dan light-shelves di atas jendela. Sedangkan elemen pembayang yang
dapat diatur biasanya berupa tenda atau gondola di luar bangunan atau roller dan curtain yang
dipasang di dalam bangunan.
 Pemilihan material bangunan

Material bangunan biasanya digunakan pada dinding untuk berbagai keperluan. Untuk meningkatkan
kenyamanan termal, misalnya pada bangunan dengan orientasi bukaan jendela Utara-Selatan maka
dinding yang menghadap Timur dan Barat haruslah memiliki material yang lambat dalam
menghantarkan kalor dari radiasi matahari. Sehingga pada malam hari ketika radiasi matahari
minimum, kalor yang merambat melalui dinding akan sampai di dalam ruangan dan menghangatkan
ruangan. Pemilihan material ini bertujuan untuk memaksimalkan sirkulasi udara di dalam ruangan.
 Penanaman vegetasi di sekitar bangunan

Penanaman vegetasi ditujukan untuk memperoleh lebih banyak udara segar di sekitar bangunan.
Vegetasi yang rimbun juga akan menimbulkan efek teduh yang akan meningkatkan kenyamanan.
Vegetasi ini baiknya diletakkan menghadap matahari langsung agar dapat berfotosintesis secara
maksimal dan menghasilkan lebih banyak oksigen yang akan masuk ke dalam ruangan.
Pencahayaan
Pentingnya akses cahaya pada siang hari menjadi fokus utama dalam pencahayaan
alami di dalam rumah. Hal ini dikenal dengan istilah “borrowed light”: penangkapan
cahaya yang jatuh pada bagian luar rumah dan membawanya ke ruang yang
membutuhkan.
Matahari memberikan jumlah energi cahaya yang luar biasa untuk kita setiap hari.
Untuk mendapatkan ide seberapa banyak, hal ini membantu untuk memahami
standar yang kita gunakan untuk mengukur intensitas cahaya: “the foot candle”.
Cahaya dari bulan purnama kira-kira 1 fc, sementara penerangan matahari pada hari
berawan adalah sekitar 10.000 fc. Tentu saja, awan dan efek penyaringan dari kaca
dapat mengurangi jumlah aktual dari cahaya yang mencapai interior rumah kita
sebesar 50 sampai 90 persen. Tapi 1.000 ke 5.000 fc masih merupakan jumlah
cahaya yang menakjubkan, mengingat bahwa kita hanya perlu sekitar 35 fc untuk
nyaman membaca.
Memanfaatkan energi cahaya ini tidak sesederhana menempatkan jendela pada
dinding eksterior. Interior kamar tanpa akses ke dinding eksterior atau ruang yang
aksesnya terbatas ke cahaya matahari merupakan masalah umum. Masing-masing ada
solusi yang unik. Berikut adalah beberapa solusinya.
Dinding. Dinding interior dibangun untuk mengumpulkan dan menyebarkan cahaya
daripada membatasinya adalah salah satu solusi. Dinding yang ditampilkan di sini
mengumpulkan cahaya tidak langsung dari kamar mandi yang penuh cahaya yang
berdekatan dan mengkapitalisasi sifat reflektif dari permukaan dinding kamar mandi
untuk meredakan cahaya ke kamar tidur. Kaca akan mengirimkan jumlah terbesar
cahaya ke dalam ruang yang berdekatan. Dan karena kaca di sini diposisikan di atas
ketinggian mata, aktivitas mandi tetap memiliki privasi dan kedap suara.
Dinding putih pada kamar mandi yang sama sebagai sumber cahaya tidak langsung
untuk kamar tidur di dekatnya. Cerah, warna-warna netral bekerja dengan baik untuk
strategi “borrowed-lighting” secara tidak langsung.
Paparan sinar matahari yang dipinjam oleh kamar tidur hanya melalui kaca di atas
dinding.
Karena material tembus pandang bersifat mencerminkan, menyerap dan
menghamburkan cahaya, desainer membuat dinding besar untuk meminjam cahaya.
Tingkat tembus akan mempengaruhi seberapa banyak cahaya yang tersebar. Efeknya
mirip dengan mengaburkan pandangan langsung tapi mempertahankan bagian cahaya
matahari. Cahaya menyebar dengan nyaman dan membatasi kelelahan mata.
Cahaya tembus dapat dicapai dalam berbagai cara. Misalnya dengan menggunakan
sandblasted glass atau acid-etched glass. Dapat juga dengan tekstur atau dilaminasi.
Dengan kaca laminasi, interlayer plastik meminjamkan efek tembus mirip dengan
yang dibuat oleh sandblasting tapi tanpa karakteristik menandai. Pengaplikasian kaca
film untuk dipertimbangkan juga.
Dinding kaca yang tinggi menghasilkan suara kedap tapi tidak privasi secara visual.
Ketika ada akses terbatas ke jendela ruang eksterior, kaca ini pilihan yang tepat.
Tangga. Pilihan lain dan cara efisien untuk meminjam cahaya di rumah adalah
tangga. Ini adalah saluran alami untuk menerangi ruang yang lebih rendah dan kurang
cahaya. Jika tangga dapat diposisikan untuk menangkap dan memantulkan cahaya
dari atas baik sepenuhnya oleh kaca atau menggunakan langit-langit, bisa lebih
efektif. Kombinasi pelindung kaca dan dinding putih telah menjadikan tangga sebagai
sumber cahaya untuk kamar sekitarnya. Sebuah dinding kokoh yang digunakan di sini
akan mengubah ruang ini secara dramatis.
Skylight. Karena kubah langit di atas adalah sumber cahaya terbesar, sulit untuk
menemukan cara yang lebih efisien untuk meminjam cahaya di sini daripada langit.
Pada banyak perkotaan yang padat, langit-langit dapat digunakan dalam hubungannya
dengan atrium interior atau cahaya dengan baik dan dikelilingi oleh dinding reflektif
untuk meningkatkan efisiensi.
Shower bercahaya ini adalah contoh bagaimana cahaya yang baik danskylight dapat
mengubah ruang yang sempit menjadi menyenangkan.
Transom. Mirip dalam konsep ide-ide yang terlihat pada gambar ini, sebuah jendela di
atas pintu kaca memperluas dimensi ruang dan memperkenalkan cahaya ke sebuah
ruangan tanpa mengganggu privasi.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Ronim. 2014. Kajian Kenyamanan Termal pada Rumah Tinggal.
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam jurnal Arsitektur
NALARs Vol. 13 No. 2 https://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/article/view/65/47.
[26 Maret 2020]

Arsitekturia. https://arsitekturia.com/pencahayaan-alami-pada-rumah-tinggal.html.
Diakses tanggal 26 Maret 2020

Giina’s blog
https://akasum.wordpress.com/2013/10/25/aspek-kenyamanan-termal-dalam-bangu
nan
/. Diakses tanggal 26 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai