Anda di halaman 1dari 9

1.

Konsep Analisis

a. Analisis tapak

10cm

10cm

BATAS BATAS WILAYAH

UTARA : MENGARAH KE JALAN UTAMA SENTANI


TIMUR : MENGARAH KE DANAU SENTANI
SELATAN : MENGARAH KE BANDARA SENTANI
BARAT : MENGARAH KE DOYO

LOKASI TAPAK

JL. BTN PUSKOPAD


LUAS LAHAN 10 X 10 M = 100 M2
b. Analisis sirkulasi matahari

 Pagi hari matahari terbit dari arah timur dan terbenam diarah barat.
Maka posisi bangunan yang menghadap ke utara mendapatkan
cahaya matahari dari pagi hingga sore.
 Siang hari panas matahari sangat besar karena bangunan menghadap
kearah utara sehingga di depan bangunan harus meiliki vegetasi
supaya panas matahari yang masuk dari luar kedalam bangunan lebih
sedikit.
 Pada sore hari panas matahari mulai berkurang sehingga sisi
bangunan hanya mendapatkan sedikit cahaya yang masuk.
c. Analisa sirkulasi udara

 Pada pagi hari hingga siang hari sirkulasi angin relative rendah
sehingga angin yang berhembus dari luar kedalam bangunan sedikit
yang masuk.
 Pada sore hari hingga malam hari sirkulasi angin relative tinggi
sehingga angin yang berhembus dari luar kedalam bangunan cukup
banyak.
 Sirkulasi udara yang masuk kedalam bangunan tergantung dengan
musim yang ada. Jika musim hujan udara yang masuk kedalam
bangunan relative tinggi dan jika musim panas udara yang masuk
kedalam bangunan relative rendah.
d. Sirkulasi kebisingan

Akses ke jalan utama

Jl. BTN PUSKOPAD

 Pada gambar tapak dari foto udara dapat dilihat bahwa akses ke luar
dan kedalam tapak melalui 1 jalan sehingga tingkat kebisingan
relative tinggi karena dekat dengan komplek Btn Puskopad.
 Lokasi tapak terletak pada pertigaan antara Jl. Btn Puskopad dan
akses jalan ke jalan utama Jl. Raya sentani.
2. Pencahayaan

Sistem pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi
listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami
pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca
sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai 1. Pencahayaan alami dalam sebuah
bangunan akan mengurangi penggunaan cahaya buatan, sehingga dapat
menghemat konsumsi energi dan mengurangi tingkat polusi.

TEKNIK PENCAHAYAAN ALAMI PADA BANGUANAN


a. Memperbesar bukaan
Memperbesar dimensi bukaan (jendela dan pintu) secara otomatis akan
memperbesar area masuknya cahaya dan pertukaran udara. Umumnya luas
bukaan jendela adalah 1/6 - 1/8 luas lantai ditambah bovenlist sedikitnya 1/3
kali luas bidang jendela. Secara keseluruhan bukaan ideal mencapai 40 –
80% luas keseluruhan dinding atau 10 – 20% luas keseluruhan lantai. Pada
bukaan berupa jendela, intensitas pencahayaan alami yang masuk ditentukan
oleh jenis kaca yang dipakai.

Gambar 1. Pencahayaan alami masuk melalui bukaan yang diperbesar


b. Louvre atau Kanopi
Louvre dan kanopi Louvre dan kanopi merupakan salah satu alternatif untuk
menghalau panas matahari masuk ke dalam ruangan. Louvre adalah bahan
berupa sirip yang diatur dengan jarak tertentu untuk menghalangi cahaya
matahari langsung. Namun, louvre dapat memantulkan cahaya matahari ke
dalam ruang sehingga hanya sinar matahari yang masuk dalam ruang. Ada 2
macam louvre, yaitu horizontal louvre (efektif saat matahari berada tinggi di
langit, untuk dinding yang menghadap selatan) dan vertikal louvre (efektif
saat matahari rendah, untuk dinding yang menghadap barat).

Gambar 2. Louvre atau kanopi


3. Penghawaan Alami
Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah proses pertukaran udara di dalam
bangunan melalui bantuan elemen-elemen bangunan yang terbuka.Sirkulasi
udara yang baik di dalam bangunan dapat memberikan kenyamanan. Aliran
udara dapat mempercepat proses penguapan di permukaan kulit sehingga dapat
memberikan kesejukan bagi penghuni bangunan.

Pertimbangan utama dalam perancangan optimalisasi penghawaan alami adalah


dengan menganalisis datangnya arah angin. Secara umum angin memiliki arah
yang dipengaruhi iklim makro. Sebagai contoh di wilayah Indonesia angin
dalam iklim makro mengalir dari arah Tenggara ke Barat Daya. Namun
demikian iklim mikro yang dipengaruhi cuaca dan bentuk-bentuk di sekitar
bangunan akan lebih mempengaruhi aliran angin tersebut. Ada teori penataan
massa bangunan yang di buat berselangseling hingga aliran angin dapat lebih
lancar tanpa tertutupi salah satu bangunan. Bentuk lain dari pengelolaan
lingkungan sekitar bangunan adalah rancangan tangkapan angin dengan massa
bangunan yang menyudut hingga mengarahkan angin lebih keras. Untuk
penataan ruang dalam bangunan juga dapat diatur hingga ada aliran angin dari
lokasi ruang yang dingin menuju ke lokasi ruang lain yang panas. Hal ini perlu
dipahami dengan ilmu fisika yang menetapkan bahwa udara akan mengalir dari
tempat bertekanan rendah pada suhu yang dingin menuju tempat bertekanan
tinggi pada suhu yang panas.

4. Kenyamanan thermal
Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia
bukan oleh benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh lingkungan
dan benda-benda di sekitar arsitekturnya.
Kriteria dan Prinsip Kenyamanan Thermal
Standar internasional mengenai kenyamanan thermal ( suhu) “ISO 7730 : 1994”
menyatakan bahwa sensasi thermal yang di alami manusia merupakan fungsi
dari 4 faktor iklim yaitu: suhu udara, radiasi, kelembaban udara, kecepatan
angin, serta faktor-faktor individu yang berkaitan dengan laju metabolisme
tubuh, serta pakaian yang di gunakan.”

Anda mungkin juga menyukai