Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU TERMAL FISIKA BANGUNAN  2009 

Nama: Beni Kusuma Atmaja


NIM : 13307080
Kelas : 02
Topik: Pengendalian Radiasi Matahari

Pengendalian Radiasi Matahari (Solar Radiation Control) merupakan salah satu langkah
utama yang harus dilakukan dalam proses pendinginan secara pasif. Pendinginan secara pasif
dapat dilakukan dengan mengatur 3 elemen, yaitu:
1. Suhu udara.
Mengatur suhu udara di dalam bangunan, seperti suhu pada pagi hari tidak terlalu
dingin dan pada malam hari tidak terlalu panas.
2. RH / kelembaban udara.
Mengatur kelembaban udara di dalam bangunan, seperti saat pagi dan malam hari
tidak terlalu lembab dan pada saat siang hari tidak terlalu kering.
3. Kecepatan angin.
Mengatur kecepatan angin yang masuk ke dalam bangunan dengan ventilasi alami.

Proses pengaturan sinar radiasi matahari dapat dicapai dengan memperhatikan 3 hal
(Santamouris dkk, 1996), yaitu:
1. Orientation dan aperture geometry
2. Shading devices
3. Property of opague dan transparent surfaces

1. Orientation dan aperture geometry (orientasi dan bukaan jendela)


Orientasi dan bukaan jendela merupakan aspek yang selalu berkaitan erat dalam
mengendalikan radiasi matahari yang masuk bangunan. Bangunan dengan kebutuhan
sinar matahari untuk menghangatkan ruangan membutuhkan bukaan dari arah orientasi
menuju sinar matahari. Sebaliknya bangunan dengan tingkat kebutuhan radiasi panas
yang rendah membutuhkan bukaan dan ara orientasi yang menghindari bertatapan
langsung dengan sinar matahari. Contohnya yaitu orientasi bangunan Timur-Barat berarti
sisi bangunan yang terbesar mengadap arah Timur dan Barat, yang mengakibatkan kedua
sisi tersebut mendapat radiasi matahari pagi dan sore yang relative berpotensi
memanaskan ruang-ruang di dalamnya dan menimbulkan ketidaknyamanan termal.
Pengguna bangunan dapat terganggu dan membutuhkan aksesoris bangunan seperti
TUGAS INDIVIDU TERMAL FISIKA BANGUNAN  2009 

pembayang matahari dan pengkondisian udara buatan agar dapat menggunakan ruangan
tersebut dengan baik. Sebaliknya dengan bangunan yang berorientasi Utara-Selatan,
bangunan tidak akan mendapat radiasi matahari sebesar sisi Timur dan Barat, sehingga
ruang-ruang yang menghadap Utara dan Selatan lebih nyaman untuk digunakan dan tidak
membutuhkan pembayang matahari dan pengkondisi udara buatan. Contoh yang
diberikan merupakan contoh dalam mengatur bentuk dan arah orientasi bangunan dari
radiasi langsung matahari. Selain itu, posisi lokal dari equator perlu diperhatikan.
Misalnya pada daerah dingin, radiasi matahari sangat diperlukan banyak pada waktu
musim dingin. Berbeda dengan tempat pada iklim tropis, dimana perambatan panas ke
dalam ruangan harus memperhatikan kenaikan suhu udara di dalam ruangan. Fungsi lain
dari adanya bukaan jendela yaitu untuk lebih merespons arah angin datang agar proses
penghawaan di dalam bangunan akan berjalan lebih baik dan mengurangi panas yang
tersimpan di dalam bangunan. Pada daerah tropis, dianjurkan dalam mebuat orientasi
bangunan, sumbu panjang bangunan sejajar dengan sumbu timur dan barat dan bersudut 5
derajat dari sumbu timur barat. Hal tersebut dimaksudkan agar bukaan yang ada
menghadap utara dan selatan, sehingga bangunan berorientasi Utara-Selatan. Penetrasi
sinar matahari langsung dapat diminimalkan karena sisi terpendek yang berhadapan
dengan matahari berada pada sisi timur dan barat.

2. Shading devices (elemen pembayangan)


Penggunaan elemen pembayang merupakah langkah lanjutan yang dapat ditempuh
setelah mengendalikan orientasi dan bukaan jendela. Orientasi dan bukaan jendala tak
dapat ditoleransi dikarenakan kebutuhan perancangan, sehingga elemen pembayangan
menjadi hal yang sangat penting dalam proses pengendalian radiasi matahari. Elemen
pembayangan sangat fleksibel, karena dapat dirancang sesuai dengan posisi dan arah
kedatangan radiasi matahari, sehingga bukaan dapat terlindung dari radiasi sinar
langsung. Elemen pembayangan dibagi menjadi 2 klarifikasi, yaitu :
• Elemen pembayangan permanen (fixed shading elements)
Elemen pembayangan jenis ini bersifat
permanen, yang terbagi menjadi 2 elemen
dilihat berdasarkan posisi, yaitu posisi
eksternal dan posisi internal. Posisi
eksternal meliputi bentuk overhang, vertical
TUGAS INDIVIDU TERMAL FISIKA BANGUNAN  2009 

fins, kombinasi horizontal dan vertical (egg-crate type). Sedangkan posisi internal
meliputi bentuk ligh-shelves dan louvre di atas jendela.
• Elemen yang dapat diatur (adjustable/retracable shading elements)
Merupakan elemen pembayangan yang dapat diatur, terdiri dari 2 elemen berdasarkan
posisinya, yaitu posisi eksternal dan internal. Elemen eksternal yaitu tenda, awning,
blinds, pergola. Sedangkan yang termasuk elemen internal yaitu curtains, rollers,
venetian blinds.
Elemen-elemen tersebut penggunaan operasionalnya sangat tergantung
dari kebutuhan dari ruangan tersebut. Kombinasi dari penggunaan
elemen pembayangan eksternal dan internal dapat memberikan
pengendalian radiasi matahari yang lebih efisien, karena elemen
tersebut dapat diubah menurut musim maupun harian. Elemen
pembayangan yang sering digunakan yaitu teritisan yang terletak di
atap rumah. Panjang teritisan pada keempat sisi rumah berbeda karena
berhubungan pada bukaan dinding (jendela) tidak sama pada keempat sisi. Teritisan
berfungsi untuk pembayangan dan bermanfaat untuk menghidari tampias jika musim
penghujan dan melindungi bukaan. Pelindung lain dapat berupa pohon dan tirai untuk
menghindari sinar matahari langsung.

Shading yang efektif digunakan harus sesuai dengan posisi lokal dan ekuator. Untuk
wilayah yang berada di daerah equator atau khatulistiwa, lebih baik menggunakan elemen
pembayangan permanen, sedangkan untuk daerah yang jauh dari khatulistiwa tidak
diperlukan elemen pembayangan. Bangunan yang memiliki orientasi bukaan ke sisi
Barat-Timur membutuhkan tambahan elemen pembayangan berupa elemen pembayangan
yang dapat diatur, yaitu Louvres.
TUGAS INDIVIDU TERMAL FISIKA BANGUNAN  2009 

Faktor diluar bangunan yang dapat berfungsi sebagai elemen pembayangan adalah
vegetasi di sekitar bangunan. Vegetasi yang berada dekat dengan jendela dapat
memberikan efek pembayangan dan mengakibatkan berkurangnya radiasi langsung
matahari. Penempatan vegetasi yang baik biasanya berada pada sisi Barat atau Timur,
karena akan memanfaatkan panas untuk proses asimulasi sehingga akan menambah sejuk
udara sekeliling bangunan.

3. Prperty of opaque dan transparent surface (bahan yang tak tembus cahaya dan
transparan)
Bahan yang bersifat opaque dan permukaannya transparan mempunyai sifat yang berbeda
dalam meneruskan radiasi langsung sinar matahari. Bahan yang bersifat transparan
contohnya adalah kaca. Cara yang dilakukan untuk mengendalikan radiasi matahari
dengan mengendalikan thermal property dari material kaca, sehingga penetrasi radiasi
matahari dapat diatur jumlahnya. Penetrasi radiasi matahari menuju bangunan melalui
jendela ditentukan oleh kualitas solar optical dari material kaca tersebut. Sifat material
transparan dapat dikendalikan melalui aspek reflectivity, solar transmittance, dan
absoprptance. Material transparan yang baik adalah dapat melewatkan cahaya tampak
matahari namun mencegah masuknya panas dari radiasi matahari (infra-merah), untuk
itulah dilakukan manipulasi sifat dari suatu bahan material yang sampai saat ini masih
dikembangkan. Bahan yang bersifat opaque yang dapat dimanfaatkan untuk
mengendalikan radiasi matahari contohnya adalah dinding bata dan beton. Penggunaanya
seperti untuk dinding bangunan maupun sebagai langit-langit. Radiasi matahari langsung
akan masuk melalui atap, sehingga diperlukan pemasangan langit-langit, sehingga panas
TUGAS INDIVIDU TERMAL FISIKA BANGUNAN  2009 

yang masuk dari atap dapat dicegah. Dinding bangunan sebaiknya menggunakan yang
terdiri dari material yang dapat menghambat terjadinya perambatan panas secara cepat,
baik memiliki sifat resistif maupun kapasitif. Penggunaan material tersebut dapat
mengatur time lag atau keterlambatan waktu panas yang masuk dari luar bangunan ke
dalam bangunan. Contohnya ialah apabila radiasi panas matahari mencapai puncaknya
saat jam 12 siang yaitu misalnya 34°C, maka panas yang dirasakan di dalam bangunan
mencapai maksimal dapat diatur misalnya panas maksimal dalam bangunan mencapai suh
28°C pada jam 3 sore. Hal tersebut dapat meringankan beban dari pendingin, karena tidak
perlu dipakai terus-menerus dan lebih menghemat energi. Pemakaian beton, aspal, dan
paving block di sekeliling bangunan harus dihindari agar panas dari radiasi matahari tidak
menyebar dan masuk ke dalam bangunan.

Daftar Pustaka :
• http://herusu71.blogspot.com
• http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/lingkungan-thermis.html
• http://dahlanforum.wordpress.com
• http://fisbang.wordpress.com
• http://squ1.org/wiki/Shading_design
• http://en.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai