neutrality, dimana pada kondisi ini manusia dan Selatan. Orientasi inlet yang dominan
merasakan termal yaitu kondisi tidak dingin dan menghadap ke arah Timur tegak lurus terhadap arah
tidak panas. angin yang datang pada bangunan. Angin yang
Faktor-faktor penentu dalam menciptakan masuk melewati inlet dengan orientasi ke Timur
kenyamanan termal, meliputi temperatur dapat masuk cukup optimal karena pengarah
udara,temperatur radiasi, kecepatan udara dan bukaan menghadap Timur-Barat.
kelembaban yang dikelompokkan dalam faktor
klimatis, dan tingkat aktivitas dan tingkat resistensi
dari pakaian dikelompokkan menjadi faktor
personal (Sugini, 2007).
Ventilasi alami merupakan alternatif
pengurangan energi di gedung, mencapai
kenyamanan termal, dan menjaga lingkungan dalam
ruangan yang sehat (Busch, 1992; Finnegan, 1994;
Zao, 1998). Biasanya, biaya energi dari sebuah
bangunan berventilasi alamiah adalah 40% lebih
kecil daripada gedung ber-AC (Energy
Consumption Guide 19, 1993). Ventilasi alami telah
menjadi tren baru dalam desain bangunan di
komunitas arsitektur (Khrisaan, 2001; Willmert,
2011). Ventilasi alami adalah teknik pasif yang
penting dan efisien untuk mengurangi kebutuhan
energi pendinginan bangunan, dan meningkatkan Inlet
kualitas udara dalam ruangan (Zai, 2015). Di sisi Outlet
lain, sistem ventilasi alami tidak mengkonsumsi
tenaga listrik maupun kebutuhan sistem mekanis Gambar 1. Perletakan dan Orientasi Bukaan MST
(Bangalee, 2014). Dengan memperhatikan
konsumsi energi, penting untuk mendesain bukaan- Perletakan bukaan yang berada di sisi
bukaan pada masjid di kawasan perkotaan yang berlawanan dengan elevasi berbeda, akan
memenuhi permintaan ventilasi alami (Baharudin menciptakan pola aliran udara yang bergerak dari
dan Ismail, 2014) dan naungan efektif tanpa terlalu inlet ke outlet. Orientasi inlet yang mengarah ke
bergantung pada sistem mekanis. potensi arah datang angin akan mempengaruhi
Jenis rancangan pada jendela sangat membawa kecepatan udara untuk mencapai kenyamanan
pengaruh yang besar baik dari sisi kuantitas ataupun termal di dalam masjid.
arah aliran udara yang akan masuk ke ruangan, jenis
ventilasi adalah Jalousie Windows, atau jenis
Kerawangan, ventilasi atap, masyarabiyah atau d. Lokasi Bukaan
kisi-kisi/lubang pada jendela dengan berornamen Bukaan berfungsi untuk mengalirkan udara ke
arabesque. Pada jenis ventilasi ini memiliki kisi-kisi dalam ruangan dan mengurangi kelembaban
yang biasanya tersusun dan dalam mengalirkan ruangan. Salah satu syarat untuk bukaan yang baik
udara dirasa kurang yakni hanya sebesar 15% saja yaitu harus terjadi cross ventilation. Dengan
(Melita, et al., 2017). memberikan bukaan pada kedua sisi ruangan maka
akan memberi peluang supaya udara dapat mengalir
III. HASIL DAN PEMBAHASAN masuk dan keluar.
Sistem Ventilasi Alami Masjid Sultan Ternate
c. Perletakan dan Orientasi Bukaan
Perbedaan orientasi inlet terhadap arah datang
angin menyebabkan perbedaan arah pergerakan
udara. Perletakan dan oreientasi bukaan inlet
terletak pada zona bertekanan positif dan bukaan
outlet terletak pada zona bertekanan negatif
bertujuan untuk mengoptimalkan pergerakan udara
dalam bangunan. Perletakan dan orientasi bukaan
inlet tidak hanya mempengaruhi kecepatan udara,
tetapi juga pola aliran udara dalam ruangan,
sedangkan lokasi outlet hanya memiliki pengaruh Gambar 2a. Lokasi Bukaan Pada Dinding MST
kecil dalam kecepatan dan pola aliran udara.
Angin bergerak langsung menuju sisi Timur
masjid dan melewati bangunan melalui sisi Utara
Seminar Nasional Keteknikan (SINTEK) 2018
e. Dimensi Bukaan
Makin besar dimensi inlet, laju udara (air flow)
dan pergantian udara (air change) makin tinggi.
Luas minimal suatu bukaan untuk megalirkan udara
masuk (inlet) pada suatu ruang beradasarkan luas Gambar 3c. Dimensi Pintu Utama (P1)
dinding suatu fasad adalah 40%-80% dari luas
dinding, sedangkan berdasarkan luas ruang maka
luas minimal adalah 20% dari luas ruang.
Pada bangunan masjid terdapat 4 tipe bukaan,
yaitu pintu, jendela, ventilasi pada dinding dan
ventilasi atap. Luas ruang masjid adalah 484 m2 dan
luas dindingnya 132 m2.
Tabel 1. Dimensi Bukaan Masjid Sultan
Kode Luas
Tipe Jumlah Dimensi
Tipe Bukaan
Bukaan Bukaan Bukaan
Bukan (m2)
P1 Pintu 1 L = 2m; 5
Utama T= 2,5m
P2 Pintu 2 L=1,6m; 8 Gambar 3d. Dimensi Ventilasi Atap (V1)
samping T= 2,5m
J1 Jendela 6 L=3,4m; 26,52
T=1,3m Luas bukaan inlet dan outlet pada bangunan
V1 Ventilasi 16 L= 18- 48 adalah 110,24 m2. Bila diketahui luas ruang 484 m2
Atap 10m maka optimal dimensi bukaan harus 20% dari total
T=0,3m
V2 Ventilasi 16 L=1.90m; 22,72
luas ruang yaitu 96,8 m2. Dengan melihat
Dinding r=0.95 perbandingan luas bukaan pada masjid, maka
Jumlah Luas Bukaan 110,24 bukaan pada masjid telah memenuhi standar
dimensi bukaan yang ditetapkan.
Seminar Nasional Keteknikan (SINTEK) 2018
d. Rasio Bukaan
Rasio luas bukaan akan mempengaruhi
kecepatan udara yang masuk ke dalam ruang. Bila
rasio perbandingan inlet dan outlet diatas 1:1 maka
udara di dalam bangunan akan mengalami
peningkatan kecepatan gerak udara sehingga akan
mendukung tercapainya kenyamanan termal dalam
bangunan. Gambar 4e. Jendela (J1)
Dari hasil pengukuran bukaan inlet dan outlet di
ruang masjid didapatkan perbandingan rasio Pada tipe bukaan double swing door pada Pintu
peningkatan kecepatan udara, dimana luas outlet Utama (P1) (gambar 4a) cukup efektif
54,11 m2 dan luas inlet 56,13 m2. Rasio peningkatan mengalirkaan udara 90% masuk ke ruang masjid
kecepatan aliran udara adalah 1,037, sehingga ketika pintu dibuka. Tipe double swing door pada
terjadi peningkatan udara 10,5% yang mampu Pintu Samping (P2) (gambar 4b) dengan
menghasilkan aliran udara yang optimal dalam memanfaatkan Jalousie pada panel pintu efektif
mencapai tingkat kenyamanan termal. mengalirkan udara 15% ketika pintu ditutup, dan
90% udara dapat masuk ke ruang masjid ketika
pintu dibuka. Ventilasi Atap (V1) (gambar 4c)
e. Tipe Bukaan mengalirkan udara panas melalui selubung pada
Untuk menciptakan kondisi nyaman termal, atap sehingga terjadi proses pendinginan
maka perlu diperhatikan tipe inlet. Pertama, tipe dibawahnya. Ventilasi Dinding (V2) (gambar 4d)
inlet harus dapat mengarahkan gerak udara dalam dengan lubang vantilasi mampu mengalirkan udara
ruang semerata mungkin. Kedua, tipe inlet harus 90% ke dalam ruang masjid. Tipe bukaan pada
optimal dalam mendukung laju udara (air flow) dan masjid mampu memberikan kenyamanan termal,
pergantian udara dalam ruang. Ketiga, tipe inlet karena tipe bukaan yang digunakan rata-rata 90%
harus fleksibel untuk dibuka-tutup tergantung dapat memasukan udara dan terjadi proses
kebutuhan. Tipe inlet yang berbeda akan memberi pendinginan di dalam ruang dengan bantuan
sudut pengarah berbeda dalam menentukan arah ventilasi atap.
gerak udara dalam ruang dan efektifitas berbeda
dalam mengalirkan udara masuk/keluar ruang. f. Pengarah Bukaan
Pengarah bukaan pada ruang sholat Masjid
Sultan Ternate (MST) bekerja optimal dalam
menciptakan kenyamanan termal, karena aliran
udara yang terjadi pada ruangan ini menghasilkan
aliran ke atas sehingga tidak memberikan efek pada
pengguna di dalamnya. Pengarah bukaan
berpengaruh terhadap upaya pemanfaatan angin
dalam pengkondisan ruangan. Pengarah pada inlet
akan menentukan arah gerak dan pola udara dalam
Gambar 4a. Pintu Utama (P1) Gambar 4b. Pintu (P2) ruang, sehingga perbedaan bentuk pengarah akan
memberikan pola aliran udara yang berbeda-beda.
Penggunaan kanopi pada bukaan inlet akan
mengarahkan aliran udara ke atas dibandingkan
bukaan inlet tanpa kanopi.
c. Dimensi Bukaan
Pada bangunan masjid terdapat 4 tipe bukaan,
yaitu pintu, jendela, ventilasi dinding dan ventilasi
atap. Luas ruang masjid adalah 2.673 m2 dengan
luas bukaan 685,84m2 (26%). Luas bukaan telah
Inlet
memenuhi standar 20% dari luas dinding. Hal ini
menunjukkan bahwa bukaan-bukaan pada
Outlet
bangunan masjid dapat mengoptimalkan energi
Gambar 6. Perletakan dan Orientasi Bukaan MAL angin yang masuk ke dalam bangunan.
a. Pintu (P1) b. Pintu (P2) c. Pintu (P3) d. Pintu (P4) a. Pintu (P1) b. Pintu (P2) c. Pintu (P3) d. Pintu (P4)
Gambar 8. Dimensi Bukaan Pintu MAL Gambar 11. Tipe Bukaan Pintu MAL
a. Ventilasi (V1) b. Ventilasi (V2) c. Ventilasi (V3) a. Ventilasi (V1) b. Ventilasi (V2) c. Ventilasi (V3)
Gambar 10. Dimensi Bukaan Ventilasi MAL Gambar 13. Tipe Bukaan Ventilasi MAL
Laut
memudahkan angin bergerak ke seluruh ruangan. Posisi Inlet Proses Pendinginan Posisi Outlet
dalam bangunan
Energi angin yang akan dimasukkan melalui
selubung bangunan berupa bukaan pada pintu, Gambar 16. Pergerakan Angin Pada MAL
jendela, dan ventilasi.
IV. KESIMPULAN
Masjid Sultan Ternate merupakan salah satu
Sistem penghawaan alami yang diterapkan pada
contoh masjid tradisional (masjid agung) yang telah
tipe masjid tradisional (Masjid Sultan Ternate) dan
dibangun sejak tahun 1679 dan telah mengalamai
pemugaran. Hingga ini Masjid Sultan Ternate masjid modern (Masjid Al-Munawwar) dengan
menjadi salah satu ikon cagar budaya Kesultanan memanfaatkan bukaan-bukaan pada sisi inlet dan
outlet. Ciri khas tipe bukaan pada Masjid Sultan
Ternate yang masih tetap dilestarikan. Letak masjid
yang berada di depan jalan utama, dimana tidak ada Ternate diantaranya lubang ventilasi setengah
bangunan yang menghalangi datangnya arah angin. lingkaran dan jendela dengan sistem jalousie
vertical mampu memberikan kenyamanan termal,
Angin yang bergerak dari Timur Laut menuju Barat
dengan kecepatan rata-rata 4 m/s. Pergerakan angin karena tipe bukaan yang digunakan rata-rata 90%
melalui inlet pada serambi masjid dan masuk dapat memasukan udara dan terjadi proses
pendingan di dalam ruang dengan bantuan ventilasi
melalui bukaan-bukaan pada sisi timur dan utara
bangunan. Proses pendinginan dalam ruang terjadi atap. Sementara pada bangunan Masjid Al-
karena adanya bukaan-bukaan pada dinding dan Munawwar tipe kisi-kisi masyarabiyah dan
pelengkung (busur arch) dengan banyak bukaan
pada bagian atap. Posisi atap serambi pada bagian
pada sisi inlet yang berhadapan langsung dengan
inlet yang miring dan selubung atap bersusun sangat
tepi pantai memberikan kenyamanan dalam
merespon pergerakan angin untuk sampai ke dalam
ruangan. Energi angin yang dimasukan kedalam
bangunan. Angin sengaja dibelokkan dengan posisi
atap miring yang bersusun tersebut. bangunan dapat dioptimalkan karena adanya
selubung-selubung bangunan yang segaja terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin, A., Sabrina Ismail, A. 2014, Science Direct
Gambar 15. Pergerakan Angin Pada MST Communal Mosques: Design functionality
towards the development of sustainability for
community, Procedia - Social and Behavioral
Masjid Al-Munawwar sebagai salah satu Sciences, 153, 106–120.
kategori masjid modern yang beratap kubah
dibangun pada tahun 2001. Masjid ini merupakan Bangalee, M.Z.I., 2014, Effects of Lateral Window
masjid terbesar (masjid raya) di kota Ternate. Position and Wind Direction on Wind-
Dengan konsep arsitektur islam, masjid ini Driven Natural Cross Ventilation of a
Building: A Computational Approach,
dibangun dengan menerapkan masyarabiyah Journal of Computational Engineering, 1-15.
(lubang angin dengan material arabesque), dan tipe
pelengkung (busur arch). Kedua konsep tersebut Mangunwijaya, Y.B, 1998, Pengantar Fisika Bangunan,
sangat merespon pergerakan angin, terutama pada Djambatan: Yogyakarta.
sisi inlet. Posisi inlet langsung berhadapan dengan
tepi pantai dengan kecepatan angin berkisar 6 m/s Melita, A, Hanan., Adhitama, M.S., Nugroho, A.M,
sangat memudahkan pergerakan angin yang masuk 2017, Pengaruh Bukaan Terhadap
ke dalam bangunan, bukaan-bukaan dirancang tetap Kenyamanan Suhu Pada Masjid Jakarta
terbuka (tanpa daun jendela atau pintu) dengan kisi- Islamic Center, Student Journal UB, Vol.5,
No.1, hal. 110-120.
kisi masyarabiyah.
Seminar Nasional Keteknikan (SINTEK) 2018