Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Keteknikan (SINTEK) 2018

OPTIMASI SISTEM VENTILASI ALAMI


TERHADAP ENERGI ANGIN
(STUDI KASUS PADA BANGUNAN MASJID SULTAN
TERNATE DAN MASJID AL-MUNAWARAH)
Firdawaty Marasabessy1), Suharto Paputungan2), Mustamin Rahim3)
1)2)3)
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Khairun
Jalan Kampus Gambesi, Kota Ternate
1)firdamarssy@gmail.com

Masjid Al-Munawarah (MAL). Sistem penghawaan


Abstract— Kenyamanan termal pada bangunan alami merupakan strategi untuk mencapai kualitas
masjid sangat dibutuhkan, terutama pada saat udara di dalam ruang yang dapat menyuplai udara
pelaksanaan sholat berjamaah. Hal ini karena pada segar dalam ruang dan untuk meminimalkan
saat itu terjadi akumulasi panas dan kelembapan
konsentrasi polusi dalam ruang. Jumlah bukaan
udara yang akhirnya membuat ruangan menjadi
tidak nyaman. Pada penelitian ini dipilih Masjid ventilasi diperlukan untuk menjaga kualitas udara
Sultan Ternate sebagai sontoh masjid tradisional dan yang tergantung dari kondisi alam dan dominasi
Masjid Al-Munawarah sebagai contoh masjid sumber polusi pada ruang tersebut (Allard, 1998).
modern dengan morfologi bentuk masjid yang Bentuk bukaan yang tidak biasa pada Masjid
memiliki bukaan-bukaan baik pada dinding dan atap Sultan Ternate dan Masjid Al-Munawarah menjadi
yang dapat respon terhadap iklim tropis. Tujuan ciri yang khas masjid. Pada setiap sisi dinding
penelitian adalah identifikasi karakteristik bukaan- maupun bagian atap bangunan terdapat bukaan-
bukaan pada masjid dengan menganalisis orientasi bukaan yakni pintu, jendela, ventilasi dinding dan
inlet dan outlet, dimensi bukaan, rasio bukaan, dan
pengarah bukaan yang dapat menunjang kenyaman
ventilasi atap dengan ukuran dan bentuk yang
termal dalam bangunan. Hasil penelitian beragam yang membentang secara horizontal.
………………………………………………………… Bukaan tersebut sebagai selubung bangunan yang
………………….. mengalirkan udara maupun cahaya untuk sampai ke
bangunan. Tujuan penelitian adalah identifikasi
Keywords— kenyamanan termal, ventilasi alami, karakteristik bukaan-bukaan ventilasi alami pada
masjid tradisional, masjid modern. dinding maupun atap masjid dengan menganalisis
orientasi inlet dan outlet, tipe bukaan, dimensi
bukaan, rasio bukaan, dan pengarah bukaan yang
I. PENDAHULUAN dapat mengoptimalkan energi angin untuk
Iklim tropis lembab di Indonesia secara menciptakan kenyamanan termal pada bangunan
signifikan akan berpengaruh terhadap kenyamanan masjid.
termal pada bangunan, terutama bangunan masjid. II. TINJAUAN PUSTAKA
Kenyamanan termal dibutuhkan saat melakukan
aktivitas ibadah di masjid, dimana pada waktu- Mangunwijaya (1997) menyatakan bahwa
waktu sholat berjamaah, suhu disekitar akan kenikmatan/kenyamanan (comfort) berupa
meningkat karena akumulasi panas yang kenikmatan fisik, namun juga dapat merupakan
dikeluarkan oleh manusia. Faktor-faktor yang suatu penghayatan seseorang yang lebih menyentuh
mempengaruhi kenyamanan termal antara lain aspek psikologisnya. Kenyamanan termal adalah
radiasi matahari (temperatur), gerakan udara dan suatu kondisi kepuasan subjektif yang bervariasi
kelembaban serta tingkat kebersihan udara (Sugini, dari masing-masing individu dan dipengaruhi oleh
2007), sehingga dengan memperhatikan durasi faktor situasional (Moore, 1993). Menurut Sugini
penyinaran matahari, intensitas penyinaran (2007) kenyamanan termal merupakan kondisi
matahari, dan sudut jatuh sinar matahari dapat pikiran yang mengekspresikan kepuasan dengan
mengendalikan laju peningkatan temperatur di lingkungannya termalnya. Pencapaian kondisi
dalam bangunan (Satwiko, 2004). nyaman termal akan berkaitan dengan thermal
Pada bangunan masjid khususnya masjid- neutrality, dimana pada kondisi ini manusia
masjid tua, kenyamanan termal diciptakan dengan merasakan termal yaitu kondisi tidak dingin dan
menggunakan sistem penghawaan alami. Salah satu tidak panas.
contoh adalah Masjid Sultan Ternate (MST) dengan Faktor-faktor penentu dalam menciptakan
sistem penghawaan alami memanfaatkan bukaan- kenyamanan termal, meliputi temperatur
bukaan pada dinding maupun pada atap masjid. udara,temperatur radiasi, kecepatan udara dan
Bukaan-bukaan pada dinding untuk penghawaan kelembaban yang dikelompokkan dalam faktor
alami juga dijumpai pada masjid modern seperti klimatis, dan tingkat aktivitas dan tingkat resistensi
Seminar Nasional Keteknikan (SINTEK) 2018

dari pakaian dikelompokkan menjadi faktor


personal (Sugini, 2007).
Ventilasi alami merupakan alternatif hemat
energi untuk mengurangi penggunaan energi di
gedung, mencapai kenyamanan termal, dan
menjaga lingkungan dalam ruangan yang sehat
(Busch, 1992; Finnegan, 1994; Zao, 1998).
Biasanya, biaya energi dari sebuah bangunan
berventilasi alamiah adalah 40% lebih kecil
daripada gedung ber-AC (Energy Consumption
Guide 19, 1993). Ventilasi alami telah menjadi tren
baru dalam desain bangunan di komunitas arsitektur
(Khrisaan, 2001; Willmert, 2011). Ventilasi alami
adalah teknik pasif yang penting dan efisien untuk
mengurangi kebutuhan energi pendinginan
bangunan, dan meningkatkan kualitas udara dalam Inlet
ruangan (Zai, 2015). Di sisi lain, sistem ventilasi Outlet
alami tidak mengkonsumsi tenaga listrik maupun
kebutuhan sistem mekanis (Bangalee, 2014). Gambar 1. Perletakan dan Orientasi Bukaan MST
Dengan memperhatikan konsumsi energi, penting
untuk mendesain bukaan-bukaan pada masjid di Perletakan bukaan yang berada di sisi
kawasan perkotaan yang memenuhi permintaan berlawanan dengan elevasi berbeda, akan
ventilasi alami (Baharudin dan Ismail, 2014) dan menciptakan pola aliran udara yang bergerak dari
naungan efektif tanpa terlalu bergantung pada inlet ke outlet. Orientasi inlet yang mengarah ke
sistem mekanis. potensi arah datang angin akan mempengaruhi
Jenis rancangan pada jendela sangat membawa kecepatan udara untuk mencapai kenyamanan
pengaruh yang besar baik dari sisi kuantitas ataupun termal di dalam masjid.
arah aliran udara yang akan masuk ke ruangan, jenis
ventilasi adalah Jalousie Windows, atau jenis
Kerawangan, ventilasi atap, masyarabiyah atau d. Lokasi Bukaan
kisi-kisi/lubang pada jendela dengan berornamen Bukaan berfungsi untuk mengalirkan udara ke
arabesque. Pada jenis ventilasi ini memiliki kisi-kisi dalam ruangan dan mengurangi kelembaban
yang biasanya tersusun dan dalam mengalirkan ruangan. Salah satu syarat untuk bukaan yang baik
udara dirasa kurang yakni hanya sebesar 15% saja yaitu harus terjadi cross ventilation. Dengan
(Melita, et al., 2017). memberikan bukaan pada kedua sisi ruangan maka
akan memberi peluang supaya udara dapat mengalir
III. HASIL DAN PEMBAHASAN masuk dan keluar.
Sistem Ventilasi Alami Masjid Sultan Ternate
c. Perletakan dan Orientasi Bukaan
Perbedaan orientasi inlet terhadap arah datang
angin menyebabkan perbedaan arah pergerakan
udara. Perletakan dan oreientasi bukaan inlet
terletak pada zona bertekanan positif dan bukaan
outlet terletak pada zona bertekanan negatif
bertujuan untuk mengoptimalkan pergerakan udara
dalam bangunan. Perletakan dan orientasi bukaan
inlet tidak hanya mempengaruhi kecepatan udara, Gambar 2a. Lokasi Bukaan Pada Dinding MST
tetapi juga pola aliran udara dalam ruangan,
sedangkan lokasi outlet hanya memiliki pengaruh
kecil dalam kecepatan dan pola aliran udara.
Angin bergerak langsung menuju sisi Timur
masjid dan melewati bangunan melalui sisi Utara
dan Selatan. Orientasi inlet yang dominan
menghadap ke arah Timur tegak lurus terhadap arah
angin yang datang pada bangunan. Angin yang
masuk melewati inlet dengan orientasi ke Timur
dapat masuk cukup optimal karena pengarah
bukaan menghadap Timur-Barat.

Gambar 2b. Lokasi Bukaan Pada Atap MST


Seminar Nasional Keteknikan (SINTEK) 2018

Lubang ventilasi yang berfungsi untuk


memasukkan udara (inlet) sebaiknya ditempatkan
dengan ketinggian manusia beraktifitas. Sementara
lubang ventilasi yang berfungsi mengeluarkan
udara (outlet) sebaiknya diletakkan sedikit lebih
tinggi (di atas ketinggian aktivitas manusia) agar
udara panas dapat dikeluarkan dengan mudah tanpa
tercampur lagi dengan udara segar yang masuk
melalui inlet. Ketinggian aktivitas manusia di dalam
ruangan adalah lebih kurang 60-80 cm (aktivitas
sholat) dan 100-160 cm (aktivitas berdiri). Pada
bukaan melalui pintu pada sisi Timur menuju ke
jendela dan ventilasi ke sisi Barat melalui batas Gambar 3b. Dimensi Pintu Samping (P2)
ketinggian aktivitas manusia pada waktu sholat.
Atap dengan bukaan atau yang disebut ventilasi
atap dapat berfungsi sebagai inlet dan outlet, yang
dapat mendukung pergerakan dan pertukaran udara
dalam ruangan. Hal ini menyebabkan proses
pendinginan berlangsung di dalam ruang masjid.

e. Dimensi Bukaan
Makin besar dimensi inlet, laju udara (air flow)
dan pergantian udara (air change) makin tinggi.
Luas minimal suatu bukaan untuk megalirkan udara
masuk (inlet) pada suatu ruang beradasarkan luas
dinding suatu fasad adalah 40%-80% dari luas
Gambar 3c. Dimensi Pintu Utama (P1)
dinding, sedangkan berdasarkan luas ruang maka
luas minimal adalah 20% dari luas ruang.
Pada bangunan masjid terdapat 4 tipe bukaan,
yaitu pintu, jendela, ventilasi pada dinding dan
ventilasi atap. Luas ruang masjid adalah 484 m2 dan
luas dindingnya 132 m2.
Tabel 1. Dimensi Bukaan Masjid Sultan
Kode Luas
Tipe Jumlah Dimensi
Tipe Bukaan
Bukaan Bukaan Bukaan
Bukan (m2)
P1 Pintu 1 L = 2m; 5
Utama T= 2,5m
P2 Pintu 2 L=1,6m; 8
samping T= 2,5m
J1 Jendela 6 L=3,4m; 26,52
T=1,3m Gambar 3d. Dimensi Ventilasi Atap (V1)
V1 Ventilasi 16 L= 18- 48
Atap 10m
T=0,3m Berdasarkan perhitungan luas bukaan inlet dan
V2 Ventilasi 16 L=1.90m; 22,72 outlet pada bangunan masjid maka didapatkan
Dinding r=0.95 jumlah luas bukaan adalah 110,24 m2. Bila
Jumlah Luas Bukaan 110,24 diketahui luas ruang 484 m2 maka optimal dimensi
bukaan harus 20% dari total luas ruang yaitu 96,8
m2. Dengan melihat perbandingan luas bukaan pada
masjid, maka bukaan pada masjid telah memenuhi
standar dimensi bukaan yang ditetapkan.

d. Rasio Bukaan
Rasio luas bukaan akan mempengaruhi
kecepatan udara yang masuk ke dalam ruang. Bila
rasio perbandingan inlet dan outlet diatas 1:1 maka
udara di dalam bangunan akan mengalami
peningkatan kecepatan gerak udara sehingga akan
mendukung tercapainya kenyamanan termal dalam
Gambar 3a. Dimensi Jendela (J1) , Ventilasi Dinding (V2) bangunan.
Seminar Nasional Keteknikan (SINTEK) 2018

Dari hasil pengukuran bukaan inlet dan outlet di Pada tipe bukaan double swing door pada Pintu
ruang masjid didapatkan perbandingan rasio Utama (P1) (gambar 4a) cukup efektif
peningkatan kecepatan udara, dimana luas outlet mengalirkaan udara 90% masuk ke ruang masjid
54,11 m2 dan luas inlet 56,13 m2. Rasio peningkatan ketika pintu dibuka. Tipe double swing door pada
kecepatan aliran udara adalah 1,037, sehingga Pintu Samping (P2) (gambar 4b) dengan
terjadi peningkatan udara 10,5% yang mampu memanfaatkan Jalousie pada panel pintu efektif
menghasilkan aliran udara yang optimal dalam mengalirkan udara 15% ketika pintu ditutup, dan
mencapai tingkat kenyamanan termal. 90% udara dapat masuk ke ruang masjid ketika
pintu dibuka. Ventilasi Atap (V1) (gambar 4c)
mengalirkan udara panas melalui selubung pada
e. Tipe Bukaan
atap sehingga terjadi proses pendinginan
Untuk menciptakan kondisi nyaman termal, dibawahnya. Ventilasi Dinding (V2) (gambar 4d)
maka perlu diperhatikan tipe inlet. Pertama, tipe dengan lubang vantilasi mampu mengalirkan udara
inlet harus dapat mengarahkan gerak udara dalam 90% ke dalam ruang masjid. Tipe bukaan pada
ruang semerata mungkin. Kedua, tipe inlet harus masjid mampu memberikan kenyamanan termal,
optimal dalam mendukung laju udara (air flow) dan karena tipe bukaan yang digunakan rata-rata 90%
pergantian udara dalam ruang. Ketiga, tipe inlet dapat memasukan udara dan terjadi proses
harus fleksibel untuk dibuka-tutup tergantung pendinginan di dalam ruang dengan bantuan
kebutuhan. Tipe inlet yang berbeda akan memberi ventilasi atap.
sudut pengarah berbeda dalam menentukan arah
gerak udara dalam ruang dan efektifitas berbeda
dalam mengalirkan udara masuk/keluar ruang. f. Pengarah Bukaan
Pengarah bukaan pada ruang sholat Masjid
Sultan Ternate (MST) bekerja optimal dalam
menciptakan kenyamanan termal, karena aliran
udara yang terjadi pada ruangan ini menghasilkan
aliran ke atas sehingga tidak memberikan efek pada
pengguna di dalamnya. Pengarah bukaan
berpengaruh terhadap upaya pemanfaatan angin
dalam pengkondisan ruangan. Pengarah pada inlet
akan menentukan arah gerak dan pola udara dalam
ruang, sehingga perbedaan bentuk pengarah akan
Gambar 4a. Pintu Utama (P1) Gambar 4b. Pintu (P2)
memberikan pola aliran udara yang berbeda-beda.
Penggunaan kanopi pada bukaan inlet akan
mengarahkan aliran udara ke atas dibandingkan
bukaan inlet tanpa kanopi.

Gambar 4c. Ventilasi Atap (V1)


Gambar 5. Pengarah Bukaan Inlet

Sistem Ventilasi Alami Masjid Al-Munawarah


a. Perletakan dan Orientasi Bukaan
Gambar 4d. Ventilasi Dinding (V2) Pergerakan angin berasal dari arah Timur masjid
melewati sisi bagian dalam bangunan dan menuju
arah Barat. Posisi inlet pada bangunan masjid Al-
Munawarah (MAL) menghadap ke arah Timur
tegak lurus terhadap arah datang angin. Energi
Angin yang masuk melewati inlet sangat optimal
karena bukaan pada 2 dinding bangunan yang
berderet menghadap Timur-Barat. Selain itu letak
Gambar 4e. Jendela (J1) bangunan yang berada di tepi laut, menyebabkan
kecepatan angin yang berhembus kedalam
Seminar Nasional Keteknikan (SINTEK) 2018

bangunan memberikan kenyaman termal di ketinggian aktivitas manusia 60-80 cm (aktivitas


dalamnya. sholat) dan 100-160 cm (aktivitas berdiri). Letak
Perletakan bukaan yang berada di sisi bangunan masjid yang tepat berada ditepi pantai
berlawanan dengan elevasi berbeda, akan dimana letak inlet berada, menyebabkan hembusan
menciptakan pola aliran udara yang bergerak dari angin langsung masuk melalui selubung bangunan
inlet ke outlet. Orientasi inlet yang mengarah ke dan sampai ke dalam bangunan dengan melewati
potensi arah datang angin akan mempengaruhi dua celah selubung bangunan pada dua dinding
kecepatan udara untuk mencapai kenyamanan yanga ada. Hal ini sangat respon terhadap
termal di dalam masjid. kenyaman termal dalam bangunan, karena pada saat
aktivitas sholat angin bergerak langsung mengenai
tubuh manusia.
Lokasi bukaan pada bagian atap berfungsi
sebagai inlet dan outlet, yang dapat mendukung
pergerakan angin dan pertukaran udara pada sisi
atas bangunan di lantai 2. Proses pendinginan terus
berlangsung melalui ventilasi atap.

c. Dimensi Bukaan
Pada bangunan masjid terdapat 4 tipe bukaan,
yaitu pintu, jendela, ventilasi dinding dan ventilasi
atap. Luas ruang masjid adalah 2.673 m2 dengan
luas bukaan 685,84m2 (26%). Luas bukaan telah
Inlet
memenuhi standar 20% dari luas dinding. Hal ini
menunjukkan bahwa bukaan-bukaan pada
Outlet
bangunan masjid dapat mengoptimalkan energi
Gambar 6. Perletakan dan Orientasi Bukaan MAL angin yang masuk ke dalam bangunan.

Tabel 1. Dimensi Bukaan Masjid Al-Munawarah


b. Lokasi Bukaan
Kode Luas
Tipe Jumlah Dimensi
Lokasi bukaan yang terdapat pada Masjid Al- Tipe
Bukaan Bukaan Bukaan
Bukaan
Munawarah hanya terdapat pada bagian dinding Bukan (m2)
P1 Pintu 2 L = 2 m; 19,2
bangunan. Dinding bangunan masjid terdiri dari 2
T= 4,8m
bagian, yakni dinding banguna pertama yang mana P2 Pintu 2 L= 2 m; 19,2
sisi-sisinya merupakan bagian terluar bangunan dan T= 4,8m
dinding yang lain berada di sisi bangian dalam P3 Pntu 2 L= 4 m; 32
bangunan. Kedu dinding tersebut memiliki bukaan- T= 4 m
P4 Pintu 4 L= 3,25 m; 32,5
bukaan seperti jendela dan ventilasi dengan T= 2,5 m
menggunakan kombinasi masyarabiyah atau sejenis J1 Jendela 68 L= 0,65m 176.8
lubang ventilasi yang sangat mudah untuk T=4m
memasukan energi angin ke dalam bangunan. J2 Jendela 8 L=1,72m; 55,04
T=4m
J3 Jendela 12 L=1,8m; 86,4
T=4m
J4 Jendela 16 L=2m; 128
T=4m
V1 Ventilasi 4 L=2,5m; 35
T=3,5m
V2 Ventilasi 4 L=2m; 19,2
T=2,4m
V3 Ventilasi 22 L=1,5m; 82,5
T=2,5m
Jumlah Luas Bukaan 685,84

Gambar 7. Lokasi Bukaan pada Dinding dan Atap

Bangunan Masjid Al-Munawarah (MAL)


merupakan tipe masjid modern dengan bangunan
berlantai dua. Bukaan-bukaan terdapat pada lantai 1
maupun lantai 2 masjid. Letak bukaan-bukaan
seperti pada ventilasi bawah dan jendela sudah a. Pintu (P1) b. Pintu (P2) c. Pintu (P3) d. Pintu (P4)
mendekati posisi ideal bukaan berada pada Gambar 8. Dimensi Bukaan Pintu MAL
Seminar Nasional Keteknikan (SINTEK) 2018

J1 28 L= 0,65m 72,8
T=4m
J2 4 L=1,72m; 27,52
T=4m
J3 6 L=1,8m; 43,2
T=4m
J4 8 L=2m; 64
T=4m
V1 2 L=2,5m; 17,5
T=3,5m
V2 2 L=2m; 9,6
T=2,4m
a. Jendela (J1) b. Jendela (J2) c. Jendela (J3) d. Jendela (J4)
V3 11 L=1,5m; 41,25
Gambar 9. Diemnsi Bukaan Jendela MAL
T=2,5m
Jumlah 317,72

a. Ventilasi (V1) b. Ventilasi (V2) c. Ventilasi (V3)


Gambar 10. Dimensi Bukaan Ventilasi MAL
e. Tipe Bukaan
Tipe bukaan masjid pada posisi inlet adalah
d. Rasio Bukaan pintu (P1), jendela (J1), jendela (J2), ventalasi (V1),
Standar rasio luas bukaan dengan perbandingan ventilasi (V2), ventilasi atap (V3) ……... Sementara
inlet dan outlet sebaiknya diatas 1:1. Ini bertujuan untuk posisi outlet, terdapat pintu (P2), pintu (P3),
untuk mempercepat pergerakan udara sehingga jendela (J1), jendela (J2), jendela (J3), jendela (J4),
memberikan kenyamanan termal dalam bangunan. ventilasi (V1), ventilasi (V2), ………………. Tipe
Berdasarkan hasil perhitungan dimensi bukaan, inlet yang berbeda akan memberi sudut pengarah
maka diketahui luas inlet adalah 368,12 m2 (54 %) berbeda dalam menentukan arah gerak udara dalam
dan luas outlet 317,72 m2 (46 %). Rasio per- ruang dan efektifitas berbeda dalam mengalirkan
bandingan inlet dan outlet adalah 1,15:1, me- udara masuk/keluar ruang.
nunjukkan bahwa luas inlet lebih luas dibandingkan
luas outlet.

Kode Luas
Jumlah Dimensi
Tipe Bukaan
Bukaan Bukaan
Bukaan (m2)
Inlet P1 2 L = 2 m; 19,2
T= 4,8m
P2 1 L= 2 m; 9,6
T= 4,8m a. Pintu (P1) b. Pintu (P2) c. Pintu (P3)
P3 1 L= 4 m; 16
T= 4 m Gambar …… Tipe Bukaan Pintu
P4 2 L= 3,25 m; 16,25
T= 2,5 m
J1 40 L= 0,65m 104
T=4m
J2 4 L=1,72m; 27,52
T=4m
J3 6 L=1,8m; 43,2
T=4m
J4 8 L=2m; 64
T=4m
V1 2 L=2,5m; 17,5 a. Jendel (J1) b. Jendela (J2) c. Jendela (J3) d. Jendela (J4)
T=3,5m
Gambar …………. Tipe Bukaan Jendela MAL
V2 2 L=2m; 9,6
T=2,4m
V3 11 L=1,5m; 41,25
T=2,5m
Jumlah 368,12
Outlet P2 1 L= 2 m; 9,6
T= 4,8m
P3 1 L= 4 m; 16
T= 4 m
P4 2 L= 3,25 m; 16,25
T= 2,5 m
Seminar Nasional Keteknikan (SINTEK) 2018

namun tidak disertai dengan penomoran.. Heading


level-5 ini digunakan untuk heading“Daftar
Pustaka” dan “Ucapan Terima Kasih”.
Gambar
Gambar dan tabel harus diletakan di tengah
kolom, jika diperlukan gambar dan tabel
diperbolehkan untuk mengunakan 2 kolom. Untuk
f. Pengarah Bukaan memudahkan penataan, gambar dan table yang
Pengarah bukaan yang langsung menghadap mengunakan 2 kolom harus ditempatkan di bagian
arah datangnya angin, dimana posisi timur laut yang atas atau bawah halaman.
tepat berada ditepi pantai sangat menunjang untuk Gambar akan tercetak dengan tinta hitam putih
mengoptimalkan pergerakan angina yang masuk ke sehingga disarankan untuk tidak mengunakan
dalam bangunan. Pengkondisian bangunan dengan gambar berwarna, anda harus memastikan gambar
memanfaatkan energi angina turut membantu dalam yang anda gunakan mampu terlihat dengan jelas
memberikan kenyamanan termal dalam bangunan. walaupun tercetak pada kertas dengan tinta hitam
perbedaan bentuk pengarah akan memberikan pola putih.
aliran udara yang berbeda-beda. Penggunaan Gambar diberi nomor sesuai urutan presentasi
kanopi pada bukaan inlet akan mengarahkan aliran (Gambar 1., dst.). Judul gambar yang diletakkan
udara ke atas dibandingkan bukaan inlet tanpa dibawah gambar dengan posisi tengah (centre
kanopi. justified) jika terdiri atas 1 baris, namun jika terdiri
lebih dari 1 baris maka mengunakan posisi justify.

Tabel
Tabel harus diberi nomor sesuai urutan
presentasi (Tabel 1, dst.). Judul tabel ditulis diatas
tabel dengan posisi rata center (center justified).
TABEL 1. CONTOH TABEL

TableHead TableColumnHead
Tablecolumnsubhead Subhead Subhead
a
Gambar…….. Pengarah Inlet MAL copy Moretablecopy

Pastikan Formula yang didefinisikan telah


memiliki penjelasan atau segera dijelaskan pada
paragraph setelah formula. Gunakan “Eq.1” atau
“Equation1” untuk menjelaskan formula tersebut,
Sistem Ventilasi Alami STM dan MAL yang bukan “(1)”.
Respon Energi Angin

Masjid Masjid Al-


Sultan Munawarah
Ternate
Perletakan
dan orientasi
Lokasi
Bukaan
Dimensi
Bukaan
Rasio Bukaan
Tipe Bukaan IV. KESIMPULAN
Pengarah
Bukaan

Heading Level-5: Heading ini memiliki


karakteristik yang sama dengan heading level-1
Seminar Nasional Keteknikan (SINTEK) 2018

Information Retrieval, ACM Press, Addison


Wasley Longman Limited, New York.
(pustaka dari buku)

V. UCAPAN TERIMA KASIH Farizi, A., dan Button, E., 2011, “Analisis Fitur Kalimat
untuk Peringkas Teks Otomatis pada Bahasa
Ucapan terima kasih kepada LPPM Universitas Java”, Indonesian Journal of Information
Khairun dalam Hibah Fakultas Teknik untuk Systems (IJIS), ISSN 1978-0000 Vol. 5, No.2,
pembiayaan penelitian ini hingga dapat terlaksana Juli 2011 p.60-68. (pustaka dari jurnal)
dengan baik.
Saroge, B., 2013, Penentuan Bobotuntuk Penyeleksian
Kalimat untuk Peringkas Teks Otomatis
berbahasa Mandarin, Seminar Nasional
Matematika dan Aplikasinya. (pustaka dari
seminar)

Khalidan, R., 2012, Pengembangan Perangkat Lunak


Peringkas Dokumen Berbahasa Indonesia,
Laporan Tugas Akhir, Prodi Sistem
Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi,
DAFTAR PUSTAKA(DIBUAT DENGAN HEADING 5) Universitas Airlangga, Surabaya. (pustaka
Daftar pustaka dibuat dengan Times New dari skripsi atau thesis)
Roman 9 normal. Menurut abjad nama akhir
pengarang. Acuan yang tidak dikenal pengarangnya Oracle, 2012. Oracle NoSQL Database [Online]
digolongkan sebagai Anonimus. Available at:
http://www.oracle.com/technetwork/product
s/nosqldb [Accessed 1 April 2013] (pustaka
Baeza-Yates, R. dan Ribeiro-Neto, B. 1999, Modern dari website)

Anda mungkin juga menyukai