Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

ARSITEKTUR TROPIS
RESPON DESAIN BANGUNAN
CORAL TRIANGEL INFORMATION AND LEARNING CENTER
MANADO TERHADAP IKLIM

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

ADINDYA AZZAHRA N.A : F 221 15 036


AYYUNIN MAHARANI RUSLI : F 221 15 009
AGUNG DWI PUTRA : F 221 15 030
REZKI PRAWITA : F 221 15 006
HASMAWULANDARI : F 221 15 011
AINUN RESTIANA : F 221 15 027
JUMRIANI : F 221 15 037
SARILA ASLAM ADNAND : F 221
MUH. JABAL NUR : F 221 12 122
ZULKIFLI : F 221
MOH. ANDRIANTO TADEKO : F 221
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah S.W.T, karena atas ijin dan karunianya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum mata kuliah Arsitektur Tropis.

Bangunan adalah sebuah tempat yang dapat mewadahi aktifitas manusia


atau penggunanya. Bangunan dituntut tidak hanya indah tetapi juga harus nyaman
dan aman bagi penggunanya.

Kenyamanan bangunan dapat diperoleh dari bagaimana respon bangunan


terhadap iklim disekitarnya. Iklim dapat mempengaruhi kondisi thermal di dalam
bangunan. Kondisi thermal ini yang nantinya akan menentukan tingkat
kenyamanan pengguna terhadap bangunan itu.

Sering kali kita menggunakan sebuah bangunan yang tidak sesuai dengan
kondisi iklim di sekitarnya, sehingga kondisi thermal di dalam bangunan menjadi
sangat buruk sehingga pengguna menjadi tidak nyaman.

Laporan ini akan membahas tentang bagaimana respon bangunan terhadap


iklim disekitarnya, objek praktikum kali ini adalah gedung Coral Triangel
Informatio and learning Center ( CTI) yang terletak di kelurahan Kairagi Dua,
kecamatan Mapanget, kota Manado, provinsi Sulawesi Utara.

Terima kasih atas dukungan dari semua pihak sehingga laporan ini dapat
terselesaikan, mohon maaf jika terdapat kekurangan di dalam laporan ini.

Terima kasih
Palu, 14 Juni 2016

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gedung Coral Triangel Information and Learning Center ( CTI


Center) adalah sebuah gedung pusat informasi dan pembelajaran tentang
terumbu karang. Gedung ini terletak di Kota Manado Provinsi Sulawesi
Utara, tepatnya di kecamatan Mapanget kelurahan Kairagi dua.

Gedung ini berlantai 6 dan terbagi atas 3 bagian, yaitu :


1. Bagian bangunan berbentuk bola
2. Bagian bangunan berbentuk persegi
3. Bagian bangunan berbentuk tabung

Alasan memilih gedung ini sebagai objek praktikum adalah bentuk


bangunannya yang menarik dan letak gedung tersebut yang ada di daerah
tropis. Iklim memiliki pengaruh yang besar tehadap bangunan.

B. TUJUAN
Untuk mencapai kompetensi
Untuk mempelajari respon bangunan terhadap iklim
Untuk mempelajari dampak dari bentuk
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

A. IKLIM
a. Pengertian Iklim
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang
penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama ( minimal 30
tahun) dan meliputi wilayah yang luas.Iklim dapat terbentuk karena
adanya:
Rotasi dan revolusi bumi sehingga terjadi pergeseran semu
harian matahari dan tahunan; dan
Perbedaan lintang geografi dan lingkungan fisis. Perbedaan ini
menyebabkan timbulnya penyerapan panas matahari oleh bumi
sehingga besar pengaruhnya terhadap kehidupan di bumi.

b. Iklim Tropis
Tropis dapat diartikan sebagai suatu daerah yang terletak di antara
garis isotherm di bumi bagian utara dan selatan, atau daerah yang
terdapat di 23,5 lintang utara dan 23,5 lintang selatan. Karakteristik
umum iklim tropis adalah
memiliki temperatur yang tinggi,
temperatur dan kelembaban rata-rata harian relatif konstan,
dan range rata-rata
temperatur bulanan adalah sekitar 1-3C. Kelembaban dan
curah hujan tinggi
hampir sepanjang tahun. Relative humidity berkisar sekitar
90 %. Kondisi angin tergantung pada jarak dari laut dan
bisa bervariasi sepanjang tahun. Langit hampir setiap saat
berawan (Givoni,1998).

B. IKLIM DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR


Fungsi utama dari arsitektur adalah harus mampu menciptakan
lingkungan hidup yang lebih baik dengan cara menentang dan
menyesuaikan dengan kondisi iklim yang ada. Guna mencapai kondisi
keseimbangan antara iklim dan arsitektur sulit sekali untuk
diketengahkan, sebab dalam hal ini banyak sekali cabang ilmu yang
terkait.
Keadaan ini telah dikemukakan oleh Richard Neutra dalam
bukunya Survival Through Design, Oxford University 1955: Untuk
perencanaan di masa mendatang selain art dan sains masih banyak lagi
hal-hal yang diperlukan guna menyatukan semua hal yang membentuk
lingkungan manusia tidak akan mungkin berhasil dengan baik tanpa
menggunakan sains yang ada.
Dalam proses perancangan arsitektur pengaruh iklim
dipusatkan pada aspek kenyamanan manusia pada suatu bangunan
dimana aktifitasnya terlaksana. Aspek-aspek tersebut adalah :
1. Radiasi matahari
2. Pergerakan udara
3. Kelembaban udara
4. Curah hujan
5. Suhu udara rata-rata

Faktor-faktor yang mempengaruhi pada perancangan arsitektur


ditinjau dari iklim antara lain;

Orientasi bangunan terhadap lintasan matahari, angin, dan sistem


jalur jalan.
Karakteristik material bangunan terhadap iklim.
Penerangan sekeliling bangunan.
Letak, luas permukaan pada sisi bangunan.
Tinggi bangunan.
Prosentasi luasan penghijauan.copyright
Kepadatan bangunan.

Dari faktor-faktor di atas, pengaruh iklim yang dominan dalam


perancangan arsitektur meliputi panas dan cahaya yang melibatkan sistem
penghawaan dan sistem penerangan

Sistem Penghawaan
Ada 2 prinsip utama dalam penghawaan bangunan guna
mencapai lingkungan yang sesuai untuk penghuninya, yaitu
penghawaan alam dan buatan. Penghawaan alam pada dasarnya
memanfaatkan aliran angin guna pergantian udara pada ruang
dalam bangunan. Aliran angin dapat terjadi melalui dua proses,
yaitu :
Perbedaan tekanan pada dua tempat
Perbedaan suhu udara pada dua tempat
Penghawaan alam pada dasarnya tergantung pada tenaga
angin, maka perancangan penghawaan alam untuk suatu ruangan
dalam merupakan usaha untuk merancang:
Sistem pembukaan
Luas pembukaan
Letak pembukaan
Sedangkan aliran udara di luar sebelum masuk ke dalam
ruangan sangat dipengaruhi oleh :
Sistem lay out kelompok bangunan
Sistem orientasi utama bangunan
Elemen lansekap
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

A. Pemilihan objek

Objek praktikum dipilih melalui proses penyeseuaian antara materi


perkuliahan dan objek praktikum. Gedung CTI and Learning Center ini
pilih menjadi objek praktikum karena beberapa alasan :
Objek terletak di daerah beriklim tropis, yaitu Kota Manado,
Provinsi Sulawesi utara
Bentuk objek yang unik
Orientasi bangunan menghadap timur dan barat

B. Persiapan alat dan bahan

Alat dipersiapkan sebelum melakukan praktikum, berikut ini


adalah alat dan bahan yang akan digunakan :

Alat
1. Handphone
Sebelum praktikum handphone mahasiswa di setting
dengan menggunakan aplikasi pengukur temperatur Smart
Termo dan aplikasi pengukur cahaya cahaya meter
2. Buku
3. polpoint
4. Termometer ruang
5. Camera

Bahan
1. Gedung Coral Triangel Information and Learning Center

C. Cara praktikum

1. Pukul 07.30 wita, dilaksanakan briefing sebelum berangkat ke


lokasi objek, briefing ini dilaksanakan untuk mengarahkan
mahasiswa tentang apa yang akan dilakukan saat praktikum
2. Pukul 08.00 wita, berangkat ke objek praktikum yaitu gedung
CTI and Learning Center.
3. Pukul 08.30 wita, tiba di objek dan melakukan pertemuan
dengan staff pengelola gedung. Pertemuan ini dilaksanakan
untuk mengetahui apa saja yang ada di dalam objek praktikum.
4. Pukul 09.30 membagi kelompok dan titik-titik pengambilan
data temperatur dan cahaya dalam bangunan.
5. Pukul 10.00 melakukan praktikum atau pengambilan data pada
titik-titik yang telah ditentukan.
6. Praktikum dilakukan sejak pukul 10.00 wita sampai pukul
15.00.
7. Pengukuran cahaya dan temperatur dilakukan setiap 30 menit
sekali. Setiap data dicatat.
8. Setelah selesai pengambilan data, pada pukul 15.30 wita
kembali dilakukan pertemuan dengan staff pengelola gedung
untuk mrngucapkan terima kasih atas penyambutan dan ijin
yang diberikan pengelola kepada kami saat melaksanakan
praktikum.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS DESAIN

a. Analisis bentuk bangunan

gambar 1 : fasade gedung CTI and Learning Center


sumber : dokumentasi pribadi

Bangunan ini memiliki bentuk yang sangat unit, sesuai dengan


fungsi bangunan sebagai pusat informasi dan pembelajaran tentang
terumbu karang.

Jika dilihat dari bentuk fasade bangunan, bentuk terumbu karang


tidak begitu terlihat. Dari fasade dilihat bangunan ini terbagi atas tiga
bagian. Yaitu :
1. Bagian bola
2. Bagian koridor
3. Bagian tabung
Bagian tabung
Bagian koridor

Bagian bulat

gambar 2 : bagian bangunan pada fasade


sumber : dokumentasi pribadi
b. Analisis bentuk denah
Gedung Coral Triangel Information and Learning Center ini
miliki 6 lantai dengan denah yang berbeda pada setiap lantai.

Gambar 3 : denah lantai 6


Sumber : dokumentasi pribadi

gambar 4 : denah lantai 5


sumber : dokumentasi pribadi

gambar 5 : denah lantai 4


sumber : dokumentasi pribadi
Gambar 6 : denah lantai 3
Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 7 : denah lantai 2


Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 8 : denah lantai 1


Sumber : dokumentasi pribadi
Jika dilihat dari bentuk denah, terlihat jelas bentuk gedung ini
adalah bentuk terumbu karang (anemon). Bentuk ini sesuai dengan fungsi
dan nama gedung itu sendiri.
B. D
C. PEMBAHASAN

a. Respon Desain Objek terhadap iklim


Bentuk bangunan
Bentuk bangunan yang menyerupai bentuk terumbu karang.
Bentuk bola dapat mengurung panas yang ada dalam bangunan
sehingga ruangan menjadi sangat panas, begitu pula yang terjadi
pada bagian bangunan yang berbentuk tabung. Bentuk bangunan
yang melengkung, memungkinkan sinar matahari mengenai
seluruh bagian bangunan. Pada koridor terjadi kekurangan cahaya
karena ditutupi oleh 2 bagian bangunan.

Orientasi bangunan.
Selain bentuk bangunan, orientasi bangunan sangat
memepengaruhi kondisi temperatur dan cahaya. Pada bagian bola
dan tabung sangat berlebih cahaya dan temperatur. Karena
terletak di arah timur dan barat. Sedangkan koridor yang terletak
di antara dua bangian bangunan ini menjadi sangat kekurangan
cahaya.

Material bangunan
Material yang digunakan bangunan ini, sangat tidak sesuai
dengan kondisi iklim tropis. Material yang banyak digunakan
adalah kaca dan alkopan sebagai pelapis bangian luar bangunan
sangat menunjang panas dari luar untuk masuk ke dalam
bangunan.

Bukaan pada bangunan


Bukaan yang ada pada bangunan sangat minim. Kaca yang
terdapat dalam bangunan sebagian besar tdk dapat dibuka,
sehingga angin tidak dapat masuk ke dalam bangunan.

b. Solusi untuk bangunan


Solusi yang dapat dilakukan terhadap bangunan yaitu :
Memperbanyak vegetasi
Dengan memperbanyak vegetasi akan membuat udara luar
menjadi lebih sejuk.

Roof garden
Membuat taman pada atap bangunan sehingga panas yang masuk
dapat tereduksi.

Pencahyaan dan penghawaan buatan.


Menggunakan pencahayaan dan penghawaan buatan sebagai
pembantu dalam mengatasi permasalahan cahaya dan temperatur
dalam bangunan.
BAB 5
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Iklim sangat berpengaruh terhadap bangunan. Akan terjadi banyak


kesalahan dalam desain jika tidak memperhitungkan kondisi iklim di sekitar
bangunan. Bagitu pula yang terjadi pada bangunan Coral Triangel Information
and Learning Center.

Dengan kondisi iklim yang panas, bangunan di orientasikan pada arah


barat dan timur akan sangat mengurangi kenyamanan dalam bangunan,
bukaan dan material yang digunakan tidak dapat mengurangi panas pada
bangunan

Bangunan yang baik pada iklim tropis dapat diorientasikan pada arah
utara dengan bukaan yang cukup lebar sehingga angin dapat masuk dan
cahaya dapat masuk ke dalam seluruh bagian bangunan.

Selain itu penggunaan material pada bangunan juga sangat


mempengaruhi. Jika iklim panas, sebaiknya menggunakan material yang tidak
cepat menyerap panas.

B. SARAN

Pada bangunan iklim tropis ada baiknya memperhatikan iklim yang


ada pada lingkungan. Sehingga dalam desain tidak terjadi kesalahan. Pada
gedung CTI and Learning center dapat digunakan roof garden pada bangunan
untuk mengurangi panas yang ada
DAFTAR PUSTAKA

1. http://e-journal.uajy.ac.id/2017/3/2TS12441.pdf
2. http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/iklim/pengertian-ciri-ciri-dan-daerah-
sebaran-iklim-tropis
3. http://kopite-geografi.blogspot.co.id/2013/05/iklim-tropis.html

Anda mungkin juga menyukai