Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KONVERSI ENERGI

“SOLAR UPDRAFT TOWER”

OLEH:
ROSARIA ASHARI R.
D411 14 026

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2015/2016
SOLAR UPDRAFT TOWER

Solar Chimney mengkonversikan energi termal surya ke energi kinetik yang akan
dikonversikan menjadi energi listrik dengan menggunakan turbo-generator. Komponen-
komponen utama dalam solar chimney yang terlihat pada gambar 2.4 adalah diameter kolektor
surya besar, turbin, generator dan cerobong (chimney) yang panjang. Penggunaan kolektor
terutama kaca atau lembaran plastik yang berperan sebagai rumah kaca, menjebak panas dan
menyebabkan pemanasan pada ruang dibawah kolektor sehingga terjadi perbedaan temperature
antara udara lingkungan dan udara di dalam sistem yang menyebabkan udara panas mengalir
melalui cerobong. Energi kinetik dari udara yang mengalir menyebabkan turbin yang dipasang
dibawah cerobong berotasi dan menghasilkan daya (Sangi, 2012).

Solar chimney / solar updraft tower adalah pembangkit listrik yang bekerja dengan
memanfaatkan matahari sebagai sumber energi. Salah satu penggagas awal pemanfaatan
teknologi solar chimney untuk membangkitkan  listrik diutarakan oleh Hanns Guntler, seorang
penulis berkebangsaan jerman pada 1931.

Pada tahun 1982, Prof. Dr. Ing. Jorg Schlaigh, seorang engineer Jerman, dengan
dukungan finansial dari pemerintah Jerman, bekerjasama dengan Schaich, Bergerman and
Partners sebuah perusahaan konsultan di bidang structural dan engineering membangun sebuah
prototipe / working model untuk solar chimney power plant. Proyek ini berlokasi di  Manzanares
(Spanyol), 150 km arah selatan dari Madrid, proyek ini beroperasi dengan sukses selama 8 tahun
sebelum akhirnya rusak karena terpaan badai angin. Dengan cerobong setinggi 195 m dan
diameter 10 m, solar chimney power plant ini menghasilkan listrik sebesar 50  KW.

Tahun 1996 Prof. J. Schlaigh menulis buku untuk mempresentasikan teknologi ini
walaupun dalam buku ini juga dijabarkan secara teori mengenai teknologi solar chimney power
plant, namun dasar teori untuk perancangan  solar chimney power plant disempurnakan oleh Von
Backstrom and Cannon A. pada tahun 2000.

Berdasarkan ide dari Prof. J. Schlaigh untuk membangun sebuah cerobong / chimney
setinggi 1000 m dengan penguat beton / reinforced concrete, Enviromission Ltd Australia
bersama Solarmission technologies USA memiliki rencana untuk membangun “Solar Tower”
sebuah Solar Chimney Power Plant dengan kapasitas 200 MW berlokasi di Australia, yang akan
memiliki cerobong setinggi 1000 m, diameter cerobong 130 m dan diameter solar kolektor
sejauh 7 Km ( Namun kemudian rancangan ini di revisi menjadi Solar Chimney Power Plant
dengan kapasitas 50 MW ).

Proyek (  dengan rancangan semula 200 MW ) ini diperkirakan memakan biaya sebesar
700 Juta USD, dan menghasilkan daya listrik sebesar 600 GWh setiap tahunnya. Sebagai
perbandingan, untuk menghasilkan daya 200 MW dengan energi terbarukan lain seperti
pembangkit listrik tenaga angin ( dengan jumlah turbin angin sebanyak 50 buah dengan kapasitas
masing – masing 4 MW )  hanya akan memakan biaya sekitar 200 – 250 Juta USD.
Berikut adalah komponen utama pada sebuah Solar Chimney Power Plant:

1. Kolektor, yang berfungsi untuk menangkap radiasi sinar matahari.  Udara panas yang mengalir
pada Solar Chimney Power Plant dihasilkan dari efek rumah kaca ( greenhouse effect ) melalui
sebuah kolektor yang berupa lembaran  kaca / plastik yang diletakan secara horizontal setinggi 2
sampai 6 meter diatas pemukaan tanah. Semakin dekat dengan cerobong / chimney, semakin
tinggi jarak atap kaca / plastik dengan tanah. Kolektor ini menangkap radiasi sinar matahari,
kemudian meneruskannya untuk memanaskan tanah dibawahnya. Tanah ini kemudian juga
mengalirkan panasnya pada udara diatasnya yang mengalir secara radial dari luar menuju
cerobong. Semakin luas area kolektor, semakin tinggi temperatur udara yang dihasilkan, dan
semakin besar daya listrik yang dapat dihasilkan.

2. Turbin, berfungsi untuk merubah bentuk energi yang terkandung dalam aliran udara pada
Solar Chimney Power Plant menjadi energi mekanik yang berupa putaran / rotasi yang kemudian
digunakan untuk menghasilkan listrik melalui sebuah generator. Turbin pada Solar Chimney
Power Plant secara prinsip sama dengan turbin yang digunakan pada PLTA, dimana kecepatan
aliran udara sebelum dan sesudah turbin sama.

3. Cerobong / chimney, bagian ini adalah komponen utama dari sebuah  Solar Chimney Power
Plant. Peningkatan suhu udara pada kolektor untuk Solar Chimney Power Plant berskala besar
bisa mencapai 35 K, ini dapat menhasilkan kecepatan aliran udara pada cerobong / chimney
sebesar 15 m/s. Semakin tinggi cerobong akan menghasilkan kecepatan aliran udara yang
semakin besar.
4. Energy storage / penyimpan energi. Radiasi sinar matahari yang digunakan untuk menaikan
suhu udara hanya dapat diperoleh pada saat siang hari, lalu bagaimana Solar Chimney Power
Plant dapat beroperasi pada malam hari ? jawabannya adalah energy storage. Komponen ini
berupa tabung hitam / black tube yang tertutup dan diisi dengan air, tidak ada proses penguapan
pada tabung ini sehingga jumlah air didalam tabung tidak akan berubah. Energy storage ini
diletakan diatas tanah, sehingga pada saat siang hari energy storage ini akan menerima energi
radiasi sinar matahari dan menyimpannya. Kemudian pada mamal hari, pada saat kolektor tidak
bekerja, energy storage akan melepaskan energi panas ke udara, sehingga akan tetap terjadi
peningkatan temperatur udara walaupun tidak ada sinar matahari, maka Solar Chimney Power
Plant tetap dapat beroperasi walaupun pada malam hari.

Skema lengkap Solar Chimney Power Plant beserta energy storage-nya adalah seperti ini :

Secara prinsip Solar Chimney Power Plant sama dengan pembangkit listrik hydro, namun
keunggulan dari Solar Chimney Power Plant adalah ia dapat bekerja tanpa ada kerusakan akibat
korosi dan kavitasi, masalah yang sering timbul pada pembangkit kistrik hydro. Untuk mencapai
nilai yang ekonomis, perancangan Solar Chimney Power Plant dapat disesuaikan dengan 
ketersediaan dan harga bahan baku yang diperlukan, Jika harga kaca / plastik untuk kolektor
lebih mahal dibandingkan harga pembangunan cerobong, dapat dibuat Solar Chimney Power
Plant dengan kolektor yang tidak terlalu luas namun dengan cerobong yang cukup tinggi.
Demikian sebaliknya, jika harga kaca / plastik untuk kolektor lebih murah dari biaya pembuatan
cerobong, maka dapat dibangun Solar Chimney Power Plant dengan kolektor yang luas dengan
cerobong yang tidak terlalu tinggi.

Dalam bukunya yang berjudul “Das Aufwindkraftwerk” Prof.Jörg Schleich, Professor di


Universitas Stuttgart-Jerman, menjabarkan tentang teknologi mudah dan murah yang dapat
dikembangkan dinegara berkembang.
Terlepas dari tujuan buku tersebut yang tidak lain adalah untuk mengurangi laju pertambahan
penduduk di negara berkembang, yang akhirnya dapat memicu arus imigrasi ke negara maju,
saya melihat teknologi ini ada kemungkinan dapat dikembangkan di indonesia.

Teknologi ini menggunakan prinsip yang sama seperti pembangkit listrik tenaga air, hanya
sebagai media udara lah yang digunakan untuk menggerakan turbin.

Bagaimanakah prinsip kerjanya??

Pembangkit listrik ini membutuhkan tiga macam komponen dasar, yang terdiri dari
-Atap ( dari gelas atau kaca, sebagai kolektor sinar matahari )
-Turbin
-Cerobong (chimney)

Prinsip Kerja
Udara dalam atap ( kaca) akan dipanaskan oleh cahaya matahari.
Dalam ilmu Fisika, dikenal suatu hukum apabila udara dipanaskan, maka molekul udara tersebut
akan bergerak lebih cepat dan saling bertabrakan hingga volumenya menjadi lebih besar.Karena
jumlah molekulnya sama, maka kepadatannya (Rho) menjadi lebih rendah, akibatnya masa udara
menjadi lebih ringan dan akan mengalir keatas.

Lalu udara panas ini akan mengalir masuk kedalam cerobong.


Didalam cerobong, udara ini memiliki masa jenis yang rendah, akibatnya tekanan udara
dibawahnya menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar, sehingga ada “efek yang
menarik” udara masuk kedalam cerobong. Efek ini menambah kecepatan aliran udara kedalam
cerobong.
Dalam ilmu Fisika efek ini dikenal dengan nama natural draft (chimney effect).

Chimney Effect

Semakin tinggi cerobong maka semakin besar efek yang dihasilkan!

Aliran udara didalam cerobong otomatis akan menggerakan turbin yang terdapat dalam cerobong
(lihat gambar dibawah).
Turbin akan dihubungkan dengan generator, sehingga dapat membangkitkan energi listrik.

Energi listrik yang dihasilkan adalah energi yang ramah lingkungan, karena dalam proses ini
tidak terjadi pembakaran sehingga tidak terdapat gas buang (CO2).

Besarnya energi sinar matahari


Dari keseluruhan sinar matahari yang dipancarkan, 19 %nya diserap oleh atmosphere dan awan ,
26% akan dipantulkan kembali ke angkasa dan sisanya( 55%) datang kebumi sebagai pancaran
sinar langsung (direct radiation)atau pancaran sinar diffusi (akibat terhalang oleh gumpalan
awan).
Total dari pancaran sinar langsung dan sinar diffusi dikenal dengan nama global radiation.
Dari 55% itu, 4% akan dipantulkan dan selebihnya (51%) akan diserap oleh permukaan bumi
(termasuk lautan).
Sinar matahari memiliki intensitas energi sekitar 1370 W/m² (tergantung dari rendah tingginya
permukaan, sudut jatuh). Konstanta ini dikenal dengan “solar constant“..

The World global Solar Energy Map

Keuntungan lain dari teknologi ini adalah dari segi pemanfaatan sinar matahari, dimana
pemanasan udara tidak hanya tergantung terhadap curah sinar matahari langsung (direct
radiation), tapi juga terhadap sinar diffusi (diffuse radiation). Sehingga alat dapat berfungsi
walaupun langit tengah diselimuti awan. Selain itu permukaan bumi menyimpan panas (51%)
dan akan disalurkan kembali pada malam harinya, sehingga alat dapat menghasikan listrik
selama 24 jam!!

Prototype
Tahun 1981 mulai dibangun prototip di Manzanares, terletak 150 Km selatan dari kota Madrid
(Spanyol). Tahun 1986 prototip selesai dibangun dan mulai beroperasi.
Dengan rincian protoptip sebagai berikut,
-Atap kaca berdiameter 240 meter.
-Tinggi cerobong 195 meter dengan diameter cerobong 10 meter, cerobong terbuat dari besi.
-Turbine, Vertikal turbin dengan 4 rotor

Prototip di Manzanares,Spanyol

Prototip untuk tujuan studi hanya dioperasikan selama 3 tahun.


Prototip dioperasikan 32 bulan terus menerus.
Listrik yang dihasilkan sebanyak 50 Kw. ( cukup untuk 50 rumah, tiap rumah 1.000 watt)!!
Selebihnya Prototip masih terus menghasilkan listrik selama tujuh tahun.
Tahun 1989 cerobong rubuh diakibatkan badai angin.

Dengan ukuran diameter atap yang mencapai beberapa kilometer dan tinggi cerobong yang
mencapai 1000 meter dapat dihasilkan listik sebesar 100-200 Mw!!

Untuk membuktikan berfungsinya teknologi tersebut, mahasiswa jurusan teknik Universitas


Braunschweig-Jerman memperagakan demo pembuatan solar chimney. Dengan memanfaatkan
sinar matahari diatas bidang tanah seluas 2×2 Meter, turbin dapat berputar dengan kecepatan
hingga 1.000 rpm.

Proyek masa depan


Perusahaan Australia Enviromission yang bergerak dalam bidang energi alternatif,
merencanakan akan merealisasikan pembangunan solar chimney terbesar di dunia. Dengan tinggi
cerobong yang mencapai 1 Km, dan atap gelas sebagai kolektor sinar matahari seluas 13 Km^2
bangunan ini akan
menelan biaya sebesar 342 juta dollar(? aus atau us dollar).
Daya listrik yang dihasilkan diperkirakan mencapai 200 Mw dan diperkirakan akan memenuhi
kebutuhan listrik sebanyak 200.000 rumah ( 1 rumah = 1.000 Watt)!!

Variasi dari solar chimney


-Floating Solar Chimney
menggunakan prinsip yang sama, hanya cerobong bersifat fleksibel.
Spoiler for :

-Vortex Engine

menggunakan prinsip yang sama, hanya aliran udara panas akan dibuat berputar.

Setelah melihat kemudahan dari teknologi tersebut, tentunya sekarang timbul pertanyaan,
cocokkah teknologi ini untuk diterapkan di Indonesia??

Indonesia

Indonesia adalah negara yang beriklim tropik, dimana temperatur sepanjang tahun konstan,
dengan suhu udara rata-rata 27°C.

Indonesia memiliki curah matahari global yang tidak terlalu tinggi tapi juga tidak rendah.
Dibeberapa tempat hanya sebesar 1050 Kwh/m^2, dilain tempat bisa mencapai 2100 kwh/m^2
pertahun.

Menurut Prof.Jörg Schleich teknologi ini akan berfungsi bagus pada tempat dengan curahan
sinar diatas 1950Kwh/m^2
dan akan sangat bagus pada tempat diatas 2200 Kwh/m^2.

Jadi pada beberapa tempat di Indonesia alat ini akan berfungsi bagus!!
Sekalipun dibawah nilai-nilai tersebut satu hal yang harus kita ingat adalah sinar matahari itu kita
dapatkan secara GRATIS!

Apakah teknologi tidak menghabiskan lahan??

Kalau dibangun secara besar seperti di Australia itu jelas, tapi kenapa kita tidak bangun dalam
skala kecil dan banyak, seperti prototip di Spanyol, atau mungkin lebih kecil lagi.
Sehingga desa-desa terpencil dapat menikmati energi listrik. Selain itu bangunan energi-
alternatif (dengan menggunakan efek rumah kaca) dapat diintegrasikan dengan usaha masyarakat
setempat, seperti pengeringan padi, pengeringan kopi atau perkebunan misalnya.

Kelebihan sistem desalinasi solar chimney :


1.Laju produksi air bersih yang tinggi

2.Dapat menghasilkan daya selain air bersih

3.Biaya produksi air bersih yang lebih rendah

Kelemahan sistem desalinasi solar chimney :


1.Konstruksi sistem kompleks

2.Biaya kolektor surya yang mahal karena dibutuhkan kolektor yang sangat besar

3.Perawatan sistem sangat sulit dan mahal

Anda mungkin juga menyukai