Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PENGGUNAAN WIND TOWER DAN SOLAR CHIMNEY SEBAGAI

SOLUSI PENGHAWAAN ALAMI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

M. Nur Amin S
Mahasiswa Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta
Email: mnuramin@gmail.com

ABSTRACT

The objective of this paper to find solution of natural ventilation use wind tower and solar chimney based on wind
potentials in Special Region of Yogyakarta. The method that was used was analyze wind tower and solar chimney
model based on secondary data such as the result of documentation from The Meteorology, Climatology and
Geophysics. The result of the analysis were (1)the most ideal dimension of wind tower with 6 m high,2 m long and
1 m wide, while of solar chimney with 6 m high, 2 m long and 0,55 m wide. (2)the wind tower material use
styrofoam concrete while for solar chimney use steel/concrete with glaze for facade and head use aluminium.
(3)the head direction of wind tower orientate south and southwest while head direction of solar chimney distance
the direction of wind tower head orientate north and northeast.

Keywords: Model, Wind Tower, Solar Chimney

ABSTRAK

Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui solusi penghawaan alami menggunakan wind tower dan
solar chimney berdasarkan potensi angin yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode yang digunakan
adalah menganalisis model wind tower dan solar chimney dengan menggunakan data sekunder yang berupa
hasil dokumentasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Hasil analisis yang didapatkan yakni (1)dimensi
yang paling ideal untuk wind tower adalah dengan tinggi 6 m, panjang 2 m dan lebar 1 m sedangkan untuk solar
chimney adalah dengan tinggi 6 m, panjang 2 m dan lebar 0,55 m. (2)material penyusun wind tower berupa beton
styrofoam sedangkan untuk solar chimney berupa logam/beton dengan fasad berupa kaca dan head
menggunakan aluminium. (3)arah head wind tower menghadap selatan dan barat daya sedangkan arah head
solar chimney membelakangi arah wind tower yakni utara dan timur laut.

Kata Kunci: Model, Wind Tower, Solar Chimney

PENDAHULUAN

Sektor bangunan gedung (building) merupakan ruangan sebesar 60%, pemanas air sebesar
penyumbang konsumsi energi sekaligus emisi 18%, pendingin dan pemanas makanan
gas rumah kaca paling besar di antara sektor sebesar 6%, pencahayaan sebesar 3% dan
yang lain. Ching (2008: 7) mengemukakan kegiatan lain-lain yang meliputi hiburan dan
bahwa konsumsi energi global yang telekomunikasi sebesar 13%. Paparan data
dibutuhkan pada sektor bangunan gedung tersebut menjelaskan bahwa konsumsi energi
sebesar 48%, kemudian 27% dan 25% sisanya terbesar bukan terletak pada aspek primer
digunakan pada sektor transportasi dan (konstruksi bangunan gedung) melainkan lebih
industri. Sebanyak 48% konsumsi energi pada aspek sekunder dan tersier yang mana
tersebut diketahui bahwa 40% digunakan pada energi pada aspek tersebut sangat
proses perawatan dan pengoperasian memungkinkan untuk dikurangi berbeda
bangunan gedung sedangkan 8% sisanya dengan aspek primer yang harus terpenuhi
digunakan pada proses pembangunan guna tercapainya struktur bangunan gedung
(konstruksi) dan produksi bahan (material). yang aman untuk digunakan.

UNEP (2009: 10-14) melaporkan bahwa Listrik merupakan salah satu energi yang
secara global rata-rata energi yang digunakan terbarukan namun saat ini proses produksi
dalam proses pengoperasian bangunan listrik belum mencerminkan sifat terbarukan.
gedung meliputi: pemanas dan pendingin Laporan FEPM (2013: 6) menyebutkan bahwa

44 INERSIA, Vol. XII No.1, Mei 2016


Penggunaan Wind Tower ... (M. Nur/ hal. 44 - 51)

pada tahun 2012 produksi listrik global 68,1% Kajian ilmiah ini difokuskan pada analisis
berasal dari energi fosil, 16,2% dari air, 10,9% model ventilasi alami internal berupa wind
dari energi nuklir, 2,4% dari energi angin, 0,5% tower dan solar chimney sebagai pengganti air
energi matahari, 1,4% dari biomassa, 0,3% conditioner yang paling tepat digunakan di
dari panas bumi dan 0,2% berasal dari limbah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan berbagai
tak terbarukan. Data tersebut menggambarkan petimbangan yang ada yakni potensi
bahwa produksi listrik dari sumber daya Meteorologis, Geografis dan Klimatologis.
terbarukan hanya 20,8% saja, sedangkan 79% Potensi Meteorologis meliputi suhu, tekanan
sisanya berasal dari sumber daya tak udara, kelembaban, arah angin dan kecepatan
terbarukan. Berdasarkan permasalahan- angin. Potensi Geografis meliputi letak,
permasalahan di atas maka solusi untuk kemiringan dan ketinggian suatu daerah.
mengurangi tingginya konsumsi energi yang
berdampak pada membengkaknya biaya Potensi Klimatologis meliputi iklim yang ada
perawatan gedung adalah meminimalkan pada suatu daerah. Semua potensi yang
penggunaan HVAC (Heating, Ventilation and didapatkan pada akhirnya dijadikan dasar
Air Conditioning). pertimbangan dan analisis dalam penentuan
model ventilasi alami yang paling tepat
Secara geografis Yogyakarta terletak di antara digunakan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gunung dan laut dengan kemiringan yang Dengan adanya kajian analisis ini diharapkan
landai. Potensi sumber daya angin di dapat berkontribusi dalam pengurangan
Yogyakarta yang sangat potensial namun konsumsi air conditioner pada bangunan
masih belum bisa dimaksimalkan gedung di Daerah Istimewa Yogyakarta,
pemanfaatannya dengan baik. Fenomena sehingga dapat membantu dalam
angin laut dan angin darat yang bertiup teratur penghematan energi nasional, peningkatan
pada musim kemarau dan penghujan dengan kesehatan pengguna bangunan gedung,
turbulensi rendah memungkinkan adanya meminimalkan emisi gas rumah kaca dan
solusi permasalahan energi dan emisi gas pengurangan biaya operasi bangunan gedung.
rumah kaca. Temperatur yang tidak terlalu Manfaat teoritis yang diharapkan yakni
ekstrem pada daerah tersebut sangat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
memungkinkan untuk mengurangi penggunaan masyarakat mengenai sustainability building,
AC (Air Conditioner) pada bangunan gedung. penggunaan air conditioner dan potensi
Daerah Istimewa Yogyakarta.

METODE

Metode yang digunakan dalam penyusunan yakni data hasil dokumentasi Badan
karya ilmiah ini adalah dengan melakukan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
analisis sebuah model wind tower dan solar (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta. Jenis
chimney yang paling tepat untuk diaplikasikan penelitian yang digunakan dalam penulisan
di Daerah Istimewa Yogyakarta. Model yang karya ilmiah ini adalah analisis deskriptif, yang
didapatkan meliputi dimensi, material dan mana analisis tersebut diharapkan dapat
perletakan wind tower dan solar chimney. mengungkap dan menjelaskan mekanisme
Analisis yang dilakukan dari data sekunder kerja wind tower dengan lebih mendetail.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data dari BMKG, DIY merupakan cenderung teratur. Dibuktikan dengan arah
daerah yang kaya akan angin dengan angin berasal dari arah tenggara, selatan,
kecepatan antara 13-20 km/jam tiap harinya. barat daya dan barat untuk setiap tahunnya.
Kemudian karena terjadi fenomena angin darat Temperatur yang ada di DIY termasuk dalam
dan angin laut maka turbulensi angin di DIY kategori normal yakni titik terendah berada

INERSIA, Vol. XII No.1, Mei 2016 45


Penggunaan Wind Tower ... (M. Nur/ hal. 44 - 51)

o o
pada 21 C dan titik tertinggi pada 34 C. banyaknya angin yang akan masuk ke dalam
Selanjutnya kelembaban yang terjadi berkisar ruangan.
antara 45% - 98% ini menandakan bahwa DIY
merupakan daerah dengan kelembaban yang Mekanisme kerja dari wind tower dalam
tinggi. memanen udara adalah dengan cara
menampung/memanen angin yang berhembus
Dengan kecepatan angin yang ada maka kemudian menyalurkannya ke dalam ruangan
sangat memungkinkan untuk digunakan sehingga udara di dalam ruangan selalu segar.
natural ventilation berupa yakni wind tower Udara masuk melalui head dan diteruskan
sebagai pengganti air conditioner. Hal ini dalam column. Pada saat berada dalam
terjadi mengingat kecepatan angin di DIY column (menara tegak), udara tersebut
sudah berada di atas ambang batas minimal didinginkan dengan secara konvektif yakni
kecepatan angin untuk membuat wind tower kalor dialirkan pada dinding menara tegak
bekerja yakni di atas 7,2 km/jam (Bahadori dan sehingga udara yang masuk menjadi lebih
Alireza, 2014: 119). Selain itu dengan suhu di dingin. Untuk meningkatkan kecepatan udara
DIY yang cenderung normal (tidak ekstrim) maka luas lubang head dibuat lebih besar dari
sangat memungkinkan untuk menghilangkan pada lubang column. Hal ini sesuai dengan
air conditioner. Dengan kelembaban yang Hukum Bernoulli yakni ketika aliran udara pada
tinggi maka penggunaan wind tower yang ruang tertutup luas penampangnya diperkecil
paling tepat adalah dengan metode kering akan meningkatkan kecepatan udaranya.
atau tanpa aliran air sebagai evaporator. Sehingga apabila luas lubang head dua kali
Kemudian dengan turbulensi angin yang lebih besar dari pada column maka
teratur disetiap tahunnya maka head dari wind kecepatannya pun akan bergerak dua kali
tower menghadap arah datangnya angin lebih cepat. Berikut disajikan gambar
dengan tujuan untuk memanen sebanyak- penampang head tampak atas.

Panjang head

Panjang column

Gambar 1. Tampak a tas penampang wind tower

Fenomena angin laut dan angin darat maka wind tower tidak akan berfungsi. Untuk
memang memiliki keuntungan dalam hal itu sebagai solusi untuk menghasilkan aliran
turbulensi angin yang berhembus, sehingga udara pada kondisi equilibrium tersebut maka
memudahkan untuk menentukan arah dalam pada jalur udara yang kedua digunakan solar
pemanenan angin. Namun fenomena ini juga chimney sebagai passive cooling.
mempunyai kelemahan apabila digunakan
sebagai sumber pendingin ruangan yakni Prinsip kerja solar chimney adalah dengan
mengenai waktu angin berhembus (bergerak). mengeluarkan udara yang terjebak di dalam
Yakni ketika tekanan udara di darat dan di laut ruangan dengan memanfaatkan panas
berada pada kondisi setimbang (equilibrium) matahari. Ketika udara di dalam berhasil
maka aliran udara yang terjadi sangat minim dikeluarkan melalui solar chimney secara
pergerakan, yang mana apabila pergerakan spontan udara dari lubang yang lain akan
udara yang terjadi kurang dari 7,2 km/jam

46 INERSIA, Vol. XII No.1, Mei 2016


Penggunaan Wind Tower ... (M. Nur/ hal. 44 - 51)

secara otomatis masuk sehingga menjadikan Berdasarkan analisis tersebut maka natural
aliran udara pasif. Mekanisme kerja solar ventilation yang digunakan minimal
chimney yakni dengan memanaskan cerobong mempunyai dua jalur udara (lubang). Jalur
dengan panas matahari sehingga udara yang udara yang pertama yakni wind tower yang
berada di dalam cerobong memuai dan massa berfungsi sebagai pemanen udara dan jalur
jenisnya semakin ringan. Ketika massa udara lain adalah solar chimney yang
jenisnya telah ringan maka secara spontan berfungsi sebagai pembuang udara yang ada
akan membuat udara tersebut naik ke atas dan di dalam ruangan.
meninggalkan ruangan. Kemudian posisi yang
ditinggalkan udara yang keluar tersebut Dimensi wind tower: Bahadori dan Alireza
digantikan oleh udara dingin yang datang dari (2014), berpendapat dimensi wind tower yang
wind tower. Sesuai dengan hukum Gay-Lussac paling efektif adalah wind tower dengan
ketika suhu udara dinaikkan maka volume ketinggian column 6 m, panjang penampang
akan meningkat dan tekanan akan menjadi column 2 m, lebar penampang column 1 m dan
semakin kecil. Udara dari wind tower dengan ketebalan dinding sebesar 0,1 m.
mempunyai temperatur dingin sehingga Selanjutnya sudut pada head (wind direction)
o
tekanannya lebih besar dibanding yang berada yang paling optimum adalah sebesar 45 .
di dalam solar chimney, sehingga secara Kemudian Gontikaki dkk dalam reviewnya
spontan udara akan mengalir dari wind tower (2010) menyebutkan bahwa dimensi optimum
menuju solar chimney walaupun kondisi di luar solar chimney pada bangunan sederhana
pada saat itu tidak banyak pergerakan angin. adalah tinggi 6 m, panjang 2 m dan ketebalan
ruangan pemanas (cavity) sebesar 0,55 m.
Prinsip aliran udara dalam ruangan adalah Kemudian Mehani dan Setou (2012: 464)
udara yang masuk sama dengan udara yang dalam penelitiannya melaporkan bahwa tinggi
keluar jadi apabila akan memasukkan udara ventilasi penghubung solar chimney dengan
baru ke dalam ruangan, maka hendaknya ruangan yang paling optimum sebesar 0,2-0,3
udara lama yang telah ada di dalam ruangan m. Berikut disajikan gambar dimensi wind
tersebut dapat dikeluarkan sehingga udara tower dan solar chimney.
baru dapat mengisi posisi udara lama.

Gambar 2. Dimensi Wind Tower

INERSIA, Vol. XII No.1, Mei 2016 47


Penggunaan Wind Tower ... (M. Nur/ hal. 44 - 51)

Gambar 3. Dimensi Solar Chimney

o
Material: Pemilihan material penyusun wind antara material lain yakni sebesar 200 W/m C
o
tower dan solar chimney dipilih berdasarkan dan 84 W/m C. Agar radiasi matahari tidak
fungsinya masing-masing. Wind tower mengurangi kenyamanan pengguna bangunan
berfungsi sebagai insulasi panas dan medium maka antara dinding ruangan dan dinding solar
penyerap panas udara dari luar ruangan, chimney diinsulasi dengan styrofoam. Pada
sehingga material penyusun yang paling baik dinding luar solar chimney hendaknya
adalah material dengan koduktivitas thermal menggunakan kaca sehingga memaksimalkan
rendah yakni beton styrofoam mengingat porsi cahaya matahari untuk masuk dalam
styrofoam dalam beton styrofoam sebesar cerobong.
80% dan konduktivitas thermal styrofoam
o
sendiri sebesar 0,033 W/m C (Taylor, 2002: Selanjutnya pada atap solar chimney
42) atau yang paling rendah di antara material digunakan aluminium (material dengan
konstruksi yang lain. konduktivitas thermal tinggi), tujuannya agar
kalor yang didapatkan dari proses radiasi
Kemudian solar chimney berfungsi sebagai mampu diteruskan ke dalam cerobong melalui
penyerap panas, sehingga material yang proses konveksi sehingga fungsi solar chimney
paling baik adalah material dengan sebagai pemanas udara dapat dimaksimalkan.
konduktivitas thermal yang tinggi seperti besi Selain itu penggunaan aluminium sebagai
dan beton. Menurut Taylor (2002: 42) besi dan head dapat dijadikan sebagai material anti
beton merupakan material konstruksi dengan karat mengingat head berada di luar yang
konduktivitas thermal yang paling tinggi di secara langsung terkena hujan.

48 INERSIA, Vol. XII No.1, Mei 2016


Penggunaan Wind Tower ... (M. Nur/ hal. 44 - 51)

Gambar 4. Material Wind Tower dan Solar Chimeney

Perletakan dan arah head: Mengingat prinsip


kerja head adalah melawan arah angin maka
head dibuat menghadap arah selatan dan
barat daya kemudian pada tengah penampang
diberi pertambatan agar angin yang berasal
dari tenggara dan barat dapat dibelokkan dan
masuk ke dalam ruangan secara maksimal.
Untuk memperjelas uraian berikut disajikan
gambar arah wind tower yang paling tepat di
DIY.
Angin arah
Angin arah Selatan
Tenggara
Selatan Angin arah
Barat daya
Tenggara Barat daya

Timur Barat
Angin arah
Barat
Timut laut Barat laut
Utara

Gambar 5. Arah wind tower

Arah head solar chimney hendaknya dan solar chimney memasukkan udara ke
berlawanan dengan arah wind tower agar dalam ruang maka aliran udara di dalam
ketika fenomena angin laut terjadi solar ruangan tidak akan terjadi karena solar
chimney tidak memasukkan angin ke dalam chimney dan wind tower sama-sama
ruangan. Ketika fenomena angin laut terjadi memasukkan udara. Fungsi lain solar chimney

INERSIA, Vol. XII No.1, Mei 2016 49


Penggunaan Wind Tower ... (M. Nur/ hal. 44 - 51)

adalah sebagai pemanen udara ketika maka window solar chimney ditutup agar
fenomena angin darat terjadi sehingga mampu panas di dalam ruangan tetap terjaga sehingga
membuat sirkulasi udara dan mampu mampu meningkatkan kenyamanan pengguna
mendinginkan udara ketika suhu malam hari ruang. Berikut gambar perletakan wind tower
panas. Apabila suhu pada malam hari dingin dan solar chimney pada bangunan.

Selatan
Tenggara Barat daya
Wind tower
Timur Barat
Tekanan udara tinggi
Timut laut Barat laut
Utara

Aliran udara

Tekanan udara rendah

Solar chimney

Keterangan:
Udara dingin
Udara panas

Gambar 6. Perletakan Wind Tower dan Solar Chimney Pada Bangunan

SIMPULAN

Berdasarkan analisis potensi angin yang ada chimney yang paling ideal adalah logam atau
di Daerah Istimewa Yogyakarta maka didapat beton (bisa juga digabungkan/komposit)
kesimpulan mengenai wind tower dan solar dengan head berupa aluminium dan kaca
chimney sebagai berikut: 1) Dimensi wind sebagai fasadnya; 3) Arah head wind tower
tower yang paling ideal adalah tinggi 6 m, pada bangunan menghadap selatan dan barat
panjang 2 m, lebar 1 m ketebalan dinding 0,1 daya dengan bukaan head lebih lebar dan
o
m, kemiringan head sebesar 45 dan panjang ditengah diberi pertambatan sehingga
head lebih besar dari column. Dimensi solar memungkinkan angin yang datang dari
chimney yang paling ideal adalah dengan tenggara dan barat untuk masuk. Perletakan
tinggi 6 m, panjang 2 m ketebalan ruang wind tower dan solar chimney saling
pemanas 0,55 m dan ventilasi penghubung membelakangi sehingga angin tidak akan
dengan ruang sebesar 0,3 m; 2) Material masuk dari kedua lubang dalam waktu yang
penyusun wind tower yang paling ideal adalah bersamaan.
beton styrofoam dan material penyusun solar

DAFTAR RUJUKAN

[1] Bahadori, Mehdi N. & Dehghani-Sanij, Architecture, Climate and Sustainability.


Alireza. (2014). Wind Towers New York: Springer.

50 INERSIA, Vol. XII No.1, Mei 2016


Penggunaan Wind Tower ... (M. Nur/ hal. 44 - 51)

[2] Ching, Francis D. K. (2008). Building [5] Mehani, Insaf & Settou, N. (2012).
Construction Illustrated Fourth Edition. Passive Cooling of Building by using
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Solar Chimney. International Scholarly
and Scientific Research & Innovation.
[3] FEPM (Foundation Energies Pour Le World Academy of Science, Engineering
Monde), Observ’ER & EDF. (2013). and Technology Vol:6 2012-09-20, 461-
Worldwide Electricity Production From 465.
Renewable Energy Sources Stats and
Figures Series. Observ’ER. [6] Taylor, G. D. (2002). Materials In
Construction Principles, Practice and
[4] Gontikaki, M., Trcka, M. Hensen, J.L.M Performance. England: Longman.
& Hoes, P. (2010). Optimation of a Solar
Chimney Design to Enhance natural [7] UNEP SBCI (United Nations
Ventilation in a Multi-Storey Office Environment Programme Sustainable
Building. Proceedings of 10th Buildings & Climate Initiative). (2009).
International Conference for Enhance Building and Climate Change, Summary
building Operations, Kuwait: ICEBO. for Decision-Maker. United Nations
Environment Programme.

INERSIA, Vol. XII No.1, Mei 2016 51

Anda mungkin juga menyukai