Anda di halaman 1dari 16

STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

Oleh :
- Giska Aftia Ulhaq – 202145500025
- Riska Aryanti – 202145500043
Kelas : SA Arsitektur

FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA ARSITEKTUR


UNIVERSITAS INDRAPASTA PGRI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TINJAUAN UMUM

Semakin tinggi suatu bangunan, aksi gaya lateral menjadi semakin berpengaruh,
sehingga ayunan lateral dari bangunan akan menjadi demikian besar, sehingga pertimbangan
kekakuan, dan kekuatan struktur sangat menentukan dalam desain suatu bangunan. Derajat
kekakuan struktur sangat bergantung pada jenis sistem struktur yang dipilih. Lebih jauh lagi,
efisiensi dari suatu sistem struktur yang dipilih akan sangat bergantung dengan jenis bahan
yang akan digunakan. Dengan demikian jenis sistem struktur yang dipilih haruslah
menghasilkan kekakuan maksimum, tapi dengan massa bangunan yang seminimal mungkin.
Dengan demikian akan dihasilkan sistem struktur yang ringan dan kuat terutama dalam
menahan gaya-gaya lateral pada bangunan terutama gaya akibat gempa.

1.2 LATAR BELAKANG

Bangunan bertingkat adalah bangunan yang mempunyai lebih dari satu lantai secara
vertikal.Bangunan dengan ketinggian di atas 40 meter atau memiliki 21 hingga 29 lantai
digolongkan ke dalam bangunan tinggi karena perhitungan strukturnya lebih kompleks.

Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk
menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah. Fungsi struktur
dapat disimpulkan untuk memberi kekuatan dan kekakuan yang diperlukan untuk mencegah
sebuah bangunan mengalami keruntuhan. Struktur merupakan bagian bangunan yang
menyalurkan beban-beban. Beban-beban tersebut menumpu pada elemenelemen untuk
selanjutnya disalurkan ke bagian bawah tanah bangunan, sehingga beban-beban tersebut
akhirnya dapat di tahan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SISTEM STAGGERED TRUSS

Sistem staggered truss terdiri atas rangkaian rangka batang tersusun (truss), dengan
ketinggian truss setinggi tingkat yang membentang keseluruhan lebar antara dua baris kolom
eksterior dan diatur dalam pola bergantian (staggered) pada garis kolom yang berdekatan.
Pertama kali oleh Departemen Arsitek dan Sipil dari MIT pada tahun 1960-an.

Gambar 1. Sistem struktur staggered truss (Scalzi,1971)

PENERAPAN

Meskipun dalam perkembangan selanjutnya sistem ini kurang populer dibandingkan


sistem rangka pemikul momen (portal), sistem core and outrigger, dan sistem Full Height Truss
Frame (Gordon, 2005), namun sistem staggered truss frame telah diterapkan pada beberapa
proyek pembangunan gedunggedung bertingkat 20 s/d 30 lantai di dunia internasional, seperti
Resort International Hotel di Atlantic City New Jersey (Hassler, 1986), Embassy Suites Hotel
di New York (Brazil, 2000), dan Taj Mahal Hotel di Atlantic City New Jersey (Cohen, 1986).

Gambar 2. Resort International Hotel di Gambar 3. Embassy Suites Hotel di New Gambar 4. Taj Mahal Hotel di Atlantic City
Atlantic City New Jersey (Hassler, 1986) York (Brazil, 2000) New Jersey (Cohen, 1986)
(Scalzi,1971)
KONSEP DASAR

Konsep dasar sistem staggered truss yaitu perilaku keseluruhan kerangka (frame)
sebagai balok kantilever ketika sistem diberi beban lateral (Scalzi 1971). Dalam konteks ini,
seluruh kolom yang terletak pada sisi eksterior dari gedung berfungsi sebagai sayap balok,
sementara truss yang membentang dalam arah transversal pada keseluruhan lebar di antara
kolom berfungsi sebagai badan dari balok kantilever.

Dengan kolom hanya pada sisi eksterior dari gedung dan biasanya kolom interior
dihilangkan, maka sistem staggered truss memberikan suatu bentang lebar yang bebas kolom.
Pengaturan bergantian dari rangka batang tersusun setinggi lantai (floor-deep trusses) terletak
pada levellevel alternatif garis kolom yang berdekatan, yang mengijinkan bentang pelat lantai
adalah sejarak kedua kolom yang menjadi tumpuan truss. Sehingga sistem tersebut
menyediakan kebebasan pengaturan fungsi lantai bagi arsitek.

Gambar 5. Sistem staggered truss diibaratkan sebagai Gambar 6. Pola bergantian truss pada sistem
kantilever vertikal (Scalzi, 1971) (Scalzi,1971) struktur staggered truss

Sistem lantai membentang dari tepi atas salah satu truss ke tepi bawah truss lain yang
berdekatan. Selanjutnya, lantai menjadi komponen utama dari sistem kerangka struktur yang
berperan sebagai suatu diaphragm yang memindahkan gaya geser lateral dari satu garis kolom
ke garis kolom yang lainnya. Jadi memungkinkan struktur berperilaku sebagai single braced
frame, meskipun truss terletak pada dua bidang yang sejajar.

Aksi kantilever dari sistem truss adalah dua bidang (double-planar) yang menyebabkan
beban-beban lateral dapat mengurangi momen lentur yang terjadi pada kolom. Orientasi badan
kolom adalah tegak lurus dengan truss, sehingga tekuk lokal karena hubungan dengan ujung
tepi truss dapat diabaikan. Diperhatikan pula, orientasi sumbu kuat dari penampang melintang
kolom juga harus tersedia untuk sistem kerangka portal dalam arah longitudinal gedung.
Gambar 8. Contoh Denah Staggered Truss
Gambar 7. Aksi double-planar pada sistem
struktur staggered truss

KOMPONEN – KOMPONEN DARI SISTEM STAGGERED TRUSS

1. Kolom

Fungsi kolom pada staggered truss sama dengan fungsi kolom pada sistem struktur umumnya,
yaitu untuk mendukung beban gravitasi total dan beban lateral pada arah transversal dan
longitudinal dari sistem struktur

Beban gravitasi didistribusikan ke kolom dengan cara umum yang dilakukan yaitu berdasarkan
perbandingan luas lantai, yang menerima sejumlah beban reduksi sesuai dengan peraturan yang
ada. Beban gravitasi dipertimbangkan sebagai gaya aksial langsung yang bekerja pada kolom,
akibat hubungan truss pada badan kolom.

Gaya angin atau lateral pada gedung menghasilkan beban langsung pada kolom sebagai hasil
dari aksi sistem double planar truss. Beban kolom dihitung dari momen lentur, M, pada setiap
level, Z, dari ujung dan dapat dirumuskan (Scalzi 1986) sebagai M = ½ WZ2 (1) di mana W
adalah beban angin atau lateral seragam per kaki ketinggian gedung. Untuk beban angin atau
lateral lainnya perhitungan pembanding perlu dibuat. Perhitungan beban angin pada kolom
berdasarkan aksi balom kantilever yang diekspresikan sebagai: P = M/D (2) di mana P = beban
aksial kolom M = momen lentur D = lebar dalam arah transversal Gedung.

Gambar 10. Beban kolom diasumsikan berasal dari


Gambar 9. Elemen Kolom (Hassler, 1986) hubungan tepi atas truss dengan kolom (Scalzi, 1971)
Cara pemilihan penampang kolom sama dengan desain kolom baja (Segui, 2003) pada
umumnya, yaitu berdasarkan pertimbangan beban aksial dan perilaku momen dalam arah
longitudinal dan transversal dari gedung. Penelitian menunjukkan bahwa kolom bagian tengah
menerima 90% beban aksial dan momen dari hubungan tepi atas truss. Selanjutnya, untuk
desain, diasumsikan semua beban kolom bekerja pada hubungan tepi atas truss ke kolom.

2. Spandrel Beams

Spandrel beam merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem lantai untuk membentuk
diafragma, sering disebut sebagai balok tinggi (deep beam). Hubungan yang monolit antara
pelat lantai (slab) dan spandrel akan meningkatkan kekakuan lateral dari sistem lantai dan
mengurangi tegangan pada daerah yang dianggap memiliki beban yang relatif besar. Spandrel
beam juga merupakan bagian dari sistem pemikul momen dalam arah longitudinal gedung,
yang desainnya berdasarkan beban lateral yang paling menentukan pada dua arah gedung.

Pemilihan jenis spandrel beam diawali dari s is i ars it ek t ural dengan mempertimbangkan
juga kekuatan struktural. Kedua komponen spandrel beam yaitu baja struktural dan beton dapat
dipertimbangkan selama keduanya memenuhi persyaratan yang ada. Dimensi penampang
spandrel beam dengan lebar 12 inch (30 cm) dan tinggi 4 feet (120 cm) dianggap cukup
memberikan keuntungan sisi arsitektural dan kekakuan struktural untuk bentang sepanjang 30
feet (9 m). Detail lengkap dari spandrel beam dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Detail Spandrel Beam (Cohen, 1986)

3. Truss

Persyaratan umum untuk rangka batang tersusun setinggi tingkat (the story-deep trusses)
adalah membentang dalam arah transversal dari dimensi gedung, menopang beban gravitasi
secara langsung, dan menyediakan ketahanan yang cukup untuk beban lateral (Scalzi 1986).
Truss harus menyediakan suatu bukaan (opening) dekat pusat bentang untuk koridor dengan
perbandingan lebar dan ketinggian yang cukup. Bagian tepi (atas dan bawah) atau chord dari
truss seharusnya disesuaikan dengan lebar minimum sayap (flens),
dengan tujuan untuk mendapatkan dinding dengan ketebalan minimum dan cukup untuk
menyediakan dudukan bagi sistem lantai.

Agar ekonomis untuk produksi massal, truss seluruh gedung seharusnya identik dalam bentuk
dan jenis elemen, serta desain yang berselang-seling harus dapat mengakomodasikan
perbedaan yang sedikit dalam dimensi elemen.

Gambar 12. Sistem Staggered Truss (Del Savio et al, 2005)

4. Sistem Lantai

Sistem lantai yang digunakan untuk staggered truss umumnya adalah pelat pracetak prategang
(precast prestressed) atau pelat pracetak beton berongga (hollow-core precast concrete planks)
satu arah dengan penambahan topping yang dicetak dan dicor di tempat (cast-in-place concrete
topping). Pelat lantai membentang dari tepi atas salah satu truss ke tepi bawah truss lain yang
bersebelahan. Sistem lantai harus berfungsi sebagai diafragma geser yang menahan gaya
lateral, sehingga sistem sambungan antara pelat harus bersifat rigid dan mampu menyalurkan
gaya geser yang timbul.

Pada Proyek Resort International Hotel menggunakan desain tebal pelat lantai 8 inchi,
sedangkan Proyek Taj Mahal menggunakan tebal pelat lantai 12 inchi pada bagian lantai
tingkat bawah yang berfungsi menahan beban hidup publik dan menggunakan tebal 8 inchi
pada bagian lantai tingkat atas yang berfungsi sebagai hunian. Tebal papan precast yang
digunakan adalah 3 inchi pada bagian ujung dan 5 inchi pada bagian tengah.

Gambar 13. Detail Peletakan Lantai Gambar 14. Detail Sambungan Antar Pelat Lantai
(Cohen, 1986) (Cohen, 1986)
TAHAP KONSTRUKSI STAGGERED TRUSS

Berikut tahap-tahap pelaksanaan konstruksi staggered truss yang harus diperhatikan untuk
menciptakan stabilitas struktur:

1. Pemasangan kolom

2. Pemasangan spandrel beams untuk mengikat kolom-kolom sepanjang sumbu kuat

3. Pemasangan rangka batang baja (steel trusses)

4. Sambungan tepi bawah sebaiknya dibaut kencang penuh setelah beban mati ditambah dari
sistem lantai.

5. Pembautan dengan baut mutu tinggi

6. Pembautan pelat (sebagai pengganti pengelasan pelat) pada truss. Grouting bertujuan
menciptakan sistem bracing, acuan kerja dan lainlain di antara truss, bahkan grouting adalah
kunci joints untuk dapat memberikan pembagian gaya geser pada pelat lantai yang telah
disebutkan sebelumnya.
2.2 SISTEM BELT TRUSS FRAME AND CORE

Sistem struktur belt truss frame dan core merupakan gabungan dari 2 sistem struktur dimana
sistem struktur belt truss berfungsi mengikat kolom fasade ke inti sehingga meniadakan aksi
terpisah rangka dan inti. Pengakuan ini dinamai cap trussing apabila berada pada bagian atas
bangunan, dan belt trussing apabila berada di bagian bawahnya.

Gambar 15. Denah dan potongan sistem belt trussed frame and core

Gambar 16. Denah struktur Gambar 17. Analisis sederhana untuk


penempatan rangka system belt truss

Gambar 18 Bagian dari stucture belt truss yaitu braced core, cup truss dan kolom exterior

Bagian dari sistem strukrur belt truss yaitu braced core, cap truss dan coloum exterior.
Cara Kerja sistem belt truss frame and core Rangka yang diperkaku menjadi tidak efisien lagi
di atas ketinggian 40 lantai karena banyak sekali diperlukan bahan untuk membuat pengaku
yang cukup kaku dan kuat. Efisiensi struktur bangunan akan meningkat sebesar 30% dengan
menggunakan rangka sabuk atau belt truss horisontal untuk mengikat rangka ke inti. Rangka
tersebut diikat secara kaku ke inti dan dihubungkan dengan kolom eksterior. Apabila inti geser
melentur, maka belt truss berlaku sebagai lengan yang menyalurkan tegangan-tegangan aksial
langsung ke kolom luar. Selanjutnya kolom-kolom ini berlaku sebagai strut untuk melawan
lendutan dari inti. Artinya, inti tersebut mengumpulkan gaya geser horisontal, dan rangka sabuk
meneruskan gaya geser vertikal dari inti ke rangka fasade. Dengan demikian bangunan akan
berlaku sebagai suatu kesatuan, serupa dengan tabung kantilever.

Gambar 19

Gambar 20. (a) Bentuk deformasi karakteristik (b) Variasi gaya geser yang dihasilkan interaksi

Perbandingan struktur dengan hanya menggunakan sistem core truss dengan diperkuat dengan
belt trussed frame, sehingga bangunan yang diperkuat dengan belt truss frame menjadi lebih
kaku dan tahan terhadap goncangan.

Jumlah tingkat bangunan yang dapat dibangun dengan rangka baja berdasar sistem strukturnya.
Dapat terlihat sistem belt truss mampu membuat bangunan hingga sekitar 40 lantai.
Gambar 21

Diagram tegangan pada gambar 22 menggambarkan efisiensi relatif dari penggunaan sendi
pada rangka sabuk ke kolom luar dibandingkan dengan mengakukannya. Apabila rangka
tersebut disambung menerus pada kolom, maka seluruh sistem akan berlaku sebagai satu
kesatuan sehingga akan menggunakan hanya sebagian kecil dari kapasitasnya melawan gaya
momen, yang dindingdindingnya (inti) relatif dekat ke sumbu netral bangunan hal ini
dinyatakan pada distribusi tegangan menerus untuk sistem kaku (gambar 22).

Gambar 22

Disisi lain, lengan elastis yang terkantilever dari inti dan disambung dengan sendi ke kolom
luar meningkatkan kapasitas melawan momen pada inti, dan melibatkan kolom eksterior,
seperti pada sistem kaku (Gambar 23 b) akan tetapi, karena sambungan sendi geser tidak
menginduksi momen lentur pada kolom, maka kapasitas aksial dari kolom meningkat. Reaksi
bangunan rangka inti dengan rangka sabuk terhadap pembebanan lateral diberikan pada
gamabar 23. Apabila rangka disendi ke inti suatu struktur, (gambar 23 a), maka inti akan
berlaku sebagai kantilever dan bagian atasnya akan bebas berputar. Rangka ini hampir tidak
melawan gaya rotasi. Apabila rangka ini diikat ke inti dengan menggunakan belt truss ( Gambar
23 b), maka rotasi di bagian atas sistem ini akan ditiadakan karena kolom luar akan mengikat
belt truss tersebut ke bawah, tidak akan ada momen lentur pada kolom. Kekakuan parsial yang
diberikan di bagian atas sistem ini tercermin pada diagram momennya. Sistem ini tidak lagi
berlaku sebagai kantilever murni karena sebagian atasnya terikat, demikianpula bagian
bawahnya. Lendutan yang terjadi berupa kurva s datar dengan momen nol pada titik infleksi.
Momen lentur di bagian dasar bangunan tidak sebesar pada Gambar 23 a.

Kekuatan dan kekauan sistem ini selanjutnya ditingkatkan dengan menambah rangka sabuk
tambahan pada lantai-lantai antara di dalam bangunan ( Gambar 23 c). pada setiap lantai yang
dilengkapi dengan rangka sabuk, rotasi akan dicegah. Kekakan yang terjadi di tempat-tempat
ini akan mengurangi besaran pada diagram momen. Momen lentur di bagian dasar bangunan
tidak sebesar pada gambar 23 a Kekuatan dan kekakuan siste ini selanjutnya ditingkatkan
dengan menambah rangka sabuk tabahanpada tiap lantai-lantai antara di dalam bangunan (
gambar 23 c). pada setiap tingkat yang dilengkapi dengan rangka sabuk, rotasi akan dicegah.
Kekakuan yang terjadi di tempat-tempat ini akan mengurangi besaran pada diagram momen.
Momen lentur di bagian dasar bangunan akan berkurang lagi karena terjadinya pergeseran dari
gaya lateral ke gaya aksial, maka ayunan bangunan menjadi berkurang.

Gambar 23

PENERAPAN BELT TRUSS FRAME AND CORE

Penerapan sistem belt truss pada bangunan bertingkat banyak, pada lantai 41 dan lantai 15
terdapat sistem belt truss, dan terdapat truss untuk mentransfer beban pada setiap 3 lantai,
dengan sistem struktur ini dapat menahan beban dari angin, dimana didapat dari kekakuan yang
diciptakan secara longitudinal dari sistem belt truss

Gambar 24. First Wisconsin Center (Skidmore Owings & Merril Milwaukee, 1974 Gambar 25. Sanghai Tower
2.3 CANTILEVER SLAB

Balok kantilever (Cantilever slab ) adalah balok yang salah satu ujungnya terdapat tumpuan
jepit dan ujung lain menggantung (bebas). Balok kantilever yang menahan beban gavitasi
menerima momen negatif pada keseluruhan panjang balok tersebut. Akibatnya tulangan

balok kantilever ditempatkan pada bagian atas atau sisi tariknya seperti yang diperlihatkan pada
gambar 1 untuk batang seperti pada gambar, momen maksimum terjadi pada penampang di
bagian peletakan. Akibatnya sejumlah besar tulangan diperlukan pada titik ini. Tulangan tidak
tidak dapat hanya sampai pada tumpuan, harus dipanjangkan atau diangkur pada beton di
sebelah luar tumpuan. Perpanjangan ini disebut sebagai panjang penyaluran (development
length). Panjang penyaluran ini tidak harus lurus seperti yang diperlihatkan pada gambar,
karena tulangan akat dikaitkan pada 90 derajat atau 180 derajat

MACAM MACAM BENTUK STRUKTUR KANTILEVER SLAB

Yang dimaksud dengan struktur cantilever struktur kantilever satu sisi dan struktur kantilever
dua sisi adalah kantilever yang terdapat pada bangunan tinggi, yang berstruktur rangka. Jadi
kantilever bukan sebagai struktur utrama tetapi hanya pada tepi banguanan dimana letak kolom
lebih kedalam dari batas lantai dua dinding.

Gambar 26. Macam-Macam Bentuk Struktur Kantilever

Secara umum dapat dijelaskan bahwa kolom sudut itu hanya memikul antara 10-20% dari
beban vertikal yang dipikuloleh kolom-kolom tengah yang memikul posisi paling berat. Hal-
hal diatas itu mendasari adanya kantilever satu sisi dan dua sisi dari ilmu statistika,
pmecahannya dengan melewatkan bagian
bangunan diatas lantai atas sedemikian rupa sehingga kolom-kolom akhir mendapat baban
yang hampir sama dengan kolom-kolom tengah. Semua kolom itu membuat kontras dengan
satu sisi pendek banguanan yang nyatanya tanpa kolom-kolom sudut.

1. Kantilever satu sisi

Gambar 27. Kantilever satu sisi

Kantilever satu sisi berhubungan erat dengan penyusun kembali pada tampak pada sisi
panjang dari sisitem pendek bangunan. Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah sebgai
berikut.

Sebuah balok kantilever yang bebas tidaklah dengan sendirinya bentuk struktur yang fasih.

Dihitungkan bagaimana pembebanannya, dimana menonjolnya, bagaimana menahannya


dan hubungan antara bentangan kantilever dan struktur pendukung.

Balok kantilever dihubungkan secara organis kerangkanya sebab balok kantilever dan rangka
bangunan merupakan satu kesatuan yang kaku dan monolit.

Gamabar diatas menunjukan tampak kerangka dengan jarak kolom yang tepat dan variasi
kantilever serta dengan penyesuaian dengan momen negatife. Momen kantilever di tempat
dukung harus mempunyai hubungan yang amat tentu dengan momen lentur pada balok bentang
lain. kantilever sukar digunakan dalam kontruksi grid sempit. Dalam struktur grid lebar
kantilever dapat dinyatakan dengan kuat dan fasih.

2. Kantilever dua sisi

Gambar 28. Stuktur kantilever dua sisi


Pada gambar diatas menunjukan bagaimana rangka grid lebar membagiratakan beban pada
kolom-kolom berikut yakni kolom sudut mendapat bagian beban yang sama dideretan kolom
tengah.pemberian kantilever pada grid sempit tidak cocok, karena jarak kolom kearah
memanjang terlalu dekat untuk memenuhi keperluan didalam. Pabila dinding tirai dibuat dari
rangka padat, maka akan terkesan berat dan tidak adanya kesatuan antara bagian luar dan
kerangka yang didalam.

POLA PENYEBARAN GAYA PADA STRUKTUR KANTILEVER SLAB

Gaya-gaya yang terjadi akibat beban yang ditimbulkan dapat diabgi menjadi dua yaitu, gaya
vertical dan horizontal. Yang termaksud gaya vertical antara lain sebagian dari beban
konstruksi, beban manusia dan parabot. Sedangkan gaya horosontal ditimbulkan oleh antara
lain beban angin, gempa dan sebagian dari beban konstruksi. Akibat dari gaya lateral yang
diterima oleh kantilever slab adalah:

1. Terjadi lenturan pada core atau kolom


2. Terjadi puntiran pada core atau kolom

Gambar 29.

Gaya lateral berpengaruh pada kekuatan struktur sehingga diperlukan perlakuan khusus
terutama pada elemen yang banyak menahan momen lentur akibat gaya lateral. Yang berfungsi
sebagai elemen pengaku sekaligus elemen tumpuan utama dalam penahanan beban sehingga
kekuatan struktur dapat terjaga.

Gambar 30.

Gambar 30 Proses Penyaluran Gaya-Gaya Pada Bangunan yang Menggunakan Truktur Kantilever)
Gambar 31. Sistem penyebaran gaya pada struktur kantilever dengan sistem kolom

PENERAPAN

Gambar 33 China Central Television


Headquarters by OMA

Gambar 32. MAXXI National Museum of XXI Century


Arts by Zaha Hadid

Anda mungkin juga menyukai