Anda di halaman 1dari 67

BANGUNAN BENTANGAN LEBAR

A. PENGANTAR

A.1. Pengertian Struktur dan Konstruksi

Sebelum mengenal lebih jauh struktur bentang lebar, perlu dipahami dulu
kata-kata yang selalu mengikut di depannya, yaitu kata Struktur dan konstruksi.
Dua kata ini merupakan hal sederhana, namun sering harus diulang untuk
menghindari kesalahpahaman penggunaan kata. Dalam suatu bangunan, struktur
merupakansarana untuk menyalurkan beban dan akibat penggunaan dan atau
kehadiran bangunan ke dalam tanah. Struktur juga dapat didefinisikan sebagai suatu
entitas fisik yang memiliki sifat keseluruhan yang dapat dipahami sebagai suatu
organisasi unsur-unsur pokok yang ditempatkan dalam suatu ruang yang
didalamnya karakter keseluruhan itu mendominasi interelasi bagian-bagiannya(
Shodek, 1998:3). Struktur merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban-
beban (Macdonald, 2001:1). Struktur dianggap sebagai alat untuk mewujudkan
gaya-gaya ekstern menjadi mekanisme pemikulan beban intern untuk menopang
dan memperkuat suatu konsep arsitektural (Snyder&Catanese,1989:359)

Sedangkan konstruksi adalahpembuatan atau rancang bangun serta


penyusunannya bangunan. Ervianto, 2002: 9, menjelaskan bahwa konstruksi
merupakan suatu kegiatan mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil
kegiatan yang berupa bangunan. Dalam artian sederhananya struktur adalah
susunannya dan konstruksi adalah penyusunan dari susunan-susunan,
sehingga dari pengertian tersebut dapat diambil sustu kesimpulan bahwa
konsruksi mencakup secara keseluruhan bangunan dan bagian terkecil atau
detail dari tersebut adalah struktur.

Penafsiran yang lebih luas tentang struktur adalah yang didalamnya alat-alat
penopang dan metode-metode konstruksi dianggap sebagai faktor intrinsik dan
penentu bentuk dalam proses perancangan bangunan.
(Snyder&Catanese,1989:359)

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 1
Berdasarkan buku Sistem Bentuk Struktur Bangunan (Frick, 1998: 28),struktur dan
konstruksi dibedakan berdasarkan fungsinya sebagai berikut:

 Fungsi konstruksi: mendayagunakan konstruksi dalam hubungannya dengan


daya tahan, masa pakai terhadap gaya-gaya dan tuntutan fisik lainnya.
 Struktur: Menentukan aturan yang mendayagunakan hubungan antara
konstruksi dan bentuk. Struktur berpengaruh pada teknik dan estetika. Pada
teknik, struktur berpengaruh pada kekukuhan gedung terhadap pengaruh luar
maupun bebannya sendiri yang dapat mengakibatkan perubahan bentuk atau
robohnya bnagunan. Sedangkan estetika dilihat dari segi keindahan gedung
secara intergral dan kualitas arsitektural.

A.2.Definisi Struktur Bentang Lebar

Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan


ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin.

Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan secara umum menjadi 2 yaitu

 bentang lebar sederhana


Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada
dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak
dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada
Contoh bangunan

Bangunan bentang lebar sederhana

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 2
 dan bentang lebar kompleks.
Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar
yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan
penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.

Bentuk Bangunan Bentang Lebar Kompleks

A.3. Guna dan fungsi bangunan bentang lebar.

Berdasarkan gambar-gambar di atas, bangunan bentang lebar dipergunakan


untuk kegiatan-kegiatan yang membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup
besar,
o untuk kegiatan olah raga berupa gedung stadion,
o pertunjukan berupa gedung pertunjukan,
o audiotorium
o kegiatan pameran atau
o gedung exhibition.

Tingkat kerumitan, masalah dan teknik pemecahan masalah dlm bangunan


bentang lebar, dan struktur yang digunakan pada bangunan bentang lebar

Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu


dengan lainnya. Kerumitan yang timbul dipenaruhi oleh gaya yang
terjadi pada struktur tersebut dan beberapa hal lain yang akan di bahas

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 3
di masing-masing bab. Secara umum, gaya dan macam struktur
bentang lebar dapat dilihat pada gambar di bawah ini: (Frick, 1998)

Dalam Schodek, 1998,struktur bentang lebar dibagi ke dalam


beberapa sistem struktur yaitu:
a. Struktur Rangka Batang dan rangka Ruang
b. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung
c. Struktur Plan dan Grid
d. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent(tenda)
dan net (jaring)
e. Struktur Cangkang

Sedangkan Sutrisno, 1989,membagi ke dalam 3 bagian yaitu:


a. Struktur ruang, yang terdiri atas:
- Konstruksi bangunan petak ( Struktur rangka batang)
- Struktur Rangka Ruang
b. Struktur permukaan bidang, terdiri atas:
- Struktur Lipatan
- Struktur Cangkang
- Membran dan Struktur Membran
- Struktur Pneumatik
c. Struktur Kabel dan jaringan

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 4
B. STRUKTUR BENTANG LEBAR (Schodek, 1998 )

B.1. Struktur Rangka Batang dan rangka Ruang

Rangka batang adalah susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga


atau kombinasi segitiga, sehingga menjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah
bentuk bila diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau
lebih batangnya.

Setiap elemen tersebut dianggap tergabung pada titik hubungnya dengan


sambungan sendi. Sedangkan batang-batang tersebut dihubungkan sedemikian
rupa sehingga semua beban dan reaksi hanya terjadi pada titik hubung.

B.1.1. Prinsip – prinsip Umum Rangka Batang.

a. Prinsip Dasar Triangulasi

Prinsip utama yang mendasari penggunaan rangka batang sebagai struktur


pemikul beban adalah penyusunan elemen menjadi konfigurasi segitiga
yang menghasilkan bentuk stabil. Pada bentuk segiempat atau
bujursangkar, bila struktur tersebut diberi beban, maka akan terjadi
deformasi masif dan menjadikan struktur tak stabil. Bila struktur ini diberi
beban, maka akan membentuk suatu mekanisme runtuh (collapse),
sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut ini. Struktur yang
demikian dapat berubah bentuk dengan mudah tanpa adanya perubahan
pada panjang setiap batang. Sebaliknya, konfigurasi segitiga tidak dapat
berubah bentuk atau runtuh, sehingga dapat dikatakan bahwa bentuk ini
stabil

Pada struktur stabil, setiap deformasi yang terjadi relatif kecil dan dikaitkan
dengan perubahan panjang batang yang diakibatkan oleh gaya yang timbul
di dalam batang sebagai akibat dari beban eksternal. Selain itu, sudut yang
terbentuk antara dua batang tidak akan berubah apabila struktur stabil
tersebut dibebani. Hal ini sangat berbeda dengan mekanisme yang terjadi

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 5
pada bentuk tak stabil, dimana sudut antara dua batangnya berubah
sangat besar.

Pada struktur stabil, gaya eksternal menyebabkan timbulnya gaya pada


batang-batang. Gaya-gaya tersebut adalah gaya tarik dan tekan murni.
Lentur (bending) tidak akan terjadi selama gaya eksternal berada pada titik
nodal (titik simpul). Bila susunan segitiga dari batang-batang adalah bentuk
stabil, maka sembarang susunan segitiga juga membentuk struktur stabil
dan kukuh. Hal ini merupakan prinsip dasar penggunaan rangka batang
pada gedung. Bentuk kaku yang lebih besar untuk sembarang geometri
dapat dibuat dengan memperbesar segitiga-segitiga itu. Untuk rangka
batang yang hanya memikul beban vertikal, pada batang tepi atas
umumnya timbul gaya tekan, dan pada tepi bawah umumnya timbul gaya
tarik. Gaya tarik atau tekan ini dapat timbul pada setiap batang dan
mungkin terjadi pola yang berganti-ganti antara tarik dan tekan.

Penekanan pada prinsip struktur rangka batang adalah bahwa struktur


hanya dibebani dengan beban-beban terpusat pada titik-titik hubung agar
batang-batangnya mengalami gaya tarik atau tekan. Bila beban bekerja
langsung pada batang, maka timbul pula tegangan lentur pada batang itu
sehingga desain batang sangat rumit dan tingkat efisiensi menyeluruh pada
batang menurun.

b. Analisa Kualitatif Gaya Batang

Perilaku gaya-gaya dalam setiap batang pada rangka batang dapat


ditentukan dengan menerapkan persamaan dasar keseimbangan. Untuk
konfigurasi rangka batang sederhana, sifat gaya tersebut (tarik, tekan atau
nol) dapat ditentukan dengan memberikan gambaran bagaimana rangka
batang tersebut memikul beban. Salah satu cara untuk menentukan gaya
dalam batang pada rangka batang adalah dengan menggambarkan bentuk

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 6
deformasi yang mungkin terjadi. Mekanisme gaya yang terjadi pada
konfigurasi rangka batang sederhana dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Metode untuk menggambarkan gaya-gaya pada rangka batang adalah
berdasarkan pada tinjauan keseimbangan titik hubung. Secara umum
rangka batang kompleks memang harus dianalisis secara matematis agar
diperoleh hasil yang benar.

B.1.2. Analisa Rangka Batang

a. Stabilitas

Langkah pertama pada analisis rangka batang adalah menentukan apakah


rangka batang itu mempunyai konfigurasi yang stabil atau tidak. Secara
umum, setiap rangka batang yang merupakan susunan bentuk dasar
segitiga merupakan struktur yang stabil. Pola susunan batang yang tidak
segitiga, umumnya kurang stabil. Rangka batang yang tidak stabil dan
akan runtuh apabila dibebani, karena rangka batang ini tidak mempunyai
jumlah batang yang mencukupi untuk mempertahankan hubungan
geometri yang tetap antara titik-titik hubungnya (Gambar 4.3).

Penting untuk menentukan apakah konfigurasi batang stabil atau tidak


stabil. Keruntuhan total dapat terjadi bila struktur tak stabil terbebani. Pola
yang tidak biasa seringkali menyulitkan penyelidikan kestabilannya. Pada
suatu rangka batang, dapat digunakan batang melebihi jumlah minimum
yang diperlukan untuk mencapai kestabilan. Untuk menentukan kestabilan
rangka batang bidang, digunakan persamaan yang menghubungkan
banyaknya titik hubung pada rangka batang dengan banyaknya batang
yang diperlukan untuk mencapai kestabilan (lihat sub bab 3.6).

Aspek lain dalam stabilitas adalah bahwa konfigurasi batang dapat


digunakan untuk menstabilkan struktur terhadap beban lateral. Gambar 4.4
menunjukan cara menstabilkan struktur dengan menggunakan
batangbatang kaku (bracing). Kabel dapat digunakan sebagai pengganti
dari batang kaku, bila gaya yang dipikul adalah gaya tarik saja. Tinjauan

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 7
stabilitas sejauh ini beranggapan bahwa semua elemen rangka batang
dapat memikul gaya tarik dan tekan dengan sama baiknya. Elemen kabel
tidak dapat memenuhi asumsi ini, karena kabel akan melengkung bila
dibebani gaya tekan. Ketika pembebanan datang dari suatu arah, maka
gaya tekan atau gaya tarik mungkin timbul pada diagonal, sesuai dengan
arah diagonal tersebut. Suatu struktur dengan satu kabel diagonal mungkin
tidak stabil. Namun bila kabel digunakan dengan sistem kabel silang,
dimana satu kabel memikul seluruh gaya horisiontal dan kabel lainnya
menekuk tanpa menimbulkan bahaya terhadap struktur, maka kestabilan
dapat tercapai.

b. Gaya Batang

Prinsip yang mendasari teknik analisis gaya batang adalah bahwa setiap
struktur atau setiap bagian dari setiap struktur harus berada dalam kondisi
seimbang. Gaya-gaya batang yang bekerja pada titik hubung rangka
batang pada semua bagian struktur harus berada dalam keseimbangan,.

c. Metode Analisis Rangka Batang

Beberapa metode digunakan untuk menganalisa rangka batang. Metode-


metode ini pada prinsipnya didasarkan pada prinsip keseimbangan. Metode-
metode yang umum digunakan untuk analisa rangka batang adalah sebagai
berikut :

???? Keseimbangan Titik Hubung pada Rangka Batang

Pada analisis rangka batang dengan metode titik hubung (joint), rangka
batang dianggap sebagai gabungan batang dan titik hubung. Gaya batang
diperoleh dengan meninjau keseimbangan titik-titik hubung. Setiap titik
hubung harus berada dalam keseimbangan.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 8
???? Keseimbangan Potongan

Prinsip yang mendasari teknik analisis dengan metode ini adalah bahwa
setiap bagian dari suatu struktur harus berada dalam keseimbangan. Dengan
demikian, bagian yang dapat ditinjau dapat pula mencakup banyak titik
hubung dan batang. Konsep peninjauan keseimbangan pada bagian dari
suatu struktur yang bukan hanya satu titik hubung merupakan cara yang
sangat berguna dan merupakan dasar untuk analisis dan desain rangka
batang, juga banyak desain struktur lain.

Perbedaan antara kedua metode tersebut di atas adalah dalam peninjauan


keseimbangan rotasionalnya. Metode keseimbangan titik hubung, biasanya
digunakan apabila ingin mengetahui semua gaya batang. Sedangkan metode
potongan biasanya digunakan apabila ingin mengetahui hanya sejumlah
terbatas gaya batang.

???? Gaya Geser dan Momen pada Rangka Batang Metode ini merupakan
cara khusus untuk meninjau bagaimana rangka batang memikul beban yang
melibatkan gaya dan momen eksternal, serta gaya dan momen tahanan
internal pada rangka batang.

Agar keseimbangan vertikal potongan struktur dapat dijamin, maka gaya


geser eksternal harus diimbangi dengan gaya geser tahanan total atau gaya
geser tahanan internal (VR), yang besarnya sama tapi arahnya berlawanan
dengan gaya geser eksternal. Efek rotasional total dari gaya internal tersebut
juga harus diimbangi dengan momen tahanan internal (MR) yang besarnya

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 9
sama dan berlawanan arah dengan momen lentur eksternal. Sehingga
memenuhi syarat keseimbangan, dimana :

E R M = M atau ? = 0 E R M M (4.1)

d. Rangka Batang Statis Tak Tentu

Rangka batang statis tak tentu tidak dapat dianalisis hanya dengan
menggunakan persamaan kesimbangan statika, karena kelebihan banyaknya
tumpuan atau banyaknya batang yang menjadi variabel. Pada struktur statis
tak tentu, keseimbangan translasional dan rotasional (????Fx=0, ????Fy=0,
dan ????Mo=0) masih berlaku. Pemahaman struktur statis tak tentu adalah
struktur yang gaya-gaya dalamnya bergantung pada sifat-sifat fisik elemen
strukturnya.

e. Penggunaan Elemen (Batang) Tarik Khusus : Kabel

Selain elemen batang yang sudah dibahas di atas, ada elemen lain yang
berguna, yaitu elemen kabel, yang hanya mampu memikul tarik. Secara fisik,
elemen ini biasanya berupa batang baja berpenampang kecil atau kabel
terjalin. Elemen ini tidak mampu memikul beban tekan, tetapi sering
digunakan apabila hasil analisis diketahui selalu memikul beban tarik. Elemen
yang hanya memikul beban tarik dapat mempunyai penampang melintang
yang jauh lebih kecil dibanding dengan memikul beban tekan.

f. Rangka Batang Ruang

Kestabilan yang ada pada pola batang segitiga dapat diperluas ke dalam tiga
dimensi. Pada rangka batang bidang, bentuk segitiga sederhana merupakan
dasar, sedangkan bentuk dasar pada rangka batang ruang adalah
tetrahedron. Prinsip-prinsip yang telah dibahas pada analisis rangka batang

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 10
bidang secara umum dapat diterapkan pada rangka batang ruang. Kestabilan
merupakan tinjauan utama. Gaya-gaya yang timbul pada batang suatu rangka
batang ruang dapat diperoleh dengan meninjau keseimbangan ruang
potongan rangka batang ruang tersebut. Jelas bahwa persamaan statika yang
digunakan untuk benda tegar tiga dimensi, yaitu :

Apabila diterapkan langsung pada rangka batang ruang yang cukup besar,
persamaan-persamaan ini akan melibatkan banyak titik hubung dan batang.
bahkan tidak dikehendaki. Apabila kondisi titik hubung aktual sedemikian rupa
sehingga ujung-ujung batang tidak bebas berotasi, maka momen lentur lokal
dan gaya aksialnya dapat timbul pada batang-batang. Apabila momen lentur
itu cukup besar, maka batang tersebut harus didesain agar mampu memikul
tegangan kombinasi akibat gaya aksial dan momen lentur. Besar tegangan
lentur yang terjadi sebagai akibat dari titik hubung kaku umumnya ?? 20%
dari tegangan normal yang terjadi. Pada desain awal, biasanya tegangan
lentur sekunder ini diabaikan. Salah satu efek positif dari adanya titik hubung
kaku ini adalah untuk memperbesar kekakuan rangka batang secara
menyeluruh, sehingga dapat mengurangi defleksi. Merencanakan titik hubung
yang kaku biasanya tidak akan mempengaruhi pembentukan akhir dari
rangka batang.

B.1.3 . Desain Rangka Batang

a.Tujuan

Kriteria yang digunakan untuk merancang juga menjadi sangat bervariasi.


Ada beberapa tujuan yang menjadi kriteria dalam desain rangka batang,
yaitu :

1) Efisiensi Struktural

Tujuan efisiensi struktural biasa digunakan dan diwujudkan dalam


suatu prosedur desain, yaitu untuk meminimumkan jumlah bahan yang

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 11
digunakan dalam rangka batang untuk memikul pembebanan pada
bentang yang ditentukan. Tinggi rangka batang merupakan variabel
penting dalam meminimumkan persyaratan volume material, dan
mempengaruhi desain elemennya.

2) Efisiensi Pelaksanaan (Konstruksi)

Alternatif lain, kriteria desain dapat didasarkan atas tinjauan efisiensi


pelaksanaan (konstruksi) sehubungan dengan fabrikasi dan
pembuatan rangka batang. Untuk mencapai tujuan ini, hasil yang
diperoleh seringkali berupa rangka batang dengan konfigurasi
eksternal sederhana, sehingga diperoleh bentuk triangulasi yang
sederhana pula. Dengan membuat semua batang identik, maka
pembuatan titik hubung menjadi lebih mudah dibandingkan bila batang-
batang yang digunakan berbeda.

b.Konfigurasi

Beberapa bentuk konfigurasi eksternal rangka batang yang umum


digunakan seperti ditunjukan pada Gambar 4.6. Konfigurasi eksternal
selalu berubah-ubah, begitu pula pola internalnya. Konfigurasi-konfigurasi
ini dipengaruhi oleh faktor eksternal, tinjauan struktural maupun konstruksi.
Masing-masing konfigurasi mempunyai tujuan yang berbeda. Beberapa hal
yang menjadi bahasan penting dalam konfigurasi rangka batang adalah :

1) Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal memang bukanlah hal yang utama dalam


menentukan konfigurasi rangka batang. Namun faktor eksternal juga dapat
mempengaruhi bentuk-bentuk yang terjadi.

2) Bentuk-bentuk Dasar

Ditinjau dari segi struktural maupun konstruksi, bentuk–bentuk dasar yang


digunakan dalam rangka batang merupakan respon terhadap pembebanan
yang ada. Gaya-gaya internal akan timbul sebagai respon terhadap momen

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 12
dan gaya geser eksternal. Momen lentur terbesar pada umumnya terjadi di
tengah rangka batang yang ditumpu sederhana yang dibebani merata, dan
semakin mengecil ke ujung. Gaya geser eksternal terbesar terjadi di kedua
ujung, dan semakin mengecil ke tengah.

3) Rangka Batang Sejajar

Pada rangka batang dengan batang tepi sejajar, momen eksternal ditahan
terutama oleh batang-batang tepi atas dan bawah. Gaya geser eksternal
akan dipikul oleh batang diagonal karena batangbatang tepi berarah
horisontal dan tidak mempunyai kontribusi dalam menahan gaya arah
vertikal. Gaya-gaya pada diagonal umumnya bervariasi mengikuti variasi
gaya geser dan pada akhirnya menentukan desain batang.

4) Rangka Batang Funicular

Rangka batang yang dibentuk secara funicular menunjukan bahwa secara


konsep, batang nol dapat dihilangkan hingga terbentuk konfigurasi bukan
segitiga, namun tanpa mengubah kemampuan struktur dalam memikul
beban rencana. Batang-batang tertentu yang tersusun di sepanjang garis
bentuk funicular untuk pembebanan yang ada merupakan transfer beban
eksternal ke tumpuan. Batangbatang lain adalah batang nol yang terutama
berfungsi sebagai bracing. Tinggi relatif pada struktur ini merupakan fungsi
beban dan lokasinya.

c.Tinggi Rangka Batang

Penentuan tinggi optimum yang meminimumkan volume total rangka


batang umumnya dilakukan dengan proses optimasi. Proses optimasi ini
membuktikan bahwa rangka batang yang relatif tinggi terhadap
bentangannya merupakan bentuk yang efisien dibandingkan dengan
rangka batang yang relatif tidak tinggi. Sudut-sudut yang dibentuk oleh
batang diagonal dengan garis horisontal pada umumnya berkisar antara
300 – 600 dimana sudut 450 biasanya merupakan sudut ideal. Berikut ini
pedoman sederhana untuk menentukan tinggi rangka batang berdasarkan

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 13
pengalaman. Pedoman sederhana di bawah ini hanya untuk pedoman
awal, bukan digunakan sebagai keputusan akhir dalam desain.

d. Masalah-masalah pada Desain Elemen

Beberapa permasalahan yang umumnya timbul pada desain elemen


menyangkut faktor-faktor yang diuraikan berikut ini.

1) Beban Kritis

Pada rangka batang, setiap batang harus mampu memikul gaya


maksimum (kritis) yang mungkin terjadi. Dengan demikian, dapat saja
terjadi setiap batang dirancang terhadap kondisi pembebanan yang
berbeda-beda.

2) Desain Elemen, meliputi :

• Batang Tarik

Untuk batang tarik yang relatif pendek, maka tekuk bukan merupakan
masalah sehingga luas penampang melintang hanya bergantung langsung
pada besar gaya yang terlibat dan teganagan ijin material, dan juga tidak
bergantung pada panjang batang tersebut.

• Batang Tekan

Untuk batang tekan, harus diperhitungkan adanya kemungkinan


keruntuhan tekuk (buckling) yang dapat terjadi pada batang panjang yang
mengalami gaya tekan. Untuk batang tekan panjang, kapasitas pikul-beban
berbanding terbalik dengan kuadrat panjang batang.

3) Batang Berukuran Konstan dan/atau Tidak Konstan

Bila batang tepi atas dirancang sebagai batang yang menerus dan
berpenampang melintang konstan, maka harus dirancang terhadap gaya

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 14
maksimum yang ada pada seluruh batang tepi atas, sehingga penampang
tersebut akan berlebihan dan tidak efisien. Agar efisien, maka penampang
konstan yang dipakai dikombinasikan dengan bagian-bagian kecil sebagai
tambahan luas penampang yang hanya dipakai pada segmen-segmen
yang memerlukan.

4) Pengaruh Tekuk terhadap Pola

Ketergantungan kapasitas pikul beban suatu batang tekan pada


panjangnya serta tujuan desain agar batang tekan tersebut relatif lebih
pendek seringkali mempengaruhi pola segitiga yang digunanakan, seperti
ditunjukan pada Gambar 4.7 berikut.

5) Pengaruh Tekuk Lateral pada desain batang dan susunan batang.

Jika rangka berdiri bebas seperti pada Gambar 4.8, maka ada
kemungkinan struktur tersebut akan mengalami tekuk lateral pada seluruh
bagian struktur. Untuk mencegah kondisi ini maka struktur rangka batang
yang berdiri bebas dapat dihindari. Selain itu penambahan balok
transversal pada batang tepi atas dan penggunaan rangka batang ruang
juga dapat mencegah tekuk transversal (Gambar 4.9).

e. Rangka Batang Bidang dan Rangka Batang Ruang

Rangka batang bidang memerlukan material lebih sedikit daripada rangka


batang tiga dimensi untuk fungsi yang sama. Dengan demikian, apabila
rangka batang digunakan sebagai elemen yang membentang satu arah,
sederetan rangka batang bidang akan lebih menguntungkan dibandingkan
dengan sederetan rangka batang ruang (tiga dimensi). Sebaliknya,
konfigurasi tiga dimensi seringkali terbukti lebih efisien dibandingkan
beberapa rangka batang yang digunakan untuk membentuk sistem dua
arah. Rangka batang tiga dimensi juga terbukti lebih efisien bila
dibandingkan beberapa rangka batang yang digunakan sebagai rangka
berdiri bebas (tanpa balok transversal yang menjadi penghubung antar
rangka batang di tepi atas). Hal ini seperti ditunjukan pada Gambar 4.9.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 15
Sumber :

Ariestadi, Dian, 2008, Teknik Struktur Bangunan Jilid 2 untuk SMK, Jakarta
: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 181 – 193.

Sistem rangka ruang dikembangkan dari sistem struktur rangka batang


dengan penambahan rangka batang kearah tiga dimensinya. Struktur
rangka ruang adalah komposisi dari batang-batang yang masing-masing
berdiri sendiri, memikul gaya tekan atau gaya tarik yang sentris dan
dikaitkan satu sama lain dengan sistem tiga dimensi atau ruang. Bentuk
rangka ruang dikembangkan dari pola grid dua lapis (doubel-layer grids),
dengan batang-batang yang menghubungkan titik-titik grid secara tiga
dimensional. Elemen dasar pembentuk struktur rangka ini adalah:

Elemen dasar pembentuk sistem rangka ruang

Sumber: Schodek, 1999

1. Rangka batang bidang

2. Piramid dengan dasar segiempat membentuk oktahedron

3. Piramid dengan dasar segitiga membentuk tetrahedron

Beberapa sistem selanjutnya dikembangkan model rangka ruang


berdasarkan pengembangan sistem konstruksi sambungannya, antara lain:

• Sistem Mero

• Sistem space deek

• Sistem Triodetic

• Sistem Unistrut

• Sistem Oktaplatte

• Sistem Unibat

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 16
• Sistem Nodus

• Sistem NS Space Truss

Analisis Struktur Rangka Ruang

Beberapa faktor yang akan diuraikan berikut merupakan tinjauan desain


pada struktur rangka uang. Faktor-faktor itu antara lain :

• Gaya-gaya elemen struktur

Gambar berikut ini mengilustrasikan gaya-¬‐gaya elemen yang terjadi pada


struktur rangka ruang.

Gaya-gaya pada struktur rangka ruang.

Sumber: Schodek, 1999

• Desai batang dan bentuk

Banyak sekali unit geometris yang dapat digunakan untuk membentuk unit
berulang mulai dari tetrahedron sederhana, sampai bentuk-bentuk
polihedral lain. Rangka ruang tidak harus terdiri atas modul-modul
individual, tapi dapat pula terdiri atas bidang¬-bidang yang dibentuk oleh
batang menyilang dengan jarak seragam.

Jenis-jenis struktur rangka ruang dengan modul berulang

Sumber: Schodek, 1999

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 17
PAR V(BENTANGAN LEBAR)
VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 18
B.2. Struktur Cangkang

B.2.1.pengertian

Cangkang adalah bentuk struktural berdimensi tiga yang kaku dan tipis
serta yang mempunyai permukaan lengkung. Selain dari itu struktur
cangkang merupakan plat yang melengkung ke satu arah atau lebih
yang tebalnya jauh lebih kecil dari pada bentangannya.

Beban-beban yang bekerja pada permukaan cangkang diteruskan ke tanah


dengan menimbulkan tegangan geser, tarik dan tekan pada arah dalam bidang
(in-plane) permukaan tersebut.

Gaya-gaya yang harus didukung dalam struktur cangkang disalurkan secara


merata melalui permukaan bidang sebagai gaya-gaya membran yang diserap
oleh bentuk strukturnya dengan demikian tidak terdapat gaya lintang dan gaya
momen.

Struktur cangkang tipis khususnya cocok digunakan untuk beban terbagi


merata pada atap gedung. Struktur ini tidak cocok untuk memikul beban
tepusat. Struktur ini selalu memerlukan penggunaan cincin tarik pada
tumpuannya.

struktur cangkan dapat sangat tipis dan mempunyai bentangan yang sangat
besar. Perbandingan bentang – tebal sebesar 400 atau 500 dapat saja
digunakan. misanya tebal 3 in (8 cm) dapat digunakan untuk kubah yang
berbentang 100 – 125 in (30 – 38 m). Cangkang tipis ini menggunakan bahan
yang relatif dikembangkan mis : beton bertulang yang didesain khusus untuk
membuat permukaan cangkang.

Bentuk tiga dimensi dapat dibuat dari batang-batang kaku dan pendek. Struktur
seperti ini pada hakikatnya adalah struktur cangkang karena perilaku
strukturalnya dapat dikatakan sama dengan permukaan cangkang menerus
hanya saja tegangannya tidak lagi menerus seperti pada permukaan
cangkang tetapi terpusat pada setiap batang

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 19
Misalnya kubah Schwedler yang terdiri atas jaring-jaring batang bersendi tak
teratur, panjang bentangan ini 132 ft (48 m)

Untuk menghindari kesulitan konstruksi yang ditimbulkan dari penggunaaan


batang-batang yang berbeda dalam membentuk permukaan cangkang, yakni
dapat menggunakan cara lain yang menggunakan batang-batang yang
panjangnya sama misanya kubah Geodesik

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 20
B.2.2. Jenis-jenis struktur Cangkang

 Sruktur Cangkang BolaSTRUKTUR CANGKANG BOLA


 Cangkang Slindris
 Cangkang Hiporbolik Paraboloid

B.2.3. Penerapan Struktur Sheel dalam Bangunan

Contoh:Sydney Opera House

Dibangun pada tahun 1957 di Benellong point. Dibuka pertama kali oleh Ratu
Elizabeth II pada tahun 1973. Bangunan ini digunakan untuk pertunjukan
teater , musik, opera, tarian modern , dll.

Sydney Opera House merupakan bangunan dengan struktur cangkang


berbentuk spherical geometry dengan bentang kurang lebih 185 m dan 120 m
yang terdiri dari ruang-ruang sebagai berikut:
- Concert Hall
- Opera Theatre
- Drama Theatre
- Playhouse, studio, reception hall, foyer
- Studio latihan
- Restoran
- Ruang gantiallet, pameran dan film.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 21
Sydney Opera House berdiri di atas tanah seluas 2,2 Ha dan luas bangunan
1,8 Ha dengan bentang bangunan 185 m x 120 m dan ketinggian atap
mencapai 67 meter di atas permukaan laut. Atap terbuat dari 2194 bagian
beton precast yang masing-masing seberat 15,5 ton. Kesemuanya disatukan
dengan kabel baja sepanjang 350 km. Berat atap keseluruhan mencapai
27.230 ton yang dilapisi 1. 656. 056 keramik Swedia.

Berat bangunan 161.000 ton ditopang oleh 580 kostruksi baja yang ditanam
pada kedalaman 25 m di bawah permukaan laut. Penyangga atap terdiri dari
32 kolom beton yang masing-masing 2,5 meter persegi dengan struktur
dinding curtain wall.

Opera House memiliki lebih dari 1000 ruang yang diantaranya adalah:

 Concert Hall, merupakan ruang utama terbesar denga kapasitas 2679 orang.
 Opera Theatre, terdiri dari 1547 kursi.
 Drama Theatre, dengan kapasitas 544 orang.
 Playhouse, Studio, Reception Hall, Foyer, digunakan untuk seminar, kuliah,
denga kapasitas 398 orang.
 Lima Auditorium, lima studio, empat restaurant, enam bar theatre, 60 ruang
ganti,perpustakaan, kantor administrasi dan ruang utilitas.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 22
B.2.4.Sydney Opera House Ditinjau Dari Struktur Shell

Atap pada merupakan bentuk metafora dengan menerapkan system shell free
form. Dimana bentuk shell yang ada tidak mengikuti pola geometri tetapi
terikat secara structural yang dalam hal ini bentuk geometri tetap ada tetapi
bukan merupakan factor utama.

Shell pada Sydney opera house terbentuk dari proses rotasional kearah
vertical dengan lengkung dua arah (vertical dan horizontal)/ double curved
shell dengan permukaan lengkung sinklastik

Gaya- gaya yang bekerja pada pada tap shell Sydney opera house antara lain
adalah:

1. Gaya meredional,

Gaya meredional pada atap Sydney opera house berasal dari berat itu sendiri
yang kemudian gaya itu disalurkan melalui tulangan baja kekolom penyangga
atap. Gaya meredional yang bekerja pada atap diatasi dengan mempertebal
permukaan dan membentuk permukaannya menyerupai sirip- sirip dengan
tujuan agar permukaan lebih kaku

2. Gaya rotasional,

Gaya rotasional bekerja kearah vertical mengikuti lengkung atap kemudian


beban disalurkan ketanah melaui tiga kolom yang ada. Beban tekan dan tarik
disalurkan melalui tulangan atap.

3. Beban lentur

Pertemuan atap dan dinding dibuat lebih tebal agar dapat menyokong gaya
yang bekerja pada arah vertical dan horizontal dari gaya meredional, yang
juga agar dapat menahan gaya dorong keluar yang terjadi

4. Kondisi tumpuan

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 23
Kondisi tumpuan pada atap Sydney opera house sudah memenuhi syarat
tumpuan layak yang diizinkan untuk shell struktur, yaitu : tumpuan yang
disalurkan kekolom mampu mengerahkan reaksi dari membrane baik itu
reaksi tekan maupun tarik. Perpindahan gaya tekan tarik yang bekerja pada
permukaan cangkang. Perpindahan- perpindahan membrane pada
perbatasan kulit kerang yang timbul akibat tegangan dan regangan
membrane diatasai dengan memperkaku sudut- sudut pertemuan permukaan
shell

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 24
B.3 . STRUKTUR MEMBRAN

B.3.1. PENGERTIAN

Membran adalahstruktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban


dengan mengalami tegangan tarik.Struktur membran adalahsebuah
alternatif untuk struktur bentang lebar yang dapat diterapkan untuk penutup
atap bangunan. Dasar mekanisme pikul beban pada struktur membran
adalah tarik. Membran yang memikul beban tegak lurus terhadap
permukaannya dapat mengalami deformasi secara tiga dimensi (bergantung
pada kondisi tumpuan dan pembebanannya). Aksi pikul beban ini serupa
dengan yang terjadi pada sistem kabel menyilang. Selain tegangan tarik,
terjadi juga tegangan geser tangensial pada struktur membran. Sistem
membran pada bangunan bentang lebar biasanya masih harus dibantu oleh
struktur lainnya seperti kabel atau space frame, karena sistem membran bila
terkena gaya dari angin maka harus ada daya tarik menuju
tumpuan(pondasinya). Sistem membran yang dipakai kebanyakan untuk
bangunan skala besar harus mempertimbangkan bahan tenda dan arah
angin. Tiang-tiang penyangga flaksibel terhadap gaya tekan oleh angin, hal ini
menyebabkan tenda dapat terus berdiri

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 25
Definisi struktur dalam konteks hubungannya dengan bangunan adalah sebagai
sarana untuk menyalurkan beban dan akibat penggunaannya dan atau kehadiran
bangunan ke dalam tanah (Schodeck,1980). Terdapat lima golongan bentuk struktur

Struktur membran terbagi menjadi dua yaitu

 struktur membran tenda dan


 struktur membran pneumatis.

 Struktur Membran Tenda


Struktur jaring merupakan struktur yang menggunakan jaring dari tali-
tali/kabel-kabel sebagai struktur dan pembentuk ruangdilengkapi dengan
bahan penutup ruang (misal tekstil, kaca, fiber).(Salvadory 1986)
Jaring dan membrane tenda sebagai pembentuk ruang dengan tali sebagai
elemen penarik dan perentang tenda.
Untuk struktur-struktur yang mendapat kestabilannya dari gaya-gaya
prategang eksternal, penerapan prinsip desain yang mengharuskan tarik
permukaan harus dipertahankan, pada umumnya mengandung arti bahwa
gaya prategang harus besar dan atau kelengkungan pada permukaan harus
dipertahankan besar.
Daerah yang luas dan datar pada membran biasanya dihindari karena untuk
ini dibutuhkan gaya prategang relatif besar untuk mempertahankan luas
tersebut apabila beban nonnal bekerja padanya. Perlu diingat bahwa apabila
sag kabel mendekati nol, maka gaya tarik kabel akan menjadi besar tak
hingga. Sebaliknya, gaya prategang yang sangat besar diperlukan untuk
mempertahankan kabel pada konfigurasi sag nol dibebani. Fenomena umum
yang sama juga terjadi pada struktur kulit bertegangan. Luasan datar harus
dihindari dengan cara memperhatikan geometri eksak dari permukaan
cangkang. Penggunaan model biasanya berguna untuk mempelajari hal
tersebut pada taraf desain prarencana. Besar gaya prategang yang diberikan
untuk menstabilkan tidak boleh menyebabkan babkan tegangan membran
melebihi kapasitas material yang digunakan untuk struktur berbentang besar,

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 26
biasanya membran terdiri atasjaring kabel baja berjarak dekat yang mampu
memikul gaya prategang relatif besar. Masalah desain yang kritis pada
membran kulit bertegangan adalah kondisi tumpuan atau tepinya,
penggunaan tumpuan titik, misalnya dapat menyebabkan terjadinya
teganggan lokal yang sangat besar pada membran di titik pertemuan
membran dan tumpuan.Ada syarat khusus yang perlu diperhatikan untuk
mengatasi hal ini.

 Struktur Membran Pneumatis

Pneumatic Structure merupakan salah satu sistem struktur yang termasuk


dalam kelompok Soft Shell. Structure yang memiliki ciri khas semua gaya
yang terjadi pada membran-nya berupa gaya tarik. Pada Pneumatic, gaya
tarik terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara di dalam struktur
pneumatic dengan tekanan udara diluar struktur ini.

Pneumatic Structure dibagi dalam dua kelompok besar yaitu


 Air Supported Structure.
 Air Inslated Structure dan

Dari kedua kelompok ini masing-masing dikembangkan dari sisi; olah


bentuk yangbermacam-macam, fungsinya dalam sebuah bangunan, bahkan
kini telah dikembangkan secara vertikal. Pneumatic Structure pada mulanya
hanya dikembangkan sebagai bidang penutup atap dan untuk bangunan
berbentang lebar, sekarang mulai dipikirkan untuk memikul beban lantai pada
bangunan bertingkat sedang (Medium Rise Building). Mencermati
perkembangan pneumatic structure sebagai sistem struktur yang memiliki
bentuk dan sistem kerja yang khas ini, sangatlah menatik. Walaupun
pengembangannya tidak secepat sistem struktur lain yang lebih sederhana,
namun sistem struktur ini ternyata menarik perhatian untuk dikembangkan
karena kekhasannya prinsip kerjanya dan bentuknya yang inovatif.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 27
Ada dua kelompok utama pada struktur pneumatis

a. Struktur yang ditumpu udara (air supported structure)


Air Suppoerted Structure disebut juga Single Membrane Structure karena hanya
menggunakan satu lapis membrane dan membutuhkan tekanan udara yang
rendah (Low Pressure System).
Ciri-ciri dari sistem Air Supported Structure ini adalah
 membutuhkan sedikit perbedaan tekanan udara untuk mengangkat
membran-nya.
 Tekanan udara yang dibutuhkan sekitar 2-20 Psf (pon per feet) di atas
tekanan atmosfir.
 Besarnya tekanan udara ini direncanakan berdasar kondisi angin, ukuran
struktur, kekedapan udara (perembesan udara melalui membran, tipe dan
jumlah jendela/pintu, dsb).
Tekanan udara pada sistem ini mempunyai pengaruh terhadap geometri
membran. Memperbesar radius kurvatur (lengkung) akan menambah kekuatan
membran, pengurangan kekuatan membran (membrane force) dapat dilakukan
dengan mereduksi kurvatur melalui penggunaan kabel atau kolom tarik.
Pada umumnya Air Supported Structure ini dirancang untuk dapat
mengantisipasi pengaruh angin, mengingat beban angin paling besar
pengaruhnya, maka sedapat mungkin gaya kritis angin harus diketahui untuk
menentukan besaran tegangan membrane dan gaya pada angkutnya.
Berdasarkan perhitungan: T = (P1.R)/2, (dimana T = Tegangan pada
membrane, P1 = Tekanan udara di dalam dan R = radius kurvatur), terjadi
sebuah kontradiksi pemborosan, oleh karena itu didapat tinggi kubah optimum
adalah: 20% terhadap bentang, bila tidak menggunakan struktur dasar yang
kaku, dan 6% terhadap bentang, bila menggunakan struktur dasar yang kaku,
untuk menahan gaya positif. Sistem struktur ini membutuhkan angkur pengikat
membran ke tanah dan membutuhkan sistem pencegah kebocoran.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 28
Air Supported Structure mampu mencapai bentang lebih besar dibandingkan
dengan Air Inflated Structure.

Gambar 1. Struktur yang


ditumpu udara (air
supported structure)
Sumber : Schodeck, 1980

b. Struktur yang digelembungkan udara (air inflated structure)

Air Inflated Structure disebut pula Double Membrane Structure dan membutuhkan
tekananudara yang lebih besar dibandingkan dengan Air Supported Structure
sehingga sering disebut jugadengan nama High Pressure System. Tekanan udara
pada sistem ini hanya diberikan padastrukturnya bulan pada space bangunannya,
sehingga pemakai bangunan tidak berada dalam tekanan udara.

Dari sebab itu sistem ini lebihbebas dipakai sebagai penutup space, karenatidak
membutuhkan air lock dan peralatan lain agar struktur ini tetap berdiri. Elemen dari
sistemini lebih berlaku sebagai elemen rigid (kaku), sehingga lebih tahan terhadap
tekuk maupun lendutan (momen) dibandingkan dengan sistem Air Supported
Structure. Sistem struktur ini

membutuhkan tekanan udara sebesar 2-100 Psi(0,2 – 7 Atm) besarnya sekitar 100
sampai 1000kali dibandingkan sistem Air Supported Structure. Karena
membutuhkan tekanan udarayang besar, maka dibutuhkan material membranyang
kuat dan kedap udara. Secara prinsip dapat digunakan untuk elemen batang
(Tubular System) dan elemen bidang (Dual Wall System),Perilaku struktur dengan

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 29
sistem ini sangatkompleks, sehingga sampai sekarang belumdiketahui prosedur
perancangan yang tepat.

Gambar 2. Struktur yang digelembungkan udara (air inflated structure) Sumber :


Schodeck, 1980

1. Proteksi Terhadap Kebakaran Satu hal sangat penting untuk diproteksi dari
struktur pneumatik, selain kebocoran bidang membran yang mengakibatkan
tekanan udara berkurang dan struktur tidak dapat bekerja dengan
semestinya, adalah penanggulangan terhadap bahaya kebakaran. Hal yang
harus perlu diperhatikan dalam pemikiran tentang bahaya kebakaran adalah
sebagai berikut:
o Bahan dari membran terbuat dari bahan sintetik, thermoplastik
alami dan memiliki titik lebur yang rendah. Semua bahan tersebut
mudah terbakar.

o Kestabilan struktur pneumatik dipengaruhi oleh membran-nya yang


harus selalu dalam keadaan kedap udara, terkontrol dan mendapat
cukup tekanan udara sesuai kebutuhan

o Runtuhnya membran akan mengubah konfigurasi bentuk

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 30
bangunan. Kebocoran udara dapat dihalangi dengan melokalisir
keruntuhan. Penurunan ruang bebas bangunan dapat menambah
konsentrasi asap dari satu kasus kebakaran dengan konsekuensi
penurunan jarak pandang dalam bangunan.
o Jalan masuk dan keluar untuk pemakai bangunan harus selalu
dalam kondisi terkontrol dan terawat. Karena jalan ini merupakan
jalan terpenting untuk mengevaluasi para pemakai bangunan.
o Tidak direncanakannya pintu darurat untuk keluar dengan sistem
air lock dapat menambah jumlah lubang-lubang kebocoran pada
membran dan mempercepat keruntuhan struktur ini.
o Sistem pencegah kebakaran aktif merupakan tindakan yang dapat
mencegah keruntuhan yang parah dari struktur. Efektifitas proteksi
dari sprinkler banyak dipengaruhi oleh perubahan geometri
bangunan. Dari pemahaman dasar tentang struktur pneumatik dari
sisi bahan material pendukungnya, kelemahan-kelemahannya,
maka perencanaan sistem pemadam kebakaran dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain:

 Memberi lapisan Polyurethane foam, untuk melapisi bidang-


bidang membran sehingga tidak mudah terbakar oleh api.

 Pemilihan bahan membran yang memiliki titik lebut yang


tinggi seperti; Campuran

 Polyethylene dan PVC memiliki titik lebur antara 100o –


150o C, Polyethylene 341Oc Polyvinyl chloride

 Merencanakan penempatan sprinkler dan memberi partisi


pelindung pada sisi di dalam bangunan dekat membran. Hal
ini dapat dilihat melalui gambar berikut ini.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 31
B.3.2. Sejarah Struktur Membran

Insinyur Rusia Vladimir Sukhov adalah salah seroang yang pertama yang
mengembangkan perhitungan praktis mengenai tegangan dan lendutan pada
struktur lentur, shell dan membran. Shukhov mendesain dan merancang 8 struktur
lentur dan aula pameran berstruktur cangkang tipis pada Nizhny Novgorod untuk
gereja Colonia Guell. Dia menciptakan sebuah model lentur menggantung untuk
menghitung kekuatan tekan dan untuk menentukan kolom dan geometri. (Salvadory
1986)

Konsep berikutnya kemudian dipelopori oleh arsitek sekaligus insinyur Jerman, Frei
Otto, yang pertama kali menggunakan ide konstruksi tensil itu pada aula Jerman
saat Expo 67 di Montreal. Otto kemudian menggunakan ide itu untuk atap Stadium
Olympiade Munich tahun 1972. Kemajuan teknologi yang statis telah meningkatkan
Fair 1896 pada area seluas 27000 m2. Struktur tensil pertama yang menggunakan
membrane secara luas yaitu Syney Myer Music Bowl, baru dibuat pada tahun 1958.
Antonio Gaudi menggunakan konsep kebalikannya popularitas struktur atap
fabrikasi. Material yang ringan membuat konstruksi lebih murah dan mudah daripada
desain standar, terutama ketika ruang terbuka harus tertutup.

 Penerapan Struktur Membran (Tenda) Dalam Arsitektur .

Music Pavilion ini berlokasi di Sun Valley , Idaho , USA. Di bangun tahun 2008.
Bangunan ini merupakan bangunan yang berfungsi sebagai Music Hall. Konsep
bangunan ini terinspirasi oleh tatanan alam dan berfungsi sebagai tempat berkumpul
suatu komunitas tertentu dalam sebuah acara. Pemandangan gunung dan
hamparan langit yang luas, menjadi vocal point dari bangunan tersebut. View buatan
yang ada di sekitarnya merupakan taman berkontur seperti sebuah amphitheatre.
Hal ini memberikan stimulus bagi pengunjung yang datang untuk bersantai dengan
keranjang piknik dan menikmati musik orchestra.

Struktur bangunan terdiri dari struktur yang permanent dan non permanent. Struktur
permanent pada bangunan ini terletak pada bagian panggung, dan fasilitas

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 32
penunjangnya. Struktur non permanent terletak pada atap bagian depan yang
terbuat dari membrane. Pada musim dingin, atap ini tidak di fungsikan, sedangkan
pada musim panas, atap berfungsi untuk menaungi pavilion. Kombinasi antara
Titik Titik
struktur permanent dan non permanent memberikan satu keunikan tersendiri dari
bangunan ini.

Gambar 3: Interior Music Pavilion Sumber : http://www.greatbuildings.com

Gambar 4 : Eksterior Music Pavilion Sumber : http://www.arcspace.com

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 33
Gambar 5 : Bentuk tenda Music Pavilion Sumber : http://www.building.co.uk

Gb 6. Analisis Tumpuan pada struktur bangunan Sun Valley Paviliion

Jenis struktur membrane yang di gunakan merupakan struktur tenda,


denganpendukung tiang lengkung. Terletak pada sambungan antara struktur
permanent dan non permanent pada atap. Tumpuan pada struktur membrane
bangunan Sun Valley Pavillion, menggunakan tumpuan titik deskret dengan titik
tertinggi pada bidang lengkung. Sedangkan titik terendahnya di hubungkan
dengan kabel menuju ke kolom. Gaya pra tegang pada membrane di peroleh
dengan menarik membrane dari titik tertinggi ke titik terendahnya( jacking)

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 34
 Kesimpulan

Sistem membran yang bisa dipakai adalah membran jaring dan


tenda,membranpneumatrik jarang dipakai pada bangunan rendah dan sedang
karena membutuhkan tekanan udara yang menyulitkan dalam aplikasi. Sistem
membran pada bangunan bentang lebar biasanya masih harus dibantu oleh
struktur kabel atau struktur space frame, karena sistem membran bila terkena
gaya dari angin maka harus ada daya tarik menuju tumpuan(pondasinya). Oleh
karena itu kabel berfungsi sebagai penyalur beban,namun untuk srtuktur
membran (tenda) murni maka gaya akan disalurkan langsung
ketumpuan(patok) tanpa bantuan kabel sebagai penyalur.
Contoh pada kemah-kemah kecil dengan bentang kecil. Sistem membran yang
dipakai kebanyakan untuk bangunan skala besar harus mempertimbangkan
bahan tenda dan arah angin.
Tiang-tiang penyangga flaksibel terhadap gaya tekan oleh angin, hal ini
menyebabkan tenda dapat terus berdiri.
Tiap gaya yang terjadi pada jaring(tenda) akan disalurkan ke kabel-kabel silang
di bagian bawah jaring yang kemudian disalurkan menuju tiang dan disalurkan
ke kabel dan tanah.
Pada bagian tertentu ada pula gaya yang langsung disalurkan menuju kabel
dan tanah tanpa melalui tiang penyangga.

Daftar
Schodeck, Daniel L; 1980, Structure, USA Prantise Hall- Inc Sutrisno, R;
1983,Bentuk Struktur Bangunan Dalam Arsitektur Modern, Gramedia, Jakarta
Salvadori, Mario, M. Levy,1986, Desain Struktur Dalam Arsitetektur
(Terjemahan), Erlangga, Jakarta www. greatbuildings.com
www.arcspace.com/architects/shigeru_ban/m etz_index.html
www.building.co.uk/story.asp?storycode=100 0620
www.designboom.com/contemporary/metz_ p.html www.designbuild-
network.com/projects/centre_pompido/

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 35
 Proses instalasi struktur tenda pada beberapa kasus bangunan.

Gambar 1.4 Bagan Pembagian Jenis Struktur Membran

Terdapat tiga istilah yang terkait dengan struktur membran, yaitu: membran, tents
(tenda), dan jaring. ‘Membran’ adalah lembaran tipis yang fleksibel dan ‘Tents’ atau
tenda biasanya dibuat dari permukaan membran. Bentuk sederhana maupun
kompleks dapat dibuat dengan menggunakan membran-membran. Sementara itu,
‘Jaring’ adalah permukaan tiga dimensi yang terbuat dari sekumpulan kabel
lengkung yang melintang. Jaring dapat dianalogikan sebagai kulit membran. Dengan
mengatur bukaan jaring divariasikan sesuai keperluan, sangat banyak bentuk
permukaan yang dapat diperoleh. (Schodek, 1998)

Cara kerja struktur membran adalah dengan memanfaatkan gaya tarik dan tekan
pada sebuah membran. Menurut Schodek (1998) terdapat dua kelompok besar
sistem penguatan membran yaitu: struktur prategang dan struktur membran
berrangka dalam. Struktur prategang dibagi menjadi dua yaitu struktur pneumatik
dan struktur tenda. Struktur pneumatik adalah struktur membran yang bekerja
dengan memberikan gaya internal pada membran hingga membentuk volume
tertutup (seperti balon), sementara struktur tenda adalah struktur membran yang
bekerja dengan memberikan gaya eksternal yang menarik membran (seperti tenda
pramuka). Struktur pneumatik terbagi lagi menjadi dua, yaitu: air-supported structure
dan air-inflated structure. Pada air-supported structure udara mengisi seluruh

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 36
volume internal (dapat diibaratkan pengguna berada di dalam balon), sementara
pada air-inflated structure udara diisolasi diantara membran rangkap yang diberi
tekanan (dapat diibaratkan pengguna dinaungi atap yang terbuat dari balon).

Struktur tenda adalah struktur membran yang bekerja dengan memberikan gaya
eksternal yang menarik membran. (Schodek, 1998) Salah satu cara untuk
memberikan prategang pada membran adalah dengan memberikan gaya jacking
yang cukup untuk tetap menegangkan membran pada berbagai kondisi
pembebanan yang mungkin terjadi. Gaya jacking berasal dari kata ‘jack’ yang berarti
dongkrak. Prinsip kerja dari struktur membran prategang ini adalah
mempertahankan semua permukaan membran mengalami tarik dalam semua
kondisi pembebanan.

 Proses Konstruksi Struktur Tenda

Di bawah ini adalah proses konstruksi struktur tenda menurut spesifikasi struktur
tenda yang dikeluarkan oleh Eide Industries, Inc.

1. Pre-fabrikasi Membran

Hal yang pertama dilakukan sebelum konstruksi adalah proses pembuatan


membran. Membran dibuat dalam pabrik membran yang terstandarisasi. Pertama-
tama, pada lembaran membran dicetak pola-pola yang diinginkan menggunakan
CNC (Computer Numerical Controller) Plotter. CNC Plotter ini adalah plotter yang
dapat terhubung dengan CAD Program sehingga cetakan dapat disesuaikan dengan
desain. (Wikipedia, 2011) Setelah pola dicetak, membran dipotong menggunakan
pemotong laser dan dilengkapi dengan lubang-lubang tertentu sesuai desain
membran tersebut. Di samping itu, dibuat pula joint atau sambungan khusus untuk
membran tersebut dengan menggunakan proses produksi pabrik yang
terstandarisasi. Setelah setiap komponen diproduksi, membran dan kelengkapannya
dikemas dan dikirim menuju lokasi konstruksi.

2. Konstruksi

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 37
Proses konstruksi struktur tenda terdiri dari persiapan lahan, pemancangan pondasi
dan struktur pendukung, penyusunan, pemasangan dan penarikan, pengujian, dan
pengevaluasian. Persiapan lahan dilakukan untuk membersihkan lahan yang akan
dibangun sebelum dilakukan konstruksi. Kemudian setelah lahan disiapkan,
dilakukan pemancangan pondasi dan struktur pendukung seperti tiang-tiang,
sambungan, dan kabel. Setelah itu barulah dilakukan penyusunan membran,
pemasangan, dan penarikan membran. Proses penyusunan dan penarikan ini harus
diawasi serta dilakukan atas persetujuan ahli struktur yang bertanggung jawab. Di
samping itu juga harus dilakukan dalam cuaca yang paling tenang agar kerusakan
pada saat pemasangan dan penarikan dapat diminimalisir. Setelah memban ditarik,
dilakukan pengaturan tarikan agar tidak terjadi kelebihan tarikan pada titik-titik
tertentu. Dan terakhir, dilakukan pengujian, pengevaluasian dan pelaporan
mengenai proses konstruksi yang telah dilakukan.

3. Contoh Kasus Struktur Tenda (Tensile Structure)

o Carlos Moseley Music Pavilion, New York, 1991

Bangunan ini befungsi sebagai wadah pertunjukan musik yang


dapat dipindahkan dan dibongkar pasang dalam beberapa jam.
Proses pemindahannya saja akan memerlukan tujuh buah truk: tiga
di antaranya membawa tiga buah rangka truss sepanjang 20 meter
dan empat truk lain membawa membran beserta perlengkapan
lainnya. Proses konstruksi pavilion ini dimulai dengan pemasangan
rangka truss membentuk semacam tripod untuk menopang tenda.
Pemasangan truss tersebut dimulai dengan meletakkan ujung dari
dua truss pertama di titik-titik yang ditentukan, kemudian dibangun
panggung berukuran 12 x 24 meter di antara kedua titik tersebut.
Lalu dibangun pula bantalan pondasi berukuran besar untuk
menopang pompa hidrolik yang mendongkrak kedua truss melintasi
panggung dan menempelkan kedua ujungnya satu sama lain. Kedua
ujung truss ini ditempelkan, dikunci menjadi satu, dan digabungkan

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 38
dengan rangka truss ketiga yang masih terlipat. Truss ketiga ini
kemudian ikut mendongkrak kedua batang truss lain perlahan-lahan
menjadi tegak. Saat posisi struktur setengah tegak, membran
dipasang pada kabel-kabel. Terakhir, struktur tuss dinaikkan kembali
sehingga menarik dan menegangkan membran penutup sesuai
rancangan.

Gambar . Interior Pavilion

Gambar 3 2. Proses instalasi struktur Carlos Moseley Music Pavillion


(arquiteturaefemera.blogspot.com)

o William Hutton Younger Dynamic Earth Centre

Bangunan ini merupakan sebuah paviliun raksasa yang


menggunakan struktur tenda dan berdinding kaca. Denah paviliun ini
berbentuk oval dan terletak di atas banguanan ekshibisi setinggi dua

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 39
lantai. Proses konstruksinya adalah dengan membuat jangkar-
jangkar disekeliling profil atap. Jangkar tersebut nantinya akan
digunakan untuk menahan susunan kabel yang menempel pada
membran atap. Setelah jangkar dibuat, dibangun tiang-tiang
sebanyak 2 x 4 buah untuk nantinya memberikan gaya jacking.
Kemudian disusun membran dan kabel-kabel di tengah area. Kabel-
kabel ditegangkan (diganjal) dengan tiang-tiang sehingga membran
atap terangkat, lalu ujung dari tiap-tiap kabel tersebut kemudian
dikunci pada jangkar.

Gambar . Struktur Tenda Younger Dynamic Earth Centre (scotish-places.info)

Gambar .Tampak Atas Bangunan

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 40
4. Contoh Kasus yang Bukan Termasuk Struktur Tenda

Bangunan-bangunan di Indonesia yang menggunakan struktur tenda


sebagian besar menggunakan rangka kaku untuk menopang membran,
Struktur semacam itu tidak dapat dikategorikan sebagai struktur tenda
(tensile structure). Contoh bangunan dan cara konstruksinya adalah
sebagai berikut:

o Margo City, O-Zone Conector Tent

Bangunan ini berlokasi di Jl. Margonda Raya, Depok Indonesia dan


dikonstruksi oleh salah satu kontraktor lokal yang berspesialisasi pada
struktur membran. Namun struktur membran yang digunakan pada
bangunan ini bukan termasuk Tensile Structure, melainkan struktur
membran dengan rangka kaku pendukung. Cara konstruksinya adalah
dengan mendirikan pondasi dan rangka kaku pendukung, kemudian
menegangkan permukaan membran pada rangka tersebut. Sistem
struktur ini tidak memberikan gaya jacking pada membran seperti
halnya yang terjadi pada struktur tenda. Oleh karena itu kedua sistem
struktur ini sama sekali berbeda satu sama lainnya.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 41
o Struktur Atap Khan Satyr

Khan Satyr adalah bangunan yang berfungsi untuk memnuhi kebutuhan seluruh
warga Kazakhstan. Bangunan ini menggunakan penerapan sistem struktur kabel
dan membran.
Terdapat fasilitas mini golf, pusat perbelanjaan dan komersil, taman kota, arung
jeram dan resort, pantai buatan juga sungai buatan. Dirancang sedemikian rupa
untuk memenuhi kebutuhan warga Kazakhstan.

Struktur atap pada bangunan Khan Satyr menggunakan struktur membran berupa
ETFE. Membran ini ditopang menggunakan struktur berupa jaringan kabel. Bahan
membran yang transaparan memungkinkan sinar dan cahaya matahari dapat masuk
ke dalam bangunan sehingga menciptakan suasana di dalam bangunan serasa
seperti alam terbuka, terutama untuk fasilitias pantai buatan dan mini golf

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 42
Bangunan bagian atas merupakan bangunan utama dengan atap berupa membran-
transparan dengan ketinggian penyangga membran hingga 150
meter dari permukaan tanah. Posisinya tepat berada di atas bangunan bagian bawa
h

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 43
5. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pembahasan beberapa kasus di atas dapat disimpulkan bahwa secara


umum proses konstruksi struktur tenda secara berurutan adalah pemasangan
pondasi dan penopang, penyusunan membran, pemasangan kabel dan elemen
pendukung, penarikan dan penegangan, serta pengevaluasian. Poin penting dari
proses konstruksi sistem tenda adalah pemberian gaya jacking dalam pemasangan
tiang penopang dan penarikan kabel-kabel. Setiap proses pemasangan dan
penarikan membran harus dilakukan atas persetujuan ahli struktur dan dievaluasi
sehingga tidak terjadi kelebihan tegangan pada membran.

Untuk memahami sistem struktur tenda dengan baik, perlu diperhatikan perbedaan
antara tenda sebagai material dan tenda dalam sistem struktur tenda. Suatu
bangunan dapat dikatakan menggunakan struktur tenda apabila melibatkan gaya
jacking pada strukturnya. Apabila prinsip ini dipahami, diharapkan tidak lagi terjadi
‘bias’ dalam pembahasan arsitektur mengenai struktur tenda.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 44
Daftar Pustaka

Lyall, Sutherland. 2001. Master of Structure: Bangunan dengan Struktur Innovatif


Terkini. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Otto, Frei, ed. 1962. Tensile Structures. Massachusetts: MIT Press.

Schodek, Daniel L. 1992. Struktur. Jakarta: Erlangga

Eide Industries, Inc. 2007-2011. Tensioned Fabric Structures (TFS) Specification.

http://www.tensionstructures.com/specification.htm

http://en.wikipedia.org/wiki/Fabric_structure

http://www.jjcarter.com/tensile-fabric-structures

Spesialis Struktur Tenda Membrane

Tenda Membrane Brusselsspring BandungRead more

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 45

Tenda Membrane Astra InternationalRead more


Tenda Membrane Delatinos JakartaRead more


Tenda Membrane SMK Penaur Serpong TangerangRead more

Moderen, Kaya Seni dan Berestetika


Kami menyediakan layanan konsultasi, desain dan pemasangan struktur tenda membrane /
tenda membran untuk anda yang menginginkan hasil terbaik. Tenda membrane atau juga
yang bisa kita sebut tensile membrane (membrane Tarik) adalah suatu bahan sintetik yang
sangat berkualitas, dengan dukungan teknologi tinggi dan bahan yang di desain khusus dan
dirancang dengan standar kualitas tinggi agar mampu menahan angin dengan kecepatan
150km/jam dan radiasi UV tingkat tinggi dan dengan melalui test method bahan yang tahan

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 46
terhadap berbagai macam penyinaran dan alat-alat pemanas, juga berbagai macam kondisi
yang tidak bersahabat
Ini adalah struktural bahan atap yang paling efesien. Karena faktor-faktor positif ditambah
estetika yang
timbul, maka tidak mengherankan bahwa struktur tenda membrane / tenda membran
menjadi bahan yang semakin populer digunakan dalam konstruksi bangunan seperti

 Kanopi (baik untuk kanopi rumah, perkantoran, sekolah, rumah ibadah dan lain-lain.
 Stadion, fasilitas olahraga, ruang pameran atau promosi, pusat bisnis, ruang konser,
dan lain-lain.
 Untuk keteduhan atap pintu masuk hotel, restoran, Tenda Cafe dan bangunan

nng

Foto: diambil dari real project KNE Membrane. Untuk Melihat Foto real project KNE
Membrane selengkapnya anda dapat melihat di Menu Portfolio (Kanan)

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 47
2. Sport

Foto: diambil dari sumber lain (hanya untuk contoh sebagai bahan refrensi aplikasi). Untuk
Melihat Foto real project KNE Membrane anda dapat melihat di Menu Portfolio (Kanan)

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 48
3.Sarana Taman Bermain Dan Rekreasi

Foto: diambil dari sumber lain (hanya untuk contoh sebagai bahan refrensi aplikasi). Untuk
Melihat Foto real project KNE Membrane anda dapat melihat di Menu Portfolio (Kanan)

4. Pabrik

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 49
Foto: diambil dari sumber lain (hanya untuk contoh sebagai bahan refrensi aplikasi). Untuk
Melihat Foto real project KNE Membrane anda dapat melihat di Menu Portfolio (Kanan)

Tenda membrane | tenda membran sangat bervariasi, jauh dibanding bentuk-bentuk lain
dari bahan bangunan. Ringan dan fleksibilitas dalam bentuk dan struktur yang dapat
memberikan berbagai keunikan, dinamis dan memanjakan mata.

Kelebihan Tenda membrane | Tenda Membran


1. Estetika Desain Flexibel

Desain yang hampir tak terbatas pada bentuk elegan yang khas dapat terwujud karena
karakteristik unik dari tenda membrane | tenda membran yang arsitekturnya fleksibel.
Juga, hanya membutuhkan ruang untuk rangka-rangka lebih sedikit membuat ruang lebih
fungsional, sebagai estetika ruang.

2.Tembus Penyinaran

Di siang hari, tembusan sinar matahari tenda membrane menawarkan ruang yang lembut
alami menyala tersebar mengurangi biaya pencahayaan interior tetapi tetap terasa teduh. Pada

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 50
malam hari, pencahayaan dari lampu, tenda membrane | tenda membran menciptakan
pantulan pancaran sinar yang merata dan alami.

3.Hemat Waktu

Menggabungkan teknik konstruksi yang paling modern dan simpel sehingga bisa
mempersingkat waktu pengerjaan. Demikian juga, bila membongkar struktur tenda
membrane dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

4.Hemat Biaya

Struktur yang simpel dapat menjadi solusi biaya yang lebih efektif dibanding material
bangunan lain. Bahan, dapat membantu pencegahan naiknya suhu serta mengurangi biaya
pemeliharaan karena tenda membrane | tenda membran sangat tahan terhadap kotoran

5. Hemat Ruang

Tenda membrane | tenda membran tidak membutuhkan


banyak bahan rangka sehingga tidak membutuhkan ruang yang banyak dalam pembuatan
struktur sehingga ruang yang dinaungi tenda membrane tetap kelihatan luas

6.Tahan Gempa

Bahan tenda membrane | tenda membran mempunyai beban yang ringan dibanding bahan
atap tradisional atau model atap lainnya dan tenda membrane sangat elastis sehingga tenda
membran bisa tahan dari gempa.

7.Tahan Lama
PAR V(BENTANGAN LEBAR)
VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 51
Bahan tenda membrane | tenda membrane mempunyai tingkat keawetan 3 hingga 15
tahun, bandingkan dengan bahan lainnya misal kayu atau fibber glass. Bahan lainnya
cenderung setelah sekian lama akan berubah warna, pecah dan keropos, berbeda dengan
tenda membrane yang memiliki sifat tahan lama baik dari warna maupun kekuatan
kandungan materialnya.

Contoh aplikasi struktur tenda membrane

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 52
B.4. STUKTUR KABEL

B.4.1. Pengertian

Struktur Kabel Adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan


prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi, batang, dsb yang
menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya sebuah bangunan.

Prinsip konstruksi kabel sudah dikenal sejak zaman dahulu pada jembatan
gantung, di mana gaya-gaya tarik digunakan tali. Contoh lainnya adalah
tenda-tenda yang dipakai para musafir yang menempuh perjalanan jarak jauh
lewat padang pasir. Setelah orang mengenal baja, maka baja digunakan
sebagai gantungan pada jembatan. Pada taraf permulaan baja itu dapat
berkarat. Pada zaman setengah abad sebelum sekarang, ditemukanlah baja
dengan tegangan tinggi yang tahan terhadap karat.

B.4.2 Penerapan Struktur Kabel dalam Arsitektur

Struktur kabel merupakan suatu generalisasi terhadap beberapa struktur yang


menggunakan elemen tarik berupa kabel sebagai ciri khasnya. Struktur ini

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 53
bekerja terhadap gaya tarik sehingga lebih mudah berubah bentuk jika terjadi
perubahan besar atau arah gaya. Struktur kabel merupakan struktur funicular
dimana beban pada struktur diteruskan dalam bentuk gaya tarik searah
dengan material konstruksinya, sehingga memungkinkan peniadaan momen.

B.4.3. Sistem Stabilisasi

Beberapa sistem stabilisasi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi


deformasi pada struktur kabel antara lain :
1. Peningkatan beban mati Stabilisasi ini dilakukan dengan penerapan
material dengan berat yang memadai dan merupakan material yang
homogen sehingga diperoleh beban yang terdistribusi merata.
2. Pengaku busur dengan arah berlawanan (inverted arch). Stabilisasi
dengan pengaku bususr atau kabel ini berusaha mencapai bentuk
yang kaku dengan menambah jumlah kabel sehingga kemudian
menghasilkan suatu jaring-jaring (cable net structure).
3. Penggunaan batang-batang pembentang (spreader). Stabilisasi ini
menggunakan batang-batang tekan sebagai pemisah antara dua kabel
sehingga menambah tarikan internal didalam kabel.
4. Penambatan/pengangkuran ke pondasi (ground anchorage). Sistem ini
hanya berlaku bagi kabel karena adanya gaya-gaya taik yang
dinetralisir oleh pondasi sehingga menghasilkan stabilisasi.Pada
pondasi terjadi tumpuan tarik akibat perlawanan gaya tarik kabel.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 54
5. Metoda prategang searah kabel (masted structure). Ciri utamanya
adalah tiang-tiang dan kabel yang secara keseluruhan membentuk
suatu struktur kaku. Kabel ditempatkan pada keadaan tertegang
dengan jalan memberikan beban yang dialirkan searah kabel.

B.4.4.Keuntungan dan Kelemahan Struktur Kabel

Keuntungan struktur kabel :


1. Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk
menutup permukaan yang luas
2. Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi
3. Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan
ratusan meter mengungguli semua sistem lain
4. Memberikan efisiensi ruang lebih besar
5. Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur
tradisonal yang sering runtuh oleh pembengkokan elemen tekan di
bawah temperatur tinggi. Kabel baja lebih dapat menjaga konstruksi
dari temperatur tinggi dalam jangka waktu lebih panjang, sehingga
mengurangi resiko kehancuran
6. Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera
menyesuaikan diri pada kondisi keseimbangan yang baru, tanpa
adanya perubahan yang berarti dari tegangan
7. Cocok untuk bangunan bersifat permanen.

B.4.5. Kelemahan struktur kabel


Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur
ini dapat bertahan dengan sempuna terhadap gaya tarik dan tidak
mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan, tetapi
struktur dapat bergetar dan dapat mengakibatkan robohnya bangunan.

Ada jenis-jenis struktur yang telah banyak digunakan oleh perencana gedung,
yaitu struktur pelengkung dan struktur kabel. Kedua jenis struktur yang

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 55
berbeda ini mempunyai karakteristik dasar struktural yang sama, khususnya
dalam hal perilaku strukturnya.

Kabel yang mengalami beban eksternal tentu akan mengalami deformasi


yang bergantung pada besar dan lokasi beban eksternal. Bentuk yang
didapat khusus untuk beban itu ialah bentuk funicular ( sebutan funicular
berasal dari bahasa Latin yang berarti “tali”). Hanya gaya tarik yang dapat
timbul pada kabel. Dengan membalik bentuk struktur yang diperoleh tadi, kita
akan mendapat struktur baru yang benar-benar analog dengan struktur kabel,
hanya sekarang gaya yang dialami adalah gaya tekan. Secara teoritis, bentuk
yang terakhir ini dapat diperoleh dengan menumpuk elemen-elemen yang
dihubungkan secara tidak kaku (rantai tekan) dan struktur yang diperoleh
akan stabil. Akan tetapi, sedikit variasi pada beban akan berarti bahwa
strukturnya tidak lagi merupakan bentuk funicular sehingga akan timbul
momen lentur dan gaya geser akibat beban yang baru ini. Hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya keruntuhan pada struktur tersebut sebagai akibat
dari hubungan antara elemen-elemen yang tidak kaku, tidak dapat memikul
momen lentur. Karena bentuk struktur tarik dan tekan yang disebutkan di atas
mempunyai hubungan dengan tali tergantung yang dibebani, maka kedua
jenis struktur disebut sebagai struktur funicular.

Banyak bangunan yang menggunakan struktur funicular. Sebagai contoh,


jembatan gantung yang semula ada di Cina, India, dan Amerika Selatan
adalah struktur funicular tarik. Ada struktur jembatan kuno yang
menggunakan tali, ada juga yang menggunakan bambu. Di Cina ada
jembatan yang menggunakan rantai, yang dibangun sekitar abad pertama
SM. Struktur kabel juga banyak digunakan pada gedung, misalnya struktur
kabel yang menggunakan tali. Struktur ini dipakai dipakai sebagai atap
amfiteater Romawi yang dibangun sekitar tahun 70 SM.

Sekalipun kabel telah lama digunakan, pengertian teoretisnya masih belum


lama dikembangkan. Di Eropa, jembatan gantung masih belum lama
PAR V(BENTANGAN LEBAR)
VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 56
digunakan meskipun struktur rantai-tergantung telah pernah dibangun di
Alpen Swiss pada tahun 1218. Teori mengenai struktur ini pertama kali
dikembangkan pada tahun 1595, yaitu sejak Fausto Veranzio menerbitkan
gambar jembatan gantung. Selanjtnya pada tahun 1741 dibangun jembatan
rantai di Durham County, Inggris. Jembatan ini mungkin merupakan jembatan
gantung pertama di Eropa.

Titik balik penting dalam evolusi jembatan gantung terjadi pada awal abad ke-
19 di Amerika, yaitu pada saat James Findley mengembangkan jembatan
gantung yang dapat memikul beban lalu lintas. Findley membangun
jembatannya untuk pertama kali pada tahun 1810 di Jacobs Creek,
Uniontown, Pennsylvania dengan menggunakan rantai besi fleksibel. Inovasi
Findley bukanlah kabelnya, melainkan penggunaan dek jembatan yang
diperkaku yang pengakunya diperoleh dengan menggunakan rangka batang
kayu. Penggunaan dek kaku ini dapat mencegah kabel penumpunya berubah
bentuk sehingga bentuk permukaan jalan juga tidak berubah. Dengan inovasi
ini dimulailah penggunaan jembatan gantung modern.

Inovasi Findley dilanjutkan oleh Thomas Telford di Inggris dengan mendesain


jembatan yang melintasi selat Menai di Wales (1818-1826). Louis Navier, ahli
matematika Prancis yang amat terkenal, membahas karya Findley dengan
menulis buku mengenai jembatan gantung, Rapport et Memoire sur les Ponts
Suspends, yang diterbitkan pada tahun 1823. Navier dalam bukunya sangat
menghargai karya Findley dalam hal pengenalan dek jembatan kaku.

Segera setelah inovasi Findley, banyak jembatan gantung terkenal lainnya


dibangun, misalnya jembatan Clifton di Inggris (oleh Isombard Brunel) dan
jembatan Brooklyn (oleh John Roebling). Banyak pula jembatan modern yang
dibangun setelah itu, misalnya yang membentangi Selat Messina dengan
bentang tengah sekitar 5000 ft (1525 m) dan jembatan Verazano-Narrows
yang bentang tengahnya 4260 ft (1300 m).

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 57
Penggunaan kabel pada gedung tidak begitu cepat karena pada saat itu
belum ada kebutuhan akan bentang yang sangat besar. Meskipun James
Bogardus telah memasukkan proposal kepada Crystal Palace pada New York
Exhibition pada tahun 1853, yang mengusulkan atap gedung berbentuk
lingkaran dari besi tuang berdiameter 700 ft (213 m) digantung dari rantai
yang memancar dan ditanam pada menara pusat, struktur pavilyun pada
pameran Nijny-Novgorod yang didesain oleh V. Shookhov pada tahun 1896
dianggap sebagai awal mulanya aplikasi kabel pada gedung modern.
Struktur-struktur yang dibangun berikutnya adalahpavilyun lokomotif pada
Chicago World’s Fair pada tahun 1933 dan Livestock Judging Pavillion yang
dibangun di Raleigh, North Carolina pada sekitar tahun 1950. sejak itu sangat
banyak dibangun gedung yang menggunakan struktur kabel.

timbul dan mengakibatkan robohnya bangunan.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 58
Lokasi alamat : Venafro
Lokasi Negara : Italia
Nama Guido klien / pemilik gedung : Ghisolfi, Sinco Teknik SPA, Tartona
Fungsi Laboratorium : membangun & pusat penelitian
Derajat struktur kandang : tertutup Sepenuhnya
Iklim zona yang ringan : musim dingin dan musim panas
Jumlah lapisan : lapisan mono

Deskripsi pendek dari Desain proyek

Persyaratan
Selama lebih dari tiga puluh tahun kelompok M & G telah bekerja di bidang
polimer penelitian dan pengolahan polimer. Pada tahun 1990 mereka
memutuskan untuk berkonsentrasi pada kegiatan penelitian yang berbeda di
satu lokasi, di perusahaan M & G Ricerche SpS di Pozzilli di Italia selatan, dan
pada saat yang sama untuk merampingkan kegiatan mereka.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 59
Pusat terdiri dari dua area: area teknis dengan tanaman percontohan untuk
pengembangan metode produksi dan pengolahan, dan area kimia-fisik dengan
laboratorium untuk sintesis dan analisis produk kimia. Pelaksanaan percobaan
ini largescale kimia dan fisik memiliki kebutuhan ruang yang berbeda-beda
yang dapat diprediksi hanya dengan kesulitan. Dari fakta ini mengakibatkan
persyaratan untuk membuat, membuka kolom-bebas ruang seluas mungkin,
yang pada saat yang sama akan memungkinkan untuk tes terpisah yang harus
dilakukan dalam unit yang lebih kecil dilindungi.

Konsep
Pertimbangan yang berkaitan dengan bentuk optimal dari aula menyebabkan
rencana elips, sebuah, ringan tenda-seperti bentuk yang sudah muncul pada
sketsa pertama dan dikembangkan untuk bentuk oval (85 x 32 m) sebagai
salah satu volume besar, ditutupi oleh ringan struktur dengan ketinggian 15 m,
didukung oleh kisi simetris lengkungan dan bersiap dengan enam kabel
menstabilkan longitudinal. Garis besar instalasi layanan dan tanaman
percontohan menyebabkan pilihan dari bentuk lengkungan sebagai keranjang
datar (tiga pusat) arch. Ketinggian maksimum tanaman percontohan dan tinggi
puncak bangunan pujian satu sama lain. Rentang optimal untuk atap membran
terletak antara 12 m dan 15 m dan ini menentukan jumlah lengkungan.Aspek
seperti perkuatan lengkungan, transfer kekuatan membran dan pencarian
desain yang seimbang menyebabkan arsitek untuk mengatur pesawat
lengkung sehingga mereka berpotongan pada titik yang pada saat yang sama
adalah pusat dari lingkaran yang menghubungkan apexes dari lengkungan.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 60
PAR V(BENTANGAN LEBAR)
VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 61
Fungsi
Ruang ini diterangi oleh penembusan membran atap dan melalui bukaan rumah
kaca tepi daerah penelitian. Ruang di atap pelana ujung antara sisi membran dan
penelitian ruang berfungsi sebagai ruang umum dan area penerimaan bagi
pengunjung. Ruang lantai total 2700m ².

Struktur lengkungan
Enam lengkungan membawa membran atap, mereka lengkungan kisi tiga akord
dalam bentuk keranjang (tiga pusat) arch. Penampang segitiga mereka bervariasi
dari panjang lengkung, dengan ukuran maksimal di puncak, dan meruncing ke arah
dukungan arch. Mereka terdiri dari 1764 tabung tunggal di 441 panjang yang
berbeda dan konfigurasi. Lengkungan bergabung dengan enam kabel prategang di
bawah membran. Kabel ini terhubung ke menstabilkan lengkungan melalui
berbentuk piramida Outriggers untuk menjauhi kelengkungan membran.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 62
Substruktur, pondasi
Para diperkuat terus menerus tanah beton dengan bantalan dasar dan strip bawah
dinding gedung laboratorium dan di bawah lengkungan dirancang untuk beban hidup
20 / m² kN. Kaki lengkung didukung di dataran tinggi air di atas fondasi beton
bertulang, yang dipisahkan struktural dan visual dari lempengan tanah.

Selaput
Bahan membran atap adalah PVC dilapisi kain poliester dengan kekuatan tarik 150

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 63
kN / m di warp dan pakan (isi) arah, yang setara dengan membran jenis-4 dalam
klasifikasi Jerman.
Membran ini pratekan antara lengkungan dan kabel yang menghubungkan ujung
kaki lengkung. Kabel tepi dijalankan di lengan membran diperkuat oleh anyaman.
Pada lengkungan mendukung mereka terhubung dengan koneksi disesuaikan yang
terbuat dari pelat baja berlubang datar. Sepanjang lengkungan membran terhubung
adjustably Melalui kabel karangan bunga dengan cornerplates atas dan bawah dan
U-baut berulir.Untuk waterproofing membran celemek terhubung ke membran atap
di luar dengan ritsleting di sepanjang tabung akord bawah. Lengkungan ditutupi oleh
lembaran, plastik transparan pratekan, sehingga cuaca melindungi mereka secara
ekonomi dan sekaligus menjaga membran lengkungan terlihat dan transparan
dikencangkan antara membran atap
Deskripsi dari situs Bangunan kondisi lingkungan - situasi
Bangunan ini terletak seperti sebuah pulau di tengah kolam persegi panjang dan
mengikuti garis besar dasar-dasar sebuah biara yang pernah diduduki situs ini, dari
bangunan asli di situs sebuah kapel dan batu-batu kering gorong-gorong masih
ada.Danau buatan berfungsi sebagai api baik dan mendinginkan dan menjiwai
lingkungan melalui penguapan alami dan refleksi. Danau, garis-garis di sekitar
dengan pohon zaitun tua, dijembatani di sisi longitudinal bangunan dengan dua cara
akses, yang membentuk pintu masuk utama ke bangunan.

Layanan Penerangan
Lengkungan rangka ditutupi dengan transparan yang jelas PVC-membran,
memberikan pencahayaan alami tambahan dari atas dan menjaga struktur lengkung
terlihat pada saat yang sama. Tutup strip dan celemek juga terbuat dari PVC
transparan lembar.Karena pekerjaan membran tembus dimungkinkan dengan hari
tanpa pencahayaan buatan. Pada malam hari gedung ini diterangi oleh lampu
halogen tidak langsung terhadap membran atap memancar dari langkan gedung
laboratorium.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 64
Ventilasi, AC
Untuk alasan fungsional dan keamanan, volume udara yang besar di bawah atap
membran harus kedap udara. Dengan menggunakan sistem ventilasi sederhana (di
satu sisi membujur pasokan udara masuk dan di sisi lain pembuangan udara
diekstrak), melalui naungan oleh membran atap dan karena danau, sebuah AC tidak
dibutuhkan meskipun tinggi di luar suhu. Suhu di dalam sesuai dengan yang di
bawah staning gratis, tenda ventilasi alami, Ie suhu udara luar di tempat teduh.
Kantor dan ruang laboratorium memiliki AC-independen.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 65
[Lembut Kerang, Hans-Joachim Schock, P43-46]
Misc. Proyek rincian
Umum komentar, link Biaya membran sekitar 300.000 lire/m2 (155 EURO/m2) pada
tahun 1990.
Referensi Teil 9 / 21: Forschungszentrum di Venafro - Grimm F. - Stahlbau Im Detil
Arch & Life 36/1990
Bouwen bertemu staal
Canobbio
Verso un processo integrato - Pinto V. - Le tensostrutture sebuah membrana per
l'architettura
Laboratorium Penelitian Venafro, Pozzilli, Italia - Kerang Lunak
Scheuermann R., Boxer - Arsitektur tarik dalam Konteks Perkotaan
Hamelin P., Verchery G. - Komponen Tekstil dalam Konstruksi Bangunan
Arsitektur Tinjauan Maret 1992
Birdair dikencangkan Struktur Membran
Jangka waktu penggunaan
Sementara struktur sementara atau permanen
Konversi atau mobile Konversi
Desain umur dalam tahun 11-20
Bahan penutup
Cable-net/Textile/Hybrid/Foil Kabel
Bahan Fabric / Polyester Foil
Bahan lapisan PVC
Utama dimensi dan bentuk
Ditutupi permukaan (m2) 2700
Panjang total (m) 34
Jumlah lebar (m) 85
Bentuk Anticlastic elemen tunggal
Terlibat perusahaan
Arsitek Samyn dan Mitra
Setesco
Insinyur IPL Ingenieurplanung Leichtbau GmbH
PAR V(BENTANGAN LEBAR)
VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 66
Pemasok Verseidag-Indutex GmbH
Editor
Editor Marijke Mollaert

Berlawanan dengan spekulasi kami di percaya gedung ini menjadi beberapa


bentuktempat wisata,

Lokasi akhirnya dipilih, Venafro di Selatan Italia, adalah sebuah lembah besar yang
dikelilingi oleh perbukitan, ladang dan bangunan tradisional.
Struktur montok sebenarnya terdiri dari frame dengan tenda yang terbuat dari
poliesterdilapisi PVC membentang di dan didukung oleh "logam kisi simetris
lengkungan".Tidak hanya shell mencari bentuk-bentuk yang mengagumkan pada
mereka sendiri tetapi menempatkan bijaksana dalam kolam mengalikan keindahan,
sehingga memberikan pemandangan benar-benar menguntungkan [faktor lain untuk
penentuan posisi tempat di kolam renang adalah keamanan dan regulasi termal].

Sebagai laboratorium penelitian industri kimia, pusat terdiri dari dua area: area teknis
dengan tanaman percontohan untuk pengembangan metode produksi dan
pengolahan,dan area kimia-fisik dengan laboratorium untuk sintesis dan analisis
produk kimia.Pelaksanaan percobaan ini largescale kimia dan fisik memiliki
kebutuhan ruang yang berbeda-beda yang dapat diprediksi hanya dengan kesulitan.
Dari fakta inimengakibatkan persyaratan untuk membuat, membuka kolom-bebas
ruang seluas mungkin, yang pada saat yang sama akan memungkinkan untuk tes
terpisah yang harusdilakukan dalam unit yang lebih kecil dilindungi.

PAR V(BENTANGAN LEBAR)


VITA LEOREMA , (221 12 030)
Page 67

Anda mungkin juga menyukai