Oce a. Langkameng
Universitas PGRI NTT
pgri-web@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konteks situasi atau mendaftar ala baloe (upacara panen
padi) teks ritual masyarakat Bampalola. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan metode wa-
wancara khususnya dengan menggunakan teknik rekaman. Data ala baloe (panen padi) teks ritual
dianalisis dengan deskriptif kualitatif berdasarkan teori Linguistik Fungsional Sistemik. Kemudian,
data dianalisis dengan menggunakan prosedur berikut: (1) transkripsi dan verifikasi data, (2) memod-
ifikasi teks, dan (3) menganalisis konteks situasi teks. Hasilnya menunjukkan bahwa konteks situasi
ala baloe teks ritual meliputi lapangan, tenor, dan modus.
ABSTRACT
This study aims to investigate the context of situation or register of ala baloe (rice harvest ceremony)
ritual text of Bampalola communities. The data were collected by observation and interview method
especially using recording techniques. Data of ala baloe (rice harvest) ritual text were analyzed by
descriptive qualitative based on the theory of Systemic Functional Linguistics. Then, the data were
analyzed by using the following procedures: (1) transcription and verification of the data, (2) modi-
fying the text, and (3) analyzing the context of situation of the text. The result shows that the context
of situation of ala baloe ritual text includes field, tenor, and mode.
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 202
kebahasaan yang menarik untuk dikaji dari didasari oleh beberapa dasar pemikiran,
sudut pandang linguistik, khususnya lin- yakni: (1) dipandang perlu untuk mendoku-
guistik sistemik fungsional yang untuk se- mentasikan TABB sehingga perilaku, nor-
lanjutnya disingkat LSF. Hal ini didasarkan ma, dan nilai budaya yang tercermin dalam
pada pemahaman bahwa setiap tahapan proses sosial verbal tersebut tidak hilang
atau rentangan dalam ritual ala baloe atau punah; (2) mempertahankan tradisi
(makan baru padi) itu setelah dihubungkan yang diyakini dapat memberikan petunjuk
dengan ekspresi kebahasaan dan konteks tentang hasil yang lebih berkualitas bagi
sebagai latar terbangunnya teks akan meng- para petani; (3) adanya keterdesakan ritual
gambarkan struktur TRAB secara utuh dan ala baloe (makan baru padi) terhadap
menyeluruh, memberi makna (make sense) pengaruh globalisasi; dan (4) ritual ala
bagi masyarakat penuturnya serta baloe (makan baru padi) diyakini dapat
mengungkapkan ideologi yang tersirat da- mempererat hubungan antara manusia
lam setiap tindakan sosial. dengan Tuhan (urfet lahtal), alam, dan
Selain itu, keunikan TRAB apabila sesama manusia. Berdasarkan latar pikir
dibandingkan dengan bahasa sehari-hari, tersebut, tulisan ini merupakan jawaban
terletak pada perbedaan makna yang ditim- atas pertanyaan tentang bagaimanakah
bulkan akibat konteks yang melatarinya konteks situasi yang melatari terbangunnya
(penggunaan metafora pada TRAB) walau- teks ritual ala baloe (makan baru padi)
pun dari segi bentuk, teks atau bahasa ritual masyarakat Bampalola?
berwujud sama dengan bahasa sehari-hari.
Masih dipertahankannya tradisi ritual ala 2. KONSEP DAN KERANGKA TEORI
baloe (makan baru padi) masyarakat adat KONSEP
Bampalola Kecamatan Alor Barat Laut Ka- KONSEP TEKS
bupaten Alor, disebabkan oleh pekerjaan Teks adalah bahasa yang sedang
bertanam padi yang merupakan pilar utama melaksanakan tugas tertentu dalam konteks
masyarakat dalam menyanggah atau me- situasi (Halliday & Hasan, dalam Santoso,
nyokong kehidupan ekonomi mereka. 1992:13). Teks adalah contoh interaksi lin-
Artikel ini secara khusus membahas gual tempat masyarakat secara aktual
konteks situasi pada teks ritual ala baloe menggunakan bahasa; apa saja yang
(makan baru padi) masyarakat adat Bampa- dikatakan atau ditulis; dalam konteks yang
lola, Kecamatan Alor Barat Laut Kabupat- operasional (operational context) yang
en Alor. Pengkajian terhadap TRAB dibedakan dari konteks kutipan (a citational
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 203
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 204
utama tanda yang selanjutnya dirumuskan menyatu dalam teks. Subbagian seperti
menjadi sepuluh trikotomi dan enam puluh fonologi, morfologi, sintaksis, seman-
enam dan bahkan 310 yang artinya sama tik, struktur dan kelas berada di bawah
dengan 59,049 kelompok tanda. ketiga level tersebut.
2. Bahasa sebagai fenomena sosial; yakni
KERANGKA TEORI perpaduan antara sistem bahasa dan
Kerangka teori utama yang diacu sistem sosial. Kedua sistem tersebut
dari tulisan ini adalah teori Linguistik saling merujuk dan menentukan di da-
Sistemik Fungsional (LSF). Linguistik lam penggunaannya, sehingga kedua
Sistemik Fungsional/LSF (Sistemic sistem inilah yang menentukan ter-
Functional Linguistics/SFL) adalah teori jadinya pilihan bentuk, makna serta ek-
linguistik dengan pendekatan analisis spresi di dalam konteks sosial.
terhadap teks; yaitu bahasa yang berfungsi 3. Bahasa sebagai sumber daya yang
dalam konteks. Teori ini fungsional yang berarti fungsi bahasa
mempertimbangkan fungsi dan makna adalah untuk menciptakan makna. Oleh
sebagai dasar dari bahasa manusia untuk karena, itu komponen terpenting dari
melakukan komunikasi (Lih. Halliday, suatu bahasa adalah komponen-
1973; Halliday & Hassan, 1985; Halliday, komponen yang fungsional dalam men-
2004; Eggins, 1994). Teori Linguistik ini ciptakan makna. Komponen-komponen
dikembangkan oleh Michael Alexander tersebut diistilahkan sebagai meta-
Kirkwood Halliday seorang sarjana Leeds- fungsi yang terdiri atas fungsi me-
Inggris tahun 1925 yang lebih populer maparkan atau ideasional, fungsi mem-
dengan nama M.A.K. Halliday (Halliday, pertukarkan atau interpersonal, dan
1985). fungsi merangkai atau tekstual.
Dalam hubungannya dengan pema-
haman teks secara utuh dan komprehensif 3. PEMBAHASAN
diperlukan pemahaman konsep LFS. Beri- KONTEKS SITUASI DAN MEDAN
kut akan dijelaskan tiga pilar utama yang MAKNA TRAB
merupakan teori dasar (grounded theory) Konteks merupakan unsur yang ter-
LFS. penting dalam menganalisis bentuk dan
1. Bahasa merupakan suatu sistem yang fungsi bahasa. Hal ini dapat dipahami bah-
terdiri atas unsur-unsur ekspresi, bentuk wa tidak ada teks atau bahasa tanpa
dan makna. Ketiga unsur tersebut konteks atau dengan kata lain, bahasa atau
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 205
teks tidak akan berfungsi tanpa disertai tupeng ualol ‘prediksi tanam dan hasil
dengan konteks, yang merupakan kese- panen di tahun berikut’.
luruhan lingkungan tempat teks itu ada atau Teks selmeng ‘penentuan jadwal panen’
diujarkan. Berdasarkan hasil analisis data, Teks selmeng ‘penentuan jadwal panen’
berikut ini dibahas mengenai konteks dikategorikan ke dalam teks pra-ala
situasi TRAB yang terdiri atas medan teks, baloe. Pada teks ini terjadi pertemuan
pelibat teks, dan modus teks. antara perwakilan dari 5 suku (sulung
Medan TRAB merujuk kepada aktivi- suku), yang mana setiap sulung suku
tas sosial yang sedang terjadi serta latar (atau yang disulungkan di dalam suku)
satuan-satuan bahasa itu muncul. Untuk akan melaporkan kepada raja (afen le-
menganalisis medan teks dapat diajukan lang) tentang perkembangan hasil
pertanyaan what is going on. perkebunan (ladang) masyarakat Desa
Aktivitas atau tindakan sosial yang Bampalola. Selanjutnya dalam per-
terjadi pada TRAB meliputi teks selmeng temuan tersebut akan disepakati
‘penentuan jadwal panen’; teks ala atuir mengenai jadwal panen yang akan dil-
‘proses panen’; teks baloe osel meng aksanakan. Untuk lebih jelasnya dapat
‘penentuan jadwal ala baloe’, teks ala baloe dilihat pada data berikut ini.
‘ritual adat makan baru padi’; dan teks tun
Data no. 1--2 di atas menunjukkan dan menetapkan jadwal panen padi yang
bahwa telah dilakukan pertemuan antara ke akan dilaksanakan dalam jangka waktu
5 sulung suku. Selanjutnya, salah satu dari seminggu lagi.
sulung suku menginformasikan kepada Ra-
ja bahwa tanaman padi di ladang/kebun Teks ala atuir ‘panen padi’
telah menguning/matang dan siap untuk di Teks ala atuir ‘panen padi’ dikategorikan
panen. Dengan demikian Raja memutuskan sebagai teks pendahuluan dari riatual adat
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 206
ala baloe ‘makan baru padi’. Dalam balasan (pepel) yang maknanya berkaitan
proses ala atuir ‘panen padi’ ini diundang dengan hasil panen. Untuk lebih jelasnya,
juga kampung tetangga untuk bergotong- perhatikan contoh data berikut ini.
royong sambil menuturkan pantun ber-
3. lang be hol loin lu malang (TRAB, No. 9)
lang be hol loin lu malang
sudah lama tanam Sudah menguning
‘karena sudah lama kita tanam, maka sekarang sudah menguning’
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 207
Pada data no. 5—7 menunjukkan Teks ala baloe ‘makan baru padi’
bahwa setiap sulung suku menyampaikan Teks ini merupakan bagian inti dari riatual
kepada Raja (A fen Lelang) terkait dengan adat ala baloe ‘makan baru padi’. Pada
hasil panen padi yang telah selesai dik- proses ini, semua keluarga besar Bampalo-
umpulkan. Dan selanjutnya meminta per- la yang tersebar dibeberapa Desa berkum-
timbangan raja untuk menentukan jadwal pul di tempat pelaksanaan (tula gadong)
ala baloe (makan baru padi). Dengan lokasi rumah adat ritus Fet Lakatuil. Untuk
demikian Raja menetapkan bahwa upacara lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh
ritual ala baloe (makan baru padi) akan dil- klausa di bawah ini.
aksakan dalam jangka waktu 14 hari lagi.
8. oo...oo..oo.. Bangpalol lelang ifihing pi ala taunung bu taunung (TRAB, No. 27)
Ooo..Bangpalol, lelang ifihing pi ala taunung bu taunung
Ooo..orang Bangpalola, 5 suku kita kumpul beras merah kumpul pinang
Ooo..masyarakat Desa Bangpalola, dari 5 suku; ayo kita kumpul beras merah dan pinang
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 208
11. bu ho na amud puin tun alik tapeng alik (TRAB, No. 60)
bu ho na amud puin tun alik tapeng alik
pinang ini saya jatuhkan untuk meramal tempat berkembun tahun depan
‘pinang ini akan dijatuhkan untuk meramalkan tempat/lahan berkebun tahun berikutnya’
Data no. 11 di atas dapat dipahami bahwa (iii) jarak sosial. Peran terkait dengan
prosesi ritual ala baloe ‘makan baru padi’ fungsi yang dijalankan oleh individu atau
diakhiri dengan dijatuhkannya pinang dari masyarakat. Selanjutnya, status sosial
ketinggian (dalam gudang adat/lakatuil) ke terkait dengan keadaan atau kedudukan in-
bawah untuk mengetahui hasil panen tahun dividu dalam masyarakat (sejajar/lebih
yang akan datang. Adapun cara yang tinggi/rendah dengan orang lain). Sementa-
digunakan adalah dengan membela pinang ra itu, jarak sosial berhubungan dengan
muda menjadi dua belahan yang sama. Se- tingkat pengenalan partisipan terhadap
lanjutnya pinang tersebut dijatuhkan, dan partisipan lainnya (akrab atau memiliki ja-
jika kedua belahan pinang tersebut terbuka rak). Ketiga unsur ini (peran, status sosial,
semua maka pertanda hasil panen tahun dan jarak sosial) dapat bersifat sementara
mendatang baik. Selain itu, jika kedua atau juga bersifat permanen. Berikut ini
belahan pinang tersebut dijatuhkan dari adalah penjelasan mengenai pelibat TRAB
atas, satunya terbuka dan satunya tertutup berdasarkan aktivitas yang dilakukan.
maka pertanda hasil panen tahun depan Teks selmeng ‘penentuan jadwal panen’
kurang begitu memuaskan. Namun, bila Pelibat pada teks selmeng ‘penentuan jad-
kedua belahan pinang itu dijatuhkan dari wal panen’ terdiri atas 5 orang pelibat, yak-
atas dan semuanya tertutup maka pertanda ni sulung suku atau yang disulungkan da-
hasil panen tahun mendatang tidak baik lam suku. Adapun ke-5 suku tersebut
(gagal panen) atau disebut tahun hama. terdiri atas; (a) A fen Lelang/suku raja, (b)
Lamuil Lelang/suku kapitang, (c) Marang
PELIBAT DALAM TRAB Lelang/suku prajurit atau hulu balang raja,
Pelibat pada TRAB merujuk kepada (d) Kafin Lelang/suku dari saudara per-
hakikat relasi antarpartisipan (pembicara, empuan Raja atau yang berstatus anak per-
pendengar), termasuk pemahaman peran empuan, (e) Mor Lelang atau maniro/
dan statusnya dalam konteks sosial dan lin- pesuru. Berikut ini adalah realisasi klausa
gual. Untuk menganalisis pelibat teks dapat pada teks selmeng ‘penentuan jadwal
diajukan pertanyaan who is taking part; panen’
yang mencakup tiga hal, yakni (i) peran
agen atau masyarakat, (ii) status sosial, dan
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 209
Pada data no. 12—16 di atas terlihat informasi yang disampaikan oleh ke-3
bahwa terjadi pertemuan antara setiap sulung suku tersebut, Raja langsung
sulung atau yang disulungkan dari ke-5 su- menetapkan jadwal panen padi baru. Selan-
ku untuk menentukan jadwal panen (ala jutnya, dari informasi yang disampaikan
atuir). Dalam pertemuan tersebut, sulung oleh Raja tersebut diteruskan oleh sulung
suku yang berstatus saudara perempuan suku juru panggil/pesuru kepada seluruh
Raja atau yang berstatus anak perempuan masyarakat adat Bampalola.
(kafin lelang), suku kapitang (lamui le- Dengan melihat realisasi klausa
lang), dan suku hulu balang (marang le- yang dipertukarkan diantara para pelibat,
lang) mendapat kesempatan untuk member- pada contoh no. 15 tampak jelas bahwa Ra-
itahukan kepada Raja terkait dengan ja (afen lelang) memiliki otoritas yang ting-
perkembangan tanaman padi baru yang te- gi karena berhak untuk menatapkan jadwal
lah menunjukkan sifat kematangannya dan panen untuk segera dilaksanakan. Sementa-
siap untuk dipanen. Setelah mendengarkan ra itu, pada data no. 12—14 terlihat bahwa
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 210
ke-3 pelibat yang lain hanya bisa kepada masyarakat Desa Bampalola atas
menginformasikan apa yang terjadi di jadwal panen yang telah ditetapkan oleh
lapangan dan tidak diperbolehkan untuk Raja (afen lelang).
mengambil suatu keputusan melainkan han- Teks ala atuir ‘panen padi’
ya sebagai pelaksana atas apa yang di- Teks ini merupakan lanjutan dari teks sel-
peritahkan atau ditetapkan oleh Raja. Peran meng. Pada bagian ini berisi pantun ber-
yang sama juga terlihat pada sulung suku balasan (pepel) pada waktu panen padi ba-
mor lelang/maniro. Data no. 16 tampak ru. Penjelasan selanjutnya dapat dilihat dari
jelas sekali bahwa sulung suku mor lelang/ contoh di bawah ini.
maniro hanya bisa memberikan informasi
17. ang be hol loin lu malang (TRAB, No. 9)
lang be hol loin lu malang
sudah lama tanam sudah menguning
‘karena sudah lama kita tanam, maka sekarang sudah menguning’
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 211
yang mana akan menunjukkan rasa kebang- Teks ini berkaitan dengan dilakukannya
gaan yang tinggi pada masyarakat Bampa- pertemuan ke dua antara setiap sulung dari
lola secara umum, dan khususnya kelima 5 suku. Adapun tujuan dari pertemuan ter-
suku atas hasil yang mereka dapatkan dan sebut adalah untuk menentukan jadwal ritu-
tentunya akan mengharumkan nama kam- al ala baloe (makan baru padi). Berikut ini
pung atas berkah (makanan) yang berlim- adalah realisasi klausa yang dimunculkan
pah. pada aktivitas baloe osel meng ‘penentuan
teks baloe osel meng ‘penentuan jadwal ala jadwal ala baloe’.
baloe’
20.pi baloe oul toh, onemang patang (TRAB, No. 19)
pi baloe oul toh onemang patang
kini Makan baru waktunya telah tiba
‘sudah waktunya (bulannya) untuk upacara adat makan baru’
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 212
struktural tampak jelas bahwa Lamui Le- sesuai dengan perintah Raja.
lang memiliki status lebih tinggi (orang
kedua setelah Raja) dibandingkan dengan d).Teks ala baloe ‘makan baru padi’
ketiga suku yang lain. Sementara itu, Kafin Teks ini memiliki jumlah pelibat yang san-
Lelang (suku saudara perempuan Raja gat banyak. Pelibat tersebut dapat dibagi
atau berstatus anak perempuan), Marang menjadi tiga unsur, yakni pemerintah
Lelang (suku hulubalang Raja atau (Bupati bersama rombongan muspida), adat
prajurit), dan Mor Lelang/maniro (suku pe- (kelima suku adat Bampalola), dan
layan atau pesuru) hanya sebagai pelibat masyarakat (masyarakat adat adat Bampa-
pasif yang tidak memiliki hak bicara pada lola + semua keluarga besar Bampalola
pertemuan tersebut. yang tersebar di beberapa desa + para tamu
Tujuan akhir dari pertemuan itu undangan lainnya). Pada teks ini kelima
adalah memeroleh satu keputusan terkait suku (A fen Lelang, Lamuil Lelang, Kafin
dengan jadwal ala baloe. Dan hanya Raja Lelang, Marang Lelang, dan Mor Lelang)
(Afen Lelang) sendiri yang berhak menen- memainkan peranannya baik dalam aktivi-
tukan kapan dimulainya ritual ala baleo, tas tutur (tuturan) maupun aktivitas fisik
sementara itu partisipan atau pelibat yang (perbuatan) sesuai dengan norma adat yang
lain hanya mendengar dan melaksanakan berlaku. Berikut ini adalah realisasi makna
23. oo...oo..oo.. Bangpalol lelang ifihing pi ala taunung bu taunung (TRAB, No. 27)
fed otareng airnu faling ut he’e pi Baloe
lagi 14 hari kita makan baru
‘14 hari lagi kita akan melaksanakan upacara adat makan baru padi’
24. sobdor bubar puin madong obang mi, (TRAB, No. 32)
sobor bubar puin madong obang mi o lelang mi
pucuk tebu, rangkai pinang bawa datang/naik di dia punya tempat dia punya suku
‘bawakan pucuk tebu dan rangkai pinang ke tempatnya’
25. pi hor hid lap am o ui toh o nemang patang (TRAB, No. 37)
pihor hid lap am o ui toh o nemang patang
kita panen sudah kita cari bulannya sudah tiba waktunya sudah datang
‘kita sudah selesai panen dan kini waktunya telah tiba’
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 213
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 214
29. bu ho na amud puin tun alik tapeng alik (TRAB, No. 60)
bu ho na amud puin tun alik tapeng alik
pinang ini saya jatuhkan untuk meramal tempat berkembun tahun depan
‘pinang ini akan dijatuhkan untuk meramalkan tempat/lahan berkebun tahun berikutnya’
Pada teks tun tupeng ualol ‘prediksi dan atau dalam hal ini disulungkan dari
tanam dan hasil panen di tahun berikut’ kelima suku, masyarakat adat Bampalola,
hanya terdapat satu klausa yang dipertukar- serta para undangan lainnya. Namun, dalam
kan oleh pelibat. Data no. 29 di atas kegiatan ini, suku Raja (A fen Lelang)
menujukkan bahwa makna yang dipertukar- memosisikan dirinya sebagai pelibat aktif
kan merealisasikan mood deklaratif karena yang memiliki otoritas untuk bicara. Se-
memberikan pernyataan atau informasi mentara itu, pelibat yang lain hanya turut
terkait dengan lokasi/lahan yang akan hadir dan hanya menjadi pelibat pasif, yang
digarap dan hasil yang akan diperoleh di dalam hal ini tidak memilki kapasitas untuk
tahun berikutnya. Jumlah pelibat yang turut berbicara.
dihadirkan dalam teks tun tupeng ualol Hal tersebut dapat dimaknai bahwa Raja
‘prediksi tanam dan hasil panen di tahun (Afen Lelang) merupakan pemimpin yang
berikut’ terdiri atas delegasi atau sulung dalam hal ini memiliki tanggung jawab
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 215
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 216
46. KL : ala telmi butmi tenam, idai utanut mamang (padi di kebun dan ladang sudah
menguning, jadi coba dipikirkan bersama)
LL : naafail telmi butmi fed poil, noi poil toh tenam piedun tom esah bi (tanaman
padi di ladang dan kebun sudah menguning dan sangat memprihatinkan)
AL : honin he, pi odon sel otareng pa (kalau demikian kita tetapkan jadwalnya)
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 217
mulai menunjukkan sifat kematangannya. jadwal panen), baloe osel meng (penetapan
Selanjutnya, oleh Raja ditetapkan jadwal jadwal makan baru padi), dan ala baloe
panen padi baru yang sediannya akan dil- (ritual adat makan baru padi). Sementara
aksanakan seminggu lagi. itu, modus retoris yang bersifat persuasif
selalu digunakan pada teks ala atuir (panen
Apabila dilihat dari perasaan teks padi baru) dan tun tapeng ualol (prediksi
secara keseluruhan, maka modus retoris tanam dan hasil panen tahun berikutnya).
TRAB bersifat instruktif dan persuasif. Mo- Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
dus retoris yang bersifat instruktif selalu contoh klausa berikut ini.
digunakan pada teks selmeng (penentuan
47. i osel meng don nu ta (TRAB, No. 6)
i osel meng don nu ta
kita tentukan waktu satu minggu lagi
‘kalau demikian jadwalnya seminggu lagi’
48. fed otareng airnu faling ut he’e pi baloe” (TRAB, No. 26)
fed otareng airnu faling ut he’e pi baloe
lagi 14 hari kita makan baru
‘14 hari lagi kita akan melaksanakan upacara adat makan baru padi’
49. oo...oo..oo.. Bangpalol lelang ifihing pi ala taunung bu taunung (TRAB, No. 27)
Ooo..Bangpalol, lelang ifihing pi ala taunung bu taunung
Ooo..orang Bangpalola, 5 suku kita kumpul beras merah kumpul pinang
Ooo..masyarakat Desa Bangpalola, dari 5 suku; ayo kita kumpul beras merah dan pinang
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 218
kan salah satu tugasnya sebagai juru (sebagai pelibat pasif dalam TRAB), (4)
panggil/pemberi komando. Data no. 50 Afen Lelang atau suku Raja (sebagai pelibat
dikategorikan sebagai modus retoris yang aktif karena memilki tanggung jawab yang
bersifat persuasif. Hal ini dikarenakan un- besar dalam mensejahterakan rakyatnya,
sur lingual yang digunakan oleh Raja (A fen dalam hal ini masyarakat adat Bampalola),
Lelang) yang bertujuan untuk memberikan dan Mor Lelang/Maniro atau suku abdi
prediksi/ramalan tentang lokasi tanam dan Raja/juru panggil/pesuru (sebagai pelibat
hasil panen tahun berikutnya, secara im- pasif dalam TRAB). Adapun TRAB meru-
plisit dapat memengaruhi persepsi dan tin- pakan teks lisan yang selalu memfungsikan
dakan masyarakat Bampalola agar mereka Bahasa Adang (BA) dalam setiap aktivitas
meyakini dan untuk selanjutnya diterapkan mulai dari awal, pertengahan, hingga akhir
demi mendapatkan hasil panen yang baik. prosesi. Berdasarkan tipe interaksi dari se-
tiap teks diketahui bahwa teks tipe interaksi
4. SIMPULAN dari TRAB terjadi secara dialogis. Apabila
Berdasarkan hasil analisis data hasil dilihat dari perasaan teks secara kese-
pembahasan mulai, maka dapat disimpul- luruhan, maka modus retoris TRAB bersifat
kan bahwa Konteks Situasi TRAB meliputi instruktif dan persuasif.
medan, pelibat dan sarana teks. Aktivitas
atau tindakan sosial yang terjadi pada UCAPAN TERIMA KASIH
TRAB meliputi teks selmeng ‘penentuan Penulis mengucapkan terima kasih kepada
jadwal panen”, teks ala atuir “panen padi”, mitra bestari yang telah memberikan ma-
teks baloe osel meng “penentuan jadwal sukan-masukan perbaikan bagi artikel saya
makan baru padi”, teks ala baloe “makan ini.
baru padi”, dan teks tun tapeng ualol
“prediksi tanam dan hasil panen tahun beri- DAFTAR PUSTAKA
kutnya”. Pelibat (tenor) pada TRAB meli- Djajasududarma, Fatima T. 1993. Metode
Linguistik: Ancangan Metode Penelitian
puti; (1) Kafin Lelang atau suku saudara dan Kajian. Bandung: PT. Eresco.
Eggins, S. 1994. A n Introduction to Systemic
perempuan raja atau yang berstatus anak
Functional Linguistics. London: Printer
perempun (pelibat pasif dalam TRAB), Publisher.
Halliday, M.A.K. 1973. Exploration in the
Lamuil Lelang atau suku panglima (pelibat Function of Language. London: Edward
aktif dalam TRAB karena dia sebagai Arnold.
Halliday, M.A.K, dan Hassan R. 1985.
orang kedua setelah Raja), (3) Marang Language Context and Text: Aspect of
Language in a Social Semiotic
lelang atau suku hulu balang Raja/prajurit Perspective. Australia: Deankin
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 219
University.
Halliday, M.A.K. 2002. On Grammar. London:
Continuum.
Halliday, M.A.K. 2004. A n Introduction to
Functional Grammar. London: Edward
Arnold.
Kaelan, M S. 2002. Filsafat Bahasa: Realitas
Bahasa, Logika Bahasa, Hermeneutika
dan Postmodernisme. Yogyakarta:
Penerbit Paradigma.
Sudaryanto. 1993. Metode dan A neka Teknik
Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana
Press.
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668