Anda di halaman 1dari 31

TUGAS SKO 2

DOSEN :
1. IR. RICHARDUS DATON.,MT
2. HERMANS HERMUS FLORIANUS, ST.,MT
3.

ROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG
2018
SISTEM STRUKTUR RANGKA
KAKU (RIGID FRAME)
NAMA KELOMPOK :

1. IMANUEL FAOFETO (221 16 050)

2. VERONIKA MARIA SONE (221 16 075)

3. ANTHONIO E. SOGEN (221 16 092)

4. FEBIANA A. S. SERAN (221 16 096)

5. HERIBERTUS KOBO PAKAE (221 16 096)

2
Latar Belakang

Pada bangunan tinggi gaya-gaya yang bekerja dari luar bangunan sangat mempengaruhi
perancang dalam memilih sistem struktur dan kinerja yang dihasilkan. Adapun gaya yang dominant
berpengaruh adalah gaya tekan angin dan gaya lateral. Gaya tekan angin yang menghasilkan
eksentrisitas dimana menimbulkan gaya torsi pada bangunan, membuat kecenderungan bangunan
memerlukan sistem struktur yang dapat menahan gaya torsi dan puntir untuk mencegah terjadinya
buckling. Selain itu gaya horizontal, gaya lateral yang bekerja mengenai sebuah bangunan juga perlu
direspon dalam suatu sistem struktur.
Maka dari itu diperlukan sebuah sistem struktur yang mampu menahan beban gaya tekan angin
dan gaya lateral. Struktur rigid frame and core yng merupakan perpaduan dua sistem struktur perlu
dianalisa lebih lanjut apakah dapat memenuhi kedua permasalahan tersebut.

Perumusan Masalah

Sesuai dengan uraian pada latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan
dibahas dalam tugas ini, yaitu :
Apakah itu sistem rigid frame
bagaimana karakteristik struktur rigid frame
bagaimana karakteristik sistem rigid frame,
bagaimana mencapai kestabilan dalam sistem rigid frame

Tujuan

Mempelajari mengenai sistem rigid frame and core,


Mengetahui dan memahamu karakteristik struktur rigid frame
Mengetahui dan memahami karakteristik struktur rigid frame,
Menganalisa cara mencapai kestabilan dalam sistem rigid frame and core.

3
KAJIAN TEORI

Definisi
Rangka kaku dan inti (rigid frame and core)
Merupakan rangka hybrid dimana adanya penggabungan sistem struktur rangka kaku (rigid frame)
an sistem struktur inti (core). Rangka kaku bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur balok
dan kolom. Perilaku demikian berakibat ayunan (drift) lateral yang besar pada bangunan dengan
ketinggian tertentu. Akan tetapi, apabila dilengkapi dengan struktur inti, ketahanan lateral bangunan akan
sangat meningkat karena interaksi inti dan rangka. Sistem inti ini memuat sistem-sistem mekanis dan
transportasi vertikal.
Struktur rangka kaku (rigid frame) adalah struktur yang terdiri atas elemen-elemen linear, seperti
kolom dan balok yang ujung ujungnya dihubungkan dengan joints (titik hubung) yang bersifat kaku atau
rigid, bedakan dengan struktur pos-and-beam yang titik hubungnya bersifat sendi atau roll. Aksi lateral
pada rangka menimbulkan lentur, gaya geser, dan gaya aksial pada semua elemen (balok dan kolom).
Momen lentur akibat lateral akan mencapai maksimum pada penampang dekat titik hubung. Sehingga
ukuran elemen struktur didekat titik hubung harus dibuat lebih besar atau diperkuat. Efek beban lateral
yang bekerja pada struktur rangka kaku gedung bertingkat banyak, dimana semakin tinggi gedung
semakin besar momen dan gaya-gaya pada setiap elemen. Apabila gaya yang bekerja sudah sedemikian
besar, maka diperlukan kontribusi struktur lain, seperti bracing, sistim core ataupun dinding geser.
Distribusi gaya pada struktur rangka pada gedung tingkat banyak, apabila gedung mengalami gaya
lateral maka akan terjadi kolom yang mengalami gaya tarik dan mengalami gaya tekan. Struktur rangka
(rigid frame) merupakan struktur yang terdiri atas elemen-elemen linear, umumnya balok dan kolom, yang
ujungujungnya dihubungkan dengan joints (titik hubung) yang dapat mencegah rotasi relatif diantara
elemen struktur yang dihubungkannya. Dan untuk memahami perilaku struktur rangka sederhana adalah
dengan membandingkan perilakunya terhadap beban dengan struktur post-and-beam. Kerangka terdiri
atas komposisi kolom-kolom dan balok-balok.Unsur vertikal berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya-
gaya menuju tanah, sedangkan balok adalah unsur horizontal sebagai pemegang dan media pembagi
beban dan gaya menuju kolom. Efek turunnya tumpuan (support settlement) pada struktur rangka, karena
adanya perbedaan penurunan tumpuan. 4
Struktur Rangka Kaku
• gabungan komponen struktural:
kolom & balok
• rangka melintang sejajar pada dua
sumbu
• Posisi kolom membentuk grid-grid dengan
jarak yang sama

5
Struktur Rangka Kaku
• Gedung John Hancock Center, merupakan gabungan struktur kerangka kotak
(tube) sebagai penahan beban gravitasi dan truss-x sebagai pengaku lateral

6
Struktur Rangka Kaku
• kolom & balok bangunan bangunan menggunakan baja
• Bangunan menggunakan sambungan silang (braced frames): menggunakan
sambungan sendi
• ‘ Bracing ’ digunakan untuk meminimalkan gerakan lateral atau geser

7
Struktur Rangka Kaku
• desain sambungan dengan bahan baja
• Prinsip utama: kekuatan, kekakuan dan kapasitas deformasi
• Klasifikasi sambungan :
– dimana terjadi perubahan arah komponen struktur
– untuk kemudahan konstruksi
– dimana terjadi pergantian komponen struktur

8
Diagram Sistem Struktur

9
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Gabungan komponen struktural: horizontal
dan vertikal
• Kekakuan struktural terletak pada
sambungan kaku ( rigid connection)
• Rangka menjadi satu kesatuan
• Type :
– Portal
– Kuda - kuda ( gable )

10
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Tipikal diagram pembebanan akibat
beban vertikal merata pada balok

11
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Tipikal diagram raksi yang ditunjukkan
oleh setiap kolom akibat pembebanan
merata
• Gaya reaksi vertikal tiap kolom =
Beban vertikal

12
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Momen- momen yang terjadi pada
struktur portal dengan sambungan
kaku

13
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Diagram lengkap aksi-reaksi terhadap
beban momen untuk portal dengan
sambungan kaku

14
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Komponen horizontal umumnya
berdimensi lebih kecil dibanding
komponen vertikal
• Beban yang bekerja: lateral, aksial dan
momen tekuk

15
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• beban merata :
– bila penguatan pada sambungan portal,
kolom bebas mengalami tekuk (b)

– penguatan pada sambungan pada kaki


kolom, kolom mengalami tekuk lebih kecil
(c)

– penguatan pada pondasi dengan sendi


kaku, deformasi kolom lebih kecil (d)

16
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• beban momen terdistribusi, (sehingga)
• defleksi menjadi lebih kecil, (namun)
• sensitif terhadap penurunan permukaan

17
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• ukuran dan dimensi komponen pendukung menentukan
perilaku terhadap beban defleksi menjadi lebih kecil,
(namun)
• titik- titik momen kritis menjadi penting (c, d, e)

18
Sambungan Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Macam- macam desain sambungan dengan bahan :
– Baja
– Beton

19
Sambungan Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Prinsip utama: kekuatan, kekakuan dan kapasitas deformasi
• Klasifikasi sambungan :
– dimana terjadi perubahan arah komponen struktur
– untuk kemudahan konstruksi
– dimana terjadi pergantian komponen struktur

20
Sambungan Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Sambungan silang (braced frames): menggunakan
sambungan sendi
• ‘ Bracing ’ digunakan untuk meminimalkan gerakan lateral
atau geser

21
Sambungan Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Tipe- time bracing :
– Siku
– Diagonal
– tipe X
– tipe K atau Chevron
– Shear walls

22
Desain Rangka Kaku ( Rigid Frames )

23
Desain Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Material :
– baja, beton monolit dan kayu laminasi (laminated wood)
• Bentuk :
– portal, kuda- kuda, dan sebagainya

24
Desain Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Pertimbangan dalam memilih sistem rangka kaku
• Mengurangi beban momen ( memperngaruhi dimensi
komponen)
• Meningkatkan kekakuan dengan cara :
– distribusi beban momen
– mengurangi defleksi
• Kekakuan sambungan
• tipe-tipe komponen penopangnya

25
Contoh Bangunan Rangka Kaku ( Rigid Frames )

26
Contoh Bangunan Rangka Kaku ( Rigid Frames )

27
Contoh Bangunan Rangka Kaku ( Rigid Frames )

28
Contoh Bangunan Rangka Kaku ( Rigid Frames )

29
KESIMPULAN

Struktur rigid frame and core merupakan rangka hybrid dimana adanya penggabungan sistem
struktur rangka kaku (rigid frame) an sistem struktur inti (core). Rangka kaku bereaksi terhadap
beban lateral, terutama melalui lentur balok dan kolom. Perilaku demikian berakibat ayunan ( drift)
lateral yang besar pada bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan tetapi, apabila dilengkapi
dengan struktur inti, ketahanan lateral bangunan akan sangat meningkat karena interaksi inti dan
rangka. Sistem inti ini memuat sistem-sistem mekanis dan transportasi vertikal.

Kelebihan :
Dengan adanya inti di dalam sistem rigid frame membuat struktur rigid frame and core menjadi
lebih stabil. Terutama bertahan terhadap gaya torsi atau puntir pada bangunan
Sistem utiitas dan shaft yang tersentralisasi pada core membuat pengawasan dan maintenance yang
mudah, serta lebih simple, efisien dan praktis.
Adanya elemen linear yang dapat menahan gaya lateral.

Kekurangan :
Bila dibandingkan dengan jenis sistem struktur lain, rigod frame and core termasuk baik,
namun hanya dapat digunakan pada bangunan dengan ketinggian kurang dari 50 lantai.
Dari sedi desain kurangnya pandangan keluar secara bebas karena adanya penghalang berupa
rangka kaku.
Kemampuan menahan beban horizontal dengan sistem inti yang dikombinasi dengan sistem
rangka. Keutuhan dari struktur inti akan membentuk inti sebagai satu kolom besar dan kokoh yang
menguatkan sistem tatanan dalam denah. Penyelesaian pertama pada struktur dengan beban
vertical tersebut dapat dilakukan dengan sistem struktur pelat dinding sejajar ( bearing wall) yang
terdiri dari dinding yang searah saja. Kekakuan terhadap zontal dari sistem struktur pelat dinding ini
juga dapat tercapai dengan sistem tabung inti yang kaku, sehingga sistem bearing wall jadi kaku.
Penyelesaian kedua dengan beban vertkal tersebut dilakukan dengan sistem struktur massif yang
terdiri hanya dari dinding yang menerima beban. Kekakuan terhadap beban horizontal struktur
massif ini dapat tercapai dengan sistem tabung inti sehingga sistem struktur berkotak menjadi kaku.
30
THANK YOU

31

Anda mungkin juga menyukai