net/publication/309827096
Seleksi Bakteri untuk Bioleaching Litium dari Baterai Ion Litium Bekas
CITATIONS READS
0 696
5 authors, including:
Wiratni Wiratni
Universitas Gadjah Mada
83 PUBLICATIONS 359 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Dita Sari on 10 November 2016.
Baterai ion litium (LIB) merupakan baterai yang paling banyak digunakan sebagai power
source karena energi densitasnya yang sangat besar. Peningkatan konsumsi LIB tersebut
mengakibatkan bertambahnya LIB bekas yang mengandung sisa logam litium dan cobalt. Logam ini,
terutama litium, adalah logam yang keberadaannya terbatas di bumi. Oleh sebab itu, upaya ekstraksi
logam dari limbah Li, misalnya bioleaching, merupakan hal yang perlu dioptimalkan. Selain
mencegah pencemaran lingkungan, bioleaching dari baterai bekas juga berpotensi mendapatkan
kembali logam-logam untuk digunakan membuat baterai baru, terutama logam yang sumber alaminya
sangat sedikit seperti logam litium.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi strain bakteri lokal yang mampu mengekstrak
litium dari LIB bekas, mempelajari pengaruh pulp density, rasio massa bakteri/baterai, serta
pengaruh adaptasi isolat terhadap performa bioleaching. Strain bakteri diisolasi dari kawasan lava
tour Merapi dan limbah cair dari industri penyamakan kulit di Piyungan, Bantul. Setelah mengalami
proses inkubasi, bakteri basis kering kemudian dicampur dengan serbuk LIB bekas. Persen recovery
Li dihitung dengan menganalisis filtrat campuran setelah disentrifus dengan menggunakan
inductively-coupled plasma (ICP) quantometer. Pada penelitian ini, dilakukan variasi berupa variasi
pulp density serta variasi rasio massa bakteri/serbuk baterai.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa semua isolat merupakan bakteri gram
positif yang bersifat anaerob. Dari hasil penelitian ditemukan pula bahwa semakin besar rasio massa
bakteri/baterai, persen recovery Li akan semakin meningkat. Adaptasi bakteri dengan LiCl dapat
meningkatkan persen recovery Li dua kali lebih banyak sementara adaptasi bakteri dengan CoCl 2
dapat meningkatkan persen recovery Co dan menurunkan persen recovery Li. Hal ini menunjukkan
kecenderungan selektivitas bakteri multikultur ini dapat diarahkan dengan melakukan adaptasi
menggunakan bahan kimia yang akan menjadi target leaching. Mekanisme bioleaching diperkirakan
melalui terbentuknya attachment ion litium pada dinding sel bakteri yang kaya akan gugus yang
terprotonasi sehingga reaktif terhadap kation. Pada kisaran variable percobaan, persen recovery Li
tertinggi adalah sebesar 55,32% oleh isolat bakteri dari tanah Merapi dengan perlakuan adaptasi Li
setelah 3 hari inkubasi pada pulp density 2 mg/mL dan 80/100 mg/mg rasio massa bakteri/baterai.
Berdasarkan hasil penelitian ini, isolat bakteri dari tanah Merapi paling potensial untuk dipelajari
lebih lanjut sebagai agen bioleaching logam Li.
1. Pendahuluan
Baterai ion litium atau lithium-ion battery (LIB) merupakan jenis baterai tipe secondary yang
rechargeable dan saat ini banyak digunakan pada laptop, telepon seluler, dan berbagai
perlengkapan elektronik lainnya. Baterai ion litium menjadi pilihan utama sebagai sumber energi
pada mobil listrik karena densitas energinya yang sangat besar yakni sebesar 200 Wh/kg serta
efisiensi pengisian ulangnya yang mencapai 90%. Namun karena ketersediaan sumber daya alam
bahan bakunya yang terbatas, harga baterai ini sangat mahal yakni sebesar $689/kWh pada tahun
2012 dan meningkat menjadi $800-1000/kWh pada tahun 2013 (Anonim1, 2013).
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk memperoleh litium adalah dengan
mengekstrak kandungan litium pada limbah baterai atau baterai bekas. Baterai ion litium bekas
mengandung 5-15% berat logam cobalt dan 2-7% berat logam litium. Logam-logam dalam baterai
bekas tersebut dapat diambil kembali dengan menggunakan teknik konvensional yakni