Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BAHASA INDONESIA

ANALISIS POTENSI LIIMBAH TEBU SEBAGAI BAHAN BAKAR


PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI BIOMASSA DI PABRIK GULA

Disusun Oleh

Adrian Dwi Erlangga

Kelas: XI IPS 1

SMA NEGERI 1 BENGKULU TENGAH


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Waktu sekarang, seiring dengan berjalannya waktu industri- industri baik
industri rumahan ataupun pabrik semakin marak di negara Indonesia. Sekarang
sudah sangat mudah dijumpai suatu industri walaupun letaknya dekat dengan
pemukiman padat dari penduduk. Posisi dari suatu pabrik yang berdekatan
dengan pemukiman warga tentu bisa memicu terjadinya dampak buruk, baik itu
lewat limbah padat, cair atau gas.
Khususnya untuk limbah padat yang memerlukan tempat penampungan
yang lumayan besar. Aktifnya dari perindustrian di negara Indonesia tak bisa
berlangsung terus menerus tanpa adanya proses yang bisa menekan dampak
buruk yang dikarenakan adanya pembuatan produk di sebuah perindustrian.
Limbah maupun sampah memang menjadi sebuah bahan yang tak berarti atau
tidak berharga, namun kita tidak mengetahui jika limbah juga dapat menjadi
sesuatu yang bermanfaat apabila diproses dengan baik dan benar.
Beberapa pabrik yang ada di Indonesia sekarang sudah mulai menerapkan
sistem pengolahan limbah guna mengurangi dampak polusi dari limbah –
limbah itu. Bahkan terdapat beberapa yang menggunakan limbah pabriknya
untuk dijadikan suatu produk baru yang bermanfaat dengan diolah lewat proses
tertentu.
Salah satunya dalam mengolah limbah sisa pembuatan gula yang menjadi
kompos, batako atau lainnya. Pemanfaatan limbah sekarang ini juga menjadi
sangat penting, khususnya dengan tujuan untuk mengatasi masalah
penumpukan sampah di kota besar seperti limbah organik industri dan limbah
pertanian / perkebunan.
Sistem pembangkit listrik (generator biomass) yang paling optimal
dengan menggunakan model sistem pembangkit listrik grid-connected.
Perhitungan dari hasil potensi biomasa tebu (feedstock biomass) dengan
menggunakan ampas tebu untuk dijadikan sebagai sumber energi generator 1,
generator 2, generator 3 serta perhitungan konsumsi daya pada industri yang
dengan secara menyeluruh sistem adalah system dipakai bantuan perangkat
lunak, di dalam hal ini HOMER versi 2.68. Hasil simulasi serta optimasi
dengan menggunakan bantuan software HOMER menunjukkan jika secara
keseluruhan sistem yang paling optimal guna diterapkan di PT. Rajawali II
(PG/PS Jatitujuh) adalah system pembangkit listrik (100%) dengan
menggunakan Grid PLN (0%).
Dihitung 0% disebabkan langganan dari PLN tak digunakan pada sistem
pembangkit sebab pembangkit mampu menampung daya konsumsi semua
sektor industri. Hasil total daya yang dihasilkan dari pembangkit 1,2 & 3
sebesar 15,024,411 kWh/tahun dari hasil analisa Homer Energy. Dilihat dari
data di atas, penulis tertarik guna menyusun suatu Proposal Jurnaldengan judul
“Analisis Potensi Limbah Tebu sebagai Pembangkit Listrik Energi Biomassa di
Pabrik Gula”. Pada Proposal Jurnal ini penulis membahas terkait pemanfaatan
limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan gula di dalam PG. Rajawali II
Jatitujuh.
B. Rumusan Masalah
Dalam memudahkan penyusunan Proposal Jurnal , penulis akan
menggunakan rumus masalah kedalam beberapa bentuk kalimat pertanyaan
seperti:
A. Analisis penerapan ampas tebu yang ada di pabrik gula.
B. Potensi ampas tebu pada penyediaan energi listrik.
C. Batasan Masalah
Dilihat dari rumusan masalah di atas, maka dalam pembahasan Proposal
Jurnal ini dibatasi terhadap:
a. Analisis perhitungan daya serta beban hanya terpusat lewat Homer.
b. Pengambilan data hanya dikerjakan oleh Pabrik Gula Madukismo
Yogyakarta.
D. Tujuan Penelitian
a. Perhitungan potensi ampas tebu terhadap penyediaan energi listrik
b. Mengetahui hasil analisa energi biomasa tebu yang menjadi sumber
energi listrik ramah lingkungan di kehidupan masyarakat.
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi Penulis
Manfaat penelitian biomassa untuk penulis yakni bisa menambah
wawasan untuk peneliti serta bisa dijadikan sebagai pedoman dalam
menghadapi masalah bahan bakar yang sekarang ini tengah dalam
keadaan yang mengkhawatirkan.
b. Manfaat bagi Pembaca
Penulisan Proposal Jurnal diharapkan bisa menjadi referensi akademis
serta keinsinyuran dalam pengembangan kemampuan pembaca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Energi Biomassa
Energi biomassa merupakan sumber energi yang berasal dari bahan
biologis atau organik yang telah baru saja mati atau pun masih hidup. Biomassa
dapat berupa tumbuhan, atau hewan, atau residu yang dihasilkan oleh tumbuhan
atau hewan. Biomassa adalah salah satu energi baru terbarukan, karena dapat
diperbarui, misalnya, pada biomassa yang berasal dari tumbuhan, kita dapat
menanam tanaman secara terus-menerus yang menghasilkan energi, dan
pemanfatan biomassa pun dapat disesuaikan dengan potensibiomassa yang ada
disuatu wilayah.
Penggunaan Biomassa pun bermacam-macam, ada yang menjadi bahan
campuran suatu sumber energi ada pula yang secara murni menjadi sumber
energi. Contoh jenis dan penggunaanya yaitu: sebagai Bio Fuel (seperti
biodiesel, bioethanol, bio avtur, dll), biobriket, biogas, sebagai sumber bahan
bakar, bahkan sebagai sumber energi pembangkit listrik.
Menurut LIPI Potensi biomassa yang ada di Indonesia sbesar 50 GW,
namun yang baru dimanfaatkan saat ini adalah 5 persen (1). Sumber biomassa
pun beragam seperti: tanaman jagung, singkong, kentang, ubi, sekam padi,
kelapa sawit, jarak, kayu, kotoran hewan, serta limbah atau residu. Namun
penggunaan biomassa juga harus memperhatikan dengan pemenuhan kebutuhan
bahan nabati untuk konsumsi mahluk hidup, jangan sampai terjadi krisis pangan
akibat pemanfaatan tanaman yang sepenuhnya untuk sumber biomassa, namun
hal tersebut dapat dicegah dengan pengelolan yang baik antara pemanfaatan
tanaman sebagai sumber makanan dan sumber energi biomassa.
Pemanfaatan biomassa bisa dengan menggunakan limbah padat perkotaan
atau sampah. Bahan-bahan tersebut dikoversikan menjadi energi listrik, bahan-
bahan tersebut berupa bahan biogenik seperti kardus, kertas, sisa makanan,
rerumputan, daun, ranting dan lain sebagainya. Hal ini juga dapat menjadi
solusi pemecahan masalah sampah di perkotaan. Tanaman tebu, jagung,
singkong, gandum dapat menjadi ethanol, yang dapat menjadi campuran
penyusun bahan penyusun biodiesel, bioavtur, bio fuel.
Tentunya dengan perbandingan yang telah ditentukan dengan spesifikasi
setiap produk.Tanaman - tanaman tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bakar yakni dari ampas, daun, maupun batangnya.namun tidak digunakan
secara optimal di masyarakat. Biomassa tersebut juga dapat diolah menjadi
bioarang, yang merupakan bahan bakar dengan tingkat nilai kalor yang cukup
tinggi dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Biomassa sangat
mudah ditemukan dari aktivitas pertanian, peternakan, kehutanan, perkebunan,
perikanan, dan limbah-limbah lainnya.
Di Indonesia terdapat wilayah penghasil energi biomassa dengan potensi
besar, memiliki potensi biomassa untuk pembangkit listrik dengan cara
memanfaatkan limbah sawit dari perkebunan kelapa sawit. Potensi pembangkit
listrik bersumber energi biomassa di Riau adalah sebesar 146 MW. Energi
biomassa tersebut berasal dari pemanfaatan limbah sawit, tandang kosong,
limbah cair, dan cangkangnya, jumlah potensi tersebut adalah kalkulasi
kemampuan masing-masing pabrik. dengan potensi menghasilkan 1 MW.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian:
a. Studi Pustaka (Study Research)
Studi satu ini dikerjakan dengan menggunakan cara melihat serta mencari
literature yang telah ada guna mendapatkan data yang berkaitan dengan
analisis di dalam penulisan Proposal Jurnal.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Berwujud peninjauan menuju lokasi serta siskusi bersama pihak – pihak
yang terkait guna memperoleh data yang diperlukan pada penulisan
Proposal Jurnal .
c. Penyusunan Proposal Jurnal
Selepas dikerjakan pengujian, data – data serta analisa yang didapatkan
dan juga disusun dalam suatu laporan tertulis.
B. Hasil Penelitian
Sebagai sebuah Pabrik Gula, Rajawali II berbeda dengan perusahaan
MNC lainnya yang ada di Indonesia, PG Rajawali II memiliki integritas yang
tinggi dan keterbukaan dengan tetap menghargai dan menghormati hak asasi
manusia, menjaga keseimbangan para karyawan dan menghormati kepentingan
sah relasi perusahaannya serta memiliki pengabdian kepada masyarakat. PG
Rajawali II adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi gula
memproduksi kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan konsumen sehari-
harinya.
Dimulai pada tahun 1971, dalam rangka untuk memenuhi swasembada
gula, Pemerintah Republik Indonesia mengadakan kerjasama dengan Bank
Dunia. Dari kerjasama tersebut dibentuk Indonesia Sugar Study (ISS). Salah
satu programnya adalah mencari areal baru yang berorientasi pada lahan kering.
Survey pencarian lahan dilakukan pada tahun 1972-1975 yang menyatakan
bahwa areal BKPH Jatitujuh, Kerticala, Cibenda dan Jatimunggul masuk
kategori lahan kering dan cocok untuk penanaman tanaman tebu. Pada tanggal
9 Agustus 1975 terbit Surat Keputusan Menteri Pertanian (SK Mentan)
No.795/VI/1975 tahun Izin Prinsip Pendirian Pabrik Gula. Diikuti Surat
Keputusan Menteri Pertanian (SK Mentan) No.481/Kpts/UM/8/1976 tanggal 9
Agustus 1976 tentang kawasan hutan Jatitujuh, Kerticala, Cibenda dan
Jatimunggul seluas 12.022,50 hektar untuk dicadangkan kepada PT Perkebunan
XIV guna penanaman tebu dan pendirian bangunan serta fasilitas dalam rangka
pembangunan Proyek Pabrik Gula Jatitujuh.
Melalui Peraturan Pemerintah (PP) No.17 tahun 1979 tertanggal 25 Juni
1979 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Untuk Pendirian
Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang Produksi Gula, Negara Republik
Indonesia melakukan penyertaan dalam modal saham di Proyek Gula Jatitujuh.
Bangunan Pabrik Gula Jatitujuh mulai dibangun tahun 1977 sampai dengan
tahun 1978 yang ditangani oleh kontraktor dari Perancis yaitu Five Cail
Babcock (FCB). Peresmian Pabrik Gula Jatitujuh baru dilaksanakan pada
tanggal 5 September 1980 oleh Presiden Republik Indonesia H.M. Soeharto.
Melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 tahun 1979 tanggal 15 Juni 1979
tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Untuk Pendirian
Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang Produksi Gula, Negara Republik
Indonesia melakukan penyertaan dalam modal saham di Proyek Gula Jatitujuh.
C. Klasifikasi, Tujuan dan Ruang Lingkup
a. Klasifikasi Risiko
a) Risiko strategi Bisnis, yang meliputi antara lain : Risiko persaingan
bisnis, risiko ketersediaan lahan, risiko bibit buruk, risiko gagal
panen, risiko pabrik tua, risiko kerugian anak Perusahaan, risiko
kerugian kerja sama strategis, risiko penugasan dari Pemerintah,
risiko kegagalan marketing, serta risiko yang timbul dari dampak
adanya kebijakan/regulasi.
b) Risiko operasional, meliputi antara lain : Risiko penurunan
penjualan, risiko biaya operasi tinggi, risiko pemasaran yang tidak
tepat, risiko kehandalan peralatan dan teknologi, risiko kesalahan
proses, risiko ketidakjelasan pembagian tugas, risiko
ketidakpatuhan pada prosedur, risiko pemogokan kerja dan SDM,
risiko perubahan situasi sosial, politik dan keamanan.
c) Risiko keuangan, yang meliputi antara lain : Risiko investasi, risiko
efisiensi biaya produksi (inefisiensi), risiko hutang yang tinggi,
risiko cashflow negatif, risiko dana terbatas, risiko transaksi mata
uang asing, risiko perubahan nilai suku bunga, risiko tidak
tertagihnya piutang dan risiko dari adanya regulasi keuangan dari
Pemerintah.
b. Tujuan Manajemen Risiko
a) Bahan pengambilan keputusan Direksi dalam upaya melanjutkan
usaha Perusahaan;
b) Meminimalisasi risiko kerugian.
c. Ruang Lingkup Manajemen Risiko
a) Mengidentifikasi potensi risiko internal pada setiap fungsi/unit dan
potensi risiko eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja
Perusahaan;
b) Mengembangkan strategi penanganan pengelolaan risiko;
c) Mengimplementasikan program-program pengelolaan untuk
mengurangi risiko;
d) Mengevaluasi keberhasilan manajemen risiko.
d. Manfaat Manajemen Risiko
Manfaat manajemen risiko adalah memperkecil dampak kerugian
dari ketidakpastian dalam usaha.
D. Proses Manajemen Resiko
a. Komunikasi dan Konsultasi
Komunikasi dan konsultasi dilakukan oleh setiap Penanggung
Jawab Risiko (Risk Owner) terhadap para pemangku kepentingan baik
internal maupun eksternal pada setiap tahap proses pengelolaan risiko
dengan tujuan agar mereka dapat memahami keterkaitan rencana strategis
Perusahaan dengan pengelolaan risiko dan peran mereka dalam
pengelolaan risiko Perusahaan. Lingkup materi yang harus
dikomunikasikan dan dikonsultasikan meliputi:
a) Maksud dan tujuan, alasan penerapan manajemen risiko, elemen-
elemen yang terdiri dari : prinsip, kerangka kerja, dan proses
manajemen risiko Perusahaan.
b) Istilah dan terminologi risiko serta ukuran-ukuran dalam
manajemen risiko.
c) Kriteria, toleransi risiko (risk tolerance), dan selera risiko (risk
apetite) yang ditetapkan Perusahaan.
d) Risiko-risiko strategis yang berdampak berbahaya bagi
kelangsungan hidup Perusahaan.
e) Akuntabilitas dari setiap Pihak yang terlibat dan berkepentingan
dengan pengelolaan risiko, baik internal maupun eksternal.
b. Menentukan Konteks
Penentuan konteks adalah penentuan parameter-parameter yang
relevan dengan Perusahaan, baik internal maupun eksternal yang
digunakan dalam pengelolaan risiko terutama dalam rangka menetapkan
ruang lingkup dan kriteria risiko. Parameter yang ditetapkan harus sesuai
dengan kerangka kerja pengelolaan risiko (risk management framework)
yang telah ditetapkan.
c. Asesmen risiko (Risk Assessmen)
Tujuan asesmen adalah mengenali risiko, tingkat kegawatan risiko
dan prioritas penanganan risiko. Proses asesmen terdiri dari : Identifikasi
risiko, analisis risiko dan evaluasi risiko.
d. Penanganan risiko (Risk Treatment)
Tujuan proses penanganan risiko adalah menyeleksi alternatif
metode atau teknik yang digunakan untuk mengurangi tingkat kegawatan
risiko yang teridentifikasi. Strategi penanganan risiko adalah :
a) Menerima risiko yaitu mempertahankan kondisi dan memonitor
perubahan risiko tersebut.
b) Mitigasi yaitu menggunakan metode tertentu untuk menurunkan
nilai kemungkinan.
c) Berbagi risiko yaitu membagi beban penanganan risiko dengan
pihak lain untuk mengurangi tingkat kegawatan risiko.
d) Menghindari risiko artinya membatalkan program yang
mengandung risiko.
e. Pemantauan dan Kaji Ulang (Monitoring & review)
Pemantauan adalah monitoring rutin terhadap kinerja aktual dari
pelaksanaan proses manajemen risiko dibandingkan dengan rencana yang
ditetapkan. Kaji Ulang adalah peninjauan berkala terhadap efektifitas
sistem manajemen risiko yang diberlakukan dan efektifitas pelaksanaan
penanganan risiko guna perbaikan secara terus menerus.
KESIMPULAN
PT PG Rajawali II adalah Anak Perusahaan (AP) dari PT Rajawali Nusantara
Indonesia (PT RNI, Persero) yang bergerak dibidang Agroindustri khususnya Industri
Gula dan berlokasi di Cirebon, Provinsi Jawa Barat. PT PG Rajawali II merupakan
Anak Perusahaan dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang paling luas areal
dan paling besar asetnya dibandingkan dengan Anak Perusahaan PT RNI yang lain.
PT PG Rajawali II memiliki:
a. 2 (dua) Pabrik Gula yang masih aktif beroperasi yaitu Pabrik Gula Unit Tersana
Baru dan Pabrik Gula Unit Jatitujuh.
b. 2 (dua) Pabrik Gula yang vakum yaitu Unit Pabrik Gula Sindang Laut dan Unit
Pabrik Gula Unit Subang.
c. 1 (satu) Pabrik Gula yang telah dihentikan operasinya yaitu Pabrik Gula Unit
Karangsuwung.
d. 1 (satu) unit yang bergerak dalam hal melakukan riset dan pengembangan di
bidang tanaman yaitu Unit Puslitagro.
e. 1 (satu) Pabrik yang memproduksi spiritus, alkohol dan derifatnya yaitu Unit
PSA Palimanan.
f. 1 (satu) Apotek yaitu Apotek Raja Farma.
g. 1 (satu) Pabrik Kamvas Rem yang telah dihentikan operasinya yaitu PT Inti
Bagas Perkasa.
Daftar Pustaka
Sumber : http://rajawali2.co.id/

Anda mungkin juga menyukai