BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Rheza Rhezdiana 162154079 Angkatan 2016
Maya Cindiati 162154110 Angkatan 2016
Putri Sabilla Aulia Najiyah 172154012 Angkatan 2017
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2018
Menyetujui.
Wakil Dekan I FKIP, Ketua Pelaksana Kegiatan,
B. Latar Belakang
Salah satu sektor yang menjadi krisis di dunia adalah krisis bahan
bakar fosil.Cadangan gas bumi dan minyak bumi semakin lama semakin
menipis, akan tetapi permintaan dalam pemakaian bahan bakar fosil
meningkat sehingga berdampak pada naiknya harga minyak bumi.
Indonesia yang terbiasa dimanjakan oleh sumberdaya alam yang
melimpah harus mengurangi ketergantungan penggunaan minyak bumi, salah
satu caranya adalah membuat suatu energi alternatif yang dapat diperbaharui.
Indonesia sebagai negara maritim memiliki keanekaragaman perairan
yang melimpah.Pantai pangandaran yang merupakan salah satu sumberdaya
perairan memiliki keanekaragaman mikroalga potensial yang jarang
diketahui.Maka dari itu kami menggali potensi perairandi pantai pangandaran
untuk dikembangkan dan dimanfaatkan menjadi energi terbarukan.
Mikroalga merupakan sumber daya perairan yang sangat potensial
dalam pemanfaatannya sebagai energi terbarukan. Kandungan lipidnyaakan
diubah menjadi biodiesel. Selain merupakan sumber daya terbarukan
(renewable), mikroalga juga mempunyai kemampuan dalam pengurangan
emisi gas CO2 (Harun et al, 2010). Saat ini banyak diteliti sumber daya alam
yang menjadi bahan baku biofuel, termasuk mikroalga. Beberapa
kelebihannya yaitu tidak berkompetisi denganproduk pangan untuk manusia,
serta tidak memerlukan area yang luas.Pertumbuhannya relatif cepat,
memerlukan air lebih sedikit dan menghasilkan bahan baku biodiesel 15-300
kali lebih cepat dibanding dengan tanaman darat.Biofuel yang diolah dari
mikroalga bersifat ramah lingkungan apabila tertumpah karena sifatnya
biodegradable (Chisti, 2007).
Oleh karena itu,penggunaan sumber energi alternatif sebagai
pengganti BBM merupakan cara efektif agar Indonesia nantinya tidak akan
menjadi negara yang mengimpor minyak.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, tim program kreativitas mahasiswa
penelitian (PKM-P) kami merumuskan berbagai permasalahan sebagai
berikut:
1. Apa sajakah jenis mikroalga di Pantai Pangandaran yang memiliki
potensi besar untuk dijadikan bahan energy alternatif?
2. Bagaimana cara pengolahan dan pengembangan mikroalga sehingga dapat
dijadikan bahan bakar alternatif Biobased economy?
D. Tujuan
1. Mengetahui jenis mikroalga di Pantai Pangandaran yang memiliki potensi
besar untuk dijadikan energi alternatif
2. Mengetahui cara pengolahan dan pengembangan mikroalga sehingga
dapat dijadikan energy alternatif biobased economy
E. Urgensi Penelitian
Adapun urgensi penelitian ini adalah untuk mengurangi penggunaan
bahan bakar fosil dengan caramenggantinya dengan bahan bakar
alternatifberbahan baku mikroalga.Selain itu, penelitian ini dilakukan agar
dapat meningkatkan nilai guna mikroalga yang melimpahdi perairan sehingga
dapat bermanfaat untuk mengurangi krisis bahan bakar minyak (BBM).
G. Manfaat
1. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui
2. Menambah daya guna mikroalga yang melimpah di pantai
3. Mengurangi emisi buangan dari bahan energy fosil sehingga mengurangi
efek pemanasan global
4. Menghasilkan energi alternatif berbasis biobased economy
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mikroalga
Mikroalga atau fitoplankton merupakan kelompok tumbuhan renik
berukuran mikroskopik yang termasuk dalam kelas alga yang tersebar di
seluruh wilayah perairan air tawar maupun laut. Mikroalga memiliki kinerja
yang hampir sama dengan tumbuhan bersel banyak, akan tetapi tidak memiliki
akar, daun, dan batang untuk berfotosintesis.
Menurut beberapa peneliti, mikroalga diibaratkan sebagai pabrik kecil
dalam ukuran sel mikro yang mengubah karbon dioksida.menjadi material
potensial seperti biofuel, pangan, dan biomaterial melalui energi matahari
(Kimball, 1983., Romimohtarto, 2004.,Chisti, 2007).Secara umum mikroalga
dibagi menjadi empat kelompok utama yaitu: Chlorophiceae (Alga hijau),
Bacillariophyceae (Diatom), Cyanophyceae (Alga Biru-Hijau), dan
Chrysophyceae (Alga Perang) (Kawaroe et al. ,2010., Kasrina dkk. ,2012.).
Mikroalga dinilai ideal dan potensial untuk dijadikan sebagai bahan
baku produksi bioenergi. Kandungan lipid dalam biomassa mikroalga spesies
tertentu sangat tinggi dan ditunjang dengan pertumbuhan yang sangat
cepat.Secara matematis produktivitasnya mencapai lebih dari 20 kali
produktivitas minyak sawit dan 80 kali minyak jarak. (Harun et al, 2010).
Pertumbuhan yang relatif cepat dan tidak memerlukkan lahan yang luas untuk
menghasilkan biomassa dan lipid, menjadikan mikroalga sebagai solusi energi
alternatif dan terbarukan (Chisti, 2007)
B. Isolasi Mikroalga
Suatu substrat atau media dapat tumbuh dari lebih satu jenis
mikroorganisme, dengan demikian lalu dikembangkan suatu teknik pemisahan
yang disebut teknik isolasi, sehingga diperoleh atau biakan yang hanya terdiri
dari satu jenis mikroorganisme saja yang disebut biakan murni (Utami, 2004:
14).
Ada beberapa cara isolasi mikroalga untuk mengambil biakan murni
jenis tunggal. Cara-cara ini tidak hanya digunakan untuk memisahkan jenis
yang diinginkan dari populasi berbagai jenis plankton alam, tetapi juga
digunakan untuk memisahkan satu jenis atau mikroalga yang telah
terkontaminasi oleh organisme lain (Isnansetyo dan Kurniastuti, 1995).
Metode isolasi yang paling mudah yaitu metode pipet kapiler, dimana sampel
10-15 tetes diteteskan di tengah gelas obyek, dan sekelilingnya ditetesi 6-8
tetes medium.
Tujuan isolasi adalah untuk memperoleh fitoplankton/mikroalga
monospesies (murni) dengan cara mengambil sampel air di alam dengan
menggunakan planktonnet, untuk selanjutnya diamati dibawah mikroskop.
Metode isolasi kapiler memiliki kelebihan dari metode lain yaitu bahan yang
dibutuhkan hanya memerlukan jumlah yang sedikit dan tidak memakan
banyak tempat sedangkan kekurangannya tidak bisa dilakukan untuk
organisme yang jumlah dan jenisnya banyak, juga memerlukan ketelitian yang
tinggi pada saat menyaring mikroalga saat menggunakan akuades, agar
akuades tidak terlalu banyak sehingga monospesies mikroalga bisa didapatkan
dengan tepat (Prasetyo, T, 1967)
C. Identifikasi Mikroalga
Identifikasi mikroalga berarti mencari, mengumpulkan dan meneliti
kenanekaragaman mikroalga dalam suatu daerah sebagai sumber informasi
untuk suatu penelitian.Mikroalga dapat ditemukan di perairan tawar, payau
dan laut.Ada 4 karakteristik yang digunakan untuk membedakan divisi
mikroalga yaitu ; tipe jaringan sel, ada tidaknya flagella, tipe komponen
fotosintesa, dan jenis pigmen sel. Selain itu morfologi sel dan bagaimana sifat
sel yang menempel berbentuk koloni / filamen adalah merupakan informasi
penting didalam membedakan masing-masing group
Mikroalga dapat diklasifikasikan pada beberapa filum diantaranya
1. Cyanobacteria atau alga biru hijau
Spirulina sp.(air tawar, air laut), Oscillatoria sp.(air tawar, air laut),
Anabaena sp.(air tawar, air laut)
2. Alga Hijau (Chlorophyta)
Tetraselmis sp. (air tawar, air laut), Clamidomonas sp.(air tawar, air laut),
Nannocloris sp.(air tawar, air laut), Dunaliella sp.(air tawar, air laut),
Chlorella sp.(air tawar, air laut), Scenedesmus sp.(air
tawar),Ankistrodesmu sp. (air tawar), Selenastrum sp. (air tawar)
3. Diatomae
Chaetoceros sp.(air laut),Cyclotella sp.(air tawar, air
laut),Thallasiosirasp. (air laut), Skeletonemasp. (air laut),organisme ini
ditemukan juga di perairan muara pada salinitas 10 ppt, Phaeodactylumsp.
(air laut)
4. Chrysophyta
Isochrysis sp.(air laut) Nannochloropsis sp.(air tawar, air laut) Ellipsoidon
sp.(air tawar, air laut)
5. Rhodophyta
Porphyridiumsp.(air laut) alga ini digunakan pada lingkungan budi daya
untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat.
6. Phyrrophyta
Ceratium sp. (air tawar), Peridinium sp. (air tawar, air laut) hidup pada
pipa saluran air, air dalam kendi, dan air tandon.
D. Energi Alternatif
Energy alternatif merupakan bahan bakar yang dapat digunakan sebagai
energi alternatif dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam
menjalankan roda kehidupannya. (Mohanty dan Abdullahi,
2016).Penambahan jumlah penduduk berimbas terhadap peningkatan
konsumsi energi dalam bentuk minyak bumi. Sementara ketersediaan minyak
bumi yang semakin lama semakin menipis. Jika hal tersebut terus berlanjut,
maka tidak menutup kemungkinan di masa yang akan datang sumber energi
dari minyak bumi tidak akan lagi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
yang semakin lama semakin meningkat.
Mikroalga dirasa memiliki potensi sebagai bahan baku penghasil
energi alternatif. Mikroalga tidak membutuhkan banyak lahan dan air untuk
pertumubuhan.Selain itu, mikroalga tidak menghasilkan limbah yang
berdampak buruk bagi lingkungan sehingga tidak mempengaruhi kualitas air
yang telah digunakan sebagai pertumbuhan. (Hadiyanto dan Maulana
Azim,2012)
Biomass dari mikroalga dapat diolah menjadi beberapa turunan produk
bioenergi seperti biodiesel (cara transesterifikasi), bioethanol (C2H6O) (cara
fermentasi), biobuthanol (C4H10O), maupun SVO (Straight Vegetable Oil) di
mana minyak yang dihasilkan dari mikroalga langsung digunakan untuk mesin
diesel yang telah dimodifikasi. . (Harun et al, 2010.,Hadiyanto dan Maulana
Azim, 2012)
Mikroalga dapat dijadikan biodiesel yang memiliki keunggulan
dibandingkan dengan diesel dari minyak bumi.Alga penghasil biofuel
merupakan biofuel generasi ketiga setelah ditemukannya teknologi kedua,
yang berasal dari tanaman penghasil lipid. Kandungan minyak dalam
biomassa kering dapat mencapai 80% berat, dan dapat menghasilkan lipid
dalam range 20-50%. Salah satu alga yang memiliki kandungan lipid yang
tinggi namun pertumbuhannya lambat adalah Dunaliella salina. Akan tetapi,
tidak semua mikroalga penghasil lipid layak untuk digunakan sebagai diesel.
Selanjutnya, mikroalga dapat dimanfaatan untuk bioethanol. Mikroalga
dapat dimanfaatkan sebagai bioethanol karena beberapa jenis spesiesnya
memiliki kandungan pati. Salah satu alga yang memiliki kandungan
karbohidrat tinggi adalah Spirogyra sp
E. Biobased economy
Saat ini para ahli mulai menyadari bahwa ada sumber energi lain yang
selama ini belum diolah potensinya. Sumber energi baru yang sangat
menjanjikan adalah dengan memanfaatkan proses-proses biologis yang
alamiah.Ini disebut dengan “bioteknologi”, dan ekonomi yang digerakkan
dengan bioteknologi ini disebut dengan “bio-based economy” atau
“bioeconomy” atau “biotechonomy”.Bioteknologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain)
maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa, sedangkan Biobased economy adalah
semua aktivitas ekonomi yang berasal dari aktivitas ilmiah dan penelitian yang
berfokus pada bioteknologi.(Wikipedia)
Sumber energi berbasis biobased economy perlu dikembangkan
sebagai sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui dan ramah
lingkungan. Berikut ini beberapa kelebihan biobased economy dibandingkan
denganFosil-Based Economy:
1. Adalah aktivitas ekonomi yang digerakkan oleh hasil pengetahuan dan
penelitian yang berfokus kepada bioteknologi, misalnya dari proses
genetis dan sel yang diaplikasikan dalam proses industry.
2. Selalu dapat diperbaharui (renewable)
3. Dapat dikuasai dan dijalankan oleh banyak pelaku kecil-kecil dan lebih
tersebar karena teknologinya bersifat spesifik sumberdaya setempat
4. Lebih ramah lingkungan, bahkan tidak meninggalkan residu, karena
semua proses terserap oleh alam kembali secara alamiah (low-carbon
growth model)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah true experiment (eksperimen
sungguhan).
B. Pelaksanaan Eksperimen
Waktu dan tempat : Eksperiment dilakukan pada bulan …..di
Laboratorium InaCC-LIPI Cibinong, Bogor.
C. Langkah kerja
1. Sampling
Sampling dilakukan di daerah Pantai Pangandaran Jawa Barat
dengan menggunakan planktonnet yang berupa seperti jaring hanya saja
ukuran pori-porinya lebih kecil, berukuran ± 2 mikron.
2. Isolasi
Metode isolasi yang akan digunakan adalah metode pipet kapiler
a. Tahap Persiapan
Pada Tahap ini dilakukan persiapan bahan-bahan dan alat-alat
yang diperlukan.Bahan-bahan yang diperlukan meliputi mikroalga dan
akuades steril. Sedangkan alat-alat yang diperlukan meliputi
mikroskop, object glass, cover glass, pipet, pipet kapiller, botol lab,
dan planktonnet.
b. Tahap Isolasi Mikroalga
Teknik isolasi yang digunakan adalah dengan teknik pipet
kapiler. Langkah pertama yaitu pengambilan sampel mikroalga
menggunakan planktonnet dan dimasukkan ke dalam botol lab, sampel
diambil menggunakan pipet tetes dan diteteskan di ujung object glass.
Akuades diteteskan sebanyak tiga tetes pada permukaan object glass
selanjutnya sampel mikroalga dari air diteteskan pada salah satu
tetesan akuades tersebut.Mikroalga diisolasi dengan bantuan
mikroskop dan pipet kapiler kemudian dipindahkan dari satu media ke
media lain hingga didapat satu spesies mikroalga.
3. Kultivasi
a. Alat
Botol kaca 2000 ml, selang aerasi, aerator 8 lubang,
thermometer, pH meter, refraktometer, beaker glass, lampu 18 watt,
pupuk sebagai nutrisi mikroalga agar tidak mati.
b. Tahapan Kultivasi
Masing-masing spesies yang teridentifikasi diberikan media
kultivasi yaitu menggunakanair laut 25-30 ppt dan telah disterilkan
menggunakan kaporit lalu ditambahkan natrium thiosulfat untuk
menetralisir kandungan klor dalam media setelah itu diberi nutrien
Conwy (Amini, 2005). Pemberian pupuk conwy untuk tiap 1 liter
media sebanyak 1 ml.
Pastikan aerasi berjalan baik beserta suhu dan
pencahayaan.Mikroalga dikembangkan dengan pada ruangan
terkontrol dengan suhu optimum diatur 25oC, intensitas cahaya 2000
lux. Kultur murni dilakukan didalam wadah berukuran 5 mL,10 mL,50
ml,100 ml,500 ml, dan seterusnya sampai 500 L.
4. Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah mikroalga mencapai puncak
populasi, ditandai dengan perubahan warna pada media kultur. Sistem
harvesting atau pemanenan mikroalga adalah dengan teknik flokulasi dan
dilanjutkan dengan teknik filtrasi.Pemanenan mikroalga ini dilakukan
dengan teknik flocculation yaitu memisahkan mikroalga dengan
penambahan zat koagulan NaOH dengan dosis 50 ppm ke dalam media
agar terjadi pengendapan (flokulasi).
Campuran mikroalga dan NaOH diaerasi selama kurang lebih 1
jam kemudian didiamkan selama 1 hari hingga mengendap. Setelah
diendapkan kemudian dilakukan teknik filtration yaitu biomassa
mikroalga dipisahkan dari media kultur cair menggunakan kain/jaring
penyaringan berdiameter kecil.
5. Ekstraksi minyak
Biomassa hasil pemanenan ditimbang dan dibagi sama rata untuk
tiap perlakuan pH 5, 7, dan 9. Menurunkan dan menaikkan pH dilakukan
dengan penambahan asam sitrat dan NaOH hingga mencapai derajat
keasaman yang diinginkan.Waktu perendaman pada tiap perlakuan pH ±10
menit.Perlakuan pH dilakukan untuk memberi perlakuan terhadap dinding
sel sebelum dilakukan dengan bantuan metode MAE (Microwave-assisted
extraction)menggunakan alat microwave dengan panjang gelombang 2450
MHz pada suhu 75 0C selama 10 menit.Maserasi dilakukan selama 24 jam
dengan perbandingan pelarut n-heksana dengan biomassa yaitu 1:1.
Pemisahkan pelarut n-heksana dengan biomassa dengan cara
mensentrifugasi. Larutan n-heksana yang telah terkandung minyak dan
telah terpisah dari biomassa dipisahkan kembali menggunakan evaporator
sampai semua pelarut n-heksana menguap dan yang tersisa adalah
minyaknya saja (Lee, 2009).
6. Uji kelayakan
Uji kelayakan minyak mikroalga dilakukan di Laboratorium inaCC
- LIPI, Cibinong, Bogor.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp) Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang 3.749.000
2 Bahan habis pakai 1.371.000
3 Transportasi 1.760.000
4 Lain-lain 4.440.000
Jumlah (Rp) 11.300.000
B. Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
N Minggu Minggu Minggu
Jenis Kegiatan
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Survei Lokasi
dan
Pengambilan
1
Sampel di
Pantai
Pangandaran
Isolasi
2
Mikroalga
Kultivasi
3
Mikroalga
Harvesting /
4
Pemanenan
Ekstraksi
5 Minyak
Mikroalga
Uji Kelayakan
6 Minyak
Mikroalga
Pembuatan
7
Laporan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian Biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.
(Rheza Rhezdiana)
NIM. 162154079
Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Maya Cindiati
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Biologi
4 NIM 162154110
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bekasi, 25 Mei 1998
6 E-mail mayacindiati@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082114041707
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian Biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.
(Maya Cindiati)
NIM. 162154110
Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Putri Sabilla Aulia Najiyah
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Biologi
4 NPM 172154012
Tempat dan Tanggal
5 Bandung, 8 September 2000
Lahir
6 E-mail sabillaputri22@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082321543419
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam daftar riwayat hidup ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan dan apabila kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-P.
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister
Nama Institusi Universitas Siliwangi Universitas Jendral
Soedirman
Jurusan/Prodi Pendidikan Biologi Ilmu Biologi (Bioteknologi)
Tahun Masuk-Lulus 2008-2012 2012-2016
C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.
Tasikmalaya, 03 Januari 2019
Dosen Pendamping
3. Perjalanan
Harga
No Justifikasi Kuantita Jumlah
Material satuan
. Anggaran s (Rp)
(Rp)
1. Perjalanan Satu kali 8 tiket 45.000 360.000
pengambilan pulang pergi bus
sampel
Perjalanan
Satu kali 8 tiket
2. pembelian alat 100.000 800.000
pulang pergi bus
dan bahan kimia
Perjalanan
Satu kali 8 tiket
3. pelaksanaan 75.000 600.000
pulang pergi bus
penelitian
SUBTOTAL (Rp) 1.760.000
4. Lain-lain
No Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah
. Anggaran satuan (Rp)
(Rp)
1. Biaya publikasi Publikasi 1 1.500.000 1.500.000
jurnal
2. Pengujian Penggunaan 1 1.500.000 1.500.000
sampel jasa analis
3. Uji kelayakan Penggunaan 1 1.300.000 1.300.000
jasa analis
4. Biaya Melaporkan 3 30.000 90.000
penyusunan Rincian
laporan
5. Dokumentasi Dokumentasi 10 5.000 50.000
pelaksanaan
SUBTOTAL (Rp) 4.440.000
Total (Keseluruhan) 11.300.000