BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
1
PENGESAHAN PKM-PENELITIAN EKSAKTA
1. Judul Kegiatan : Penggunaan Kulit Singkong
(Manihot utilissima) untuk Memperbaiki Kualitas Air yang Tercemar Limbah
Logam Berat dari Timbal (Pb) dan Uji Toksisitas Pada Ikan Mas
2. Transportasi Kering
3. Bidang Kegiatan : PKM-P
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Lily Nindya Safana
b. NIM : 201710260311021
c. Jurusan : Budidaya Perairan
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah
Malang
e. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Desa Ngraseh Rt 12 Rw
03,Kecamatan Dander, Kabupaten
Bojonegoro
f. Email : lilynindya@gmail.com
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Hany Handajani, S.Pi, M.Si.
b. NIDN : 0715017101
c. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Jl. Selat Karimata E2/26, Malang /
08123317258
7. Biaya Kegiatan Total
a. Kemristekdikti : Rp. 12.400.000,00
b. Sumber Lain :-
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
i
DAFTAR ISI
LEMBAR
ii
4.2. Jadwal Kegiatan........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
LAMPIRAN–LAMPIRAN..................................................................................11
Lampiran 1.Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing..........................11
Teknologi Fitoremediasi Menggunakan Tanaman Hias Air Tawar Pada
Budidaya Intensif Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor)....................................15
Lampiran 2.Justifikasi Anggaran Kegiatan........................................................18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas...............19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti....................................................21
iii
RINGKASAN
i
BAB 1
PENDAHULUAN
2
oleh sungai tersebut.Salah satu pencemar yang menyebabkan rusaknya tatanan
lingkungan hidup yaitu limbah yang mengandung logam berat.
Di wilayah Semarang sendiri terdapat sungai yang mengalir di kawasan
industri dan lingkungan pemukiman yaitu sungai Babon.Sungai Babon terletak di
wilayah pembangunan II yang merupakan kawasan industri. Berdasarkan data
yang tercatat di Kantor Wilayah Departemen Perindustrian Propinsi Jawa Tengah
disebutkan bahwa sejumlah industri yang beroperasi di kawasan industri Terboyo
dan sepanjang jalan raya Kaligawe terdiri dari industri yang menghasilkan produk
percetakan, garmen, penyamakan kulit, tekstil, dan industri batako. Limbah yang
berasal dari industri merupakan salah satu sumber pencemaran logam berat seperti
Pb.
Timbal (Pb) termasuk dalam kelompok logam yang beracun dan berbahaya
bagi kehidupan makhluk hidup.Limbah Timbal (Pb) dapat masuk ke badan
perairan secara alamiah yakni dengan pengkristalan Pb di udara dengan bantuan
air hujan.Penggunaan Pb dalam skala yang besar dapat mengakibatkan polusi baik
di daratan maupun perairan.Logam Pb yang masuk ke dalam perairan sebagai
dampak dari aktifitas manusia dapat membentuk air buangan atau limbah dan
selanjutnya akan mengalami pegendapan yang dikenal dengan istilah sedimen.
Sedimen merupakan lapisan bawah yang melapisi sungai, danau, teluk, muara dan
lautan. Biasanya, kandungan logam berat dalam sedimen lebih tinggi
dibandingkan kandungan logam berat yang masuk ke dalam perairan yang akan
mengalami pengendapan pada sedimen.
Tingginya kandungan timbal dalam sedimen akan menyebabkan biota air
tercemar seperti ikan, udang dan kerang, dimana biota tersebut hidup di dasar
sungai dan apabila dikonsumsi dapat berbahaya bagi kesehatan.Hasil pengambilan
sampel air di badan sungai Babon yang dilakukan oleh Balai Lingkungan Hidup
pada bulan September 2015 lalu ditemukan kadar logam berat Timbal telah
melebihi baku mutu air sungai kelas II yaitu sebesar 0,073 mg/l dengan baku mutu
sebesar 0,03 mg/l. Kondisi ini kemungkinan besar disebabkan oleh aktifitas
industri maupun limbah rumah tangga di sepanjang Sungai Babon sehingga
mengakibatkan tingginya limbah logam berat timbal yang mencemari badan air.
Terjadinya suatu perubahan dalam perairan akan menimbulkan dampak bagi
organisme yang hidup didalamnya. Adanya logam berat di perairan sangat
berbahaya secara langsung terhadap kehidupan biota perairan, yang selanjutnya
mempengaruhi secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia.Hal ini
berkaitan dengan sifat-sifat logam berat yang sulitdidegradasi, sehingga
terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami sulit
dihilangkan.Logam berat dapat terakumulasi dalam biota perairan seperti kerang,
dan ikan serta didalam sedimen.
3
Air yang tercemar logam berat pada konsentrasi tertentu (lethal concentration)
tidak dapat digunakan untuk kegiatan budidaya ikan. Pada konsentrasi yang masih
dapat ditoleransi oleh ikan, air yang engandung logam berat memiliki potensi
berbahaya, karena logam berat dapat terakumulasi dalam tubuh ikan sehingga
berbahaya jika dikonsumsi manusia. Pada pada air yang memiliki kandungan pH
yang sangat rendah (dibawah 5), air tidak dapat digunakan untuk proses budidaya
karena jika akan terhambat pertumbuhannya dan mengalami kematian
(Lekang.2007)
Secara umum logam berat dapat mematikan ikan dan terakumulasi dalam
tubuh ikan melalui proses osmoregulasi, penyerapan melalui permukaan kulit dan
biomagnifikasi. Ikan yang terakumulasi logam berat apabila dikonsumsi manusia
maka akan menghambat proes enzimatik (Widowati et al., 2008), merusak system
saraf pusat, ginjal, liver dan system reproduksi (Fu dan Wang, 2011). Pada air
yang memiliki kandungan pH rendah, ikan akan mengalami kerusakan insang,
kulit dan mata (Lekang,2007)
Masuknya senyawa timbal ke dalam tubuh dapat menyebabkan gejala
keracunan seperti gastrointestinal, rasa logam di mulut, sakit perut, muntah, dan
diare (Palar, 2004). Toksisitas logam berat terhadap manusia memerlukan waktu
yang lama karena proses akumulasi dalam tubuh sehingga proses pencegahan
sebaiknya dilakukan sedini mungkin (Palar,2004). Pada Peraturan Pemerintah
Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air
Limbah, konsentrasi yang diizinkan yaitu Pb sebesar 0,1 mg/l.
Toksisitas suatu zat dapat diukur dengan uji toksisitas akut yang dinyatakan
dalam konsentrasi letal (LC50). LC50 adalah konsentrasi yang dapat mematikan
50% hewan uji dalam waktu yang relative pendek yakni sapai empat hari
(Soemirat,2003) uji toksisitas akut dapat digunakan untuk menentukan toksisitas
suatu senyawa spesifik yang terdapat dalam efluen. Untuk keperluan penelitian
toksisitas diperlukan hewan uji. Hewan uji yang digunakan dapat berupa ikan
karena dapat menunjukan reaksi terhadap perubahan fisik air maupun terhadap
senyawa pencemar terlarut dalam batas konsentrasi tertentu. Salah satu ikan yang
dapat digunakan yaitu ikan mas (Cyprinus carpio L) karena sangat peka terhadap
perubahan lingkungan sehingga dapat ditentukan kadar limbah yang
menyebabkan efek toksik terhadap ikan mas (Sudarmadi, 1993).
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengurangi konsentrasi logam
berat dalam limbah cair diantaranya adalah adsorpsi, pertukaran ion (ion
exchange), dan pemisahan dengan membran. Metode yang sering digunakan
dalam industri adalah proses adsorpsi. Hal ini dikarenakan proses adsorpsi lebih
ekonomis, mampu menghilangkan bahan-bahan organik dan tidak menimbulkan
efek toksik. Adsorpsi merupakan proses penyerapan zat pada permukaan adsorben
yang disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara adsorben dengan ion
4
logam yang terlarut dalam air (Astuti dan Kurniawan, 2015). Kelebihan kulit
singkong sebagai adsorben mampu menyerap timbal (Pb) hingga 3,16 mg/gram,
lebih besar dari kapasitas adsorpsi karbon aktif tongkol jagung yang mampu
menyerap timbal (Pb) sebesar 2,91 mg/gram (Deviyanti dkk., 2014).
3.1. Tujuan
1. Mengetahui kemampuan adsorpsi karbon aktif dari limbah
kulit singkong terhadap logam timbal (Pb) menggunakan
sistem kontinyu.
2. Mengetahui perbedaan kemampuan adsorpsi pada variasi laju alir
adsorpsi.
3. Mengetahui perbedaan kemampuan adsorpsi pada variasi
bed depth adsorben.
5
3.1. Luaran
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk jurnal
ilmiah dan menciptakan dan memanfaatkan kulit singkong serta mengurangi
limbah timbal (Pb) yang selama ini belum bias di atasi secara optimal
3.2. Manfaat
Menafaatkan limbah kulit singkong menjadi adsorben untuk mengadsorpsi
logam timbal (Pb) dalam air, menerapkan dan memahami metode system adsorpsi
secara kontinyu serta mengetahui perbedaan kemampuan adsorpsi pada variasi
laju alur dan bed depth adsorben.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
Selain beberapa sifat khusus di atas, timbal juga memiliki sifat kimia dan
fisika sebagai berikut:
Sifat Fisika:
1.Fase pada suhu kamar : padat
2.Densitas : 11,34 g/cm3
3.Titik didih : 1749 oC
4.Titik leleh : 327,5 oC
5.Kalor peleburan : 4,77 kJ/mol
6.Kalor penguapan : 179,5 kJ/mol
7.Kalor jenis : 26,650 J/(mol K)
Sifat Kimia:
1.Bilangan oksidasi : +2, +4
2.Elektronegativitas : skala pauli: 1,87 (+2) dan 2,33 (+4)
3.Energi ionisasi : 715,6 kJ/mol
Menurut Palar (1973) dalam (Adhani dan Husaini, 2017), berdasarkan sifat
toksiknya Pb memberikan efek klinis seperti:
1. Pada saluran pencernaan terjadi kolik usus disertai konstipasi
berat pada sistem hematopoitik menghambat aktivitas enzim
aminolevulenat dehidratase dalam eritroblas sumsum tulang dan
eritrosit, sehingga memperpendek umur sel darah merah
2. Efek pada sistem syaraf (organ yang paling sensitif), keracunan
Pb dapat mengakibatkan epilepsi, halusinasi, dilerium, dan
kerusakan otak besar
3. Terjadinya kerusakan ginjal oleh adanya gagal ginjal
4. Terjadi penurunan kemampuan reproduksi
5. Ditemukan ketidaknormalan fungsi jantung pada anak-anak
6. Pada sistem indokrin mengakibatkan kekurangan iodium.
Toksisitas timbal atau disebut keracunan timbal dapat bersifat akut ataupun
kronis. Dampak akut timbal dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, sakit
kepala, hipertensi, nyeri perut, gangguan fungsi ginjal, kelelahan, sulit tidur,
arthritis, halusinasi dan vertigo. Sedangkan dampak kronis timbal dapat
menyebabkan keterbelakangan mental, cacat lahir, psikosis, autisme, alergi,
disleksia, penurunan berat badan, hiperaktif, kelumpuhan, kelemahan otot,
8
kerusakan otak, kerusakan ginjal dan bahkan dapat menyebabkan kematian
(Adhani dan Husaini, 2017).
Logam timbal merupakan anggota golongan IV A dalam sistem periodik unsur
yang memiliki nomor atom (NA) 82 dengan konfigurasi electron [Xe]4f 145d106s2
6p2 dan berat atom relatifnya (BA) 207,2 g/mol. Jumlah timbal yang terdapat di
alam memiliki empat isotop, yaitu masing-masing dengan berat atom 208, 207,
206, dan 204 (Palar,1994). Logam timbal termasuk ke dalam 5 golongan transisi
yang memiliki bilangan oksidasi 0,+2, +4. Di mana ion logam Pb2+ digolongkan
sebagai asam madya (borderline) (Pearson, 2005).
Timbal adalah logam yang lunak, berwarna abu-abu kebiruan, memiliki
densitas yang tinggi (11,48 g/ml), titik didih 1740oC , titik leleh 327,5oC, tahan
terhadap peristiwa korosi atau karat, merupakan penghantar listrik yang buruk dan
memiliki keelektronegatifan sebesar 1,8. Logam timbal mudah melarut dalam
asam nitrat yang pekatnya 8 M (Vogel, 1990).
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang baku mutu
limbah cair No. Kep-51/MENLH/10/1995 menyatakan bahwa batas maksimum
untuk logam Pb adalah 0,1 mg/L. Akibat keracunan akut pada manusia adalah
terjadinya kerusakan yang hebat pada ginjal, sistem reproduksi, hati, otak, sistem
syaraf pusat (gangguan sistem syaraf dan mental), menghambat sintesis
hemoglobin (Hb) dalam sumsum tulang dan dapat menimbulkan kematian (Palar,
1994).
Efek keracunan Pb sangat ditentukan oleh variabel lingkungan tertentu yang
tergantung pada spesiesnya. Timbal merupakan kontaminan karena secara biologi
tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia. Logam timbal memiliki kemampuan untuk
berikatan dengan gugus-gugus yang ada pada alga, terutama gugus karboksilat
melalui ikatan koordinasi (Palar, 1994).
Logam berat Timbal (Pb) dan persenyawaannya dapat berada di dalam badan
perairan secara alamiah dan sebagai dampak dari aktivitas manusia. Badan
perairan yang telah kemasukan senyawa atau ion - ion Timbal (Pb) dapat
menyebabkan jumlah Timbal (Pb) dalam badan perairan melebihi konsentrasi
yang semestinya. Hal ini dapat mengakibatkan kematian bagi biota perairan
tersebut (Palar, 2008). Konsentrasi Timbal (Pb) yang mencapai 188 mg/L dapat
membunuh ikan – ikan. Keracunan Timbal (Pb) bersifat akut dan kronis.
Keracunan akut dapat terjadi jika Timbal (Pb) masuk ke dalam tubuh
seseorang melalui makanan atau menghirup gas Timbal (Pb) dalam waktu relatif
pendek dengan dosis atau kadar relatif tinggi. Timbal (Pb) bisa merusak jaringan
saraf, fungsi ginjal, sistem reproduksi, sistem endoktrin dan jantung, serta
gangguan pada otak anak mengalami gangguan kecerdasan dan mental.
9
Sedangkan paparan Timbal (Pb) secara kronis bisa mengakibatkan kelelahan lesu,
gangguan menstruasi, depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat
terganggu, dan sulit tidur (widowati dkk, 2008).
Doc. Google
10
berbahan dasar umbi singkong, jadi keberadaannya sangat dipengaruhi oleh
eksistensi tanaman singkong yang ada di Indonesia. Kulit singkong terkandung
dalam setiap umbi singkong dan keberadaannya mencapai 16% dari berat umbi
singkong tersebut (Supiyadi, 1995). Berdasarkan data BPS 2008, diketahui
produksi umbi singkong pada tahun 2008 adalah sebanyak 20.8 juta ton, artinya
potensi kulit singkong di Indonesia mencapai angka 3,3 juta ton/tahun.
Karbon dan sumber energi untuk kebutuhan mikroorganisme dapat
diperoleh dari karbohidrat sederhana seperti glukosa. Diantara polisakarida yang
dapat dijadikan sebagai sumber karbon dan energi untuk kapang terutama adalah
pati. Mengingat tingginya pati dari kulit singkong dan kondisi penyimpanan,
maka kondisi ini dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang
selanjutnya akan memanfaatkan pati pada kulit singkong. Molekul molekul
organik yang komplek seperti polisakarida harus dipecah dulu menjadi unit-unit
yang lebih sederhana, sebelum digunakan. Pemecahan ini terjadi akibat ekskresi
enzim ekstraseluler yang sangat erat hubungan dengan pembusukkan bahan
pangan oleh jasad renik. Semakin lama penyimpanan maka akan terjadi
penurunan kadar pati. Penurunan kadar pati ini dipengaruhi pertumbuhan kapang
yang meningkat sehingga akan meningkatkan kerusakan dan deolimerisasi pati
dan protein.
Tabel 2. Kandungan Nutrisi Singkong
Kandungan nutrisi Kulit Ubi (%)
Protein kasar 4,8
Serat kasar 21,2
Ekstrak eter 1,22
Abu 4,2
Ekstrak tanpa N 68
Ca 0,36
P 0,112
Mg 0,227
Energi metabolis 2960
11
adalah sebanyak 20,8 juta ton, artinya potensi kulit singkong di Indonesia
mencapai angka 3,3 juta ton/tahun (Supriyadi, 1995). Limbah kulit singkong
dapat dimanfaatkan sebagai bahan yang mampu mengurangi kadar logam berat
berbahaya. Berdasarkan beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa kulit
singkong memiliki kandungan protein, sellulosa non-reduksi, serat kasar yang
tinggi dan HCN (asam sianida). Komponen – komponen tersebut mengandung
gugus –OH, –NH2, –SH dan –CN yang dapat mengikat logam (Anonim, 2010).
Kulit singkong mengandung C (Karbon) sebesar 59,31% yang berarti terdapat
carbon yang tinggi, H (Hidrogen) sebesar 9,78%, O (Oksigen) sebesar 28,74% ,
35 N (Nitrogen) sebesar 2,06 % , S (Sulfur) sebesar 0,11% dan H2O (Air) sebesar
11,4% (Akanbi, 2007). Selain itu, menurut Hanifah dkk (2010), kulit singkong
juga mengandung 459, 56 ppm HCN (asam sianida).
12
2.4. Adsorpsi
Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun
gas) terikat pada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis)
pada permukaan padatan tersebut. Adsorpsi secara umum adalah proses
penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh
permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika
antara substansi dengan penyerapnya. Definisi lain menyatakan adsorpsi sebagai
suatu peristiwa penyerapan pada lapisan permukaan atau antar fasa, dimana
molekul dari suatu materi terkumpul pada bahan pengadsorpsi atau adsorben
(Sonhi ,P 2013). Secara umum, terdapat dua jenis adsorpsi logam berat oleh 11
mikroorganisme, yaitu adsorpsi yang tidak bergantung metabolisme
(metabolismindependent) dan adsorpsi yang bergantung metabolisme
(metabolism-dependent). Proses adsorpsi logam yang tidak bergantung pada
metabolisme terutama terjadi pada permukaan dinding sel dan permukaan
ekstrasel lain, yang terjadi melalui mekanisme kimia dan fisika, seperti pertukaran
ion dan pembentukan kompleks. Sedangkan adsorpsi yang bergantung pada
metabolisme akan menyebabkan terakumulasinya logam di dalam dinding sel.
Proses ini secara keseluruhan disebut biosorpsi (Gladd dan White, 1993).
Oscik (1982), menjabarkan teori Langmuir bahwa pada permukaan adsorben
terdapat sejumlah tertentu situs aktif yang sebanding dengan luas permukaan
adsorben. Dalam setiap situs aktif hanya satu molekul yang diadsorpsi. Proses
adsorpsi dapat terjadi karena adanya gaya fisika dan gaya kimia yang
masingmasing menghasilkan adsorpsi fisika (physisorption) dan adsorpsi kimia
(chemisorption). Adsorpsi kimia melibatkan ikatan koordinasi sebagai akibat dari
penggunaan elektron secara bersama oleh adsorben dan adsorbat. Adsorpsi kimia
mempunyai energi >40 kJ/mol, yang dihasilkan dari ikatan kovalen atau
elektrostatis, akibat interaksi yang lebih kuat daripada interaksi fisika, maka zat
yang teradsorpsi sukar dilepaskan dan cenderung bersifat reversible
Berdasarkan besarnya interaksi antara adsorben dan adsorbat, Adsorpsi
dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a) Adsorpsi fisika
Dalam adsorpsi fisika, molekul – molekul teradsorpsi pada
permukaan adsorben dengan ikatan yang lemah (ikatan Van Der
Waals). Adsopsi itu bersifat reversible, sehingga molekul - molekul
yang teradsorpsi mudah dilepaskan kembali dengan cara menurunkan
tekanan gas atau konsentrasi zat terlarut. Panas adsorpsi yang
menyertai adsorpsi fisika berkisar 10 kJ/mol. Adsorpsi fisika
umumnya terjadi pada temperatur yang rendah dan jumlah zat yang
teradsorpsi akan semakin kecil dengan naiknya suhu. Demikian juga
kondisi kesetimbangan tercapai segera setelah adsorben bersentuhan
1
dengan adsorbat. Hal ini dikarenakan dalam fisika tidak melibatkan
energi aktivasi.
b) Adsorpsi kimia
Pada adsorpsi kimia, molekul – molekul yang teradsorpsi pada
permukaan adsorben bereaksi secara kimia. Hal ini disebabkan pada
adsorpsi kimia terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan. Oleh
karena itu, panas adsorpsinya mempunyai kisaran yang sama seperti
reaksi kimia, yaitu berkisar 100 kJ/mol. Ikatan antara adsorben dengan
adsorbat dapat cukup kuat sehingga spesies aslinya tidak dapat
ditemukan kembali.
2
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Uji adsorbsi kulit singkong untuk memperbaiki kualitas air yang tercemar
limbah logam berat dari timbal (Pb) dilakukan di laboratorium kimia UMM, uji
toksisitas pada ikan mas dilakukan di laboratorium perikanan UMM. Waktu yang
dibutuhkan untuk menguji kandungan kulit singkong, uji toksiistas ikan mas
dilakukan selama 6 bulan.
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian untuk uji adsorbsi kulit
singkong ini, anatara lain; spektrofotometer serapan atom (SSA), Botol sample
dan gelas kimia, magnetic stirrer, neraca analitik, blender, kertas saring, corong
dan kertas saring Whatman 41. Adapun bahan yang digunakan Kulit singkong 1
kg, air, kertas saring, tissue, limbah cair industri perikanan , bakteri (Lb.
acidophillus, St. Thermophillu), larutan H2SO4 0,3 N 1 Liter, lembar polietilen
dan lembaran plastik. Alat dan bahan yang digunakan untuk uji toksisitas pada
ikan mas antara lain akuarium ukuran 30 cm x 25 cm x 20 cm sebanyak 12 buah
(5 akuarium untuk 5 variasi konsentrasi, 1 akuarium untuk kontrol dan
percobaan dilakukan secara duplo), aerator sebanyak 12 buah (setiap akuarium
selalu diberi aerasi yang cukup), gayung plastik. Perlengkapan untuk analisis
karakteristik sampel yaitu botol sampel 20 liter sebanyak 7 buah, gelas ukur dan
spektrofotometer serapan atom. Sampel limbah cair percetakan berasal dari
proses maintenance peralatan yang dilakukan setiap hari. Adapun bahan yang
digunakan adalah hewan uji berupa ikan mas (Cyprinus carpio L) ukuran 7-8 cm
dan menggunakan larutan artifisial multikonsentrasi yaitu Pb 0,3 mg/l, Cr 0,9
mg/l dan Co 0,8 mg/l. Tiap akuarium diisi dengan larutan sebanyak 8 liter.
3.3. Metode Penelitian
Jenis aktivator
Waktu adsorpsi
Konsentrasi limbah
Keterangan :
Diteliti
Tidak Diteliti
4
Penelitian dibagi kedalam beberapa tahap, yaitu: (1) Adsorbsi kulit
singkong, (2) uji toksisitas pada ikan mas
5
dan kematian terkecil mendekati 50%. Perlakuan pada percobaan ini dilakukan
dengan 5 variasi konsentrasi pengenceran limbah cair, USEPA
merekomendasikan konsentrasi limbahnya antara lain 100% (8 liter larutan
artifisial), 50% (4 liter larutan artifisial dan 4 liter air), 25% (2 liter larutan
artifisial dan 6 liter air), 12,5% (1 liter larutan artifisial dan 7 liter air) dan
6,25% (0,5 liter larutan artifisial dan 7,5 liter air) dan satu sebagai kontrol (8
liter air). Percobaan dilakukan dengan dua kali pengulangan atau duplo.
Pada uji dasar dilakukan pengujian dengan variasi konsentrasi yang berada
pada rentang konsentrasi terendah yang mendekati kematian 50% dan
konsentrasi tertinggi yang mendekati kematian 50% yang telah didapat dari uji
pendahuluan. Uji dasar dilakukan untuk mendapatkan nilai LC50 yang lebih
teliti dengan rentang konsentrasi yang mendekati kematian 50% (LC50). Hasil
uji dapat dikatakan benar jika pada akhir pengamatan pada kontrol masih
terdapat 90% hewan uji yang masih hidup.
Metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi nilai LC 50 adalah metode
grafik, metode Spearman-Karber, metode Trimmed Spearman-Karber dan
metode Probit. Namun metode yang terpilih untuk mengestimasi nilai LC 50
tersebut ditentukan berdasarkan jumlah kematian hewan uji. Selanjutnya
dilakukan analisis hubungan setiap karakteristik Pb, Cr dan Co terhadap nilai
LC yaitu dengan statistik regresi dan korelasi.
3.4. Analisis Data
Data gambaran darah dan kelulus hidupan ikan kerapu cantik yang diperoleeh
ditampilkan dalam excel kemudian diolah yang menggunakan angka. Data
dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan jika ditemukan adanya pengaruh
dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf 95% (Sofyan dan Werwatz, 2001)
6
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
Pengumpula
n alat dan
bahan
Pelaksanaan
Uji Adsorbsi
Uji toksisitas
ikan mas
Evaluasi dan
2
penggumpula
n data
Bulan
1 2 3 4 5
Uraian Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
7
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Ambang
Atas dan
Bawah
Penerapan
Dosis
Infusum
Uji
Gambaran
Darah Dan
kelulus
Hidupan Ikan
Pelaporan
Laporan
Kamajuan
3 Program
Kegiatan
Pembuatan
Artikel
Ilmiah
Laporan
Akhir
Pelaksanaan
Program
8
DAFTAR PUSTAKA
Aini, M., M. Ali, B. Putri. 2014. Penerapan teknik imotilisasi benih ikan
nila (Oreochromis niloticus) menggunakan ekstrak daun bandotan
(Ageratum conyzoides) pada transportasi basah. Jurnal Rekayasa dan
Teknologi Budidaya Perairan, 2 (2): 218-226.
[APHA] American Public Health Association. 2005. Standard method for
examination of water and wastewater. 21rd Edition. Amer Public Health
Asc, New York. 258 259.
Ashari, S. 1995. Hortikultura: Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta. Hal : 297-303.
Aslianti, T., B. Slamet dan G.S. Prasetyo. 2003. Aplikasi Budidaya Ikan Kerapu
Bebek (Cromileptes altivelis) di Teluk Ekas Kabupaten Lombok Timur.
Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Boyd, C. E. 1979. Water quality management in pond fish culture. Auburn
University, Alabama. 359 pp
Brown, M. J. 1997. Durio ~ A Bibliographic Review. International Plant Genetic
Resource Institute. India. 196 p.
[DEPKES] Departemen Kesehatan. 2000. Parameter standard umum ekstrak
tumbuhan obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan,
Jakarta.
Dobsikova R, Svobodova Z, Blahova J, Modra H, and Velisek J. 2009. The Effect
ofTransport on Biochemical and Haetological Indices of Common
Carp(Cyprinus carpio L.). Journal of AnimalScience. p. 510-518
Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 3 untuk SMK . Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, DirektoratJenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah,Departemen Pendidikan Nasional, 2008.xi. 94 hlm.
Hajek GJ, K£yszejko B, Dziaaman R. 2006 The anaesthetic effect of clove oil on
common carp, Cyprinus carpio. Acta Ichthyologica Et Piscatoria 36(2):
93-97.
Harborne.1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan.Terbitan Kedua. Terjemahan K. Padmawinata dan I.
Soediro.Bandung : ITB
Ismi, S., Y.N. Asih, B. Slamet dan K.T. Suwirya. 2012. Pengaruh kepadatan
Nannochloropsis sp. pada pemeliharaan larva kerapu bebek (Cromileptes
altivelis) secara terkontrol. J. Ris. Akuakulture, 7(3) : 407 – 419.
Ismi, S., T. Sutarmat, N.A. Giri, M.A. Rimmer, R.M.J. Knuckey, A.C. Berding
and K. Sugama. 2014. Nursery management of grouper: a bestpractice
manual. Australian Centre for International Agricultural Research
(ACIAR) 2012. 44p
9
Johnston B. and B. Yeeting. 2006. Economics and Marketing of the Live Reef
Fish Trade in Asia–Pacific. ACIAR Working Paper No. 60. Australian
Centre for International Agricultural Research: Canberra.
Kritzon, C. 2003. Fishing With Poison. Bull. The Bulletin Of Primitive
Technology. School Of North America. America. 25 p.
Langkosono.2007. Budidaya Ikan kerapu (Serranidae) dan Kualitas Perairan.
Neptunus, Vol. 14, No. 1: 61-67
Lenny, S. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida, dan alkaloid.Karya
ilmiah. Departemen Kimia. FMIPA.Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hlm 7.
Maradona, D. 2013. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun durian
(Durio zibethinus L), daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour), dan
daun rambutan (Nephelium lappaceum L) terhadap bakteri
Staphylococcus aureus ATCC 25925 dan Escherichia coli ATCC 25922
Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam
Negeri, Jakarta.
Randal JE, Ben-Tuvia A. 1983. A review of the grouper (Pisces: Serrenidae;
Epinephelus) of the Red Sea, with description of a new species of
Chephalophalis. Bull. of Marine Science 32 (2). Pp. 373-426.
Rizal, S., 2011. Metabolit Sekunder. http://www.kutipanbuku.blogspot.com
Robinson, T. 2005. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, terjemahan
Padmawinata, K., Penerbit ITB, Bandung.
10
LAMPIRAN–LAMPIRAN
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-PE
11
Biodata Anggota Pelaksana 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dalilla Faradiba
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Budidaya Perairan
4 NIM 201710260311022
5 Tempat dan Tanggal Lahir Probolinggo ,11 Desember 1998
6 E-mail Fara7372@gmail.com
7 No Telepon/HP 081333363429
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN SMP SMA Negeri
Sukabumi 2 Negeri 3 1 Dringu
Probolinggo Probolingg Probolinggo
o
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk – 2005-2011 2011-2014 2014-2017
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah Tempat
1 - - -
D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir
No Jenis Penghargaan Institusi Tahun
Pemberi
Penghargaan
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-PE
(Dalilla Faradiba)
12
Biodata Anggota Pelaksana 2
E. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Choridatul Bahiyya
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Budidaya Perairan
4 NIM 201810260311045
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 31 Oktober 2000
6 E-mail Chorida31@gmail.com
7 No Telepon/HP 08990853687
F. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SMP
SD SMA Negeri 1
Negeri 1
Mojosari Kepanjen
Kepanjen
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk –
2006-2012 2012-2015 2015-2018
Lulus
G. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah Tempat
1 - - -
H. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir
No Jenis Penghargaan Institusi Tahun
Pemberi
Penghargaan
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-PE
(Choridatul Bahiyya)
13
1 Nama Lengkap (dengan gelar) : Dr. Hany Handajani, SPi, MSi
2 Jenis Kelamin : Perempuan
3 Jabatan Fungsional : Lektor
4 NIP/NIK/No. identitas lainnya : 110 0309 0406
5 NIDN : 0715017101
6 Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Januari 1971
7 E-mail : handajani@umm.ac.id
8 Nomor Telepon/HP : 081 2331 7258
9 Alamat Kantor : Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang
1 Nomor Telepon/Faks : 0341-464318, pswt 122 / 0341-460435,
0 460782
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
14
No Pendanaan
Tahun Judul Penelitian
. Sumber*
Teknologi Fitoremediasi
1 2017 Menggunakan Tanaman Hias PDD, Ristek Dikti
Air Tawar Pada Budidaya
Intensif Ikan Sidat (Anguilla
bicolor bicolor)
Pendanaan
No
Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
. Sumber*
15
N Volume/
Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
o Nomor/Tahun
Nama Pertemuan
No Judul Artikel Waktu Dan Tempat
Ilmiah/Seminar
16
Detoxification oil cake
International
kernels of Jatropha 12th of October 2016,
Conference on
(Jatropha curcas L) IPB International
2 Aquaculture
through using Convention Center,
Biothechnology
Aspergillus niger Bogor
(ICAB) 2016
fermentation
Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum
Malang, 11 Oktober 2019
17
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah
Pemakaian Satuan (Rp) (RP)
Sewa tempat Tempat uji dan 4 bulan 150.000,- 600.000,-
laboratoriun Penelitian
Sewa tempat Tempat uji dan 1 bulan 400.000,- 400.000,-
uji gambaran Penelitian
darah
Es Batu Sebagai pendingin - - 200.000,-
ikan didalam
steroform
Serbuk - - 200.000,-
Gergaji
SUB TOTAL (RP) 1.500.000
3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah
Pemakaian Satuan (Rp) (RP)
Pengadaan Perjalanan ke 2 kali 75.000 150.000
Daun Durian Trenggalek perjalanan
Pengadaan Perjalanan ke 3 kali 100.000 300.000
Ikan uji Situbondo perjalanan
SUB TOTAL (RP) 450.000
18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
N Nama/ NIM Program Bidang Alokasi Uraian
o Studi Ilmu Waktu Tugas
(Jam/minggu
)
1 Evi Fitriani Perikana Budiday 5 Bulan Pengadaan
Dwitianingsih/ n a Alat dan
201610260311101 Perairan Bahan,
Pelaksanaa
n
Penelitian,
Pembuatan
Laporan
Akhir
Pelaksanaa
n Program
2 Reza Gilang Perikana Budiday 5 Bulan Pengadaan
Maulana/ n a Alat dan
201610260311115 Perairan Bahan,
Pelaksanaa
n
Penelitian,
Pembuatan
Laporan
Akhir
Pelaksanaa
n Program
3 Olivia Agustin/ Perikana Budiday 5 Bulan Pengadaan
201710260311105 n a Alat dan
8 Perairan Bahan,
Pelaksanaa
n
Penelitian,
Pembuatan
Laporan
Akhir
Pelaksanaa
n Program
19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-P ini sesuai dengan bidang saya
dengn judul Penggunaan Kulit Singkong (Manihot utilissima) untuk Memperbaiki
Kualitas Air yang Tercemar Limbah Logam Berat dari Timbal (Pb) dan Uji
Toksisitas Pada Ikan Mas yang diusulkan untuk tahun anggaran 2020 adalah hasil
karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
20