Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SAMPAH MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN PETRA PENUNJANG


PEREKONOMIAN MASYARAKAT SIWALANKERTO MELALUI
PENGELOLAAN RUMAH KOMPOS

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Mourice Billy B11170222 / 2017
Tiffany Octavia Cahyadi B11170199 / 2017
Irene Trifena Mewengkang B11170200 / 2017

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA


SURABAYA
2019

i
PENGESAHAN PROPOSAL PKM - PENELITIAN

1. Judul Kegiatan : Sampah Mahasiswa Universitas Kristen


Petra Penunjang Perekonomian
Masyarakat Siwalankerto Melalui
Pengelolaan Rumah Kompos
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Mourice Billy
b. NIM : B11170222
c. Jurusan : Teknik Sipil
d. Institut : Universitas Kristen Petra Surabaya
e. Alamat Rumah dan No. HP :Jl. Siwalankerto VIII Blok E no.1, Surabaya
f. Email : b11170222@john.petra.ac.id
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr.rer.nat., Ir. SURYA HERMAWAN,
S.T., M.T.
b. NIDN : 0710127301
c. Alamat Rumah dan No. Telp. : Waru Regency No 1 Rewwin Sidoarjo,
Jawa Timur
6. Biaya Kegiatan Total : Rp. 11.527.000,-
a. Kemenristekdikti : Rp. 11.527.000,-
b. Sumber Lain :-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 Bulan

Surabaya, 19 Oktober 2019


Menyetujui,
Ketua Program Studi Teknik Sipil Ketua Pelaksana

(Dr. Daniel Tjandra, S.T., M.Eng) (Mourice Billy)


NIK. ..................................... NIM. B11170222

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

(R. Arja Angka A.A.A. Sadjiarto, (Dr.rer.nat., Ir. Surya


S.E., M.Ak., Ak.) Hermawan, S.T., M.T.)
NIK. ...................................... NIDN. ..................................

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................2
1.4 Kegunaan .............................................................................................2
1.5 Luaran ..................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sampah Organik .................................................................................4
2.2 Kompos ...............................................................................................5
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat ..............................................................................7
3.2 Metode Penelitian ...............................................................................7
3.3 Parameter yang diamati ......................................................................7
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Rekapitulasi Realisasi Anggaran ........................................................8
4.2 Jadwal Kegiatan ..................................................................................8
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian Kuantitatif ke Mahasiswa .........................................9
5.2 Hasil Penelitian di Rumah Kompos .................................................... 10
5.3 Hasil Penelitian kepada Masyarakat ................................................... 11
5.4 Siklus Organik .................................................................................... 13
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 14
6.2 Saran ................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 15
LAMPIRAN
Lampiran 1. Penggunaan Dana ............................................................................. 16
Lampiran 2. Bukti Pendukung Kegiatan............................................................... 18

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan lingkungan sering menjadi hal utama yang sering di bahas
dunia saat ini. Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah
besarnya populasi manusia (Zulva et al, 2016). Seiring dengan berjalannya
waktu, pertambahan penduduk di Indonesia juga meningkat dengan pesat.
Jumlah penduduk indonesia setiap tahunnya meningkat sekitar 2-3 juta
(Badan Pusat Statistik, 2018). Jumlah ini menyebabkan banyak sekali
perubahan yang terjadi di lingkungan Indonesia, salah satunya adalah
meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan.
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang cukup besar dan tidak
ada habisnya yang selalu muncul di sekitar kita. Jumlah sampah yang tidak
terolah dan menyebabkan timbunan di Indonesia sendiri mencapai
65.200.000 ton per tahun, data tersebut merupakan data yang didapatkan
pada tahun 2016 dengan jumlah penduduk 261.115.456 orang (Badan Pusat
Statistik, 2018).
Kota-kota besar di Indonesia meruapakan sebagian besar dari
penyumbang timbunan sampah tersebut, salah satunya kota Surabaya.
Jumlah sampah yang dihasilkan pada tahun 2017 mencapai 9896.78 m3/hari.
Ini tentu saja menyebabkan banyak isu-isu lingkungan bermunculan. Dari
jumlah sampah yang begitu besar itu 70% diantaranya merupakan sampah
organik (Badan Pusat Statistik, 2018).
Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk
seperti sisa-sisa makanan, daun-daunan, dan buah-buahan (Brata dan
Nelistya, 2008). Dengan penanganan yang tepat jumlah sampah organik ini
dapat ditekan sehingga isu-isu lingkungan yang ditimbulkan dari sampah
organik caranya adalah dengan pengelolaan yang bijaksana. Pengelolaan
yang bijaksana menuntut adanya pengetahuan yang cukup tentang isu-isu
lingkungan yang ada dan akibat yang dapat timbul karena gangguan
manusia (Zoer’aini, 2012).
Produk dari pengolahan sampah organik yang paling sering ditemui dan
paling mudah di buat adalah pupuk kompos. Sumber bahan pupuk kompos
antara lain berasal dari limbah organik seperti sisa-sisa tanaman (jerami,
batang, dahan), sampah rumah tangga, kotoran ternak (sapi, kambing, ayam,
itik), arang sekam, abu dapur dan lain lain (Rukmana, 2007). Penggunaan
kompos dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan mikrobiologi tanah (Syam,
2003).
Dengan kompos masyarakat dapat membuat tanaman mereka bertumbuh
jauh lebih baik dan efektif. Walaupun mudah di buat namun kesadaran
masyarakat untuk memanfaatkan limbah yang mereka hasilkan masih
2

kurang, sehingga dampak dari limbah yang dihasilkan masih terus ada. Hal
ini di sebabkan karena sikap kurang peduli akan keadaan global dengan kata
lain sudut pandang atau perspektif yang dimiliki tidak bersifat peduli akan
global. perspektif global adalah suatu pandangan yang timbul akibat suatu
kesadaran bahwa hidup ini adalah untuk kepentingan global yang lebih luas
(Wihardit, 1999)
Pemerintah kota Surabaya sendiri sudah mulai menjalankan beberapa
program untuk mengolah sampah organik yang dihasilkan rumah tangga.
Beberapa unit rumah kompos sudah tersebar di kota Surabaya namun
jumlahnya masih sangat sedikit. Sebagai mahasiswa penulis menyadari
bahwa hal ini sangat penting demi mengurangi dampak lingkungan yang
dihasilkan dari sampah organik. Sehingga berdasarkan hal ini penulis ingin
meneliti lebih lanjut mengenai rumah kompos yang kebetulan sudah ada di
salah satu kampus yang ada di Surabaya yaitu Universitas Kristen Petra.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini dapat dirumuskan
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pengolahan sampah organik menjadi pupuk
kompos?
2. Apakah siklus organik ini mampu mengurangi jumlah sampah yang
dihasilkan?
3. Apa dampak dari sampah organik yang dihasilkan oleh Universitas
Kristen Petra terhadap lingkungan dan masyarakat?

1.3 Tujuan
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk hal-hal berikut:
1. Mengetahui proses pengolahan sampah organik menjadi pupuk
kompos.
2. Mengetahui dampak siklus organik terhadap jumlah sampah yang
dihasilkan.
3. Mengetahui dampak sampah organik yang dihasilkan oleh
Universitas Kristen Petra terhadap lingkungan dan masyarakat.

1.4 Kegunaan
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan peneliti mengenai dampak dari sampah
organik terhadap lingkungan dan masyarakat dan dapat menjadi salah
satu dasar, acuan, dan masukan dalam mengembangkan penelitian-
penelitian selanjutnya.
2. Bagi Mahasiswa
3

Dapat menambah wawasan dan meningkatkan kesadaran mengenai


isu-isu lingkungan yang timbul karena dampak dari sampah organik.
3. Bagi Masyarakat
Dapat menambah wawasan dan memperoleh hasil dari pengolahan
sampah organik.
4. Bagi Lingkungan
Dapat mengurangi jumlah sampah organik yang dihasilkan setiap hari
sehingga tidak menumpuk dan menjadi polusi.

1.5 Luaran
Hasil dari penelitian ini akan di jurnalkan dalam jurnal nasional dan
diseminarkan dalam seminar nasional.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Siklus organik yang dimaksud disini adalah pengolahan sampah organik


yang dimanfaatkan untuk menjadi pupuk kompos. Seiring berjalannya waktu
sampah yang dihasilkan di bumi jumlahnya semakin meningkat, sehingga
memiliki dampak yang buruk untuk kelestarian lingkungan maupun
kesehatan jika tidak diolah dan dimanfaatkan dengan baik.

2.1 Sampah Organik


Sampah organik adalah sampah yang mengalami pelapukan dan dapat
terurai tidak seperti sampah anorganik yang dianggap sudah tidak berguna
lagi dan dibuang ke lingkungan (Rahmawati, 2018). Melalui proses
pengolahan yang baik sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi pupuk
kompos.
Sampah organik sendiri terdiri dari dua jenis yaitu sampah organik kering
dan sampah organik basah. Sampah organik kering memiliki kandungan air
yang rendah seperti dedaunan yang kering, ranting pohon, dan kertas.
Sedangkan sampah organik basah memiliki kandungan air yang tinggi
contohnya sisa-sisa makanan. Ada 4 prinsip yang digunakan dalam mengelola
sampah organik yaitu 4R (reduce, reuse, recycle, replace). Reduce
(mengurangi) yaitu meminimalisir pengguanaan suatu benda atau produk
yang menghasilkan sampah jika tidak terlalu penting untuk kehidupan sehari-
hari, sehingga dengan meminimalisasi penggunaan suatu barang atau produk
maka sampah yang dihasilkan akan berkurang. Selanjutnya reuse
(menggunakan kembali) yang merupakan upaya untuk menggunakan kembali
barang-barang yang dibeli, maka dari itu pada saat membeli suatu barang
disarankan untuk tidak membeli barang yang sekali pakai. Recycle (mendaur
ulang) yaitu mendaur ulang barang-barang yang tidak digunakan lagi. Yang
terakhir replace (mengganti) yaitu dengan mengganti barang yang sekali
pakai dengan barang yang lebih tahan lama atau ramah lingkungan (Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan, 2010).
Dengan mengolah sampah organik ada beberapa dampak positif yang
ditimbulkan yaitu dapat mengurangi tumpukan sampah baik yang ada di
lingkungan sekitar ataupun tempat pembuangan akhir (TPA), meminimalisir
pencemaran air, meminimalisir pencemaran udara dan bau, meminimalisir
pencemaran tanah, meminimalisir habitat bibit penyakit, meminimalisir
penurunan estetika/keindahan lingkungan (Mahyudin, 2018), dan juga
menghemat biaya transportasi untuk mengangkut sampah ke tempat
pembuangan akhir (TPA) (Wiratini et al, 2015). Dengan mengolah sampah
yang dihasilkan, Universitas Kristen Petra tidak pernah lagi membawa
sampah yang dihasilkannya ke tempat pembuangan akhir (TPA). Tidak hanya
berlaku untuk sampah organik, sampah anorganik juga dikumpulkan dan
diolah sehingga tidak ada satupun sampah yang berasal dari Universitas
Kristen Petra dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA). Hal ini memiliki
keuntungan juga bagi Universitas Kristen Petra karena tidak mengeluarkan
anggaran untuk mengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
5

2.2 Kompos
Pupuk kompos merupakan pupuk alami yang berasal dari sampah
organik dan kemudian diolah. Kompos digunakan pada pertanian agar dapat
mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk anorganik
dikurangi karena memiliki -zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan tubuh
manusia. Kompos memiliki kandungan unsur hara seperti nitrogen dan fosfat
dalam bentuk senyawa kompleks argon, protein, dan humat yang sulit diserap
tanaman (Setyotini et al., 2006).
Pada saat diolah menjadi kompos, sampah-sampah tersebut akan
mengalami penguraian sehingga menjadi kompos. Semakin cepat proses
penguraian maka akan semakin baik untuk kualitas komposnya. Di dalam
proses penguraian, mikroorganisme sangat berperan besar karena sisa organik
yang telah mati diuraikan kembali menjadi unsur-unsur yang dikembalikan ke
dalam tanah dan atmosfer sebagai hara yang dapat digunakan kembali oleh
tanaman (Saraswati et al.). Semakin banyak mikroorganisme maka proses
penguraian semakin cepat dan itu baik untuk kualitas kompos. Jumlah dan
jenis mikroorganisme menentukan keberhasilan proses dekomposisi atau
pengomposan (Saraswati et al.). Beberapa jenis mikroorganisme yang umum
ditemukan dalam tumpukan sampah tercantum dalam tabel 1 (Saraswati et
al.).

Tabel 1. Mikroorganisme yang umum berasosiasi dalam tumpukan


sampah
Bakteri Fungi
Mesofil
Pseudomonas spp. Alternaria spp.
Achromobacter spp. Cladosporium spp.
Bacillus spp. Aspergillus spp.
Flavobacterium spp. Mucor spp.
Clostridium spp. Humicola spp.
Streptomyces spp. Penicillium spp.

Termofil
Bacillus spp. Aspergillus dpp.
Streptomyces spp. Mucor pusillus
Thermoactinomyces spp. Chaetomium thermophile
Thermus spp. Humicola lanuginosa
Thermonospora spp. Absidia ramosa
Microplyspora spp. Sprotricbum thermofphile
Torula thermophile (yeast)
Thermoascus aureanticus

sumber : (Saraswati et al.)

Beberapa keuntungan menggunakan kompos dapat dilihat dari


berbagai aspek yaitu tanah ataupun tumbuhan, lingkungan, dan ekonomi.
Bagi tanah atau tumbuhan kompos ini berfungsi untuk meningkatkan
6

kesuburan tanah, memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan


kapasitas penyerapan air oleh tanah, meningkatkan aktivitas mikroba tanah,
dan meningkatkan kualitas hasil panen (Wiratini et al, 2015). Dari aspek
ekonomi, penggunaan kompos sangat menguntungkan karena dapat diolah
dari sampah organik yang sangat mudah didapatkan di sekitar kita, sehingga
pengolahan pupuk ini tidak memerlukan biaya yang besar (Wahyono, 2010).
Dari segi lingkungan kompos ini merupakan pupuk yang ramah lingkungan
karena bisa mengurangi polusi udara yang diakibatkan oleh pembakaran
sampah (Wiratini et al, 2015).
Dengan mengurangi jumlah sampah yang semakin bertambah maka
Universitas Kristen Petra berinisiatif membangun rumah kompos. Sampah
yang berasal dari Universitas Kristen Petra sendiri dibawa ke rumah kompos
Universitas Kristen Petra kemudian diolah menjadi pupuk kompos. Semua
jenis sampah yang berasal dari Universitas Kristen Petra baik sampah organik
maupun anorganik diolah agar dapat menghasilkan suatu nilai yang memiliki
manfaat baik bagi lingkungan dan masyarakat.
Pada bagian kompos telah dibahas tentang mikroorganisme yang
sangat berperan penting untuk proses penguraian sampah. Dan di rumah
kompos Universitas Kristen Petra mereka membuat bakteri perombak bahan
organik dengan sendirinya bukan dibeli. Bakteri perombak bahan organik
merupakan mikroorganisme yang tumbuh alami atau sengaja diberikan untuk
mempercepat proses penguraian sampah.
Untuk mempercepat proses penguraian maka mereka membuat
bakteri perombak bahan organik yang terdiri dari air bersih, yakult, tempe,
tape, dan air tebu. Pembuatannya yaitu dengan memasukkan ¾ air ke dalam
galon kemudian sebanyak ¼ tape dan ¼ tempe dilumatkan dan dibentuk
menjadi bola-bola kecil sehingga dapat masuk ke dalam galon. Setelah itu
memasukkan 1 buah yakult dan ½ liter air tebu ke dalam galon lalu dikocok
supaya rata dan ditutup pake plastik sehingga akan menggembung. Bakteri
tersebut dibiarkan selama se-minggu baru bisa digunakan sebagai bakteri
perombak bahan organik. Pada saat menggunakan bakteri tersebut, harus
dikomposisikan lagi dengan air bersih dengan perbandingan 1:20. Bakteri ini
sangat berguna karena dengan mempercepat proses penguraian maka
pembuatan kompos akan lebih cepat selesai sehingga sampah-sampah dapat
diproses lagi dan itu juga dapat membuat sampah yang ada di rumah kompos
tidak bertumpuk.
Siklus organik yang ada Universitas Kristen Petra sudah
berjalan cukup lama yaitu selama 5 tahun. Pupuk kompos yang dihasilkan
diberikan kepada warga di sekitar lingkungan Universitas Kristen Petra atau
daearah Siwalankerto secara sukarela dan gratis, tidak dipungut biaya.
7

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Lokasi penelitian akan berada di rumah kompos Universitas Kristen Petra
Surabaya dan disekitar lingkungan kampus yaitu pemukiman warga
Siwalankerto yang berlangsung mulai bulan November 2019.

3.2 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Dimana akan di lakukan survey kepada mahasiswa Universitas Kristen Petra
dalam bentuk kuisioner. Metode ini di gunakan untuk melihat jumlah sampah
organik yang di hasilkan oleh mahasiswa Universitas Kristen Petra sehingga
bisa dilihat berapa jumlah sampah yang ditekan oleh Universitas Kristen
Petra dalam menanggulangi masalah tumpukan sampah yang terus bertambah
setiap tahunnya di kota Surabaya. Selain itu juga dilakukan wawancara ke
beberapa masyarakat Siwalankerto yang mendapatkan bantuan kompos dan
menanyakan seberapa besar merasakan dampak dari bantuan yang diberikan
oleh Universitas Kristen Petra.

3.3 Parameter yang diamati


Selama penelitian ini hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:
- Rata-rata jumlah sisa makanan yang dihasilkan mahasiswa Universitas
Kristen Petra dalam satuan gr/hari.orang.
- Jumlah sampah yang masuk ke rumah kompos tiap hari dengan satuan
kg/hari.
- Jumlah kompos yang dihasilkan bulan dalam satuan kg.
- Jumlah warga yang menerima.
- Jumlah tanaman yang dihasilkan dari kompos yang diberikan per bulan
misalnya 1 karung kompos setara 7kg/warga dapat menghasilkan
berapa kg sayur.
- Lama proses pengolahan sampah organik sampai menjadi kompos.
- Sisa proses pengolahan sampah organik berapa banyak dan dibuang
kemana.
8

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Rekapitulasi Realisasi Anggaran

Tabel 2. Rekapitulasi Mata Anggaran


No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp) Total

1 Pemasukan Rp.11.527.000

2 Pengeluaran

- Peralatan penunjang Rp. 3.210.000

- Bahan habis pakai Rp. 3.517.000

- Perjalanan Rp. 1.150.000

- Lain-lain Rp. 3.650.000

Total Pengeluaran Rp.11.527.000

Saldo Akhir - -

4.2 Jadwal Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung mulai dari bulan November 2019
sampai bulan Februari 2020. Jadwal kegiatan siklus organik Universitas Kristen
Petra yang terjadi di sajikan dalam tabel.

Tabel 3. Jadwal Kegiatan


Bulan
Jenis Kegiatan November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan kuisioner
Kuisioner dibagikan
Pengolahan data kuisioner
Wawancara kepada masyarakat
Pengolahan sampah
Kompos dibagikan
Pengolahan data akhir
9

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian Kuantitatif ke Mahasiswa


Hasil penelitian Kuantitatif ke Mahasiswa dalam bentuk kuisioner di
sajikan dalam grafik berikut.

Sisa Makanan Setelah Makan di


Kantin
2%
11%
2% 0 sendok
1/2 sendok
48% 1 sendok

37% 2 sendok
3 sendok

Gambar 1. Grafik Hasil Kuisioner Mahasiswa

Data tersebut di ambil dari 390 mahasiswa Universitas Kristen Petra


Surabaya dari berbagai jurusan dan dari 4 kantin berbeda yaitu kantin gedung
P,W,T dan Q. Untuk menentukan jumlah sampel yang perlu di ambil maka di
hitung dari jumlah mahasiswa aktif yang selalu berada di lingkungan Universitas
Kristen Petra kami melakukan pendekatan sederhana sebagai berikut

a = Jumlah mahasiswa aktif adalah 8000 mahasiswa


b = Jumlah mahasiswa per angkatan adalah 2000 mahasiswa
c = jumlah mahasiswa non skripsi/magang (a-b)

Kenapa kami memperhitungkan variabel c? Karena mahasiswa yang


sedang mengambil skripsi ataupun magang kemungkinan besar tidak akan
berkaktifitas sebanyak mahasiswa lainnya dan kesimpulannya adalah mereka
kemungkinan besar tidak makan di kantin sehingga di peroleh jumlah mahasiswa
yang hadir setiap hari :
𝑁 = 0.9𝑥(𝑐)
N= Jumlah Mahasiswa yang hadir
0.9= konstanta yang diambil dari rata-rata
jumlah mahasiswa yang hadir di kelas adalah
90%
Dengan itu didapatkan bahwa :
N = 0.9 x 6000 = 5400 mahasiswa
10

Untuk mendapatkan nilai sampel kami menggunakan Rumus Slovin . Pada


penelitian maksimal kesalahan yang bisa di ambil adalah 5%. Untuk itu kami bisa
menggunakan rumus Slovin (Sujarweni V, 2008).
*
n = +,(*-. / )
e = presentase kesalahan

0122
n = +,(0122-2.20/ )
n = 373 mahasiswa.

Dengan hasil 373 mahasiswa kami menyebarkan kuisioner untuk 390


orang mahasiswa supaya hasil yang di dapat lebih terpercaya. Grafik yang
disajikan diatas diambil dari tabel berikut.

Tabel 4. Jumlah Sisa Makanan


Jumlah sisa makanan Responden
Tidak ada sisa 188
Setengah sendok 146
1 sendok 43
2 sendok 7
3 sendok 6

Nilai-nilai di atas dapat mewakili jumlah seluruh mahasiswa yang ada di


Universitas Kristen Petra dalam hal sisa makanan. Maka dari itu kami mengambil
rata-rata kemudian dikalikan dengan jumlah mahasiswa dan mendapatkan rata-
rata makanan sisa tiap mahasiswa per hari dengan satuan gr.
1 sendok makan = 14,3 gram
Jumlah makanan sisa per mahasiswa/hari = 5.43 gram
Rata-rata jumlah sampah organik yang dihasilkan setiap hari dari
mahasiswa di kantin Universitas Kristen Petra adalah 29,3 Kg. Terlihat sedikit
namun sampah organik yang dihasilkan bukan hanya dari sana saja namun dari
depot-depot makanan yang ada dikantin juga memiliki sisa masakan yang di
buang, juga dari daun-daun kering yang jatuh dari pohon-pohon dalam lingkungan
kampus.

5.2 Hasil penelitian di Rumah Kompos


Setelah pergi ke rumah kompos yang ada di Universitas Kristen Petra, kami
berhasil mendapatkan data yang menjadi parameter dalam penelitian kami. Data-
data yang kami peroleh yaitu:
- Jumlah sampah organik yang masuk ke Rumah kompos tiap hari
biasanya sekitar 2 kubik atau setara dengan 338 kg
Dengan jumlah sampah 338 kg bisa dibayangkan kalau setiap hari di
buang ke TPA pasti akan membuat tumpukan yang cukup besar, namun
Universitas Kristen Petra dapat mengurangi tumpukan sampah yang
dapat menyebabkan berbagai polusi walaupun sedikit.
11

- Jumlah sampah yang di dapatkan sebagian besar berasal dari kantin,


dapur hotel gedung A, dan juga daun-daunan.
- Jumlah kompos yang dihasilkan mencapai 175 kg per satu kali proses
yang memakan waktu sekitar 9 hari setiap proses.
- Rumah kompos sudah berdiri sejak 2014 dan semenjak saat itu
Universitas Kristen Petra sudah tidak pernah lagi membuang sampah ke
TPA.
- Kompos yang dihasilkan di bagi ke warga sekitar secara gratis tanpa
ada biaya apapun termasuk biaya administrasi.
- Tidak ada sisa proses pengolahan sampah organik sampai menjadi
kompos.
Ini adalah hal yang sangat baik dalam menekan jumlah sampah organik,
karena ternyata proses pengolahan ini tidak menyisakan hasil apa-apa,
sehingga masalah pengolahan sampah di UK Petra benar-benar tuntas.
- Warga yang mau mengambil hanya perlu membuat surat dari RW
sekitar dan langsung mengambil ke Rumah Kompos tanpa halangan
apapun.
- Kompos yang di bagikan diatur sehingga tidak ada warga yang
mendapatkan kompos secara berlebihan.
- Sampah organik yang diolah membutuhkan zat pengurai sebelum
menjadi kompos yang di buat sendiri oleh rumah kompos.
- Beberapa hal yang menjadi masalah utama sehingga menghambat
proses siklus organik di rumah kompos.
1. Rumah kompos harus kembali memilah sampah yang masuk
karena dari pihak kantin, maupun dapur tidak menyeleksi sampah
dengan benar dan bahkan kadang tidak di pilah sama sekali. Hal ini
berdampak pada menurunnya jangka waktu pengolahan dan kalau
sampai di biarkan ada sampah non-organik yang masuk dapat
membuat mesin lebih mudah rusak.
2. Warga yang datang mengambil kompos tidak pernah membawa
karung sendiri sehingga pihak rumah kompos harus
menyediakannya terus menerus.
3. Awalnya tidak ada timbangan sehingga agak kesulitan untuk
membagikan kepada warga secara merata. Selain itu jumlah
kompos yang dihasilkan dan sampah yang masuk awalnya tidak
pernah diketahui jumlah pastinya.

5.3 Hasil wawancara kepada masyarakat.


Kami melakukan beberapa wawancara kepada masyarakat mengenai apa
yang mereka rasakan dan bagaimana hasil dari pupuk kompos yang dihasilkan
oleh UK Petra ke tanaman yang mereka tanam.
12

- Masyarakat sangat bersyukur dan puas terhadap pelayanan yang di


berikan oleh rumah kompos Universitas Kristen Petra. Tidak pernah
ada halangan saat ingin mengambil pupuk kompos.
- Kebanyakan tanaman yang bisa dihasilkan adalah sayur-sayuran.
Mengingat komposisi kompos sebagian besar dari daun-daunan.
- Perekonomian warga semakin baik karena tidak perlu membeli pupuk
kompos waktu menanam dan tidak perlu mengkuatirkan masalah
kualitas sayur karena selama ini selalu baik.
- Masyarakat berharap rumah kompos selalu berjalan karena sangat
membantu.
Berikut proses pengolahan sampah organik di rumah kompos

Sampah Pemilahan Pencampuran

Pengayakan Penggilingan

Gambar 2. Siklus Pengolahan Sampah Organik di Rumah Kompos

- Pertama-tama sampah yang telah di kumpulkan di bawa ke rumah


kompos
- Sampah tersebuh kemudian di pilah untuk menghilangkan sampah
anorganik yang masih ada seperti sarung tangan, plastik, dll.
- Kemudian untuk mempercepat proses penguraian, sampah tadi
kemudian di campur dengan bakteri baik yang di buat oleh rumah
kompos sendiri.
a. Bakteri baik di buat dari tempe yang dihancurkan bersama tape
b. Kemudian dimasukan kedalam air dengan bentuk bulatan-
bulatan kecil, selain itu di berikan tambahan yakult
c. Dibiarkan selama seminggu, setelah seminggu bakteri baik siap
di pakai.
- Setelah di campur bakteri baik, sampah kemudian di giling
menggunakan mesin sampai hancur
- Tumpukan sampah dari penggilingan kemudian di buat dan di biarkan
sampai sampai menjadi halus karena terurai, kalau masih ada yang
berukuran cukup besar akan di giling kembali.
- Setelah itu tumpukan yang sudah halus di ayak menggunakan mesin
dan di masukkan kedalam karung.
- Kompos siap di bagi
13

5.4 Siklus Organik


Kalau mau di lihat ternyata tercipta suatu siklus yang cukup menarik di
lingkungan Universitas Kristen Petra. Siklus ini kami namakan sebagai Siklus
Organik Universitas Petra (SOUP).

Kantin

Rumah
Pasar
Kompos

SOUP
Sayuran Kompos

Warga

Gambar 3. Siklus Organik Universitas Kristen Petra

Bagan di atas menunjukan siklus organik yang terjadi di Universitas


Kristen Petra. Ini adalah suatu hal yang sangat menarik dan tidak diketahui
banyak sekali orang yang ada di sekitar dan di dalam UK Petra.
- Makanan yang ada di kantin di jual, di beli dan di makan oleh
mahasiswa. Sisa makanan dan sisa proses memasak di buang dan di
kumpulkan oleh petugas kebersihan.
- UK Petra memiliki cukup banyak pohon sehingga dedaunan yang
jatuh juga cukup banyak. Petugas kebersihan mengumpulkan daun-
daunan dan digabung bersama sampah dari kantin kemjudian di bawa
ke Rumah kompos.
- Rumah kompos mengolah sampah tersebut menjadi kompos
- Kompos yang sudah jadi di kumpulkan dan menunggu sampai di
angkut oleh warga dengan syarat membawa surat dari RW.
- Warga memanfaatkan kompos yang diberikan untuk menanam sayur-
sayuran sehingga bisa di jual untuk keperluan ekonomi.
- Sayur-sayuran di jual ke pasar dan di beli oleh banyak orang salah
satunya pihak kantin UK Petra.
- Kemudian diklus ini kembali lagi dari awal.
Sebagai mahasiswa awalnya kami tidak menyangka bahwa ada satu siklus
menarik yang terjadi di dalam lingkungan sekitar kampus, ternyata sampah yang
dihasilkan oleh para mahasiswa juga berguna bagi mereka dan masyarakat.
14

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Pemanfaatan sampah organik ini sangat baik dalam menekan jumlah
sampah yang dihasilkan tiap harinya. Sebagai bentuk dukungan kepada
pemerintah ini adalah salah satu bentuk dukungan yang sangat efektif karena
dampak baiknya bisa di rasakan oleh lingkungan, masyarakat sekitar dan
mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian juga bisa di lihat bahwa masyarakat
sangat bersyukur dan mendukung upaya ini karena menguntungkan bagi
perekonomian. Disisi lain Universitas Kristen Petra juga meningkatkan relasi
yang baik dengan warga sekitar. Bagi lingkungan tentu saja ini berdampak karena
berhasil menekan jumlah sampah yang di bawa ke TPA.

6.2 Saran
Akan sangat baik kalau semua institusi terutama Universitas yang
menghasilkan sampah organik dalam jumlah yang cukup besar untuk melakukan
hal yang sama. Mungkin diawal mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk
membeli beberapa alat namun ini adalah investasi jangka panjang bagi lingkungan
hidup sekitar yang jauh lebih berharga.
15

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan. 2010. 'Prinsip-Prinsip


Pengelolaan Sampah'. Jakarta.

Badan Pusat Statistik 2018, ‘Statistik Lingkungan Hidup Indonesia’, Jakarta.

Brata, K.R. dan A. Nelistya., K.R. dan A. Nelistya, 2008, LRB, Penebar Swadaya,
Jakarta.

Mahyudin, P. R., 'Kajian permasalahan pengelolaan sampah dan dampak


lingkungan di tpa (tempat pemrosesan akhir)', Jukung Jurnal Teknik
Lingkungan, vol. 3, no. 1, hh. 66-74.

Rahmawati 2018, 'Teknik pengelolaan limbah rumah tangga berbasis komunitas',


Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman, vol. 2, no. 1, hh. 41.

Rukmana, R 2007, ‘Bertanam Petsai dan Sawi. Kanisius’, Yogyakarta.

Saraswati, R, Santosa, E & Yuniarti, E, ‘Organisme perombak bahan organik’,


Pupuk Organik dan Pupuk Hayati, no. 10, hh. 213.

Setyotini, D. R., & Saraswati, dan Anwar, E. K. 2006. Kompos. Jurnal Pupuk
Organik dan Pupuk Hayati. 2(3), 11-40.

Sujarweni, V 2008, ‘Belajar mudah SPSS untuk penelitian skripsi, tesis, disertasi
& umum’, Yogyakarta.

Syam, A 2003, ‘Efektivitas Pupuk Organik dan Anorganik terhadap Produktivitas


Padi di Lahan Sawah’ Jurnal Agrivigor vol. 3, no. 2,h h 232–244.

Wahyono, S 2010, 'Tinjauan manfaat kompos dan aplikasinya pada berbagai


bidang pertanian', JRL, vol. 6, no. 1, hh. 29-38.

Wihardit, K 1999, ‘Perspektif Global’ Jakarta.

Wiratini, N, Lasia, I, Maryam, S & Retug, N 2015, ‘Pelatihan membuat kompos


dari limbah pertanian di subak anakan desa mas kecamatan ubud’, vol. 4,
no. 2, hh. 193.

Zoer’aini, I. D 2012 , ‘Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya’, Jakarta.

Zulfa, V, Max, M, Hukum, I & Ilyas, I 2016, ‘Isu-isu kritis lingkungan dan
perspektif global’, JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen
Lingkungan, vol. 5, no. 1, hh. 2.
16

LAMPIRAN

Lampiran 1. Penggunaan Dana


Total Anggaran Dana Rp. 11.527.000,-
1. Peralatan Penunjang
Justifikasi Jumlah (Rp)
Material Harga Satuan
Pemakaian
Timbangan 1 buah Rp. 1.000.000,- Rp. 1.000.000,-
Duduk
Sekop 2 buah Rp. 30.000,- Rp. 60.000,-

Gerobak Sampah 1 unit Rp. 2.000.000,- Rp. 2.000.000,-

Akses Internet 3 bulan Rp. 50.000,- Rp. 150.000,-

Sub Total (Rp) Rp. 3.210.000,-

2. Bahan Habis Pakai


Justifikasi Jumlah (Rp)
Material Harga Satuan
Pemakaian
Yakult 3 pak Rp. 9.000,- Rp.27.000,-

Tempe 45 bungkus Rp. 3.000,- Rp. 135.000,-

Air Tebu 10 liter Rp. 25.000,- Rp. 250.000,-

Tape 20 kg Rp. 15.000,- Rp. 300.000,-

Karung 100 buah Rp. 2.000,- Rp. 200.000,-

Sarung Tangan 200 pasang Rp. 9.000,- Rp. 1.800.000,-


Karet
Bolpoin 15 buah Rp. 3.000,- Rp. 45.000,-

Kertas HVS 3 rim Rp. 50.000,- Rp. 150.000,-

Penjilidan 5 eksemplar Rp. 2.000,- Rp. 10.000,-

Tinta Printer 4 warna Rp. 150.000,- Rp. 600.000,-

Sub Total (Rp) Rp. 3.500.000,-

3. Perjalanan
Justifikasi Jumlah (Rp)
Material Harga Satuan
Perjalanan
17

Transportasi beli 3 bulan Rp. 300.000,- Rp. 900.000,-


keperluan
Ongkos kirim 5 pengiriman Rp. 50.000,- Rp. 250.000,-
barang
Sub Total (Rp) Rp. 1.150.000,-

4. Lain-Lain
Material Justifikasi Harga Satuan Jumlah (Rp)

Penggandaan 200 lembar Rp. 250,- Rp. 50.000,-


kuisioner
Konsumsi 60 hari/3 orang Rp. 60.000,- Rp. 3.600.000,-

Sub Total (Rp) Rp. 3.650.000,-

Total (Keseluruhan) Rp. 11.527.000,-


18

Lampiran 2. Bukti Pendukung Kegiatan

Gambar 4. Tumpukan sampah organik yang sudah di haluskan Gambar 5. Mesin penggiling sampah

Gambar 6. Rumah Kompos Universitas Kristen Petra Gambar 7. Tumpukan sampah organik

Gambar 8. Salah satu acara uk petra membagikan Gambar 9. Petinggi UK Petra menanan bersama
kompos dan sembako gratis warga menggunakan pupuk kompos

Anda mungkin juga menyukai